My Story
METRO RIAU MINGGU, 8 September 2013
Cerpen Oleh: Kartika Catur Pelita
Di Kaki Bukit Kita Berakit
DIA SUDAH D TUA. Usianya U sudah tujuh puluh tahun lebih. Dia sudah jompo. TTapi kelihatannya masih gagah. Pekerr jaannya sehari-hari mengurusi tambak udang milik orang kota. Dia tinggal di gubug di pinggir tambak, seorang diri. Konon istrinya telah meninggal. Istri paling muda tentu. Istrinya yang lain memilih berpisah. Entahlah. “Dia pernah menikah lima kali, “ jelas Marjo. Lik Jo adalah tetangga terdekatnya. “Lik Jo kok tahu?” “Kebetulan Mbah Roso pernah cerita. Terkadang kami bebincang bila bertemu. Walau sering, percakapan kami hanya singkat. Mbah Roso sosok orang yang tak suka bergaul.” Ya…Mbah Roso adalah nama lelaki tua penjaga tambak itu. Setiap pagi dan sore dia terlihat memberi makan ikan, mengawasi tambak dari serangan orang –orang jahil. Yang suka mencuri isi tambak. Diam-diam menjala ikan, atau memancingnya. Padahal tahu…tambak ikan itu peliharaan orang. Aku juga salah satu orang yang penah menjarah isi tambak Mbah Roso. Suatu ketika, saat kebetulan sedang libur kerja, daripada bengong aku menuruti ajakan kedua temantemanku untuk memancing. “Mancing di mana sih?” “Ikut aja deh. Pokoknya dijamin dapat ikan banyak!” kata Lilo. “Bolehlah…” Aku menyiapkan pancingku. Juga mengeluarkan motorku. Bertiga kami berboncengan.Setengah jam kemudian kami sampai di rumah Antoni. “Lo…kok ke sini, sih?” Antoni tersenyum menukas keherananku. “ Motornya ditinggak di rumahku aja. Kita sana jalan kaki aja. Tak jauh kok.” Aku menurut. Kami melangkah menyusuri sawah. Pikirku kami pasti sedang menuju arah sungai besar. Karena aku tahu, tak jauh dari rumah Anton memang ada sungai Sikembu yang bermuara pada laut.Tapi dugaanku salah, ketika kedua temanku malah menuju tambak. “Kita memancing di sini, Ram,” Antoni menjelaskan. “Kita mancing di sini? Ini kan..” “Ya, tapi tambak ini sudah enggak ada yang punya. Padahal ikan dan udang masih banyak. Iya nggak, Lo?!” Lilo mengiyakan. Kami mencari tempat yang enak untuk memancing. Antoni mulai melepas kail. Benar tak menunggu lama,dia mendapat ikan bandeng besar. Menyusul kailku yang disambar ikan kemudian. Lilo tertawa senang mengangkat kailnya dan ikan gurame menggelepargelepar. Kami benar-benar sudah mendapat ikan banyak, ketika seorang lelaki tua, mengacung-acungkan
B
Bersua kita mengandangkan tepi bertemu simpang-simpang yang mabok menebus minyak tanah jadi api atau sekedar menelisik bisik di sepanjang garis landai kaki tumpu tak ada tiang agung dari penjelmaan tambat nenek moyang rupanya lupa membagi hutan batu padahal selisih tanam dan menebang sampai jua akhirnya ada pesta dansa diikuti jejak gemuruh berpucuk pucuk menamatkan syair setidaknya butang baju yang kita hitung tiap episode di meja judi akhirnya Tanjungpinang/2012
PERAHU KU cerita larian layar itu lama tak kudengar lagi, sekedar berbisik atau menghantarkan debar kemaren batu batu beradu tenggelam ada yang menari bersama ribuan tikam yang berombak kayuh kita terus menguras dan akhirnya tersesat di bukit bukit tak kusangka laut telah mati muda ah, nenekku seorang pelaut
KONDE KUALA tebing adalah kita dan batu berendam lagi tak ada tongkat musa belah pada hentak jalan seibu langkah menghintip pasang surut tali arus musim ada yang bermimpi berkasih kasih disetiap almanak cemas
JOMPO
duhai cinta ganjil malam rajut kerudung berisi tetak kenang layar itu ku pinjam biar lancang tak usah kau tunggu aku sayang Oi, mengapa kau lepaskan huruf huruf pukau, berurai Tun Fatimah dongeng Dang Mendu Ini bukan pesta konde tapi teruntuk sayang, di pulau ke tujuh “Kau ku timang timang anakku sayang” Tanjungpinang, 2012
goloknya ke arah kami, sambil menyumpah serapah. Marah-marah. Aku terperangah. Antoni menyeret tanganku. “Gawat bro yang jaga tambak datang….” “Kita lari aja!” “Yes, kita lari maraton!” Ternyata…diamput tenan! Mereka mengerjaiku. Katanya kami memancing di tambak tak bertuan. Tapi ternyata kami malah memancing ditambak yang dijaga penjaga galak! Hih takut! Mau tak mau kau mengikuti langkah seribu temanku. Kami berlari bagai dikejar anjing. Menyusuri pematang tambak, melewati pematang sawah. Penjaga tambak tak bisa mengejar kami, karena jaraknya sangat jauh. Tapi suara sumpah serapahannya terbawa angin, menendang telingatelinga kami.
uat teman2 yang mau curhatan tenn-tang cowok,sobatan, ortu, ato skul boleh2 aja. Atau sekadar kirim-kirim salam n cuap-cuap silakan aja kirimin ke dewacinta248@ymail. com atau ke no hp 085355715189. Curhatan atau cuapcuap kamu bakal di tampilin di halaman My Story setiap ming-gunya. Ditunggu y ;)
“Bedebah kalian, kalau ketangkap kubacok …kalian, kupotong…..” Sial…aku terengah -engah. Menyusul langkah Antoni. “Kalian sial, gila mengibuliku..!” “Kami pikir dia gak ada di sana, ” kata Lilo. “Ternyata 24 jam dia stanbay!” “Dia..galak amat.” “Namanya Mbah Roso. Dia memang penjaga tambak paling galak di banding yang lainnya.” “Oya…” “Apa tadi kau gak dengar ancamannya. Dia akan memotong-motong kita. Wuih serem!” Antoni terkekeh. Kami bertiga tertawa…haha-ha-ha! Kami membawa ikan ke rumah Antoni. Setelah dibersihkan ikan cukup dibakar , lalu dimakan dengan kecap
Dewa Curhat
dibumbui bawang merah dan cabe rawit. Woi, nikmatnya ikan gurame bakar dimakan dengan nasi putih pulen dan hangat kebul-kebul. . Weleh… weleh. ***** Kalau teringat kejadian itu..kadang aku marasa bersalah juga. Tapi namanya kenakalan anak remaja. Kupikir wajar-wajar aja. Yang tak wajar ketika pagi ini aku mendapat kabar dari Antoni. Tentang penjaga tambak bernama Mbah Roso itu. “Dia ditangkap polisi, bro.” “Ngapain? Maling?” “Nggak!” “Ngedarin narkoba?” “Nggaklah, bro.” Aku memandang Antoni. Penasaran. “Mbah Roso ditangkap karena berbuat cabul …” Aku tersedak. Minuman nyasar ke saluran pernafasan.
Uuuah! “Warga sekitar sini enggak pernah menduga kalau Mbah Roso ternyata bejat. Sepertinya dia orang baik. Memang sih orangnya galak, gak mau bergaul..tapi tak ada yang menduga dia sebejat itu!! Apalagi korbannya ternyata tak cuma anak perempuan, beberapa anak lelaki dicabulinya?” “Sodomi?” “Katanya sih cuma dipegang-pegang. Tapi apapun namanya tetap perbuatan bejat. Kasihan anak-anak yang menjadi korbannya. Untung seorang warga memergoki aksinya.” “Mbah Roso…” Perbuatan terkutuk yang dilakukannya. Benar-benar biadab! **** Kartika Catur Pelita, penuliss novel “Perjaka”(Akoer, 2011)) Kota Ukir, 11 Agustus 20133
S
S
KeNAlinn qu Sussy, Muw kIRIM sALAM bUAT anAK sIAK, dONI COw QU T’sYgG...............Sussy 085365478xxx HaLlo AQ AwaL Mau UcaPin Mat UltaH ke -16 Buat Sobat Ku IlHam, Moga Pjg Umurr, ..............Awal 0856657xxx Qu Indah Mau nyalamin semua genk pink cute, vera, leni, sisi en din2............Indah 0812768xxx DONNA NEY, MAU KIRIM SALAM AMA MAS DARTO, ALI, MBAK IRA DI TAPUNG.............Donna 0819587xxx qu valentino mau bilang met bobok buat vira, cewekku tersayang........Valentino 0857687xxx Yayan nech, mau tipsam buat semua anak bengkalis, di sma 1........Yayan 0852786xxx MeqUmm , qu Tian Mau TipSaMm wat Danu, VIco, Jerry, n Anto, HidUp Genk FU Naaaa..........Ti Bagi yang pengen salam-salamnya dimuat, kirim aja ke 085355715189
MENCARI SOLUSI DALAM PERSAHABATAN PENUH CINTA
Teman suka Ngutil
Halo Dc, gueDhean mau curhatan ama dc nech. Gue ade teman , suka bgt ngutilin alias ngambilin barang-barang gue. Udah gitu nggak ngerasa pulak, gimana caranya tuch ddc? Dhean-082174562xxx Jawaban: Halo Dhean yang baik. Ngeselin banget memang kalo barang yang kita miliki diambilin ama teman kita. Apalagi bila itu menjadi barang kesayangan kamu. Saran DC sich,
mulai dari Dhean nya dulu mesti antisipasi. Jangan sembarangan meletakkan barangbarang. Kamu perlu privasi , misalnya barang-barang pribadi jangan ditaruh di ruan-gan yang biasa digunakan untuk bermain bersama teman. Taruhlah barang-barang di ruang pribadi, semisal kamar. Selain itu, Dhean mesti tegas terhadap teman kamu untuk tidak ke tempat menyimpan barang tersebut. Sehingga barang-barang semisal laptop, hp, ataupun baju kesayangan kamu tidak diambilin lagi seenak hati orang lain.(*)
Teman Hobi Pamer HaLo Dc, ne veri di Dmai Langgeng, Aku mau CurHATAn nech AMa DC. Ku punya temaN yg hobby bgt menyombongkan Diri. Apa2 barang yg baru pamer gitu…. aKu kan GGak suka Dia Pamer giu….. veri-sukajadii Jawaban: Halo Veri yang lagi kesal hehehehe. Pamer layaknya tidak menjadi sifat dari diri kita. Karena pada dasarnya
semua manusia ini sama di mata Tuhan. Menyikapi temanmu yang hobi pamer tersebut, janganlah terlalu diambil hati. Anggaplah semua itu rejeki dia. Mudha-mudahan kita juga punya rejeki suatu hari nanti. Masalah dia suka pamer sehingga menimbulkan keirian teman-teman maka kamu nggak usah menanggapinya. Sehingga lamalama dia jadi bosan sendiri buat pamer.(*)