7 minute read

Pelunasan Lelang

4

UMKM Jadi Tulang Punggung Nasional

Advertisement

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menginginkan produk UMKM mendapatkan tempat strategis di pusat perbelanjaan. Dukungan terhadap produk UMKM sangat penting untuk memompa perekonomian nasional.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam pidatonya pada pembukaan Festival UMKM Joglosemar bertajuk Artisan Of Java di Candi Borobudur, dilansir detik.com, Kamis (20/5). Pagelaran tersebut merupakan event puncak dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GNBBI).

Jokowi menegaskan, semua pihak harus terlibat dan ikut bergerak dalam GNBBI, khususnya untuk memastikan produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi tuan rumah di pasar nasional.

“Beri tempat terbaik bagi UMKM kita untuk memperkenalkan dan memasarkan produkproduknya,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, usaha tersebut bisa dilakukan memasarkan produk UMKM di area-area-strategis. Salah satunya di area depan tempat perbelanjaan atau mal.

Jokowi pun ingin areaarea publik dan transportasi umum yang dikelola pemerintah dan BUMN gencar mempromosikan produk UMKM. Dengan begitu, tidak hanya pasarnya saja terbuka, tapi daya saingnya juga bisa meningkat.

“Produk UMKM harus lebih banyak mengisi airport, rest area dan tempattempat wisata tempat strategis lainnya,” kata Jokowi.

Dengan memajukan produk UMKM, Jokowi yakin pemulihan ekonomi nasional bisa terakselerasi. Alhasil pertumbuhan ekonomi pun bisa merata dan UMKM bisa jadi tulang punggung ekonomi nasional di masa depan.

“Bukan di Festival Joglosemar saja, tapi kebangkitan produk dalam negeri pasar nasional dan kompetitif di pasar global dan UMKM naik kelas,” ucap-

nya. (mr/vi) PRESIDEN - Presiden Joko Widodo menginginkan produk UMKM mendapatkan tempat strategis di pusat perbelanjaan.(ist)

IHSG Ditutup Menguat

JAKARTA - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (20/5) sore ditutup menguat, namun diprediksi masih rawan terkoreksi kembali.

IHSG ditutup menguat 37,01 poin atau 0,64 persen ke posisi 5.797,6. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 7,77 poin atau 0,91 persen ke posisi 862,53.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana di Jakarta, Kamis, mengatakan, meskipun kecenderungan bursa global melemah, secara teknikal IHSG berpeluang menguat.

“Namun demikian penguatan hanya dalam jangka pendek saja dan masih rawan untuk koreksi kembali. Dapat kita cermati untuk sentimen dalam negeri dimana pada kuartal II 2021 pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen dikarenakan adanya berbagai stimulus yang sudah digelontorkan,” ujar Herditya, dilansir antaranews.com, Kamis (20/5).

Dibuka melemah, IHSG tak lama menguat dan terus berada di zona hijau hingga akhir perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor terkoreksi dengan sektor energi turun paling dalam yaitu minus 0,72 persen, diikuti sektor properti & real estat dan sektor barang baku masingmasing minus 0,48 persen dan minus 0,3 persen.

Sedangkan delapan sektor meningkat dengan sektor infrastruktur naik paling tinggi yaitu 3,49 persen, diikuti sektor barang konsumen primer dan sektor teknologi masing-masing 1,51 persen dan 1,48 persen.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp17,78 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 987.725 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,31 miliar lembar saham senilai Rp10,51 triliun. Sebanyak 252 saham naik, 239 saham menurun, dan 147 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 53,8 poin atau 0,19 persen ke 28.098,25, Indeks Hang Seng turun 143,52 poin atau 0,5 persen ke 28.450,29, dan Indeks Straits Times meningkat 0,96 poin atau 0,03 persen ke 3.105,17.(mr/vi)

Hingga 2024, Pertamina Cari Dana Rp1.334 T

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) membutuhkan pendanaan US$ 92 miliar atau setara Rp1.334 triliun (kurs Rp 14.500) hingga 2024. Sebanyak US$ 40 miliar atau Rp 580 triliun di antaranya berasal dari sumber eksternal perusahaan.

Direktur Utama (Dirut) Pertamina, Nicke Widyawati, menjelaskan, pendanaan dari eksternal ini bisa bersumber dari kemitraan, loan (pinjaman), dan bond (surat utang).

“Jadi kalau dilihat tahun 2020-2024, investasi Pertamina yang direncanakan adalah US$ 92 miliar, total value-nya dimana kita rencanakan minimal US$ 40 miliar ini harus dari external resources baik kemitraan, loan ataupun bond, dan ini semuanya ditangani di holding,” katanya, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, dilansir detik.com, Kamis (20/5).

Di kesempatan lain, Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini pernah mengatakan, mayoritas kebutuhan belanja US$ 92 miliar tersebut untuk sektor upstream US$ 64 miliar. Rinciannya, untuk merger dan akuisisi US$ 45 miliar, BD organik US$ 14 miliar, dan NBD organik US$ 5 miliar.

Lalu untuk sektor downstream US$ 20 miliar, dengan rincian kilang baru dan upgrade kilang eksisting US$ 18 miliar, serta distribusi dan pemasaran infrastruktur US$ 2 miliar.

Berikutnya untuk gas, power dan NRE US$ 8 miliar. Rinciannya adalah pipa T&D US$ 4 miliar, liquefaction & tegas unit US$ 300 juta, IPP US$ 3 miliar dan lain-lain US$ 700 juta.

“Ini yang tentunya kalau kami melakukan sendiri tentunya balanced kami juga overstretch datanya. Kita akan mengharapkan dari sisi capital financing apakah itu dari commercial bank, apakah dari multilateral, kemudian dari SWF dan juga tentunya dari SMI, dan juga other financier yang lain,” jelasnya, Kamis (4/3) lalu. (mr/vi)

April, Nilai Ekspor dan Impor Riau Turun

PEKANBARU - Nilai ekspor Riau April 2021 sebesar US$ 1,60 miliar. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 10,46 persen dibanding ekspor Maret 2021.

Hal ini diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik Riau, Misfaruddin, melalui rilis, Kamis (20/5).

Menurutnya, ekspor non migas April 2021 sebesar US$ 1,43 miliar. Jumlah tersebut juga mengalami penurunan 11,51 persen dibanding ekspor non migas Maret 2021.

“Kontribusi seluruh ekspor Riau terhadap nasional sebesar 8,68 persen,” terangnya.

Secara kumulatif, tambahnya, nilai ekspor Riau Januari-April 2021 sebesar US$ 6,04 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 45,27 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Demikian juga ekspor non migas sebesar US$ 5,41 miliar, mengalami kenaikan sebesar 33,55 persen.

Sementara impor Riau sama dengan ekspor, di mana nilai impor Riau juga turun. Nilai impor Riau April 2021 sebesar US$ 88,12 juta, mengalami penurunan sebesar 26,11 persen dibanding impor Maret 2021.

Demikian juga impor non migas April 2021 sebesar US$ 83,88 juta, mengalami penurunan sebesar 27,72 persen dibanding impor non migas Maret 2021.

Secara kumulatif nilai impor Riau Januari-April 2021 sebesar US$ 398,70 juta atau menurun sebesar 15,00 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Demikian juga impor non migas mencapai US$ 387,25 juta atau menurun sebesar 6,43 persen.

“Untunglah neraca Perdagangan Riau bulan April 2021 surplus sebesar US$ 1,52 miliar, dengan demikian kumulatif selama Januari-April 2021 surplus sebesar US$ 5,64 miliar,” pungkasnya.(rls/vi)

Harga Tempe Stabil

Kemendag Apresiasi Pelaku Usaha Kedelai

JAKARTA - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, mengapresiasi dukungan importir dalam menjaga stabilitas harga kedelai impor ditingkat pengrajin tahu dan tempe di tengah naiknya harga kedelai di dunia.

Pada puasa dan Lebaran 2021, harga kedelai tetap stabil, tidak melebihi Rp10.000 per kilogram (kg) sehingga harga tahu tetap terjaga di kisaran Rp650 per potong dan tempe Rp16.000 per kg ditingkat pengrajin.

“Kami menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas komitmen dan dukungan pelaku usaha kedelai dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pada puasa dan Lebaran 2021,” kata Oke, di Jakarta, dilansir antaranews. com, Kamis (20/5).

Berdasarkan tren harga yang dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia masih mengalami kenaikan. Pada pertengahan Mei 2021, harga kedelai dunia berada di kisaran 15,86 dolar AS per bushels (Rp10.084 per kg harga akhir), naik sekitar 11,2 persen dibanding April 2021 yang tercatat sebesar 14,26 dolar AS per bushels (Rp9.203 per kg harga akhir).

“ M e s k i p u n demikian,kami menjamin stok kedelai masih mencukupi untuk kebutuhan industri tahu dan tempe nasional,” kata Oke.

Memperhatikan harga kedelai dunia yang terus alami kenaikan tersebut, Oke memaklumi harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe akan mulai bergerak naik pada kisaran Rp10.500 per kg dan berpotensi mengerek harga tahu dan tempe di tingkat pengrajin.

“Akan terjadi penyesuaian harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe dikarenakan komoditas kedelai asal Amerika Serikat ini belum memasuki masa panen. Selain itu juga ditengarai permintaan kedelai dari negara lain seperti Tiongkok sebesar 7,5 juta ton pada April 2021 yang berdampak pada tingginya harga kedelai dunia sampai dengan saat ini,” jelas Oke.

Kemendag, lanjut Oke, secara periodik terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia, baik ketika terjadi penurunan ataupun kenaikan harga. Hal ini bertujuan untuk memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin dan di tingkat pasar tahu dan tempe berada di tingkat wajar.

Oke mengimbau para importir agar memastikan dan menyalurkan stok kedelai secara rutin kepada seluruh pengrajin tahu dan tempe, termasuk anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Puskopti provinsi maupun Kopti kabupaten/kota seluruh Indonesia dengan tetap memperhatikan harga kedelai yang terjangkau.

Selain itu, importir diimbau untuk memotong rantai distribusi dengan menyalurkan langsung kepada industri pengrajin, khususnya di daerah kota/ kabupaten yang dekat dengan lokasi gudang importir atau distributornya guna mendapatkan harga terjangkau di tingkat pengrajin.

“Produksi tahu dan tempe harus terus berjalan meskipun terjadi peningkatan harga kedelai dunia sehingga masyarakat masih tetap mendapatkan tahu dan tempe sebagai sumber protein dengan harga terjangkau,” pungkas Oke.(mr/vi)

This article is from: