150513

Page 9

9

sambungan Razia Usai apel siaga itu, tim dari Kuansing langsung bergerak menuju perbatasan. Mereka menaiki tiga kapal pompong yang masing-masing memuat 25 orang petugas. Ditambah tiga speed boat yang bermuatan 10 orang pejabat penting di Kabupaten Kuansing. Mereka adalah Bupati Kuansing H Sukarmis, Wakapolres Kuansing Kompol Haldun, Kepala Kejaksaan Negeri Teluk Kuantan Maryono, PabungKodim Inhu Mayor (Inf) Riau Purwanotor, ditambah beberapa kepala dinas serta perwira polisi dan TNI. Sayangnya, karena medan berbatuan tiga kapal pompong gagal mencapai perbatasan dan terpaksa pulang ke Camp Batu Sirah. Bahkan, satu pompong sempat menabrak batu besar dan terhempas ke dinding batu. Sedangkan tiga speed boat tetap melaju ke perbatasan. Di saat pergerakan tim menuju perbatasan, sekitar pukul 12.30 WIB, terlihat konsentrasi massa di Jembatan Ma’rifat Marjani. Jembatan ini menghubungkan Desa Lubuk Ambacang dan Desa Koto Kombu, atau sekitar 200 meter dari kantor Camat Hulu Kuantan. Massa yang diduga warga Desa Koto Kombu ini menolak operasi penertiban PETI. Pasalnya, sebagaian besar mereka bermata pencaharian di sana. Massa kemudian bergerak menuju kantor camat melalui pasar Lubuk Ambacang. Nah, saat melintas di depan kantor camat, massa mengamuk dan melempari batu ke kantor itu. Tak itu saja, massa yang jumlahnya seratusan itu juga merusak mobil-mobil pejabat yang parkir di halaman kantor itu, termasuk bus Dalmas Polres Kuansing dan truk Dalmas Satpol PP Kuansing. Lalu, massa bergerak ke arah Jembatan Ma’arfat Marjani. Sesampai di depan pasar Lubuk Ambacang, sekitar 50 meter dari kantor camat, massa kembali merusak beberapa mobil dinas yang parkir di depan pasar itu, Diantara mobil yang rusak parah diamuk warga di pasar Lubuk Jambi masing-masing BM 3 K milik Kajari Teluk Kuantan, mobil dinas Wakapolres Kuansing, mobil dinas Kabag Umum Setda Kuansing,

dan dua mobil wartawan. Seluruh kaca mobil yang dirusak hancur. Beruntung mobil dinas bupati dan Ketua DPRD Kuansing luput dari perusakan karena tidak ada di sana. Setelah 20 menit mengamuk di depan pasar itu, massa kembali berkumpul di Jembatan Ma’arifat Marjani. Tim gabungan yang gagal mencapai perbatasan tadi langsung disigakan mengantisipasi aksi anarkis lanjutan massa. Kasat Binmas Polres Kuansing, AKP Mahmudin, langsung memimpin 60 petugas. Mereka bergerak menuju Lubuk Ambacang dengan menaiki dua kapal pompong. Sedangkan satu tim lagi bergerak menuju kantor camat. Setiba di Lubuk Ambacang, petugas langsung bergerak memblokir Ma’arifat Marjani. Tujuannya agar warga Desa Koto Kombu tidak menyeberang ke Lubuk Ambacang dan mengulangi aksi mereka. Petugas lalu merengsek massa menjauhi jembatan menuju ke Desa Koto Kombu. Sayangnya, aksi petugas ini malah menyulut emosi massa. Mereka melempari petugas dengan batu dan kayu. Bahkan, jumlah mereka pun bertambah banyak. Orang tua, anak-anak, dan kaum ibu ikut bergabung menyerang petugas. Tidak hanya melempari petugas di jembatan, massa juga melempari pompong tim yang datang dari Camp Batu Sirah menuju Lubuk Ambacang. Bahkan, pompong terakhir yang datang dari Camp Batu Sirah dikejar warga hingga ke dalam sungai Kuantan. Ratusan warga berlarian membawa batu dan kayu mengejar pompong itu. Melihat aksi nekad massa yang menjurus anarkis ini, petugas di atas jembatan mulai bertindak tegas. Tembakan gas air mata ke arah massa pun dilepaskan diiringi puluhan tembakan peringatan ke udara. Kontan saja, massa kocar kacir. Mereka berlarian ke arah Desa Konto Kombu. Petugas baru bisa mengendalikan situasi di lapangan sekitar pukul 16.00 WIB. Walau begitu, menurut Kapolres Kuansing AKBP Wendry Purbyantoro, petugas tetap disiagakan di jembatan itu guna

mencegah terulangnya amuk massa. Wendry mengatakan, pihaknya telah memiliki sejumlah nama yang diduga sebagai provokator dalam aksi anarkis massa itu. “Mereka akan segera kita tangkap,” tegas Wendry. Wendry membantah petugas telah kecolongan dalam aksi anarkis massa itu. Katanya, aksi anarkis itu terjadi saat petugas penjaga mobil para pejabat di Lubuk Ambacang sedang istirahat makan siang. “Lagi pula massa bergerak sangat cepat dengan menggunakan sepeda motor,” terangnya. Untung saja dalam aksi anarkis itu tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka. “Hanya kantor camat dan 17 mobil yang dirusak warga,” katanya. Terkait hasil operasi penertiban PETI itu, Wendry menerangkan, petugas berhasil menangkap 57 kapal mesin dompeng yang dijadikan alat penambangan emas. “Semua kapal mesin dompeng itu sudah dibakar petugas,” katanya. Sementara itu dihubungi secara terpisah, Wakapolres Kuansing, Kompol Haldun, menduga aksi anarkis massa itu ada kaitannya dengan penertiban PETI. “Indikasinya memang ada kaitannya antara penertiban PETI dengan aksi perusakan 17 mobil tersebut. Laporan dari aparat yang berada di lokasi juga menyebutkan ke arah itu,” tutur Haldun. Dijelaskan Haldun, saat tindak anarkhis perusakan 17 mobil yang diparkir di Pasar Lubuk Ambacang tersebut, sebenarnya ada beberapa polisi yang bertugas menjaga, namun karena jumlah perusak sekitar 100 orang, aparat tak bisa berbuat apa-apa. “Petugas kami malah dikejar-kejar massa. Sehingga lebih memilih menyelematkan diri,” ujarnya. Atas tindakannya tersebut, Haldun menilai merupakan pelanggaran hukum serius yang pasti akan dilakukan pengusutan setuntasnya. Sejumlah pelaku sudah terindentifikasi dan sedang dilakukan pengejaran. “Ini tidak bisa lagi dibiarkan. Mereka sudah melakukan perlawanan terhadap aparat. Pasti akan kita tindak sesuai hukum yang berlaku,” janjinya. (idi susianto/ris)

DIRUSAK - Kaca mobil wartawan yang parkir di depan kantor Camat Hulu Kuantan hancur dirusak ratusan massa, Selasa (14/5). Massa diduga menentang operasi penertipan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang digelar kemarin. (idi susianto)

Klewang Pengakuan Adang ini dibenarkan R, salah seorang anggota geng motor pimpinan Klewang yang turut diamankan petugas. R yang tampil dengan selubung penutup wajah ini membeberkan hubungan seks bebas di antara sesama geng motor. Geng motor cewek yang dikenal dengan sebutan Sincan, sering ‘dikapai’ Klewang. “Kalau tak mau diajak hubungan, Klewang akan menampar cewek-cewek itu. Akhirnya, cewek geng motor kapan Klewang suka harus melayani,” kata R. Tidak hanya Klewang saja yang melakukan hubungan seks tersebut. Masih menurut para tersangka lainnya, di kelompok mereka juga sudah terbiasa sesama geng berbuat seks bebas. “Geng kami sering melakukan seks bebas, ramairamai. Itu Klewang yang mengajari,” kata F tersangka lainnya. Masih menurut para tersangka, seks bebas di kalangan mereka juga dilakukan juga bersama anak kandung Klewang bernama Bambang yang menjabat sebagai panglima. Kini si panglima tengah menjalani hukuman penjara. “Ya, pokoknya jabatan panglima bebas berbuat seks. Ya pokoknya gitulah, kadang lokasinya di stadion, kadang suatu tempat yang sepi,” cerita para tersangka. Adang menyebutkan Klewang adalah ayah dari enam anak dan kakek dari dua cucu. Pria kelahiran Brebes, Jawa Ten-

gah, 15 Maret 1955 itu dijerat sebagai otak dari puluhan aksi brutal geng motor di Pekanbaru. Klewang yang sudah terkena stroke ringan itu juga dituduh melakukan berbagai tindak kekerasan, seperti pengeroyokan, penganiayaan, perampokan, pemerkosaan, perampasan, hingga otak perencana aksi kekerasan geng motor. Namun, Klewang yang dijumpai di tahanan Polresta Pekanbaru, Selasa (14/5), membantah semua tuduhan itu. ”Semua itu tidak benar. Tidak ada itu,” ucap Klewang. Kendati begitu, Klewang yang besar di Jalan Dahlia Kota Pekanbaru sejak 1958 itu membenarkan dirinya mendapatkan setoran dari geng motor sebesar Rp5 ribu per orang setiap minggu. Dia pun mengaku mengenal sejumlah anak baru gede yang terlibat dalam geng motor Exalt to Coitus atau Exalt to Creativity (XTC) Pekanbaru. ”Saya kenal beberapa. Yogi, Piko, Jefri teman Bambang,” ujar Klewang. Bambang, nama terakhir yang disebutkan Klewang merupakan anak kandungnya yang juga menjabat sebagai Ketua Club Motor XTC Pekanbaru. Klub motor XTC itu didirikan Bambang pada 2010, sepulang dari merantau ke Bandung, Jawa Barat. Klub motor yang berpatronase kepada pimpinan pusat XTC Bandung itu kemudian mengambil markas di ru-

mah Klewang, dan dibina langsung oleh Klewang. Adang Ginanjar mengatakan Bambang, Ketua XTC Pekanbaru saat ini sudah ditahan dan menjadi terpidana di LP Pekanbaru. Bambang ditangkap dalam kasus penyerangan geng motor yakni pelemparan batu di pos jaga Markas Polresta Pekanbaru pada 2012 lalu. ”Dari Bambang, pengembangan kasus lalu menjurus terhadap otak perencana aksi brutal geng motor yakni si Klewang. Klewang adalah ayah dari Bambang, ia mengatur langsung penyerangan ke Kantor Polresta Pekanbaru,” jelas Adang seperti dirilis dari mediaindonesia.com. Sejak itu, perburuan polisi terhadap Klewang mulai dilakukan. Klewang sendiri, kata Adang, sudah tidak asing lagi di mata kepolisian. Pada Kamis (9/5), sekitar pukul 13.00 WIB, Klewang berhasil diciduk bersama dua tersangka lainnya yaitu Fitra Zakaria (18) dan Ari Zulkarnain (17). Ketiganya diringkus satuan reserse Polresta Pekanbaru, saat berada di markas mereka di sebuah bedeng pekerja PT Wijaya Karya (WIKA) di Kompleks Stadion Utama Riau Jl Naga Sakti Pekanbaru. ”Polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa senjata tajam, celurit, tombak, yang diduga dipakai untuk aksi kejahatan geng motor Klewang,” ungkap Adang. (iwan)

METRO RIAU RABU, 15 MEI 2013

Kesbangpolinmas gp gp Riau Minta NGO G Asing Punya Izin Daerah Daera ae ah erakan aktifitas NGO. “Karena saat para aktifis NGO ini masuk ke daerah, kita yakin mereka punya kepentingan tertentu. Kalau tidak terpantau, kita jadinya tidak tahu apakah yang mereka lakukan di daerah tersebut berdampak positif atau negatid bagi daerah,” tukasnya. Memang, lanjut Peri, setiap daerah terdapat Komunitas Intelijen Daerah (Kominda). Saat ini, Kominda lah yang menjadi garda terdepan memantau dan memberikan laporan Peri menambahkan, untuk NGO asing yang kegiatannya telah merugikan atau melakukan kegiatan diluar dari kewenangannya, bisa saja dilaporkan ke pihak ke-

polisian. Untuk pengawasan yang lebih baik, tambah Peri perlu adanya revisi undang-undang ormas. Salah satu pasalnya mengatur soal keberadaan NGO asing. “Revisi itu sedang dibahas di DPR. Saya pikir itu merupakan salah solusinya, “ ujar Peri. Pihak Kesbangpolinmas lanjutnya tetap melakukan pengawasan terhadap aktifitas NGO asing ini. Menanggapi NGO asing ini, anggota Komisi A DPRD Riau, Riki Hariansyah malah mempertanyakan independensi organisasi asing seperti WWF, Green Peace terkait aktifitas dan kontribusinya bagi Riau. Menurutnya sudah seharusnya pemerintah selektif dan lebih mempercayakan pengawasan pada unsur pemerintahan yang lebih jelas. “Buat apa pemerintah memberi kepercayaan pada lembaga yang hanya bisa berkoar-koar soal lingkungan hidup tapi pada kenyataannya perambahan

di beberapa kawasan di Riau terus berlangsung “ lugasnya. Politisi PKB ini menambahkan perambahan masif yang terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Padahal WWF ikut terlibat dalam pengelolaan kawasan konservasi tersebut. Kondisi ini tentunya membuat integritas WWF dalam perjuangannya untuk lingkungan patut dipertanyakan kembali. “Sejauh mana mereka berkontribusi, atau jangan-jangan ada sponsor tertentu yang mendalangi. Ini patut dan sangat perlu untuk dicermati. Untuk itu, kedepan diharapkan peran pemerintah yang lebih menonjol. Jika masalahnya kekurang personil ya ditambah. Kalau masalahnya kekurangan anggaran, di plot lewat anggaran daerah. Artinya kita punya lahan, kita punya kawasan, harusnya kita yang mengawasi. Tidak mesti mempercayakan pada NGO asing,” pungkasnya. (ris)

sea dengan memenangi final ini adalah sebuah rekor. “Kami akan menjadi tim pertama yang berturut-turut menjuarai Liga Champions dan Europa League (di era UEFA Champions League),” tandas kiper Petr Cech. “Itu akan menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa dan memberikan kami sebuah trofi Eropa lagi untuk ditaruh di Stamford Bridge. Itu akan membanggakan kami,” lanjutnya. Di masa lalu Chelsea juga pernah menjuarai kompetisi Eropa yang lain. Mereka dua kali merengkuh titel Piala Winners di tahun 1971 dan 1998. Mereka juga memiliki trofi Piala Super Eropa di tahun 1998. Dengan demikian, apabila bisa mengatasi Benfica, trofi Chelsea di level Eropa memang akan bertambah. Kendati begitu, Chelsea dipastikan bakal kesulitan. Walau diunggulkan dari karena diperkuat banyak pemain bintang, namun Benfiquistas tak bisa dianggap enteng, mereka unggul dalam teknik individu. “Tentu saja, Chelsea adalah favorit dengan skuat berimbang yang mereka punya dan juga dengan pemain mahalnya. Tapi dalam pandangan saya, pemain Benfica punya teknik yang lebih baik,” papar Sven Goran Eriksson. Eriksson pernah melatih Benfica pada periode 1982–1984 dan 1989-1992. “Teknik (pemain) Benfica sangat baik. Mereka mengendalikan bola dengan baik dan memainkan pertunjukan yang bagus,” lanjutnya lagi seperti

diberitakan Reuters. Benfica, yang adalah juara Liga Champions 1961 dan 1962, punya pemain-pemain dengan skil individu sangat baik, yang dianggap akan jadi salah satu senjata untuk mengandaskan Chelsea. Di lini tengah mereka memiliki Nicolas Gaitan dan Nemanja Matic. Gaitan bisa dipasang sebagai playmaker atau winger dan menjadi salah satu pilar Benfica setelah diboyong dari Boca Juniors tahun 2010. Pun begitu dengan Matic yang datang sebagai bagian dari kesepakatan dengan Chelsea untuk penjualan David Luiz di 2011. Untuk urusan menjebol gawang lawan, Benfica punya pencetak gol tajam dalam diri Oscar Cardozo serta Lima dan Rodrigo. Ketiganya total melesakkan 71 dari 118 gol Benfica di seluruh kompetisi musim ini. “Final kompetisi Eropa selalu unik. Sesaat setelah mereka memulai pertandingan, kekalahan atas Porto (akhir pekan kemarin) akan hilang dari ingatan mereka,” lanjut Ericsson merujuk pada kekalahan 1-2 Benfica di Liga Portugal akhir pekan kemarin. Pelatih Benfica Jorge Jesus menyebut laga final Liga Europa menghadapi Chelsea akan bisa membangkitkan lagi kejayaan The Eagles di ‘Benua Biru’. “Saya tahun Benfica punya momen-momen hebat dalam sejarah olahraga yang terjadi di tahun 1960-an. Saya lahir di tahun 1954, tapi saya ta-

hu sejarah klub ini karena saya membacanya dan itu digambarkan melalui foto-foto di pusat latihan,” sahut Jorge Jesus di situs resmi UEFA. “Memenangi Liga Europa akan menjadi momen yang sangat penting buat sejarah klub dan juga untuk pemain serta staf. Masuk ke final adalah capaian hebat tapi meraih kemenangan akan menjadi lebih luar biasa lagi,” lanjut pelatih 58 tahun itu. Malang buat Benfica, mereka menjelang laga krusia tersebut dengan hasil tak memuaskan setelah kalah 1-2 atas FC Porto akhir pekan lalu. Namun Jorge Jesus meyakini kalau anak didiknya siap untuk laga yang akan digelar di Amsterdam Arena tersebut. “Benfica selalu berada dalam tekanan saat mereka bermain dan kami menyadari itu untuk setiap kompetisi yang kami jalani, target kami adalah masuk ke final dan menang,” lanjutnya lagi. Pemain bertahan Chelsea, David Luiz, mengatakan timnya harus berhati-hati dengan filosofi permainan Benfica. Ia juga mengajak rekan-rekannya untuk terus fokus sepanjang laga. Luiz pernah empat tahun membela Benfica sebelum hijrah ke The Blues, sehingga dinilai tahu benar gaya permainan mereka. Bersama gelandang asal Brasil, Ramires, mereka berdua menjadi tulang punggung tim tersebut saat menjuarai Liga Portugal musim 2009/2010. (mr/ris)

ke tokonya karena siang harinya akan banyak warga Tionghoa berbelanja untuk persiapan ritual sembahyang kubur. “Melihat korban tidak sadarkan diri, para tersangka menyeret tubuh korban ke dalam toko yang pintu depannya sudah terbuka. Pelaku lalu mengambil dompet korban yang berisi uang Rp500 ribu dan uang di laci toko Rp150 ribu, dua unit handphone senter. Kemudian pelaku mengumpulkan kertas sembahyang dan membakar kertas itu di dalam toko,” ungkap Suhartono. Usai melakukan aksinya, para pelaku melarikan diri ke Desa Terus Kecamatan Pulau Merbau, dan bermalam di desa itu selama satu malam. Paginya, Kamis (4/4), mereka berangkat ke Pekanbaru lewat pelabuhan Buton, Siak. Begitu tiba di Pekanbaru, sekitar pukul 14.00 WIB, ketiganya langsung menaiki bus tujuan Jakarta. Kemudian dilanjutkan lagi ke Bekasi. “Ongkos perjalanan mereka adalah uang dari korban dan dari menjual handphone korban, totalnya Rp1,7 juta,” papar Suhartono. Rencananya, kata Suhartono, penyidik akan membuat dua berkas perkara yang berbeda. Firdaus dan Awi dijadikan satu berkas perkara dengan tuduhan penganiayaan berat hingga menewaskan korban. Satu lagi untuk tersangka Gunawan yang hanya membantu kedua temannya. “Keterangan motif sakit hati atas perbuatan tidak senonoh korban terhadap salah seorang tersangka masih kita dalami,” terangnya. Istri Korban Lega Mendengar tiga tersangka

pembunuh Tjin Boe tertangkap, isteri korban, Winarmi mengaku lega. Selain berharap ketiganya dihukum seberat-beratnya, Winarmi juga meminta penyidik segera menguak motif pembunuhan suami dari para tersangka. “Saya sudah agak tenteram mendengarnya. Kita ingin mereka dibunuh seperti mereka membunuh suami saya. Saya ingin dia dihukum mati, tapi tidak langsung mati dulu, harus disiksa dulu baru dimatikan dan dibuang ke hutan biar dimakan binatang buas,” tutur Winarmi. Winarmi mengatakan keluarganya sangat sedih dan tak karuan serta bingung sejak Tjin Boe alias Aphe terbunuh. Terutama saat melihat kedua anaknya yang masih belia sering menangis bila mengingat bapaknya. “Semenjak ditinggal, kita sekeluarga sedih dan bingung tak karuan, apalagi kedua anak saya menanyakan bapaknya sambil menangis. Saya juga ikut menangis melihatnya,” ujarnya. Winarmi juga merasa sangat ingin mengetahui tujuan suaminya dibunuh. Karena kalau hanya ingin mengambil barang atau merampok, kenapa suaminya harus dibunuh juga. “Saya ingin itu terungkap, mana tau ada pelaku yang lain,” ucapnya. Gegerkan Selatpanjang Seperti diketahui, tewasnya Tjin Boe sempat menggemparkan warga Selatpanjang. Tjin Boe, yang sehari-harinya sudah membuka tokonya pukul 05.00 wib, ditemukan tewas mengenaskan dengan luka bersimbah darah dengan kondisi

bagian depan rukonya terbakar oleh sang istri. Teriakan histreris sang istri, sempat menarik perhatian warga, terutama para pemilik toko. Warga langsung berhamburan ke lokasi TKP. Saat itu, korban masih bernyawa, dengan dibantu beberapa warga korban dilarikan ke salah Klinik Sundari untuk mendapatkan pertolongan medis Namun nyawa Tjin Boe tak tertolong, lelaki paruh baya yang dikenal sopan dan ramah ini menghembuskan nafas terahirnya diatas becak dalam perjalana ke klinik Sundari. Tidak hanya kabar tewasnya Tjin Boe, keberhasilan tim Buser Polsek Tebing Tinggi membekuk ketiga tersangka tersebut juga sempat menggemparkan warga. Betapa tidak, setelah jejaknya hilang ditelan bumi selama 40 hari, foto ketiga tersangka saat dibekuk tim buser Polsek Tebing Tinggi yang dipimpin Kantireskrim Poslek Tebing Tinggi Ipda Suhartno Yakub, Brigadir Andi Purba dan Birptu Yoga Satria, sempat beredar di blackberry warga kota Selatpanjang. “Kita apresiasi positif keberhasilan Polsek Tebing Tinggi dalam mengungkap dan menangkap para tersangka pelaku tindak criminal tersebut. Dan soal tindak lanjutnya, kita serahkan pada pihak aparat penegak hokum untuk melanjutkan proses hukumnya. Kita harapkan dengan citra positif ini akan memicu kinerja pihak kepolisian dalam mengayomi dan memberikan jaminan keamnan bagi masyarakat di Meranti,” ungkap Wabup Drs H Masrul Kasmy. (susanto/ris)

PEKANBARU-Keberadaan lembaga Non Government Organization (NGO) asing di Provinsi Riau selama ini tidak terpantau oleh Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Untuk itu Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Provinsi Riau meminta Non Government Organization (NGO) asing juga harus mempunyai izin dari daerah. Kepala Bidang Fasilitasi Organisasi Politik dan Kemasyarakatan pada Badan Kesbangpolinmas, Peri Yusnadi, Selasa, (14/5) mengatakan izin dari daerah itu tujuannya untuk memudahkan pihaknya memantau aktifitas NGO tersebut. “Jadi izinnya tidak hanya dari Kementerian Luar Negeri saja,” kata Peri. Jadi, lanjut Peri, di daerah pun, izin keberadaan NGO tersebut tidak hanya di tingkat provinsi. Bahkan jika diperlukan izinnya juga ada dari kecamatan. Izin yang hanya dari Kementrian Luar Negeri, diakui Peri menjadi salah satu kendala pihaknya memantau perg-

Kesempatan Gelar terakhir yang mereka raih adalah trofi Liga Champions musim lalu, yang merupakan titel Eropa kasta tertinggi pertama dalam sejarah mereka. Setelah gagal mempertahankan piala itu --hanya finis nomor tiga di fase grup-- Chelsea juga kehilangan kesempatan meraih gelar di musim ini ketika kalah dari klub Brasil, Corinthians, di final Piala Dunia Antarklub di Yokohama, Jepang, pertengahan Desember lalu. Selanjutnya, John Terry dkk kandas di semifinal Piala Liga Inggris, serta dihentikan Manchester City di babak semifinal Piala FA. Di kompetisi Premier League mereka juga kalah bersaing dengan duo Manchester: United dan City. Baru pada akhir pekan lalu tim besutan Rafael Benitez itu memastikan diri finis di posisi empat besar, usai mengalahkan Aston Villa di pekan ke37. Paling tidak, mereka tetap akan tampil di Liga Champions musim depan. Kesempatan terakhir Chelsea untuk tidak bertangan hampa musim ini adalah di Europa League. Setelah terlempar di Liga Champions, mereka mampu bertahan di kompetisi kasta kedua di Eropa ini, dan akhirnya sampai ke jenjang final. “Si Biru” akan menghadapi wakil Portugal, Benfica, di Arena Amsterdam, Belanda, pada Kamis (16/5) dini hari WIB nanti. Selain untuk memenangi sebuah piala di musim ini, keistimewaan yang bisa dicapai Chel-

Polisi

Sementara Kanit Reskrim Tebing Tinggi, Ipda Suhartono Yakub menyebutkan pihaknya belum menemukan keterlibatan pihak lain yang menyuruh pelaku menghabisi nyawa korban. Walau begitu, penyidik sudah mulai mendalami motif pembunuhan pedagang Pasar Sandang Pangan Selatpanjang itu. “Dari keterangan ketiga tersangka, sementara kita menyimpulkan motif pembunuhan itu bermotifkan sakit hati antara korban dengan salah satu tersangka,” kata Suhartono. Selain itu, lanjut Suhartono, pembunuhan itu terjadi secara spontan. Pasalnya, korban memergoki ketiga tersangka yang akan mencuri di tokonya. “Para tersangka takut korban akan melaporkan mereka ke polisi,” katanya. Diceritakan Suhartono, pada hari Rabu tanggal 3 April 2013 lalu, sekitar pukul 03.30 WIB, tiga tersangka berniat mencuri di toko korban. Mereka mencoba mencongkel pintu belakang dengan linggis, namun tidak berhasil. Kemudian mereka beralih ke pintu bagian depan toko. “Ketika para tersangka mencongkel gembok pintu itulah korban muncul dan memergoki mereka. Korban bahkan sempat menangkap salah satu tersangka dan berencana melapor ke polisi,” tutur Suhartono. “Merasa terpojok dan ketakutan, salah seorang tersangka yang bernama Firdaus langsung mengambil linggis di lantai lalu dihantamkan ke kepala korban. Korban langsung terkapar,” lanjutnya. Masih menurut Suhartono, dari pengakuan keluarganya, korban sengaja datang lebih cepat


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.