01023

Page 4

4

opini

METRO RIAU JUMAT, 1 FEBRUARI 2013

Beri Ruang Calon Independen HINGGA saat ini keberadaan Calon Independen di Pemilu masih menjadi ‘anak tiri’. Banyaknya aturan dan syarat yang cukup berat, membuat banyak Pemilukada di tanah air tidak diikuti oleh kandidat dari jalur Independen. Menghadapi Pemilukada Riau 2013, kita berharap ada satu atau dua pasangan dari jalur independen yang ikut bertarung dalam Pemilukada Riau tahun ini. Dari opini publik terkait politik Riau 2013, beberapa kandidat calon independen sudah mulai muncul ke permukaan. Pasangan mantan Wakil Gubernur Riau Wan Abubakar dan Isjoni, merupakan salah satu kandidat balon gubernur yang akan ikut bertarung. Tengku Muhtaruddin dan Zulkifli Yusuf juga diprediksi akan memilih jalur independen bila akhirnya tidak memiliki kursi partai sebagai kendaraan politik. Harapan kita agar calon independen diberi ruang, karena tanpa ada calon independen, ada kesan bahwa pemilihan kepala daerah masih tersandera oleh kekuatan partai. Sejauh ini sulit sekali bagi calon independen untuk maju, memenangi, dan memimpin daerah tanpa perlu dukungan dari kekuatan partai. Ketergantungan pada partai karena biaya pencalonan yang mahal mengakibatkan mesin partai bekerja berdasarkan prinsip tran-saksional. Politik uang itulah yang kemudian merusak citra partai. Dengan latar belakang seperti itulah, sepertinya selalu muncul kerinduan akan tampilnya calon independen dalam pemilihan kepala daerah. Calon independen setidaknya memberi harapan pada konstelasi politik transaksional serta terobosan pada kekuatan-kekuatan yang hendak memanipulasi opini dan kesadaran rakyat pemilih. Ketiadaan calon independen pada Pemilukada Riau 2013, bisa menjadi kritik bagi perkembangan demokrasi di Riau. Selain itu, kemunculan calon independen setidaknya akan melengkapi wacana bahwa politik hanya ditentukan oleh partai. Keterpilihan calon independen misalnya, akan lebih ditentukan oleh kepercayaan dan elektabilitas pribadi tanpa ada campur tangan kekuasaan dari partai. Setidaknya, kerangka berpikir warga pemilih tidak melulu dipengaruhi oleh kekuatan hegemonik partai. Dengan demikian, meskipun tidak bisa dijamin 100 persen akan bebas dari tekanan politik, setidaknya kehadiran calon independen akan memberi nilai tambah pada kualitas pilgub. Sekali lagi, kita setuju bahwa pilgub harus tetap berkualitas meski tanpa diikuti calon independen. Persoalannya, pencapaian kualitas itu juga tidak bisa dilepaskan dari praktik monopoli partai dalam menentukan calon yang akan diusung, yang akhirnya kembali pada praktik politik uang. Reformasi politik melalui sistem pemilihan langsung, setelah sebelumnya melalui mekanisme representasi pada lembaga legislatif, pada kenyataannya belum menghasilkan reformasi yang sesungguhnya bila tanpa ada keikutsertaan calon independen. Yang terjadi saat ini, mekanisme pemilihan langsung dinilai belum mampu mengendalikan praktik politik uang yang bahkan berlangsung semakin massif. Maka reformasi elektoral melalui calon independen dibutuhkan untuk mendesak reformasi partai politik. Maka, sekali lagi, mari kita beri ruang bagi calon independen untuk bertarung di Pemilukada Riau 2013. *

Dialektika Hati Nurani Orang-Orang Proyek “AKU Insinyur, sangat masuk Aku tak bisa aakal mutu banmenguraikan gunan mereka dengan baik tturunkan jatuh hubungan sampai serendah antara kejujuran dasar lembah dan kesungjjurang yang palguhan dalam ing dalam. pembangunan Seruan proyek ini denuntuk melakgan keberpisanakan tender hakan kepada proyek mereka masyarakat siarkan dengan miskin. Apakah online, dengan yang pertama peraturan-peraIr. RONI ARDIANSYAH MT IPU merupakan tturan yang ketat Pengamat Perkotaan/Dosen manifestasi yang dan menjujung kedua? Apakah ttinggi etika dan Magister Teknik Sipil UIR kejujuran dan undang-undang kesungguhan jjasa konstruksi. sejatinya adalah perkara biasa Di sisi lain, mengapa mereka bagi masyarakat berbudaya dan masih tega-teganya mengatur harus dipilih karena keduanya pemenang dengan gaya baru. merupakan hal yang niscaya Gaya yang seolah-olah mengikuti untuk menghasilkan kemaslahaaturan, tetapi penuh dengan pertan bersama.” mainan dan rekayasa. Di lapanPenggalan paragraf di atas gan, mereka pun bersekongkol, adalah bagian yang menyentuh bekerja sama, mulai dari hal yang yang terdapat dalam novel karya sangat teknis dan sangat positif Ahmad Tohari yang berjudul sampai dengan membagi-bagi “Orang-orang Proyek”. Suatu hasil rampokan dengan penuh novel yang bercerita tentang kehinaan. potret suram pekerjaan suatu Tinggal berapa orangkah proyek yang penuh dengan intrik yang masih bisa bertahan seperti yang menyentuh batas idealisme Ir. Kabul. Mengutamakan professeorang Insinyur yang bernama sional di atas materi. MemberiIr. Kabul. kan terbaik buat proyek, bukan Saya tidak akan menjelaskan sebaliknya merampok dalam panjang lebar mengenai novel proyek sendiri, mencuri barangtersebut dalam tulisan ini. Saya barang yang dititip kepadanya, hanya ingin mengetuk hati nuradan merampas hak-hak orang ni orang-orang proyek, mengapa banyak, termasuk hak-hak anak mereka mau mengekang seruan cucunya sendiri. Semoga orangdan bisikan hati nurani mereka. orang proyek bisa seperti Ir. Harga satuan mereka gelemKabul, yang bisa mengorbankan bungkan membengkak gemuk duit demi profesionalisme, bukan dan melambung setinggi langit, mengorbankan profesionalisme dengan berbagai alasan yang demi duit.*

- Jembatan di Kampar tak selesai, duit cair 100% * Macam mane ni, Pak Kadis PU? - Hari ini, Larangan kendaraan dinas pakai BBM Subsidi * Ayo, cepat-cepat ganti plat hitam? - Ruko tanpa sumur resepan marak di Pekanbaru * Hmm... Pekanbaru akan jadi Kota 'Berkuah'

Menggugah Kearifan Sang Penghulu DIBERITAKAN media massa elektronik dan cetak belum selesai masalah haji, penggandaan al-Quran , berita terhangat adalah pungutan liar di KAU (Kantor Urusan Agama) tidak tanggung-tanggung Negara dirugikan sebesar Rp1, 2 triliun dilakukan oleh ulah oknum para penghulu nakal. Dari biaya resmi pendapatan negara bukan pajak bahkan sampai dari biaya pernikahan sebesar Rp30.000, dan bisa membengkak berkisar antara Rp 500.000 sampai Rp900.000. Ironis memang. Ini satu sisi sang penghulu senantisa menasehati calon mempelai dengan kata-kata bijak untuk mempertahankan kehidupan rumah tangga, bagi keluarga dan kedua calon mempelai. Disatu sisi keluarga sudah menyiapkan dana untuk perkawinan. Jangan gara-gara dana yang ditetapkan KAU pernikahan malah menjadi batal seandai tidak memberikan bayaran yang telah ditetapkan sebab tentunya masyarakat berprinsip menikah hanya satu kali. Grafitasi atau riswah bagai-

Oleh kan rayap yang tidak kelihatan, namun menghancurkan rumah dari dalam betapa malang negeriku ini karena dihuni oleh rakyat tulus dan mengabdi, penuh berharap, namun para pemangku amanah seolah-olah tak menghiraukan lagi jeritan masyarakat. Kedua dalam kegiatan menikah suasana yang sangat gugup bagi calon penganten pria dan tentunya juga bagi keluarga besarnya tidak terkecuali tentunya calon penganten wanita ada rasa yang terkadang membuat harap-harap cemas (h2c), betapa tidak bisa-bisa saja calon penganten pria tersebut mampu menghabiskan 2 gelas air mineral atau bahkan lebih hanya untuk meminumnya ini dikarenakan sang penghulu terlalu mengsakralkan atau lebih tepatnya membuat syariat kata-kata yang diucapkan dalam mencontohkan kalimat ijab qabul dalam pernikahan. Pernikahan dalam tahun terakhir ini boleh dibilang sebagai momok menakutkan

Masrizal Al Husyaini bagi para pemuda yang ingin mengakhiri masa lajangnya betapa tidak di awal mengucapkan akad nikah terkadang calon mempelai laki-laki bisa gugup dan gagap hanya mengikuti “bahasa” yang digunakan oleh penghulu diwakili wali dalam melafazdkan akad nikahnya. Kata-kata yang apabila tidak mengucapkan atau merubah kalimat saya ke aku atau sebaliknya, menarik nafas dan terputus kata-katanya dalam mengucapkan ijab kabul dalam hal pernikahan, maka lafaz shighot (ijab-kabul) nya tidak syah. Sungguh sangat ironis kata-kata tersebut di ulang-ulang tentu saja membuat gugup sungguh fenomena. Di kecamatan di wilayah Tuan Guru besilam, disana akan kita jumpai perbedaan bahasa antara Langkat dan Riau walaupun mengatas namakan melayu. Betapa tidak kalau penghulu di wilayah tersebut akan mengajarkan lafaz nikah kepada seorang wali ; Daku kawinkan dan nikahkan akan engkau kepada

anak kandungku ….binti …. Dengan mahar…. dibayar tunai. Lalu calon mempelai lakilaki akan langsung menjawab daku terima akan kawinya dan nikahnya ….. binti.. dengan mahar…dibayar tunai.Kembali kita samakan kalimat ijab qabul di wilayah pekanbaru tentunya berbeda, setidaknya mengunakan kalimat ijab qabul saya nikahkan atau saya kawinkan kemungkinan akan jarang memakai kalimat daku, akan engkau, dan lainya. Kalimat ijab qabul (shigot) inilah akhirnya menjadi momok” menakutkan” bahkan bisa membuat gugup dan bisa saja menghabiskan beberapa gelas air mineral. Bahwa sesungguhnya ijab qabul akan dinilai sah apabila memenuhi persyaratan dan rukun dalam pernikahan sepertinya adanya calon suami, istri, dua orang saksi, wali yang akan menikahkan, shighat (ijab-qabul). Berkumpul dalam satu majlis atau tidak tentunya menjadi ranah ikhtilaf fiqih termasuk dalam mahar atau menetapkan mahar

oleh istri. (KHI pasal 14 dan Ibnu Rusdy, Bidayatul Mujtahid. Abdurrahman al Jaziri, AlFiqhu Mazhab Arbaah. Wahbah Al Juhaili, Alfiqhu Islam Wa adhilatuhu ), sebab dalam literatur fiqih bahwa syarat sah aqad nikah adalah: kejelasan (shorih) ucapan (shigot) katakata kawinkan (tajwij) atau nikahkan (nakahtu). Masalah saya atau aku, daku, akan satu nafas, nya atau lainya tidak akan menjadi batal (sah) nikahnya jika tidak mengucapkanya. Jumhur (mayoritas) ulama fiqh dijelaskan dalam ( Wahbah al Juhaili, al fiqhu Islam Wa adhilatuhu Jilid 9 Beirut: Dar al Fikr, 2007, h 6521). Inilah harapan kita bersama semoga para penghulu-penghulu yang ditugaskan menjadi penghulu pernikahan selalu mengedepankan sifat amanah dan selalu memandang jernih kasus ini dan seharusnya bersikap bijaksana dan kembali mentelaah al-Quran. Sekalipun Anda bukan petugas pemadam kebakaran, berteriaklah ketika melihat gejala kebakaran. Itulah demokrasi. Wallahu ‘Alam. Penulis adalah Penggiat Kajian Keagamaan dan Sosial

Pantaskah Anggota DPR Disebut Wakil Rakyat SUATU pertanyaan yang begitu ringan, tapi banyak mengandung makna. Betapa tidak, rakyat yang mati-matian memilih perr wakilan mereka untuk duduk di parlemen pada tahun 2009 lalu, akan tetapi tidak turut dirasakan oleh rakyat perubahan dalam hidup mereka. Yang miskin tetaplah bahkan bertambah miskin, sedangkan yang kaya makin menjadi kaya. Lihat saja, begitu memasuki awal tahun 2013 yang lalu, disaat sidang paripurna ditahun 2013. Hampir separuh anggota dewan tidak hadir mengiku-

ti sidang tersebut. Berbagai macam alasan yang menjadi ketidakhadiran mereka, termasuk salah satunya masih melakukan reses ke daerah pemilihan mereka. Begitu rendahnya kinerja wakil rakyat kita. Bayangkan saja, jika seandainya petani malas untuk ke sawah, mau makan apa kita? Bayangkan saja, jika seandainya nelayan malas untuk melaut, bagaimana kita bisa mendapatkan ikan? Begitu juga dengan wakil rakyat kita, jika mereka malas untuk membahas urusan rakyat, bagaimana kira-

kira nasib rakyatnya? Belum lagi masalah korupsi yang melanda anggota dewan kita. Tidak tanggung-tanggung, beberapa kementerian menjadi sarangnya koruptor dan kongkolikong antara pemenang tender dengan anggota dewan. Lihat saja kasus wisma atlet dalam helat Sea Games di Palembang, kasus pusat olahraga Hambalang, sampai dengan kasus pengadaaan Al-Qur’an pun menjadi proyek untuk memperoleh kekayaan. Dibandingkan dengan rakyat, adakah rakyat yang tersangkut korupsi? Boro-boro

korupsi, untuk mencari pekerr jaan pun susah. Bagaimana dengan penduduk miskin di Indonesia, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin sampai bulan September 2012 sebesar 11,66% atau sebesar 28,59 juta orang. Namun, bagaimana dengan anggota dewan kita? Mereka asik-asik menikmati kunjungan kerja ke luar negeri dengan biaya dari negara. Dari sedikit ulasan di atas, secara logika, masih pantaskah anggota dewan disebut sebagai

wakil rakyat? Adakah perhatian anggota dewan terhadap penduduk di bawah garis kemiskinan? Pemerintah mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami kenaikan, apakah pertumbuhan tersebut dirasakan oleh rakyat miskin? Diprediksi akan terjadi ketidakpercayaan publik pada pemerintah termasuk pada partai politik dan akan berdampak pada Pemilu tahun 2014 nanti. Fadrul Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Akuntansi UR


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.