140514

Page 3

IHSG

4.921,394

Metro Bisnis SANGHAI

2.050,73

HANG SENG

22.352,38

NIKKEI

STRAIT TIME 3.225,09

22.352,38

3000

3000

3000

3000

3000

2000

2000

2000

2000

2000

8396 8,396

1000 05/09

05/12

2 14 2,14

1000

05/13

05/09

05/12

90 77 90,77

1000

05/13

05/09

05/12

05/13

275 92 275,92

1000 05/09

05/12

3 METRO RIAU

1000 05/09

05/13

RABU

27 04 27,04 05/12

14 MEI 2014

05/13

memenangkan 1 dari total 50 Daihatsu u setiap bulannya diperiode Mei - Agustus 2014.

. .

SARING KEDELAI - Seorang penjual kedelai di Pekanbaru sedang menyaring kedelai, belum lama ini. Pemerintah Indonesia terpaksa memilih impor kedelai untuk mencukupi kebutuhan nasional sekitar 2 juta ton, sedangkan produksi kedelai dalam negeri hanya sekitar 1,2 juta ton. (yudi)

Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri

RI Terpaksa Impor Kedelai Penulis:Doris, Pekanbaru

PEKANBARU - Pemerintah Indonesia mengakui kesulitan memenuhi target kedelai dalam negeri. Alasan itu pula pemerintah terpaksa memilih impor kedelai untuk mencukupi kebutuhan nasional sekitar 2 juta ton, sedangkan produksi kedelai dalam negeri hanya sekitar 1,2 juta ton. “Jalan satu-satunya yakni impor kedelai karena produksi dalam negeri yang tidak cukup,� kata Menteri Pertanian Suswono kepada Metro Riau melalui Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, Selasa (13/5), terkait pencapaian swasembada kedelai. Menurut Syukur, target swasembada kedelai saat ini sulit dicapai. Apalagi tingkat kebutuhan dalam negeri semakin bertambah. “Target realisasi kedelai sebesar 1,5

juta ton tidak tercapai sehingga kami terus merevisi target tersebut,� katanya. Selain adanya peningkatan aksi konversi lahan, tambahnya, sehingga produktivitas petani kedelai selalu menurun. Apalagi perubahan iklim yang ekstrem sehingga menciptakan ketidakpastian panen bagi petani. “Dua hal inilah menjadi catatan Kementerian Pertanian dalam menyikapi kegagalan swasembada kedelai,� sebutnya. Alasan itu pula, pihaknya akan memperluas penanaman

palawija sebagai peluang terbaik untuk pencapaian peningkatan produksi kedelai maupun jagung. “Musim tanam sampai dengan Mei 2014, harus mencapai target sesuai rencana yang ditetapkan,� ujarnya. Menurutnya, berdasarkan pengalaman beberapa tahun terakhir, tambahnya, meminta agar permasalahan di lapangan dapat diselesaikan. Selain itu, beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain, mengkaji target produksi yang dapat dicapai secara maksimal, merumuskan langkah-langkah konkret untuk mengatasi hambatan penyaluran benih bersubsidi, merumuskan pola operasional, dan mekanisme pengawasan penyaluran pupuk yang lebih efisien. “Saat ini kita akan tinjau kembali, pengorganisasian dan cara kerja KP3 (Komunitas Peduli Pertanian dan Pemba-

Jalan satu-satunya yakni impor kedelai karena produksi dalam negeri yang tidak cukup

IR SUSWONO Menteri Pertanian

ngunan),� ujarnya. Terkait peran unit kerja pengendalian hama dan penyakit, menurut Syukur, pihaknya akan lebih mobile dan gerak cepat serta efektif dalam upaya meningkatkan operasionalisasi penyuluhan yang terpadu antara Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP), Dinas, Bakorluh, Bapeluh, dan Bantuan Petani Padi Puso (BP3).

“Kita akan terus intensifkan dan berkoordinasi di tingkat provinsi, kabupaten hingga kecamatan atau desa,� pungkasnya, dan menambahkan akan mengoptimalkan pelaksanaan anggaran untuk kepentingan kegiatan gerakan peningkatan produksi, dan menaati prosedur dan aturan yang berlaku sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. *

Kebutuhan Benih Ikan Naik 30 Persen JAKARTA - Kebutuhan benih budidaya perikanan mencapai 70 miliar pada 2014 dan diprediksi naik 30 persen pada 2015. Dengan estimasi kebutuhan perikanan budidaya tersebut, maka produksi ditargetkan mencapai 16 juta ton. “Untuk 2014 kebutuhan benih untuk udang saja capai 40 miliar. (Kebutuhan) akan naik 30 persen menjelang 2015,� kata Direktur Perbenihan Ditjen Perikanan Budidaya

KKP Djumbuh Rukmono dilansir republika online.com, Selasa (13/5). Menurutnya, komoditi dalam perikanan budidaya mencakup patin, lele, nila, mas, gurame, bandeng, udang, kakap, kerapu dan berbagai jenis lainnya. Sedangkan selain ikan, untuk rumput laut, kebutuhan benihnya mencapai satu juta ton. Djumbuh mengaku optimistis pasokan benih untuk

perikanan budidaya Indonesia akan mampu membuat produksi domestik bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara. Ia menyebut, saingan produk perikanan budidaya dalam integrasi kawasan mendatang akan datang dari Thailand. “Untuk perbenihan sebenarnya mereka di bawah 40 miliar. Namun di industri mereka menggunakan teknologi yang lebih canggih,� ujarnya. Guna menopang keterse-

diaan benih, Djumbuh mengklaim pihaknya akan merevitalisasi sentra-sentra perbenihan baik untuk ikan air tawar maupun ikan payau. Namun, upaya revitalisasi perbenihan yang dilakukan masih berkutat di sekitar pembinaan Unit Pembenihan Rakyat dan Hatchery Skala Rumah Tangga. “Kemudian dilakukan juga modernisasi unitunit perbenihan,� katanya. Saat MEA nanti, lanjut Djumbuh, diharapkan Indone-

sia mampu swasembada benih dan induk unggul. “Swasembada ini dapat dimulai dari kawasan minapolitan,� ujarnya. Namun, hingga pertengahan 2014, untuk memenuhi kebutuhan benih unggul komd0itas eskpor unggulan seperti udang vaname, Indonesia masih harus mengimpor 60 persen dari total kebutuhan nasional. Kebutuhan secara nasional untuk induk udang vaname mencapai 2,6 juta ekor. (int/dor)

Buah Lokal Kuasai 90 Persen Pasar Dalam Negeri JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan menegaskan 90 persen kebutuhan buah nasional dipasok oleh buah lokal tropis. Sedangkan sisanya berasal dari buah impor. “Sebenarnya buah produksi dalam negeri bisa men-supply 90 persen dari kebutuhan dalam negeri. Tapi jangan dianggap buah-buahan impor menguasai pasar kita. Itu terbalik,� kata Rusman dilansir detikfinance.com, Selasa (13/5). Rusman tidak menampik, untuk neraca perdagangan komposisi impor buah lebih tinggi daripada kegiatan ekspor buah tropis ke negara lain. Setidaknya pada tahun 2013, Indonesia harus mengimpor 459.318,5 ton buah dari beberapa negara. “Artinya buah yang kita ekspor seperti manggis, nanas, cavendish (pisang Ambon) itu nilainya masih lebih rendah daripada buah yang kita im-

por,� sebutnya. Rusman menjelaskan untuk menggenjot ekspor buah tropis, Indonesia masih terkendala sistem dan teknologi pertanian modern. Hasilnya buah-buah tropis Indonesia masih tergantung musim dan belum dikelola secara korporasi. “Kalau sekarang kan kita tergantung musim. Ada musim rambutan, ramai rambutan. Manggis juga begitu, persoalannya jumlah cukup tapi manajemen musimnya yang belum bisa lakukan,� katanya. Ia menjelaskan pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan ekspor daya saing komoditas buah tropis unggulan. “Salak Indonesia kan spesialis. Indonesia yang bisa menghasilkan salak kecuali Thailand. Walaupun dia gagal terus. Kita ekspor manggis. Serta buah-buahan umur pendek, seperti nanas, pisang,� jelasnya. (int/dor)

PANEN SAYUR - Seorang petani sayur sedang asyik memanen sayur bayam di kebunnya yang berada di Jalan Kartama Simpang Tiga Bukitraya, Pekanbaru. Harga sayur saat ini masih stabil di sejumlah pasar tradisional di Pekanbaru. (yudi)

.

Jl. Soekarno Hatta No. 53 Telp. (0761) 571900 Pekanbaru Jl. Sudirman No. 414-416-418 (Samp. Bukopin/Mayapada) Telp.(0761) 23686, 34730 Jl. Sudirman No. 115 Telp. (0765) 92878 Duri

Tahun Ini, Produksi Minyak RI Jeblok JAKARTA Harapan produksi minyak nasional pada 2014 sebanyak 1 juta barel/hari tidak akan tercapai, pasalnya proyek Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur sebanyak 160.000 barel/hari molor dari target. Akibatnya produksi minyak tahun ini maksimal hanya dapat dicapai rata-rata 820.000 barel/hari. “Secara resmi angka belum disampaikan, tapi kemungkinan kita hanya perkirakan produksi hanya 820.000 barel/hari,� kata Seketaris Satuan Kerja

Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Gde Pradyana dilansir detikfinance.com, Selasa (13/5). Ia mengakui, target produksi minyak dalam APBN 2014 sebanyak 870.000 barel akan sulit tercapai. “870.000 barel/hari sulit dicapai,� ucapnya. Salah satu penyebabnya tidak tercapainya target produksi minyak, karena produksi minyak dari Blok Cepu yang dikelola Mobil Cepu Limited (MCL) tidak sesuai target. (int/dor)

Perbankan RI Rentan Serangan Cyber Crime JAKARTA - Kejahatan teknologi informasi di dunia maya atau cyber crime terhadap dunia perbankan sangat besar. Penggunaan teknologi informasi di industri perbankan dipastikan akan diikuti dengan potensi risiko operasional. Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, berdasarkan laporan disusun oleh State of The Internet pada 2013, Indonesia berada di urutan kedua dari 5 besar negara asal serangan cyber crime, di mana tercatat sekitar 36,6 juta serangan cyber crime di Indonesia dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Sebaliknya, dari lapo-

ran yang dikeluarkan oleh Security Threat tahun 2013, Indonesia dianggap menjadi negara yang paling berisiko untuk mengalami serangan cyber crime. “Apabila tidak diantisipasi dengan cepat, maka kondisi ini akan sangat tidak menguntungkan pada saat industri perbankan kita sedang menyiapkan MEA,� kata Muliaman dilansir detikfinance. com, Selasa (13/5). Menurut Muliaman, statistik ini menunjukkan bahwa manajemen bank tidak bisa mengabaikan ancaman yang datang setiap saat dan dalam bentuk yang tidak perr nah diduga. (int/dor)

Akhirnya Freeport Bangun Smelter Sendiri JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan PT Freeport Indonesia akhirnya memilih opsi membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri. Dirjen Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM R Sukhyar mengatakan rencana tersebut tertuang dalam rencana kerja yang disampaikan Freeport serta hasil verifikasi tim independen. “Freeport akan membangun smelter sendiri. Dia akan menjadi legal entity-nya,� katanya dilansir bisnis.com, Selasa (13/5). Sukhyar belum memastikan dengan siapa Freeport bekerjasama dalam membangun smelter tersebut. Namun dia menyebut Freeport selaku legal entity akan

menjadi mayoritas dalam kepemilikan smelter. Menurutnya, dengan bekerjasama dengan Antam yang merupakan BUMN akan mendatangkan manfaat lebih besar. “Ada atau tidak adanya Antam, Freeport harus bangun. Kalau ada Antam tentunya bagus karena dia BUMN yang ikut didalam perkembangan Freepot. Nantinya tidak berhenti disini tapi bisa ke pengembangan tambang,� ujarnya. Dikatakannya, verifikasi progress pembangunan smelter Freeport masih berlangsung. Dia menyebut ada enam tahapan penilaian pembangunan smelter. Capaian tahapan itu berdasarkan total biaya yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan jumlah investasi. (int/dor)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
140514 by Harian Pagi Metro Riau - Issuu