08 senin 07 2013 asahan

Page 7

SENIN

8 JULI 2013

Nelayan Alih ... Sambungan halaman 8 biasanya pada bulan Juni dan Juli terjadi musim kemarau, namun cuaca tahun ini sudah berubah. “Kami sulit untuk memprediksi kapan kami bisa mendapatkan ikan lebih banyak,” katanya. Dia juga mengatakan, beberapa waktu belakangan ini nelayan tidak banyak menjual hasil tangkapannya di pasar. “Ikan-ikan yang dijual di pasar seminggu ini banyak dipasok dari luar daerah,” katanya Ditambahkanya jika dalam bulan ini cuaca belum berubah, kondisi ini diyakini akan sangat mempengaruhi kondisi ekonomi para nelayan. Endang nelayan lainnya mengatakan hal yang serupa. Menurutnya saat ini para nelayan bingung memprediksi cuaca. Sehingga hasil tangkapan mereka saat melaut berkurang drastis. Akibat minimnya hasil tangkapan ikan

Warga Bangun ... Sambungan halaman 8 pulang sekolah. Melihat kesulitan para anak di dua desa yang mengalami kesulitan saat hendak ke sekolah, akhirnya warga sepakat untuk membangun jembatan secara swadaya. Pantuan METRO, jembatan yang dibangun sepanjang 25 meter yang melintasi sungai Silau Tua dengan menggunakan kayu dari batang kelapa. Namun diprediksi jembatan ini hanya tahan beberapa bulan saja, karena apabila dihantam derasnya aliran sungai,

Fatin Shidqia Lubis Sambungan halaman 8 memberikan 4 Yes. Ia pun berhak maju ke tahap bootcamp 1. Di tahap tersebut Fatin menyanyikan lagu “Rindu” secara group bersama teman grupnya yakni Mersya VeronicaMahasiswi(19), Alifia Yeri-Freelancer(22), Yemima Novalia-Mahasiswi(19), dan Bella-Mahasiswa(19). Saat menyanyikan lagu asal Agnes Monica itu, Fatin sempat salah lirik. Hal ini karena ia merasa gugup. Babak selanjutnya yakni ;Bootcamp 2 (Dance Challenge) dimana peserta X Factor harus menari bersama-sama. Sayangnya Fatin dinyatakan tidak lolos pada Dance Challenge ini sehingga juri memberikan Mini Challenge yaitu menyanyi secara acapela (tanpa iringan musik), pada waktu ini Fatin menyanyikan lagu “Paris Oh La La”. Diapun akhirnya dinyatakan lolos yang membawanya dia untuk tampil di babak selanjutnya yakni Bootcamp 3. Pada tahap Bootcamp 3 ini, Fatin membawakan lagu Foster The People yang berjudul “Pumped Up Kick”. Meskipun sempat lupa lirik, namun Fatin tetap mendapatkan pujian, hal ini karena suaranya yang benar-benar khas. Fatin pun lanjut ke babak selanjutnya yakni Judges Home Visit. Dihadapan juri Rossa dan Maia, ia melantukan lagu “Cintakan Membawamu Kembali” karya Dewa19. Sayang lagu ini tidak pas dengan karakter Fatin sehingga wajar jika Maia mengatakan bahwa Fatin tidak menyanyikan lagu ini dengan rasa indah.Namun Rossa masih percaya dengan kemampuam karakter vokal Fatin.(int)

(ishak lubis)

Ratusan warga mendatangi lokasi betor yang ringsek ditabrak kereta api, Minggu (7/7). Betor yang dikemudikan Dandi sempat terseret sekitar 50 meter.

Ibu dan Anak Ditabrak Kereta Api Sambungan halaman 8 menolong Dandi. Lalu Dandi yang dalam kondisi luka parah memberitahukan kepada warga jika ibunya berada di atas betor sebelum insiden tersebut. Mendengar itu warga lalu mencari keberadaan Elviyanti. Setelah beberapa lama mencari, warga menemukan Elviyanti berada di dalam sungai di dekat perlintasan kereta api. Lalu warga membawa Elviyanti dan Dandi ke rumah sakit

dr Mansyur Tanjungbalai menggunakan beca bermotor. Sesampainya di Instalasi Gawat Darurat (IGD), keduanya langsung mendapatkan penanganan medis. Pasalnya keduanya mengalami luka yang cukup serius. Sofyan (40) keluarga dekat korban mengatakan, Dandi baru saja mengantar ibunya berbelanja ke pasar untuk membeli keperluan sehari-hari. Saat melintas di perlintasan rel kereta api yang tidak memiliki

palang, betor yang dikemudikan Dandi ditabrak kereta api. Menurut Sofyan, mungkin Dandi tidak mengetahui jika ada kereta api yang melintas. Pasalnya di lokasi kejadian, selain tidak ada palang juga jalannya tanjalan. Akibat insiden itu Elviyanti mengalami luka di bagian kening, kedua kaki luka. Sementara tulang kaki kanan Dandi patah, tangan luka koyak, dan tak sadarkan diri. Ilham seorang manteri yang menangani

kedua korban mengatakan, luka yang dialami kedua korban cukup parah. Sementara pihak PT KAI Tanjungbalai melalui Singer mengaku jika masinis yang mebawa kereta api bernama Armawi dan rekanya. “Saya tidak dapat menjelaskan secara rinci atas kejadian itu, yang saya tahu kereta api Putra Deli menabrak tukang becak dan nanti masalah ini akan dibahas pimpinan,” katanya. (ilu)

24 Anggota DPRD Diduga Gunakan SPJ Palsu Sambungan halaman 8 umumnya banyak terjadi pada SPJ yang diduga bodong, sehingga BPK akan membuat sanksi kepada ke-24 anggota DPRD, 17 pimpinan SKPD, dan Walikota Tanjungbalai untuk mengembalikan uang

tersebut,” kata sumber yang memohon agar namanya jangan diterbitkan di koran. Sayangnya, saat METRO mencoba mengkonfrontir informasi tersebut kepada Sekretaris DPRD Kota Tanjungbalai, H Ramadan Syahdan, maupun kepada Ketua DPRD H Romaynor SE, tidak berhasil.

Menurut staf di sekretariat DPRD, Sekretaris DPRD maupun Ketua DPRD sedang mengadakan rapat internal di ruang kerja Ketua DPRD Kota Tanjungbalai dan tidak boleh diganggu. Sementara itu, Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Tanjungbalai, Hakim

Tjoa Kien Lie yang dihubungi membantahnya. “Setahu saya, temuan itu tidak ada, itu hanya kabar-kabar saja yang mungkin sengaja dikembangkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” katanya. (ck-5)

Diduga Asal Jadi Sambungan halaman 8 bok penahan. Saat wartawan mencoba mempertanyakan tentang campuran pasir dan semen, pekerja di lapangan menjawab perbandingan pasir dengan semen adalah 8 berbanding 2. Hal itu sesuai dengan instruksi yang mereka terima. Sementara, tentang papan plank yang tidak

mencantumkan jenis dan volume kegiatan, pekerja tersebut mengaku tidak tahumenahu. Sesuai dengan instruksi yang kami terima, perbandingan pasir dengan semen adalah 8 berbanding 2, tak berani kami mengutakatiknya itu. Begitu juga dengan papan planknya, sudah seperti itu datangnya,” kata para pekerja yag enggan menyebutkan

jika pemborong jalan setapak tersebut adalah warga Tanjungbalai. Sementar Rudi yang disebut sebagai pemborong pengerjaan proyek jalan tersebut membantah tudingan yang mengatakan pembuatan jalan setapak tersebut dikerjakan asal jadi. Terkait dengan keberadaan papan plank yang tidak mencantumkan jenis dan volume kegiatan, Rudi mengaku,

memang sudah demikian kondisinya saat diterima dari pihak Dinas Kesehatan, Kabupaten Asahan. ”Semuanya kita kerjakan sesuai dengan besteknya, tidak ada yang dikerjakan asal jadi. Kalau soal papan plank kegiatan yang tidak mencantumkan jenis dan volume kegiatan, itu urusan pihak Dinas Kesehatan,” kata Rudi. (ck-5)

Sambungan Metro Asahan Keroyokan Infrastruktur Lagi untuk Peluang Baru Sambungan Halaman 1 Tri Widjajanto Joedosastro dan Dirut PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Bintang Perbowomenandatanganiperjanjiankerja sama pembangunan dermaga baru senilai Rp1,9 triliun. Tiga ribu orang yang baru saja senam bersama saya di dermaga itu ikut bertepuk tangan menyaksikannya. Itulah dermaga baru yang akan jadi unggulan Pelabuhan Belawan. Itulah dermaga baru yang kedalamannya mencapai 14 meter. Itulah dermaga baru yang dibangun setelah 27 tahun lamanya tidak pernah ada pembangunan di Belawan. Tahun ini juga keroyokan itu dimulai. Tidak banyak prosedur dan liku-liku. Semuanya BUMN: dananya, desainnya, kontraktornya, dan operatornya. Saya memang terus mendorong sistem keroyokan seperti ini agar berbagai infrastruktur segera terwujud. Bagi BUMN Karya pekerjaan ini juga

penting agar banyak proyek bisa dikerjakan tanpa, misalnya, harus nyogok sana nyogok sini. Bertriliun-triliun nilai proyek bisa dikerjakan dengan cara yang tidak kotor seperti di masa lalu. Sekaligus cara ini bisa menjadi jalan pertobatan bagi BUMN Karya yang selama ini dikenal suka mainmain proyek pemerintah. Pelindo I sendiri belakangan memang mengalami kemajuan yang nyata. Laba tahunlalunaiktigakalilipatmenjadihampir Rp300 miliar. Sengketa-sengketa dengan pihak ketiga banyak yang selesai dengan pendekatan yang bijaksana. Gudanggudang lama yang kumuh dan tidak maksimal penggunaannya sudah dibersihkan. Dermaga kapal penumpangnya dibangun baru di lokasi yang lebih dekat ke stasiun kereta api dan lebih dekat dengan akses ke masyarakat lainnya. Dermaga penumpang yang lama bisa untuk perluasanpelabuhanbarangdenganposisi yang utuh dan menyatu.

Dan yang selalu saya puji adalah ini: kejelian direksinya untuk melihat peluang baru. “Kami sudah berhasil mendapatkan hak memandu kapal di Tanjung Ucang,” ujar Alfred Natsir. Selama ini kapal-kapal yang melintas di sekitar Tanjung Ucang, tidak jauh dari Batam, dipandu dari Singapura atau Malaysia. Padahal, itu wilayah perairan Indonesia. Alfred sudah mengajukan lagi dua izin untuk pemanduan yang sama di dua kawasan lain di sekitar Karimun dan Senipah. Di dua perairan Indonesia dekat SelatMalakaitu,sampaihariini,kapal-kapal juga masih dipandu dari Singapura dan Malaysia. “Cita-cita kami selanjutnya lebih besar,” ujar Alfred. “Bisa ikut memandu kapalkapal di Selat Malaka,” katanya lagi. Kalau izin itu sudah dirinya peroleh, Alfred akan mengajak Pelindo-Pelindo lain untuk mengerjakan pekerjaan besar tersebut. Agar hak pemanduan di Selat Malaka bisa dilakukan pihak Indonesia dalam posisi

agak seimbang dengan Singapura dan Malaysia.“Tidakusahseimbanglah.Bisaambil 10 persennya saja sudah luar biasa,” ucap Alfred.Izin itu mestinya tidak sulit. Yang mengeluarkannya adalah Kementerian Perhubungan kita. Alfred terus melakukan usaha untuk mendapatkannya. Termasuk meningkatkan kemampuan diri agar tidak ada alasan untuk tidak bisa mendapatkan kepercayaan itu. Alfred masih punya pekerjaan besar lain: membangun pelabuhan khusus minyak sawit (CPO) di Kuala Tanjung, sekitar 200 km dari Medan. Inilah pelabuhan CPO terbesar yang dibangun BUMN. Juga dengan sistem keroyokan bersama sejumlah BUMN. Dengan pelabuhan khusus di Kuala Tanjung ini, CPO dari Sumatera bisa langsung diekspor ke Eropa. Selama ini CPO Sumatera hanya bisa keluar melalui kapal-kapal kecil di pelabuhan-pelabuhan dangkal untuk dipool di Singapura atau Malaysia. Dengan Kuala Tanjung, pool CPO dilakukan di

dalam negeri. Tahun ini juga pelabuhan khusus ini mulai dibangun. Semua persiapan sudah selesai dilakukan sejak ide ini lahir tahun lalu. Pelindo I juga bikin babak baru di Aceh: pelabuhan kontainer. Minggu ini untuk pertama kalinya Pelindo I mencoba mengirim barang dengan menggunakan kontainer langsung ke pelabuhan dekat Kota Banda Aceh: Pelabuhan Malahayati. Selama ini orang hanya bisa kirim kontainer dari Jakarta menggunakan truk melalui jalan darat yang melelahkan. Biaya per teus Rp17 juta. Jalan lain: kontainer itu dikirim dulu ke Belawan, Medan, lalu diangkut dengan truk ke Banda Aceh. Biayanya Rp 13 juta per teus. Kini dari Jakarta bisa langsung ke Malahayati dengan biaya Rp11 juta per teus. Kalau percobaan jalur baru kontainer inilancardanarusbarangmeningkat,biaya itu masih bisa turun lagi. Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Zaini Abdullah ngotot benar agar Pelindo I

Tubuh Disentuh, Sakitnya seperti Ditusuk-tusuk Sambungan Halaman 1 Menurut ibunya Painem (40), setiap hari Selamet makan dua kali, yakni pukul 10.00 WIB dan 16.00 WIB. Setiap kali makan, tidak banyak makanan bisa masuk ke mulut dan perutnya. “Paling banyak lima sendok makan, lalu minum susu setengah gelas. Itu pun pakai pipet (sedotan, red). Untuk buang air, dilakukan di atas kasur dan ditampung menggunakan ember,” terang Painem yang senantiasa sabar merawat putranya itu. Di tengah himpitan kehidupan ekonomi, Selamet tahu diri. Kata ibunya, ia tidak pernah menuntut macam-macam. Apalagi ibunya seorang janda yang bekerja sebagai buruh tani. Dalam sehari, Selamet hanya dapat

mengerakkan tubuhnya dua kali, yakni ke kanan dan ke kiri. Itupun harus dengan bantuan tongkat dan penyanggah berupa boneka yang juga sudah lusuh. Jadi, hanya kepalanya yang kerap bergerak-gerak. KepadaMETRO,Selametmengakuingin sembuh. Ia ingin hidup normal. Namun selama ini, kondisinya justru makin mengkhawatirkan. Selain semakin kurus, jika disentuh sedikit saja, ia akan merasakan sakit. Katanya, seperti ditusuk-tusuk hingga kejantung.Alhasil,jikaadayangmenyentuh tubuhnya, ia menjerit-jerit kesakitan. Syukurnya, ia masih bisa berbicara, bahkan suaranyakeras.Sejaksakit,Selamettidakbisa mengenakanpakaian.Alhasil,hanyasehelai kain menutupi tubuhnya. Jika cuaca panas, ia sangat kepanasan dan ingin dikipasi. Terpaksalah ibunya terus mengipas karena

di rumah itu tidak ada kipas angina listrik. Sebenarnya beberapa waktu lalu Kepala Dinas Kesehatan Batubara dr Mastiana Harahap sempat mengunjunginya dan menawarkan agar ia dibawa berobat ke rumah sakit. Sebenarnya, kata Selamet, ia sangat ingin berobat ke rumah sakit, namun karena tubuhnya tiadak bisa disentuh, sehingga ia menolak tawaran tersebut. Selamaini,Selametpunhanyamenjalani pengobatan tradisional. Dengan pengobatan tersebut ia mengaku merasa sedikitnyamandanbisatidurdimalamhari. “Ya mau gimana lagi, harus begini nasibku ini. Jujur, niat untuk sembuh masih ada. Tapi mau gimana, badanku tidak bisa disentuh. Kalau disentuh sedikit saja, rasanya sakit sepertiditusuk-tusuk,danakutidaksanggup menahannya. Kalau pemerintah tidak

peduli, yang tidak apa-apa. Kalau ada yang masih peduli membantu, ya alhamdulillah. Selain bisa untuk beli obat, bisa juga untuk biaya makanku,” ujarnya. Painem,ibuSelametmengakutidakdapat berbuat banyak atas kondisi anaknya. Ia berusaha sabar dan terus merawat anak keduanya tersebut. Katanya, sebenarnaya diatidakbisameninggalkanSelametseorang diri di rumah. Sebab kadang-kadang tibatiba ada ayam dan kucing naik ke tempat tidurnyadanmenimpatubuhSelamet,yang membuatnya menjerit kesakitan. “Mau bagaimana lagi. Penghasilanku sebagai buruh tani tidak dapat berbuat banyak. Untuk biaya makan pun, kadang masih kekurangan, apalagi untuk berobat. Hanya kasih sayang yang bisa kuberikan untuk Selamet agar dia dapat bertahan

hidup,” ujarnya. Dia belum tahu penyakit yang diderita anaknya. Sebelumnya, kata dia, sempat ada dugaan Selamet menderita penyakit TBC tulang. Hanya saja, kebenarannya belum dapat diketahui. Diceritakan Painem, penyakit yang diderita Selamet berawal saat ia duduk di kelas1SMPNegeri2Limapuluh.Ketikaujian olahraga untuk kenaikan kelas, kakinya terperosok ke lubang di lapangan bola sekolah. Meski kakinya terasa sakit, namun Selamet tidak terlalu menghiraukan. Rupanya, lama-kelamaan, kondisi fisiknya drop. Selamat yang tadinya segar dan energik, tiba-tiba jatuh sakit, hingga tidak dapat melanjutkan sekolah. Bahkan, untuk sekadar berakivitas, Selamet kesulitan. Tak ingin membiarkan anaknya menderita,

berhasil membuka jalur baru yang akan sangat berarti bagi Aceh itu. Pelabuhannya sendiri memang sudah ada, yakni bantuan Belanda setelah Aceh dilanda tsunami. Tapi,tidakadaperalatancrane-nya.Pelindo I yang kemudian diserahi mengelola Malahayati melengkapinya dengan peralatan bongkar muat kontainer tersebut. Aceh, Padang, Bengkulu, Belawan, dan Kuala Tanjung sudah bergerak. Demikian juga Lampung. Sumatera sudah dikepung pelabuhan yang akan terus berkembang. Tinggal giliran Jambi dan Palembang yang segeramenyusul.Gubernurduawilayahini sudah habis-habisan berjuang. BUMN akan cari jalan mewujudkannya. Bukan baru di Pelindo I Alfred Natsir berprestasi. Sebelumnya, waktu jadi Dirut Pelindo IV, pun dia sangat berprestasi. Karenaitu,diadimintamembenahiPelindo I yang jeblok. Di Pelindo I ternyata juga berprestasi. Orang berprestasi itu biasanya tetap berprestasi: di mana pun ditempatkan. (*)

dengan bantuan seorang dermawan, Selamet dibawa berobat ke Rumah Sakit Umum Kisaran. Selamet sempat dirawat di ruangan anak karena tubuhnya kecil dan kurus. Namun kemudian Selamet dipindahkan ke ruangan dewasa setelah pihak rumah sakit mendapat penjelasan dari keluarga. “Saat pemeriksaan, anak saya diduga menderita penyakit TBC tulang,” ujar Painem, yang sudah lebih 10 tahun menjanda, karena suaminya meninggalkannya. Di awal menderita sakit, lanjut Painem, Selamet sempat rutin berobat ke Puskesmas. Belakangan, karena kondisi perekonomian keluarga, pengobatan Selamet terhenti begitu saja. Sehingga hanya dilakukan pengobatan tradisional. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.