18052012-metroriau

Page 21

21

RIAU HARI INI

METRO RIAU JUMAT 18 MEI 2012

Indonesia-Malaysia harus Bentuk Kaukus Parlemen JAKARTA - Ketua MPR RI Taufiq Kiemas berinisiatif membentuk Kaukus Parlemen Indonesia-Malaysia. Ini terkait memanasnya intensitas konflik antara kedua negara serumpun tersebut, seperti disampaikan Taufiq usai menerima kunjungan delegasi pemerintahan Malaysia. Kunjungan itu dipimpin Minister in the

Prime Minister’s Office and Chairman of Inter-Parliamentary Union of Malaysia (selevel Menteri Kordinator Politik Hukum), Hon Dato’ Seri Mohamed Nazri Abdul Aziz, di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta, Kamis (17/5). Pertemuan berlangsung 60 menit itu, Taufiq menilai, insiden Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malayisa, dikhawatirkan akan menyulut renggangnya hubungan dua

Negara serumpun tersebut. “Beberapa persoalan yang akhir-akhir ini membuat hubungan Indonesia dan Malaysia renggang seperti penembakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Lombok di Malaysia. Untuk itu kedua negara harus membentuk Kaukus Parlemen,” katanya kepada Metro Riau. Taufiq mengatakan anggota Parlemen RI-Malaysia, berasal dari DPR, MPR dan DPD RI serta

Parlemen Malaysia. Karenanya, jika ada persoalaan nantinya tidak terlalu banyak melibatkan banyak pihak, untuk bisa cepat teratasi. “Jika ada persoalan, tidak banyak orang yang terlibat, satu orang bicara bisa selesai,” katanya. Kesempatan lain, terkait calon generasi muda untuk menduduki jadi pemimpin negara, katanya, ia serahkan hal ini kepada anak muda untuk ambil alih tongkat estafet

kepemimpinan. Ia menilai, pimpinan dimaksud termasuk istrinya Megawati Soekarno Putri maupun Aburizal Bakrie. Kedua orang itu adalah sama-sama ketua umum masing-masing dari PDI Perjuangan dan Golkar. “Saya seratus persen yakin. Saya yakin. Mudah-mudahan sadarlah kalau anak muda lebih banyak. Generasi anak muda itu banyak di MPR dan DPR,” katanya. (bambang)

Taufiq Kemas

LINTAS

GAS Siap Sukseskan MTQ ke-42 TEMBILAHAN - Sebagai salah satu kecamatan yang terletak jauh dan berada di ujung Kabupaten Indragiri Hilir, Pemerintah Kecamatan Gaung Anak Serka beserta seluruh komponen masyarakat menyatakan siap mensukseskan perhelatan akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an ke-42 tingkat kecamatan, akan digelar di Teratak Sepakat, Kelurahan Teluk Pinang pada 20-23 Mei 2012 mendatang. Berbagai persiapan telah dilakukankan dalam rangka mendukung sukses perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tersebut, yaitu sukses penyelenggaraan, sukses syi’ar Islam, sukses prestasi dan sukses pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Camat Gaung Anak Serka (GAS), Anwar SSos, Kamis (17/5) mengatakan pelaksanaan MTQ yang sumber dananya berasal dari swadaya masyarakat tersebut nantinya akan diikuti sebanyak 72 peserta yang merupakan utusan dari 10 desa dan 2 kelurahan di Kecamatan GAS. “Untuk setiap kategori yang dipertandingkan pada MTQ nantinya, desa dan kelurahan mengirimkan utusan sebanyak 2 peserta, yakni 1 laki-laki dan 1 perempuan, sehingga utusan dari setiap desa dan kelurahan tersebut berjumlah sebanyak 6 peserta,” tutur Anwar. Dijelaskannya, disamping sebagai kegiatan rutin yang dilaksanakan di Kecamatan GAS, MTQ tersebut juga sebagai persiapan untuk mengikuti MTQ tingkat kabupaten yang akan dilaksanakan di Kecamatan Gaung atau tepatnya di Desa Kuala Lahang. Untuk itu, ia berharap kepada seluruh peserta agar dapat mempersiapkan diri sebelum bertanding, sehingga dapat menunjukkan kemampuan dan prestasi terbaiknya dalam membaca Al Qu’an. “Kita berharap semoga dalam MTQ ini akan muncul talenta-talenta berbakat, khususnya dalam membaca Al Qur’an, untuk seterusnya menjadi wakil Kecamatan GAS pada MTQ tingkat kabupaten,” imbuhnya. Pembukaan MTQ tersebut nantinya akan dimulai pada Minggu (20/5) sore, dengan menggelar pawai akbar, yang diikuti oleh seluruh pelajar dan siswa, UPTD, PNS, serta masyarakat di Kecamatan GAS. Adapun kategori yang akan dipertandingkan pada MTQ tersebut, antara lain tingkat Ibtidaiyah, tingkat Tsanawiyah dan tingkat Aliyah. (zulfadli)

PT MAN Nilai Peserta KKPA Ingkar Janji PASIR PENGARAIAN – Peserta pola Kredit Koperasi Primer Anggota (KKPA) warga Desa Payung Sekaki dan Desa Pagar Mayang, Kecamatan Tambusai Utara dinilai tidak mentaati kesepakatan sebagaimana tertuang didalam perjanjian teradap PT. Merangkai Artha Nusantara (MAN) sebagai bapak angkat. Ironisnya, PT MAN mengaku mengalami kerugian mencapai Rp9 miliar. Adapun kerugian tersebut berasal dari hasil produksi Kebun Kelapa Sawit di wilayah Desa Pagar Mayang seluas 168 hektar dan Kebun Payung Sekaki seluas 127 hektar. Hasil produksi itu diduga telah di panen alias ‘dijarah’ warga selama 30 bulan. “Padahal semua poin-poin kesepakatan jelas tertulis, namun peserta KKPA mengabaikan kesepakatan tersebut,” aku Kuasa Hukum PT MAN Sanggam Marbun SH MH kepada Metro Riau Kamis (18/5) di kantornya Jalan Pembangunan Pekanbaru. Menurutnya, kesepakatan kerjasama pola KKPA berawal dari surat permohonan Kepala Desa Payung Sekaki meminta kesediaan PT MAN supaya bersedia menjadi bapak angkat. Isi surat perjanjian tersebut pihak pertama akan membiayai pembuatan kebun Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) IV, dan setelah berproduksi maka kebun plasma akan diserahkan kepada pihak kedua dan anggotanya. Selain itu, pengurus harus menyediakan lahan kebun inti untuk PT MAN, selain kebun plasma untuk peserta KKPA. Menyikapi kesepakatan dan perjanjian antara pihak pertama dengan pihak kedua yang sampai saat ini mengalami jalan buntu, Wakil Bupati Kabupaten Rokanhulu Ir. Hafith Syukri,MM angkat bicara dengan menghimbau, agar kepada kedua belah pihak untuk membicarakan penyelesaian atau solusinya. “Kita menyadari perusahaan butuh kondisi yang kondusif dalam berinvestasi dinegeri seribu suluk ini, sebaliknya masyarakat juga butuh patner sebagai mitra yang bermuara saling menguntungkan. Kita akan coba mediasi antara masyarakat dengan pihak perusahaan. Kita tidak mau di Rohul ini terjadi peristiwa seperti di Masuji Provinsi Lampung pada akhirnya menelan korban,” ungkap Wabup Hafith Syukri. (palas)

Robot Saxai Duri Wakili Riau Ajang Kopertis X DURI – Kontes robot diselengarakan Direktorat Regional Perguruan Tinggi (Dikti) Wilayah Regional I di STMIK Potensi Medan, pada 3 -5 Mei lalu, Amik Mitra Gama Duri mewakili Riau melalui karya Robot Saxai. Sebelumnya, robot ini berhasil menduduki peringkat ke delapan dalam kategori Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI). Ini disampaikan Direktur Amik Mitra Gama, Pauzun SKom MSc kepada Metro Riau, Rabu (16/5). “Kalau Robot Saxai, robot cerdas mampu memadamkan kebakaran dan mendeteksi titik api serta mampu memadamkan api. Semoga kita masuk peringkat tiga besar dalam kompetisi olehraga tersebut,” jelasnya. Pauzun mengatakan peserta yang ikut dari perguruan negeri dan swasta se-Sumatera. Sementara sembilan mahasiswa Amik turun dalam kontes itu. Untuk robot Saxai ada tiga mahasiswa dibimbing dosen Muslim. Sementara enam mahasiswa lain dibimbing dosen Heribudi, kru robot @miga. Dirinya menambahkan, bahwa sangat berharap tahun depan mampu lebih berprestasi lagi. Amik Mitra Gama Duri bukan saja mewakili Riau. (eric)

Sungai Pengambang Tercemar

Warga Petani Nilai BLH Bengkalis tak Transparan Penulis: Eric, Duri

DURI – Warga Desa Petani, Kecamatan Mandau, kecewa dengan kinerja Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bengkalis. Badan ini dinilai tidak transparan terkait belum dipaparkannya hasil pengambilan contoh air di Sungai Pengambang tercemar diduga limbah Chevron. Bahkan, pihak perusahaan Chevron di Amerika Serikat (AS), akan disurati. Padahal, BLH Kabupaten Bengkalis sudah menyakini adanya pencemaran limbah dari Pematang GS. Sebelumnya warga sudah dijanjikan akan menerima hasil laboratorium selama dua minggu. Namun, hingga kini warga belum menerima laporan tersebut. Ini dikesalkan warga Desa Petani melalui Kepala Desa (Kades) Petani Rianto SH kepada Metro Riau, Kamis (17/5). Kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkalis itu sudah tak betul. Katanya janji dua minggu, tapi nyatanya tak ada juga,” geramnya. Menurut Rianto, beberapa waktu lalu, melalui Staf Pengawas Lapangan BLH, Agus turun ke lapangan mengatakan hasil tersebut akan keluar setelah dua minggu. Namun, sudah berbulan-bulan tidak kunjung datang hasilnya. “Padahal masyarakat tidak banyak menuntut. Alat berat beserta truk milik PT Wahanakarsa Swandiri sempat ditahan masyarakat juga sudah dibebaskan tanpa syarat. Hingga saat ini,

BLH Bengkalis terkesan tutup mata. “Apa yang sudah dilakukan, masyarakat sudah turun bersama – sama dengan tim kepolisian dari Polda Riau, BLH Bengkalis dan juga Chevron. Kok, sampai sekarang belum juga kami terima. Ada apa ini?” terangnya.Rianto menjelaskan, warga Desa Petani merasa terluka dan kecewa atas kinerja BLH Bengkalis, yang cenderung berpihak ke perusahaan. Bahkan, pihaknya aktif menghubungi BLH Bengkalis, namun jawabannya hanya disuruh untuk menunggu dan bersabar dulu. “Hingga saat ini, kami belum mendapatkan surat dari Chevron terkait hasil laboratorium. Saya pun akan membuat surat ke Chevron Amerika mengenai permasalahan ini, agar cepat terselesaikan. Biar mereka Amerika tahu, mana demokrasi itu?” ancamnya. Padahal selama ini, tambahnya, warga Desa Petani sudah memberikan kepercayaan kepada pihak pemerintah, perusahaan dan aparat keamanan untuk menjaga hasil sample air yang

DRAINASE BERMASALAH - Jalan Bukit Barisan selalu digenagi air mesti hujan menguyur sesaat, Kamis (17/5). Masalah parit atau drainase sebagai saluran air pembuang selalu menjadi masalah ditemui di Kota Pekanbaru. (asgar) di ambil di Sungai Pengambang. Ditakutkan, bila hasil sample air itu diuji lama-lama, maka mereka akan katakan bahwa sungai

Dari Workshop PWI Riau

Wartawan harus Miliki SKW WARTAWAN sebagai salah satu pilar demokrasi di negeri ini, dituntut untuk selalu profesional, penuh dedikasi dan memiliki integritas tinggi dalam bekerja sehingga sesuai dengan kompetensi. Ini dapat terwujud bila pelaku utama jurnalistik memiliki standart kompetensi tersebut. Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Dewan Pers, Agus Sudibyo menyampaikan ini saat sosialisasi Sertifikasi Kompetensi Wartawan (SKW) digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Riau di Hotel Pangeran Pekanbaru, Rabu (16/5). “Keharusan sertifikasi wartawan ini berdasarkan peraturan Dewan Pers Nomor 1 tahun 2010 tertanggal 22 Februari 2010 sebagai bentuk antisipasi atas berbagai kondisi terjadi di bidang sosiologis, ekonomis maupun politis juga berpeluang memunculkan dampak negatif. Dijelaskannya, trend stagnasi leadership dan viewership, krisis kepercayaan publik seba-

gai akibat rendahnya profesionalisme media serta perkembangan on line media yang terus meningkat, adalah beberapa hal yang menjadi alasan kenapa Dewan Pers mensyaratkan adanya Standar Kompetensi Wartawan. “Itu dari asfek sosiologisekonomisnya, sedangkan dari asfek politisnya adalah adanya kecenderungan kuat dari pemerintah untuk mengatur kehidupan pers. Makanya sebelum kita disertifikasi oleh Pemerintah, lebih baik kita melakukan sertifikasi secara mandiri,” tegas Agus. Melalui uji kompetensi, terus Agus, seorang wartawan akan diposisikan untuk mengetahui, menyadari, memahami dan mentaati etika jurnalistik sehingga dalam perjalanannya terhindar dari penyalahgunaan profesi serta dapat menjaga martabat pers dimata publik, melalui materi ujian yang mencakup kategori kesadaran, pengetahuan dan keterampilan/skill. Menurutnya ada 3 jenjang kompetensi wartawan yakni muda, madya dan utama, dima-

na dari satu jenjang kejenjang berikutnya berjarak 3 tahun. “Artinya, untuk dapat mengikuti atau mendapatkan sertificate wartawan madya, seorang wartawan harus sudah menjalani status sebagai wartawan muda (dibuktikan dengan sertificate) selama 3 tahun, demikian halnya ketika ingin meningkat dari status madya ke status utama, diperlukan ‘perjalanan’ selama 3 tahun,” ungkapnya. Selain SKW, lanjutnya, Dewan Pers juga mewajibkan adanya Standart Kompetensi Media (SKM) yang penilaiannya akan mencakup standart gaji karyawan yang diberlakukan perusahaan media, standart oplah serta kekayaan/modal. Kata Agus, dengan SKW ini nantinya, bukan hanya akan menjadi pelindung bagi kesejahteraan wartawan selaku ujung tombak perusahaan media, namun juga dapat menjadi benteng tegaknya kredibilitas media sehingga diharapkan tidak ada lagi media yang ‘terbit pagi tenggelam petang’. (yeni)

KETUA Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Dewan Pers, Agus Sudibyo (tengah depan) bersama sejumlah wartawan saat workshop sosialisasi Sertifikasi Kompetensi Wartawan (SKW) digelar PWI Cabang Provinsi Riau di Hotel Pangeran Pekanbaru, Rabu (16/5). (yeni)

itu tidak tercemar. Terpisah, Manager PGPA PT Chevron Pasifik Indonesia (CPI) Sumatera, Usman Slamet kepada Metro Riau, bahwa pihaknya membantah bila hasil laporan pengambilan sample air tidak disampaikan. Malah pihaknya, meyakini hasil uji laboratorium sudah diberi-

kan kepada pemerintahan desa melalui Chevron Kota Duri, beberapa waktu lalu. “Kita sudah memberikan laporannya ke Pemerintahan Desa Petani, melalui Chevron Kota Duri. Di dalam surat tersebut telah dijelaskan bahwa air yang telah diambil tidak tercemar,” singkatnya. *

Hina Wartawan, Kasek Bangko Minta Maaf BAGANSIAPIAPI - Kepala Sekolah (Kasek) SMP Negeri 1 Bangko, Bagansiapiapi, Zakaria akhirnya meminta maaf kepada sejumlah wartawan media. Sebelumnya, ia pernah menuding wartawan sudah mengganggu aktivitas proses belajar mengajar, dengan merongrong dirinya. Ini terjadi, saat memberikan kata sambutan resmi pada acara perpisahan siswa kelas III, Rabu (15/5) lalu dan membuat seluruh awak media berang karena profesinya dikucilkan. Kasek SMPN 1 Bangko akhirnya memohon maaf dan menarik kembali ucapannya sesaat setelah diberondong pertanyaan dari para wartawan bertugas di Kabupaten Rokan Hilir. “Pernyataan Kasek ini sudah melecehkan profesi wartawan. Apalagi dirinya mengemukakan perongrongan atas dirinya tersebut saat menyampaikan pidatonya di hadapan para wali murid dan para guru SMPN serta pejabat teras Pemkab Rohil yang saat itu hadir. Ironisnya, dia (Zakaria) tidak menyebutkan siapa oknum wartawan yang telah merongrong dirinya. Berarti dia telah melecehkan seluruh korps wartawan yang ada di Rohil,” ucap Ketua PWI Perwakilan Rohil, Muryadi kepada Metro Riau. Pada acara perpisahaan saat itu, Zakaria dengan lantang menyatakan dan menyinggung berlangsung acara perpisahan, Rabu (15/5) lalu berkat kesepakatan bersama antara sekolah dan Komite sekolah dengan para orang tua wali siswa. Namun, dirinya tidak senang diberitakan oleh salah satu media yang tidak disebutkannya telah melakukan pungutan liar. Pernyataan Zakaria di hadapan khalayak umum tersebut dinilai suatu bentuk pelecehan profesi wartawan yang tidak dapat ditolerir khususnya wartawan Rokan Hilir. Saat dikonfirmasi Metro Riau, Kasek Zakaria merasa menyesal dan meminta maaf telah mengucapkan bernada pelecehan terhadap profesi wartawan. Apalagi sejumlah wartawan di Bagansiapiapi bertubi-tubi mengkonfirmasi dirinya tentang pernyataannya tersebut. “Maaf ya atas segalanya, bukan tuan orangnya yang saya maksud. Adalah orangnya dan tidak mungkin kita sebutkan. Kalau tersinggung, maaf yang sebesar-besarnya,” tutur Zakaria sambil membuat pernyataan maafnya lewat secarik kertas permohonan maaf yang dibuatnya diatas materai dan berjanji tidak akan diulangnya lagi dihadapan para awak media lainnya. (najib)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.