070214

Page 10

10

METRO HUKUM

METRO RIAU JUMAT 7 FEBRUARI 2014

Korupsi SPPD Fiktif di ESDM Kuansing

Bendahara dan PPTK Diadili

Penulis: Linda, Pekanbaru

PEKANBARU - Bendahara Dinas Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Edisman dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Ariyadi ST diadili di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Pekanbaru, Kamis (6/2). Terdakwa didakwa melakukan korupsi dana Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif. Persidangan dipimpin majelis hakim, Isnurul SH. Dalam dakwaannya Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rudi Susilo SH, menjelaskan, kasus bermula pada Maret dan April 2013 lalu. Berdasarkan SKPD Pemkab Kuansing, Dinas ESDM mendapat pagu anggaran sebesar Rp19.738.627.042. Pada pagu anggaran tersebut, terdapat kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) pembinaan bidang tambang dengan anggaran Rp450 juta. Untuk kegiatan Bimtek tersebut, Dinas ES-

dakwa hanya mengeluarkan biaya untuk 46 perserta akselerasi itu sebesar Rp11.955.000.

Maka terjadilan selisih anggaran sebesar Rp17.545.000,” terang Rudi.

Berdasarkan audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Riau,

tindakan terdakwa telah merugikan negara 146.346.000. Terdakwa dijerat padsal 9 Un-

dang-undang RI no 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.*

DM Kuansing mengirimkan 67 perserta ke pabrik pengolahan timah di Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Kenyataannya, peserta yang dikirim hanya 46 orang. Dalam pelaksanaannya, terdakwa Erisman dan Ariyadi membayarkan uang saku perseta untuk 46 peserta. Padahal dalam SPPJ terdakwa membuat uang dibayarkan 51 orang. Begitu juga dengan biaya keberangkatan dengan Lion Air, hotel dan biaya makan sebesar Rp 29.500.000. “Ter-

Bidik

Polisi Kantongi Identitas Rekan EA PASIR PANGARAIANKapolres Rokan Hulu (Rohul), AKBP Onny Trimurti SH SIK mengaku, pihaknya telah mengantongi identitas dua pelaku yang melakukan pesta sabu bersama Brigadir EA, beberapa waktu lalu. Sementara EA, masih diproses. Dikatakan Onny, pengakuan EA, seorang rekannya bernama EL alias Landung, pemilik pakter tuak dan biliar di Jalan Linkar Km 4 Desa Sukamaju Kecamatan Rambah, namun seorang lagi belum diketahui. Informasi beredar, sebelum EA tertangkap warga Dusun Pasir Jambu, diketahui berada di pakter tuak EL alias Landung. Di sana juga ada rekannya yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkab Rohul. Namun saat ditanya

apakah benar PNS tersebut salah satu dari dua rekan EA yang kabur saat disergap warga di kauri Yanto Dusun Pasir Jambu, Onny hanya tersenyum. Dia lalul menyatakan, belum mengetahui dan masih dalam lidik serta pengembangan kasus. “Jelasnya, 1 rekan EA sudah kita kantongi namanya, dan kini buronan kita. Dan seorang rekan lainnya, belum diketahui identitasnya,” tutur Onny. Onny menjelaskan, EA yang bertugas di Polsek Rambah Hilir kini ditahan di Mapolda Riau karena memakai sabu-sabu. Menurutnya, EA sejak lama mendapatkan pengawasan dari pihaknya. “Kini EA sudah ditangani Propam dan Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau,” pungkasnya. (hen)

Cinta Ditolak, Siswi SMK Disiksa TELUKKUANTAN RMS (17), siswi SMK Negeri 3 Teluk Kuantan dianiaya oleh ZUS (20). Penganiayaan dilakukan karena RMS menolak cinta pelaku, Penganiayaan terjadi, Rabu (5/2) sekitar pukul 20.30 WIB. Pelaku menarik-narik lengan korban hingga memar. Tidak hanya itu, pelaku juga mengejar korban hingga korban ketakutan. RMS didampingi keluarganya kepada wartawan di Sekretariat PWI Kuansing, Kamis (6/2), mengatakan, peristiwa bermula ketika dirinya sedang duduk bersama temannya di sebuah rumah kos yang berdampingan rumah pelaku. Tiba-tiba pelaku datang dan menanyakan keberadaan RMS. Namun RMS menolak untuk menemuinya. Gadis asal Lubukambacang Kecamatan Hulu Kuantan itu berusaha menghindar agar tidak diketahui pelaku. Mengetahui hal itu, pelaku emosi dan menarik lengan korban sambil mengeluarkan makian serta ancaman. Ketakutan, korban meronta sekuat tenaga lalu lari ke rumah Ana, yang berada di lokasi kejadian. Di rumah Ana, pria yang sehariharinya bekerja di sebuah usaha rentenir uang itu menarik-narik korban agar ke-

luar dari rumah. Gadis bertubuh kecil itu menolak keluar rumah sambil meronta-ronta tapi pelaku tak peduli. Akhirnya, teriakan korban didengar warga sekitar hingga pelaku melepaskan cengkramannya. “Saya tidak berani mendekat karena pria itu sering menyiksa. Lengan dan bagian tubuh saya sering disulut dengan api rokok, sampai kini masih meninggalkan bekas. Bahkan kata RMS, pria yang bersifat kasar itu, juga pernah menempeleng pipinya tanpa rasa iba sedikitpun,“ jelas korban. Keluarga korban, Hendrianto, menyatakan tidak terima atas perlakuan kasar pelaku. Pihak keluarga sudah sepakat untuk menyelesaikan masalah ini melalui jalur hukum. “Selain melaporkan ke Polres Kuansing, pihak keluarga juga akan mendesak KPAID Kuansing untuk melibatkan diri dalam kasus ini. Nanti kami juga akan laporkan ke KPAID Kuansing,” kata Hendrianto. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kuansing, Alwis yang dikonfirmasi melalui Kabid Menumjur, Yuli Hermanto menyatakan, akan memberikan dukungan kepada korban. “ Kami akan memberikan dukungan kepada siswi yang disiksa itu,” kata Yuli. (idi)

PERIKSA PASUKAN - Kapolda Riau, Brigjen Pol Condro Kirono didampingi pejabat Pemprov Riau memeriksa pasukan saat Apel Konsolidasi Gelar Pasukan dan Kesiapan dalam rangka pengamanan Pemilu 2014 di halaman Kantor Gubernur Riau Jalan Sudirman Pekanbaru, Kamis (6/2). (yudi)

Maling Embat Kotak Infaq Mushalla Al Ihsan BENGKALIS - Maling memang tak tebang pilih kalau mencuri, apapun atau dimanapun asal menghasilkan tetap juga diembat. Tak perduli, apakah barang yang dikebas milik siapa, bahkan milik rumah ibadah hasil infaq para jamaah sekalipun. Seperti yang dialami jamaah Mushalla Al Ihsan Jalan Antara Gang Abd Muluk Desa Senggoro, beberapa hari lalu. Uang infaq tidak seberapa yang dimasukkan jamaah ke kotak infaq mushalla ludes di-

embat maling. Maling berhasil mengambil uang yang diperkirakan tidak sampai ratusan ribu rupiah, setelah merusak gembok kotak infaq. “Uang yang dicuri tidak seberapa, tapi kenekatannya mencuri uang surau itu yang kita herankan,” keluh imam mushalla Al Ihsan, Umar Yusuf, Kamis (6/2). Umar dan para jamaah baru sadar kalau isi dalam kotak infaq tersebut sudah raib, saat akan melaksanakan Shalat Ashar beberapa hari lalu. Saat

itu salah seorang jamaah melihat kunci kotak sudah tergantung di dalam gembok sementara gredelnya putus. “Saya yakin pencurinya orang dewasa, kalau anak-anak tidak mungkin bisa memutuskan gredel penggantung gembok. Paling tidak harus mengunakan tang besar atau pengerat besi baru bisa memutuskan besi penyangkut gembok ini,” tutur Umar. Aksi pencurian uang infaq di Mushalla Al Ihsan bukan baru pertama kali terjadi

tapi sudah tiga kali. Pada aksi dua, kotak infaq milik mushalla sempat dibuang di belakang rumah warga tidak jauh dari mushalla. “Kita sangat prihatin melihat kondisi seperti ini. Tidak ada lagi rasa takut atau malu karena yang dicuri hasil infaq para jamaah untuk mushalla,” kesal Ketua RT setempat, Suanda. Selama ini kata Suanda, Mushalla Al Ihsan memang tidak dikunci oleh pengurusnya untuk memudahkan

masarakat yang ingin melaksanakan ibadah di dalam mushalla tersebut. Sementara itu kotak infaq juga terletak begitu saja, tidak jauh dari tempat imam shalat. “Biasanya memang kalau terlihat ada beberapa lembar uang langsung diambil (disimpan,red) oleh pengurus. Kemarin memang ada jamaah yang memasukkan uang dan belum sempat diambil oleh pengurus, tak taunya diambil “orang” duluan,” kata Suandi. (zul)

Paket Kiriman Hilang

JNE Tak Mau Tanggung Jawab

PEKANBARU - Paket yang dikirim melalui jasa titipan kilat JNE di Pekanbaru hilang. Namun pihak JNE tak melapor ke polisi dan tak mau mempertangungjawabkan isi paket yang dikirim. Elis Masyitoh yang menjadi korban hilangnya paket merasa kaget. Pasalnya pada Kamis (6/2), dia mendapat kabar bahwa paketnya hilang. “Paket itu isinya pakaian pesanan pelanggan saya. Dikirim sejak 27 Januari dan baru (kemarin) diberitakukan pihak JNE bahwa paket itu hilang,” kata Elis kepada wartawan. Elis merasa dirugikan atas kehilangan paket tersebut. Di dalam paket itu berisi baju seharga Rp300 ribu. Paket itu merupakan bisnis pakaian lewat jalur online. Selain rugi materi, ia juga juga khawatir pelanggannya krisis kepercayaan terhadap dirinya. “Paket itu saya kirim tujuan Palembang dari pekanbaru. Memang si pemesan sudah bolak balik telepon saya kalau paket itu tidak pernah sampai. Saya tidak menyangka, kalau ternyata memang paket itu hilang,” kata Elis. Anehnya, dengan gampangnya JNE hanya menyebut bahwa akan diganti 10 kali lipat dari harga pengiriman paket. “Sama sekali kesan-

nya JNE tidak pernah merasa bersalah, cuma bilang mohon maaf, terus akan berikan kompensasi penggantian dana kirim. Pokoknya kapok ngirim lewat JNE, jangan lagilah. Barang hilang, mereka kesannya dengan santai

saja memberitahukan begitu saja,” kata Elis. Pihak JNE yang dikonfirmasi wartawan, membenarkan kasus kehilangan barang paket tersebut. Didik Mahendra, Bagian Operasional JNE di Pekanbaru bersikeras tidak akan memberi-

kan ganti rugi senilai barang dalam paket. “Aturannya ya memang 10 kali dana pengiriman paket,” katanya. Didik mengatakan, paket yang hilang itu ada satu karung dengan tujuan Jakarta dan Palembang. Paket itu

dikirim lewat pesawat Citylink. “Kita sudah telusuri, ternyata memang paket kami tak sampai ke Jakarta untuk selanjutnya didistribusikan ke daerah lain. Memang kami belum lapor polisi,” tuturnya. (lda)

SINDIKAT NARKOBA - Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau mengamankan sindikan narkoba internasional, beberapa waktu lalu. Dari tangan salah satu tersangka, polisi mengamkan 1 kilogram sabu dan 1.700 butir ekstasi. (yudi)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.