Nur hidayat 092050143

Page 1

FUNGSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DALAM MENINGKATKAN SIKAP BELAJAR SISWA KELAS 2 DI SMK PASUNDAN RANCAEKEK KAB. BANDUNG Study Deskriptif analisis mengenai Fungsi Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Meningkatkan Sikap Belajar Siswa Kelas 2 di SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang S1 konsentrasi JURNALISTIK Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pasundan

Nur Hidayat 092050143

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2015

i


ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Fungsi Komunikasi Interpersonal Guru Dan Murid Dalam Menumbuhkan Sikap Belajar Murid Di Smk Pasundan Rancaekek Kab. Bandung�. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan studi kepustakaan, observasi partisipan, wawancara,dan penyebaran angket dengan mengunakan tehnik quisioner melalui kepada 30 peserta didik. Berdasarkan penelitian maka diperoleh hasil bahwa terdapat hal-hal penting dalam komunikasi interpersonal yang mesti dimiliki seorang peserta didik maupun para guru, untuk mengoptimalkan komunikasi sebagai sarana untuk menumbuhkan semangat belajar murid.

ii


ABSTRACT This research titled "Fungsi Komunikasi Interpersonal Guru Dan Murid Dalam Menumbuhkan Sikap Belajar Murid Di Smk Pasundan Rancaekek Kab. Bandung ". The method used is descriptive research method. Data collection techniques used literature study, participant observation, interviews, and a questionnaire with a technique using questionnaires through to 30 learners. Based on the research result that there are important things in interpersonal communication that must be owned by a student or teacher, to optimize communication as a means to foster the spirit of student learning.

iii


RINGKESAN Pangnaluntikan ieu ngabogaan judul “Fungsi Komunikasi Interpersonal Guru Dan Murid Dalam Menumbuhkan Sikap Belajar Murid Di Smk Pasundan Rancaekek Kab. Bandung�. Pangnaluntikan ieu diajukeun pikeun mere referensi anyar anu aktual keur para pelajar tur para guru ngeunaan komunikasi interpersonal di dunia pendidikan. Metode panalungtikan atawa metode penelitian anu dipake nyaeta metode penelitian deskriptif, teknik ngumpulkeun penelitian tangtosna nganggo jalan observasi, wawancara, jeung kucara nyebarkeun angket ka 30 peserta didik. Dina hasil panalungtikan ieu the, meunangkeun hikmah yen dina ngalakonan komunikasi interpersonal boh jeung guru, boh jeung murid, aya hal-hal anu penting keur ngalakonana, sabab tangtu pangaruhna teh gede, bisa negatif atawa positif, tangtu kumaha para komunikan anu terlibat dijerona

iv


LEMBAR PENGESAHAN FUNGSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN MURID DALAM MENINGKATKAN SIKAP BELAJAR MURID DI SMK PASUNDAN RANCAEKEK KAB. BANDUNG. Oleh : Nur Hidayat NIM 092050143 Telah diujikan tanggal 1 September 2015 Menyetujui : Pembimbing 1

Drs. Achmad Solihin M.Si

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Hj. Yulia Segarwati M.Si

Hj. Yulia Segarwati M.Si

v


LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “FUNGSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN MURID DALAM MENINGKATKAN SIKAP BELAJAR MURID DI SMK PASUNDAN RANCAEKEK KAB. BANDUNG,” ini benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan

Bandung, 1 September 2015

Nur Hidayat

vi


KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Segala Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmatnya dan kuasanya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai salah satu prasyarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang ilmu komunikasi. Skripsi ini berjudul “Analisis Deskriptif Komunikasi Interpersonal Guru Dan Murid Dalam Menumbuhkan Semangat Belajar Murid Di Smk Pasundan Rancaekek Kab. Bandung� . Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Banyak kegiatan yang telah penulis lakukan selama massa perkulihan tidak hanya itu tahapan demi tahapan penulis lalui dengan penuh perjuangan, masa-masa kuliah memberikan sejuta pengalaman yang sangat berharga bagi penulis. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis menerima masukan, arahan dan bimbingan demi lancarnya penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Drs. Budiana S.Sos M.Si selaku Dekan FISIP Universitas Pasundan beserta staf-stafnya

2. Kepada ketua Jurusan Ilmu Komunikasi yang saya cintai Hj. Yulia S.Sos M.Si

vii


3. Kepada Drs Achmad Solihin M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan pertimbangan – pertimbangan yang berharga dalalam memperluas pengetahuan penulis dan motivasi sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs.Aswan Haryadi M.Si selaku Dekan FISIP Universitas Pasundan beserta staf-stafnya

5. Bapak Sutrisno S.sos M.si Selaku Ketua Jurusan Komunikasi 6. Seluruh staf pengajar ilmu komunikasi, yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu yang berharga sehingga dapat selesai sampai akhir perkuliahan.

7. Kepada seluruh rekan-rekan kerja sesama Pendidik di SMK Pasundan Rancaekek: 

Bpk H Atim Sebagai pimpinan tertinggi sekolah SMK Pasundan Rancaekek

Bpk. Drs. Ahmad Satibi M.M sebagai kepala sekolah

Serta guru-guru yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu

Peneliti secara khusus ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalam nya kepada: 1. Orangtua, Mamah dan Papah yang memberikan segenap curahan kasih sayang, materi, kesabaran, maaf dan doa yang tak henti-hentinya.

2. Kepada Orang tuaku yang ada di Kampus, Seluruh Pengurus dan staf kejuruan, serta para Dosen.

3. Juga Kepada orang tuaku Bpk. Ahmad Solihin M.Si, serta Om Asep yang selalu membantu dalam hal birokrasi administrasi di kampus ketika saya tak sempat ada waktu untuk mengurusnya.

4. Kepada Pak Deden Ramdhan M.Si, Drs. Sutrisno M.si, Drs. Achmad Solihin M.Si, dan semua yang tak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan

viii


nasihat-nasihat baik kepada saya selaku anak muda, sehingga nasihatnasihatnya amat berkesan dalam hati saya hingga kini.

5. Juga kepada para dosen yang memberikan banyak pelajaran kepada saya yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu

6. Organisasi–organisasi tempat berbenah ilmu, rekan-rekan di KaPeKa, Badan Penerbitan Pers Mahasiswa, HMI, GMNI, dan PMII dan Organisasi lainnya yang juga tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

7. Kepada para calon pengusaha muda di Negara ini 8. Untuk Sahabat seperjuangan Edlin Sumarlin S.T, Mahesa Agni S.F, Charis Rosyadi, Tresno Budi Santoso Amd, Panji.

9. Untuk orang–orang yang ada di saat - saat tersempit di massa- massatersulit, semoga kalian beruntung

10. Dan semoga Allah merahmati hidupku dan mengahirinya dengan pengahiran bahagia husnul khatimah, Aamiin

Bandung , 02 Juli 2015

Nur Hidayat

ix


DATA PRIBADI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

. . . . . . . . . . . .

Nama Lengkap Nama Panggilan Tempat/Tgl. Lahir Jenis Kelamin Tinggi badan Berat badan Kesehatan : Agama Kebangsaan Suku Status Alamat

: : : : : : : : : : : :

Nur Hidayat Nur Bandung, 16 Febuari 1991 Laki-laki 158 cm 60 Kg Baik (sehat mental maupun jasmani ) Islam Indonesia Sunda Belum nikah Perum Rancaekek Permai Blok H 12 No 3 Kec. Rancaekek Kab. Bandung 13 . Telepon/Handphone : 022-92943533 14 . Hobi : Sepakbola, Musik, Software 15 . E-Mail : nurpancarkalam@gmail.com DATA KELUARGA 16 . Nama Ayah 17 . Nama Ibu 18 . Jumlah Saudara

: Achmad Dasuki : Neneng Suryati : 2 (Dua) Bersaudara

19 . Anak ke 20 . Alamat

: Satu : Perumahan Rancaekek Permai Blok H 12 No 3 Kec. Rancaekek Kab. Bandung

RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL 21 22 23 24

. . . .

TK SD SLTP SMA

25 . S1

: : : :

TK Amalia SDN Abdinegara 1997-2002 SMP AL-Ma'soem 2003-2005 SMA Pasundan 3 Bandung 2006-2007 SMAN 1 Rancaekek 2008-2009 : Universitas Pasundan Bandung

x


INFORMAL

1 2

. Broadcasting School Cakra FM Rancaekek . Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional yang diselenggarakan Universitas Hasanudin Makasar, di Makasar, Tahun 2011

PENGALAMAN ORGANISASI

1 2 3 4 5 6

. . . . . .

Karang Taruna RW 16 Kecamatan Rancaekek 2005 Anggota BPPM 2009 Staf Redaksi BPPM 2010 Presiden BPPM 2011 Ketua Komunitas Pemuda Kreatif 2013 Pimpinan Umum Buletin Kozuka Rancaekek 2013-2014

xi


Daftar Isi PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1

Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1

1.2

Identifikasi Masalah ............................................................................. 6

1.3

Maksud dan tujuan penelitian ............................................................ 7

1.3.1

Maksud Penelitian ................................................................................ 7

1.3.2

Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

1.4

Kegunaan Penelitian ............................................................................ 8

1.4.1

Kegunaan Teoritis ................................................................................ 9

1.4.2

Kegunaan Praktis ................................................................................. 9

1.5

Kerangka Pemikiran .......................................................................... 10

BAB II

16

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 16 2.1

Komunikasi ......................................................................................... 16

2.2

Jurnalistik ........................................................................................... 21

2.2.1

Pengertian Jurnalistik ........................................................................ 21

2.2.1

Bentuk Jurnalistik .............................................................................. 23

2.3

Komunikasi Pendidikan ..................................................................... 24

2.4

Pengertian Komunikasi Interpersonal ............................................. 25

2.4.1

Jenis-Jenis Komunikasi Interpersonal ............................................. 26

2.4.2

Kualitas umum dalam Komunikasi Interpersonal .......................... 27

2.4.3

Efektifitas Komunikasi Interpersonal .............................................. 29

2.4.4

Tujuan Komunikasi Interpersonal ................................................... 31

xii


2.5

Hubungan Antara The Source Credibility Theory Dengan Strategi

Komunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung .............................. 33 BAB III 36 METODE DAN OBJEK PENELITIAN ........................................................... 36 3.1

Metode Penelitian ............................................................................... 36

3.1.1

Jenis Penelitian ................................................................................... 36

3.1.2

Populasi ............................................................................................... 37

3.1.3

Operasionalisasi Variabel .................................................................. 40

3.1.4

Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 43

3.1.5

Teknik Analisis Data .......................................................................... 44

Lama Penelitian................................................................................................... 47 3.2

Objek Penelitian ................................................................................. 49

3.2.1

Profil SMK Pasundan Racaekek Bandung ...................................... 49

3.2.2

Visi dan Misi ....................................................................................... 49

3.2.3

Program Kegiatan Pembelajaran ..................................................... 50

3.2.4

Peserta Didik ....................................................................................... 50

3.2.5

Lokasi Lembaga Pendidikan ............................................................. 50

3.2.6

Sarana & Prasarana ........................................................................... 51

BAB IV 51 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ........................................................... 51 4.1

Analisis Data Responden ................................................................... 52

4.2

Analisis Deskriptif Data Penelitian ................................................... 54

xiii


4.2.1

Komunikasi Interpersonal Guru ....................................................... 54

4.2.1.1

Variabel Keahlian ............................................................................... 54

4.2.1.1.1 Kemampuan Guru dalam Berkomunikasi ........................................ 54 4.2.1.1.3 Kemampuan Guru dalam Menjawab Setiap Pertanyaan Siswa Secara Baik dan Rinci......................................................................................... 61 4.2.1.2

Variabel Keterpercayaan ................................................................... 64

4.2.1.2.1 Pengemasan Informasi yang Mudah Dipahami ................................ 64 4.2.1.2.2 Komunikan (Siswa) Yakin Terhadap Kebenaran Isi Pesan ............ 67 4.2.1.2.3 Keakuratan Informasi yang Disampaikan ........................................ 70 4.2.1.2.4 Variabel Daya Tarik ............................................................................ 73 4.2.1.2.4.1 Penampilan Fisik ............................................................................... 73 4.2.2

Motivasi Belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab.

Bandung 79 4.2.2.1

Aspek Kognitif (kepercayaan) ........................................................... 79

4.2.2.1.1 Penambahan Pengetahuan Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung .................................................................................. 79 4.2.2.1.2 Perubahan Opini Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung 82 4.2.2.1.3 Perubahan Kepercayaan Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung ...................................................................................................... 84 4.2.2.2

Aspek Afektif (Emosi) ........................................................................ 85

4.2.2.2.1 Perasaan Senang Siswa Kelas 2 SMK Pasundan RancaekekKab. Bandung 85

xiv


4.2.2.2.2 Persepsi Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung 87 4.2.2.2.3 Penilaian Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung 88 4.2.2.3

Aspek Konatif (Perilaku/sikap) ......................................................... 90

4.2.2.3.1 Kecendrungan Perilaku Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung ...................................................................................................... 90 4.2.2.3.2 Perilaku Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung 91 4.3

Kaitan Teori Kredibilitas Sumber (The Souce Credibility Theory)

dengan Strategi Komunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung 93 4.4

Analisis Komprehensif tentang Strategi Komunikasi Interpersonal

Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung dengan Teori The Source Credibility Theory ..... 95 4.5

Hambatan-Hambatan yang Dihadapi dalam Strategi Komunikasi

Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Sikap Belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung .............................................................. 101 BAB V

104

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 104 KESIMPULAN .................................................................................................. 104 SARAN 106

xv


BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian Komunikasi

merupakan

suatu

proses

penyampaian

pesan,

dan

penangkapan makna antara komunikan yang menjadi peserta komunikasi. Manusia pada hakikatnya akan berkomunikasi, sehingga komunikasi menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Beragam masalah dalam kehidupan manusia juga harus diselesaikan melewati cara komunikasi, misalnya, apabila kita sedang sakit gigi, lalu kita berangkat ke dokter gigi, tentu saat kita bertemu dengan dokter gigi—kita akan berkomunikasi terlebih dahulu dengannya sebelum akhirnya ditangani secara medis. Inti komunikasi adalah presepsi, kesamaan presepsi dalam proses komunikasi merupakan tolak ukur keberhasilan komunikasi, begitupun juga pengaruh yang ditimbulakan komunikator terhadap komunikan. Sehingga seorang Komunikator yang handal merupakan komunikator yang mampu mempengaruhi orang lain dengan cara komunikasi, maka tak heran apabila seorang Guru, marketing perusahaan, manager perusahaan, hingga level pengusaha sekalipun wajib memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Semakin banyak manusia yang dipengaruhi, maka semakin baik kemampuan komunikasi orang tersebut, seperti layaknya seorang guru, semakin

1


banyak murid yang dapat menerima pesannya, maka semakin baik pula cara komunikasinya. Sebelum bisa mempengaruhi banyak orang , tentu kali ini peneliti akan membahas bagaimana seorang komunikator dapat mempengaruhi satu orang saja, karena manurut analisis peneliti, seorang komunikator tidak akan mungkin dapat mepengaruhi banyak orang apabila mempengaruhi satu orang saja dia tidak bisa. Untuk berkomunikasi dengan satu orang, komunikator memerlukan kemampuan komunikasi Interpersonal, Komunikasi Interpersonal menurut devito dalam buku, “The Interpersonal Communication Book,� mengatakan bahwa Komunikasi Interpersonal adalah proses pengiriman pesan antara dua orang di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi ini ialah karena prosesnya dapat berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung secara dialogis memungkinkan terjadinya interaksi pada setiap komunikannya. Hasil dari interaksi komunikasi yang bersifat dialogis lebih bisa dilihat dan dinilai dengan jelas ketimbang dari hasil komunikasi yang melibatkan banyak komunikan. Interaksi di dalam komunikasi menjadikan perserta komunikasi

yang

terlibat menjadi terfokus pada satu sama lain, karena sama-sama memiliki satu objek yang dituju sebagai penerima pesan.

2


Dialog adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya para pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama (Mutual Understanding) dan empati. Walaupun dirasa sangat sederhana, keakraban dalam komunikasi antarpribadi dialogis pada situasi tertentu bisa berbeda. Komunikasi secara horizontal sealu menimbulkan derajat keakraban yang lebih tinggi ketimbang komunikasi secara vertikal. Yang dimaksudkan horizontal adalah komunikasi antara orangorang yang memiliki kesamaan dalam apa yang disebut wilbrum schramm frame or reference (kerangka referensi). Para pelaku komunikasi yang mempunyai kesamaan dalam frame of reference atau field or experience itu adalah mereka yang sama atau hampir sama dalam tingkat pendidikan, jenis profesi atau pekerjaan, agama, ras atau bangsa, hobi, ideologi, dan lain sebagainya. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antar-pribadi lebih ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Dikarenakan pentingnya komunikasi antarpribadi dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikasi. Maka peneliti berpikir alangkah efektifnya bila komunikasi antar-pribadi diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya untuk menumbuhkan semangat siswa dalam hal belajar. Karena tanpa

3


Sikap belajar yang baik, maka murid tidak akan ada kemampuan yang tumbuh secara inisiatif alam dirinya Proses belajar mengajar akan senantiasa berupa proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi di mana siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Proses itu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan pembelajaran. Sebagai seseorang yang memiliki posisi strategis dalam kegiatan pembelajaran, guru harus memiliki beberapa kompetensi meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Tentu komunikasi guru dan siswa yang dimaksud adalah dalam kegiatan pembelajaran tatap muka baik secara verbal maupun non verbal, baik secara individual maupun kelompok dan dibantu dengan media atau sumber belajar. Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi di mana siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Proses itu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan pembelajaran. Karena mengajar dilakukan dengan maksud membantu siswa untuk belajar, maka pendidik perlu memperhatikan kualitas mengajar. Menurut Hughes,

4


kualitas mengajar yang baik terletak pada kualitas respons yang diberikan guru kepada siswa dalam interaksi belajar mengajar. Kurikulum 2013-2014 mengharuskan guru untuk menumbuhkan Sikap belajar peserta didiknya, karena ternyata Sikap belajar ibarat bunga, jika dirawat dengan baik, maka akan menghasilkan bunga yang baik. Begitupun sebaliknya, jika tidak dirawat, atau diabaikan begitu saja, bunga bisa layu, atau dimakan oleh hewan. Sikap perlu dibiasakan, dirawat, harus selalu disirami, oleh siapa saja yang mampu melakukannya dalam kehidupan. Motivasi semacam itu selalu ada dalam lingkungan kita, bisa di dalam lingkungan keluarga, bisa juga di lingkungan sekolah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Motivasi artinya adalah Nafsu (Kemauan, Gairah) Untuk bekerja, berjuang, dsb. Sebagaimana telah diketahui bersama

bahwa

banyak

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

produktifitas

pembelajaran, atau hasil dari belajar. Oleh karenanya, sikap belajar yang menghasilkan

motivasi

merupakan

faktor

penting

yang

mempengaruhi

produktifitas belajar. Seorang peserta didik/murid yang memiliki Sikap belajar yang baik selalu berusaha untuk meningkatkan hasil belajarnya dan menghasilkan prestasi sesuai dengan yang diinginkannya.

5


Seorang pelajar/ murid yang memiliki Sikapbelajar yang rendah akan senantiasa berleha-leha dalam proses belajar, tidak memiliki keinginan untuk meningkatkan kemampuannya, maka tak heran apabila seorang siswa yang tidak memiliki Sikap belajar tidak mendapatkan hasil memuaskan dari proses belajarnya.Berdasarkanuraian

di

atas,

makapenelitimerasatertarikuntukmenelititentang“FUNGSI

KOMUNIKASI

INTERPERSONAL GURU DALAM MENINGKATKAN SIKAP BELAJAR SISWA KELAS 2 DI SMK PASUNDAN RANCAEKEK KAB. BANDUNG�.

1.2

Identifikasi Masalah Peneliti akan menuliskan rumusan masalah yang akan diteliti dalam

bentuk pertanyaan. Seperti di bawah ini : 1. Bagaimana

fungsikomunikasi

GurudalammeningkatkansikapbelajarKelas

interpersonal 2

di

SMK Pasundan

Rancaekek Kab. Bandung? 2. Apasajahambatan-hambatan

yang

dihadapiGuru

SMK

dalammeningkatkansikapbelajarKelas 2 di SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung? 3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatanhambatan yang dihadapidalammeningkatkansikapbelajarKelas 2 di SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung?

6


1.3

Maksud dan tujuan penelitian Maksud dan tujuan akan peneliti bagi menjadi dua, agar jelas

pemaparannya, peneliti akan membagi maksud penelitian, dan tujuan penelitian.

1.3.1 Maksud Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seperti apa pola yang efektif dalam

melakukan

komunikasi

interpersonal

yang

bermanfaat

untuk

menumbuhkan Sikap belajar murid. Sehingga penelitian ini diharapkan mampu untuk menjadi acuan bagi para pengajar di sekolah, khususnya Kelas 2 di SMK Pasundan Rancaekek. 1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

Untuk

mengetahui

fungsi

GurudalammeningkatkansikapbelajarKelas

komunikasi 2

di

interpersonal SMK

Pasundan

Rancaekek Kab. Bandung. 2.

Untuk

mengetahui

hambatan-hambatanyang

dihadapiGuru

SMK

dalammeningkatkanmotivasibelajarKelas 2 di SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung.

7


3.

Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-

hambatan

yang

dihadapidalammeningkatkanmotivasibelajarKelas 2 di SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. 1.4

Kegunaan Penelitian Manfaat dan kegunaan hasil penelitian dapat diklarifikasikan menjadi

manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk mengembangkan ilmu penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian. Manfaat praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung antara lain : a. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan pada perkembangan ilmu komunikasi pendidikan, terutama pada penerapan model-model pembelajaran. Hasil penelitian ini juga mampu menjadi ilmu yang berguna untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran dan hasil belajar di kelas. b. Bagi Sekolah Sebagau bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki praktikpraktik pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat. c. Bagi Siswa

8


Meningkatkan hasil belajar dan solidaritas siswa untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan individunya. Karena komunikasi interpersonal antara guru dan murid diperlukan bagi siswa. d. Bagi Guru Penelitian ini bisa menjadi salah satu sumber rujukan untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktikpraktik komunikasi interpersonal terhadap siswa ini sudah efektif dan efisien.

1.4.1

Kegunaan Teoritis Hasil penelitian bermanfaat untuk mengembangkan ilmu penelitian yang

berkaitan dengan objek penelitian, yaitu para tenaga dan peserta didik pada umumnya. Sehingga penelitian ini juga dapat dijadikan rujukan untuk keperluan para tenaga pendidik yang bertugas untuk menumbuhkan Sikap belajar siswa. Terlebih pada kurikulum yang baru, para tenaga pendidik harus membuat peserta didiknya untuk lebih bersungguh-sungguh bukan hanya pada aspek fisik dan motorik, tapi juga bagaimana mereka harus tersemangat untuk membenahi perilakunya. 1.4.2

Kegunaan Praktis Manfaat praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya,

untuk memperbaiki kinerja, terutama bagi sekolah, guru, dan siswa, serta seseorang peneliti untuk penelitian yang lebih lanjut.

9


1.5

Kerangka Pemikiran Landasan untuk memecahkan masalah telah dikemukakan, peneliti

memerlukan kerangka pemikiran yang berupa teori atau pendapat para ahli yang tidak diragukan lagi kebenarannya, yaitu teori yang mengenai hal yang berkaitan dengan penelitian. Diperlukan kajian teoritis yang menjadi tolak ukur. Kajian teoritis merupakan tolak ukur atau landasan untuk menyusun suatu penelitian. Untuk penelitian ini, teori komunikasi yang digunakan oleh peneliti adalah The Source Credibility Theory oleh Hovland, Janis & Kelley.Teori ini menyatakan bahwa “Orang akan lebih mudah dipersuasi ketika sumber komunikasi memperlihatkan dirinya sebagai orang yang kredibel.�(1953). Teori ini, menggambarkan kredibilitas komunikator terbentuk oleh keahlian komunikator dalam menguasi seluruh informasi mengenai objek yang dimaksud dan memiliki keterpercayaan terhadap derajat kebenaran informasi yang ia sampaikan. Adapun daya tarik adalah salah satu komponen pelengkap dalam pembentukan kredibilitas komunikator. Hovland dan Weiss dalam Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi menyebut ethos ini credibility yang terdiri dari dua unsur yaitu Expertise (keahlian) dan trustworthiness (dapat dipercaya). (2007:256) Berdasarkan teori diatas, dapat digambarkan bahwa strategi komunikasi interpersonal Guru dalam meningkatkan motivasi belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Kab. Bandung, akan terbentuk oleh keahlian Guru sebagai komunikator dalam meningkatkan motvasi belajar siswa. Serta adanya keterpercayaan dan daya tarik.

10


Muhammad dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Organisasi menyebutkan komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang terlibat dalam komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut. Komunikasi interpersonal adalah membentuk hubungan dengan orang lain. (2011:159) Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi menyatakan bahwa : Kredibilitas adalah seperangkat persepsi penerima pesan tentang sifat-sifat komunikator. Dalam definisi ini terkandung dua hal: (1) Kredibilitas adalah persepsi komunikate; jadi tidak heran dalam diri komunikator; (2) Kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya kita sebut sebagai komponen-komponen kredibilitas. (2007:257)

Berdasarkan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa kredibilitas merupakan masalah persepsi, kredibilitas bergantung pada pelaku persepsi (komunikan), topik yang dibahas, dan situasi. Persepsi yang dilakukan oleh Guru sebagai komunikator bisa tercapai apabila pada saat menyampaikan informasi kepada Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung, sehingga siswa menganggap guru les tersebut memang dapat dipercaya. Guru adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi anak didiknya. Untuk menjalankan tugasnya, seperti yang sudah dijelaskan diatas

11


seorang guru ataupun guru les harus mempunyai kredibilitas untuk mendapatkan rasa kepercayaan dari siswa didiknya. Sebagai seorang komunikator selaku pengirim pesan kepada penerima pesan (komunikan). komunikator juga disebut sebagai pengirim, sumber, atau source komunikator merupakan pelaku utama dalam proses komunikasi. Komunikator memegang peranan yang sangat penting dalam mengendalikan jalanya proses komunikasi, sehingga seorang komunikator harus memiliki kredibilitas yang tinggi didalam dirinya. Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi menyatakan komunikasi interpersonal yaitu : “Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orangorang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal�. (2004:107) Dari uraian diatas, Komunikasi Interpersonal meliputi tiga hal , yaitu : 1. Keahlian a. Kemampuan guru di dalam berkomunikasi b. Kemampuan guru di dalam penguasaan materi informasi c. Kemampuan guru di dalam menjawab setiap pertanyaan siswa secara baik dan rinci

2. Keterpercayaan a. Pengemasan informasi yang mudah dipahami b. Komunikan (siswa) yakin terhadap kebenaran isi pesan c. Keakuratan informasi yang disampaikan 3. Daya Tarik a. Penampilan fisik b. Gaya dan cara bicara c. Familiaritas

Sikap (Attitude) adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan. Konsep sikap ini sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior).

12


Definisi sikap menurut Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, yaitu : Sikap adalah kecendrungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek ide, situasi atau nilai. Sikap bukanlah perilaku, tetapi, merupakan kecendrungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap relatif lebih menetap. Sikap mengandung aspek evaluatif. Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa dari lahir, melainkan hasil belajar. (2007:39-40)

Dari definisi tersebut dapat diambil gambaran bahwa sikap menentukan apakah seseorang harus menyukai atau tidak terhadap suatu hal. Sikap juga mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap bukanlah suatu hal yang dibawa sejak lahir. Sikap terbentuk dari pengalaman serta rangsangan yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, sikap dapat diperteguh atau diubah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, untuk mendukung prestasi dari siswa tersebut. Motivasi menurut Pace Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi dengan editor Mulyana adalah sebagai berikut : Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan. Hal tersebut dapat tercapai melalui perilaku karyawan, prestasi kerja karyawan, dan efektifitas kerja karyawan. (2003:95)

Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa perilaku, prestasi, dan efektifitas merupakan faktor utama dalam menumbuhkan motivasi belajar pada siswa.

13


Motivasi belajar yang baik dari siswa akan mendorong dan meningkatkan prestasi siswa tersebut. Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi, sikap terdiri atas beberapa aspek. Aspek tersebut meliputi : 1. Aspek Kognitif a. Penambahan Pengetahuan b. Perubahan Opini c. Perubahan kepercayaan 2. Aspek Afektif a. Perasaan Senang b. Persepsi c. Penilaian 3. Aspek Konatif a. Kecendrungan Perilaku b. Perilaku (2005:37) Sikap dari siswa Kelas 2 SMK PasundanRancaekekKab. Bandung ini sangatlah penting. Hal ini untuk mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal (antarpersonal) Guru. Sehingga bisa dijadikan cerminan bagi guru les tersebut, untuk terus selalu berusaha agar bisa memberikan pengarahan terhadap siswanya. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran dan Hubungan antara variabel sebagai berikut:

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran BAGAIMANA STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS 2 SMK PASUNDAN RANCAEKEK KAB. BANDUNG

The Source Credibility Theory (Hovland, Janis & Kelley: 1953)

14


Source

Attitude

Variabel Antara

Sikap

Komunikasi Interpersonal 1. Keahlian 2. Keterpercayaan

Meningkatnya motivasi belajar Siswa

1. Kognitif (kepercayaan) 2. Afektif (emosi)

3. Daya Tarik

3. Konatif (perilaku/sikap)

(Rakhmat : 2004:107)

(Rakhmat : 2005:37)

Variabel Y : Sikap Belajar SiswaKelas 2 SMK RancaekekKab. Bandung

Variabel X : Komunikasi Interpersonal Guru Sub Variabel :

Sub Variabel : X1. Keahlian Guru a. b. c.

Y1. Kognitif (Kepercayaan)

Kemampuan guru di dalam berkomunikasi Kemampuan guru di dalam penguasaan materi informasi Kemampuan gurudi dalam menjawab setiap pertanyaan siswa secara baik dan rinci

a. Penambahan pengetahuan b. Perubahan opini c. Perubahan kepercayaan

X2. Keterpercayaan Guru a. b. c.

Y2. Afektif (emosi)

Pengemasan informasi yang mudah dipahami Komunikan (siswa) yakin terhadap kebenaran isi pesan Keakuratan informasi yang disampaikan

a. Perasaan senang

b.Persepsi X3. Daya Tarik Guru Sumber : Hovland, Janis & Kelley (1953), Rakhmat (2004), modifikasi Peneliti dan Pembimbing c. Penilaian a. Penampilan fisik b. Gaya dan cara bicara Y3. Konatif (perilaku/sikap) c. Familiaritas a. Kecendrungan perilaku

b. Perilaku

15


BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi Kata atau istilah komunikasi diambil dari bahasa inggris yaitu communication, secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna “berbagi� atau “menjadi milik bersama� yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.Jadi, komunikasi bisa terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komuniator dan diterima oleh komunikan. Effendy, dalam bukunya yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi : Hakikat komunikasi sebenarnya adalah pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai penyalurnya. (2003:28) Pada bahasa komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yang menerima pesan disebut komunikan (communicate). Lebih jelasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang (symbol). Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan serta lambang dan bahasa.

16


Effendy, dalam bukunya Dinamika Komunikasi mengatakan bahwa : Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. (2000:5) Jadi, ditinjau dari segi penyampaian informasi, komunikasi yang bertujuan bersifat informatif dan persuasif.Karena memang tidak mudah untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang atau sejumlah orang. Hovland, Janis, dan Kelley dalam Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi mendefinisikan komunikasi sebagai “Proses pengiriman stimuli (biasanya verbal) oleh seseorang (komunikator) untuk memodifikasi perilaku orang lain (publik).� (2005:3) Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif, Effendy dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek�bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut :Who Says What In Which To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell di atas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu : 1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) 2. Pesan (mengatakan apa?)

17


3. Media (melalui saluran/media apa?) 4. Komunikan (kepada siapa?) 5. Efek (dengan dampak/efek apa?)

Komunikasi adalah pesan

yang disampaikan kepada komunikan

(penerima) dari seorang komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud memberikan dampak atau efek kepada komunikan sesuai dengan yang diinginkan komunikator. Jadi

berdasarkan

paradigma

Lasswell

tersebut,

secara

sederhananya proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu. (Effendy, 2000:10) 2.1.2 Kegiatan Komunikasi Menurut Denis McQuail, secara umum kegiatan/proses komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam 6 tingkatan sebagai berikut : 1. Komunikasi intra-pribadi(intrapersonal communication), yakni proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf.Contoh : berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dan lain-lain. 2. Komunikasi antar-pribadi, yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya.Misalnya percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon, dan sebagainya. 3. Komunikasi dalam kelompok, yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung di antara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu

18


yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi.Misalnya, ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi guru dan murid di kelas tentang topik bahasan, dan sebagainya. 4. Komunikasi antar-kelompok/asosiasi, yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya sebagai wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing. 5. Komunikasi Organisasi, komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi

dalam

suatu

organisasi

dan

komunikasi

antar

organisasi.Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya. 2.1.3 Komunikasi

dengan masyarakat secara luas, pada tingkatan ini

kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara: Komunikasi massa yaitu komunikasi melalui media massa seperti radio, surat kabar, TV, dan sebagainya.Langsung atau tanpa melalui media massa misalnya ceramah, atau pidato di lapangan terbuka.

19


2.1.4 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Effendy, dalam bukunya yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi,fungsi komunikasi adalah sebagai berikut : a. Untuk menginformasikan (to inform) b. Untuk memdidik (to educate) c. Untuk menghibur (to entertain) d. Untuk mempengaruhi (to influence) (2003:55) Sedangkan tujuan komunikasi menurut Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi adalah sebagai berikut : a. b. c. d.

Mengubah sikap (to change attitude) Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) Mengubah perilaku (to change the behavior) Mengubah masyarakat (to change the society) (2003:55)

2.1.5 Tatanan Komunikasi Effendy, dalam bukunya yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi adalah sebagai berikut : Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah proses komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. (2003:53)

Berdasarkan hal tersebut, maka komunikasi diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut : a. Komunikasi pribadi (personal communication) 1) Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) 2) Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) b. Komunikasi kelompok (group communication) 1) Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

20


a) Ceramah (lecture) b) Forum c) Simposium (symposium) d) Diskusi panel (panel discussion) e) Seminar f) Curahsaran (brain storming) 2) Komunikasi kelompok besar (large group communication) c. Komunikasi massa (mass communication) 1) Komunikasi media massa cetak pers (printed mass media communication) a. Surat kabar (daily) b. Majalah (magazine) 2) Komunikasi massa media massa elektronik (electronic mass media communication) a. Televisi b. Radio c. Film 2.2

Jurnalistik

2.2.1 Pengertian Jurnalistik Istilah “jurnalistik” berasal dari kata “journalitiek” dalam bahasa belanda atau “journalism” dlm bahasa inggris. Kedua sumber dari bahasa latin “diurnal” yang berarti harian atau setiap hari. Didalam buku Jurnalistik Baru

21


karya Tebba, Jurnalistik berarti : “kegiatan mengumpulkan bahan berita, mengolahnya sampai menyebarluaskan kepada khalayak.� (2005 : 9) Diterangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia jurnalistik berarti kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis surat kabar, majalah, atau berkala lainnya. Dari definisi jurnalistik diatas dapat dijelaskan bahwa jurnalistik adalah pekerjaan yang berhubungan erat dengan informasi. Pengertian jurnalistik lainnya datang dari buku karangan Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, yakni “kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui eksistensinya.� (2005:2) Sumadiria, dalam buku Jurnalistik Indonesia mengatakan bahwa jurnalistik memiliki definisi yaitu : Secara teknis, jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, menolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dan secepat-cepatnya. (2005:3)

Didunia jurnalisme terdapat aturan yang bernama Deon Jurnalisme, yang di dalam karangan Haryatmoko, Etika Komunikasi Manipulasi Media, Kekerasan Dan Fotografi, dijelaskan yakni :

1. Format dan perlindungan atas hak warga Negara akan informasi dan sarana-sarana yang perlu untuk mendapatkannya. perlindungan atas sumber berita, pemberitaan informasi yang benar dan tepat, jujur dan lengkap, pembedaan antara fakta dan komentar, informasi dan opini. 2. Hormat dan perlindungan atas hak individual lain dari warga negara. Termasuk dalam hak ini ialah hak akan martabat dan kehormatan, hak atas kesehata fisik dan mental, kan konsumen dan hak untuk berekspresi dalam

22


mental, hak konsumen dan hak untuk berekpresi dalam media, serta hak jawab. Selain itu, harus mendapatkan jaminan juga ialah hak akan vripacy, praduga tak bersalah, dan akan rahasia komunikasi. 3. Yakni berupa ajakan untuk menjaga harmoni masyarakat. Unsur ketiga deontology jurnalisme melarang semua bentuk propokasi atau dorongan yang akan membangkitkan kebencian atau ajakan pada pembangkangan sipil. (2007:45-46)

Aturan deontology jurnalisme ini sangat membantu dalam mempertajam makna tanggung jawab untuk seorang jurnalis. Deontology jurnalisme bukan tidak memiliki kelemahan maka dari itu undang-undang atau hukum juga diperlukan dalam membantu mengorganisir tanggung jawab para actor komunikasi atau jurnalistik. 2.2.1 Bentuk Jurnalistik Berhubungan dengan erat dengan media massa membuat jurnalistik memiliki beberapa bentuk. Seperti yang ada dalam buku Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, jurnalistik dibagi menjadi tiga bagian besar : “Jurnalistik media cetak, Jurnalistik media elektronik, dan jurnalistik media audio visual.� (2005:4)

1. Jurnalistik Media Cetak Memiliki faktor yakni faktor verbal dan faktor visual. Dimana dalam faktor verbal kita patut menekankan pada pemilihan kata dan di faktor visual harus dapat menunjukan kemampuan kita dalam menata, menempatkan, mendesain, tataletak, dan hal lain yang menyangkut dalam segi perwajahan. 2. Jurnalistik Media Elektronik

23


Jurnalistik ini bisa juga disebut dengan satu contoh radio. Radio sangat dipengaruhi oleh dimensi verbal, teknologikal dan fisikal. Dimana radio lebih mengedepankan suara dan tidak menampilkan gambar seperti halnya televisi atau layar komputer.

3. Jurnalistik Media Elektronik Audiovisual Jurnalistik televisi adalah namalain dari jurnalistik ini. Jurnalistik ini adalah gabungan dari segi verbal, visual, teknologikal, dan dimensi dramatikal. Dimana semua lemen tersebut menyatu dalam sebuah ruang edit yang menjadikannya sebagai sebuah prodak jurnalistik.

2.3

Komunikasi Pendidikan Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Ilmu Komunikasi (Teori dan

Praktek) menyatakan : “Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan...�. Pendapat tersebut menekankan pendidikan itu berlangsung secara berencana di dalam kelas secara tatap muka dan mengabaikan kegiatan pendidikan secara umum pada masyarakat dan pendidikan secara khusus dalam keluarga. Hal ini dapat dilihat pada pendapat berikutnya bahwa perbedaan antara komunikasi dan pendidikan terletak pada tujuan atau efek yang diharapkan. Ditinjau dari efek yang diharapkan itu, tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan pendidikan sifatnya khas atau khusus, yakni meningkatkan

24


pengetahuan seseorang mengenai sesuatu hal sehingga ia menguasainya. Tujuan Pendidikan akan tercapai jika secara minimal prosesnya komunikatif. Bagaimana caranya agar proses penyampaian suatu materi mata ajar oleh Pengajar/ Guru/ Dosen (sebagai komunikator) kepada para Pelajar/ Murid/ Siswa/ Mahasiswa (sebagai komunikan) harus terjadi secara tatap muka (face to face) dan secara timbal balik dua arah (two way communication). Dari teori yang ada di atas, maka alangkah baiknya para Pengajar menyajikan materi pelajarannya bukan hanya dengan metoda ceramah saja sebaiknya juga dengan metoda diskusi. 2.4

Pengertian Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal (antarpribadi) didefinisikan oleh Joseph A.

Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book�. (Devito, 1989:4) sebagai : “proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika�. (the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback). Berdasarkan definisi Devito itu, komunikasi Interpersonal (antarpribadi) dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang berdua-duaan seperti suami istri yang sedang bercakap-cakap.atau

antara dua orang dalam suatu

pertemuan, misalnya antara penyaji makalah dengan salah seorang peserta seminar. Komunikasi interpersonal merupakan jalinan hubungan interaktif antara seorang individu dan individu lain di mana lambang-lambang pesan secara efektif

25


digunakan, terutama lambang-lambang bahasa. Dalam kajian komunikasi antarpersonal, konsep jalinan hubungan (relationship) sangat penting.Jalinan hubungan merupakan seperangkat harapan yang ada pada partisipan yang dengan itu mereka menunjukan perilaku tertentu di dalam berkomunikasi. Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses komunikasi antara dua orang atau lebih, yang dilakukan secara langsung atau tatap muka. Muhammad dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Organisasi menyebutkan komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang terlibat dalam komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut. Komunikasi interpersonal adalah membentuk hubungan dengan orang lain. (2011:159) 2.4.1

Jenis-Jenis Komunikasi Interpersonal Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat

Komunikasi

menyebutkan,

secara

teoritis

komunikasi

interpersonal

(antarpribadi) diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya. 1) Komunikasi diadik (dyadic communication) Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi komunikan yang menerima pesan. Oleh karena perilaku komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung secara

26


intens. Komunikator memusatkan perhatiannya hanya kepada diri komunikan seorang itu. 2) Komunikasi triadik (triadic communication) Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Jika misalnya

A

yang

menjadi

komunikator,

maka

ia

pertama-tama

menyampaikan kepada komunikan B, kemudian kalau dijawab atau ditanggapi, beralih kepada komunikan C, juga secara berdialogis. (2003:6263) 2.4.2 Kualitas umum dalam Komunikasi Interpersonal Devito dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Antar Manusia menyebutkan dalam pendekatan humanistik, ada lima kualitas umum yang dipertimbangkan : keterbukaan (openness), empati (emphaty), sikap mendukung (supportive-ness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality). 1. Keterbukaan Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunkator antar pribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Aspek kedua, mengacu pada kesediaan komunikator untuk berinteraksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan� perasaan dan pikiran (Bochner & Kelley, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah menyangkut bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang “milik� anda dan anda bertanggung jawab atasnya.

27


2. Empati Empati sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Bersimpati di pihak lain, adalah merasakan bagi orang lain merasn ikut bersedih. 3. Sikap Mendukung Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan di mana terdapat sikap mendukung, suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategik, dan (3) piovisional, bukan sangat yakin. 4. Sikap Positif Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikasi antarpribadi terbina jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. orang yang merasa negatif terhadap diri sendiri selalu mengkomunikasikan perasaan ini kepada orang lain, yang selanjutnya barangkali akan mengembangkan perasaan negatif yang sama. Sebaliknya, orang yang merasa positif terhadap diri sendiri mengisyaratkan perasaan ini kepada orang lain, yang selanjutnya juga akan merefleksikan perasaan positif. Kedua, perasaan positif untuk situasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. 5. Kesetaraan

28


Pada setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis dari pada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidak setaraan ini, komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diamdiam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing

pihak

mempunyai

sesuatu

yang

penting

untuk

disumbangkan.(2011:286-290) 2.4.3 Efektifitas Komunikasi Interpersonal Muhammad dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Organisasi menyebutkan hubungan interpersonal yang efektif, antara lain : Menurut Roger hubungan interpersonal yang akan terjadi secara efektif apabila kedua pihak memenuhi kondisi berikut : a. Bertemu satu sama lain secara personal. b. Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti. c. Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan. d. Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain. e. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecendrungan gangguan arti.

29


f. Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap yang lain. Pace dan Boren (1973) mengusulkan cara-cara untuk menyempurnakan hubungan interpersonal.Hubungan interersonal cendrung menjadi sempurna bila kedua pihak mengenal standar berikutnya. a. Mengembangkan suatu pertemuan personal yang langsung satu sama lain menkomunikasikan perasaan secara langsung. b. Mengkomunikasikan suatu pemahaman empati secara tepat dengan pribadi orang lain melalui keterbukaan diri. c. Mengkomunikasikan suatu kehangatan, pemahaman yang positif mengenai orang lain dengan gaya mendengarkan dan berespons. d. Mengkomunikasikan keaslian dan penerimaan satu sama lain dengan ekspresi penerimaan secara verbal dan nonverbal. e. Berkomunikasi dengan ramah tamah, wajar, menghargai secara positif satu sama lain melalui respons yang tidak bersifat menilai. f. Mengkomunikasikan suatu keterbukaan dan iklim yang mendukung melalui konfrontasi yang bersifat membangun. g. Berkomunikasi untuk menciptakan kesamaan arti dengan negosiasi arti dan memberikan respons yang relevan. Pada pernyataan dan preposisi di atas terdapat suatu kesamaan yaitu iklim yang medukung harus ada agar hubungan interpersonal dapat dijaga dan disempurnakan. Yang dimaksud dengan lingkungan yang mendukung menurut Liker adalah apabila atasan mereka menurut persepsi bawahannya sebagai berikut;

30


Mendukung, ramah tamah, bersifat membantu, baik dan tegas, tidak pernah mengancam, memperhatikan sungguh-sungguh keadaan bawahannya dan berusaha keras memperlakukan orang secara sensitif dan penuh pertimbangan, berusaha keras melayani perhatian yang baik dari karyawannya, menunjukan kepercayaan dan memotivasi bawahannya. (2011:176-177) 2.4.4 Tujuan Komunikasi Interpersonal Muhammad dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Organisasi menyebutkan tujuan

komunikasi interpersonal, antara lain. Komunikasi

interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Tetapi di sini hanya akan dibicarakan 6 di antaranya yang dianggap penting. Tujuan komunikasi ini tidak perlu disadari pada

saat

terjadinya pertemuan dan juga tidak perlu

dinyatakan.Tujuan itu boleh disadari dan boleh tidak disadari dan boleh disengaja atau tidak disengaja. Di antara tujuan-tujuan itu adalah sebagai berikut : a. Menemukan Diri Sendiri Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Kenyataannya sebagaian besar dari persepsi kita adalah hasil dari apa yang telah kita pelajari dalam pertemuan interpersonal. b. Menemukan Dunia Luar Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Hal itu menjadikan kita memahami lebih baik dunia luar, dunia objek,

31


kejadian-kejadian dan orang lain. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal. c. Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabdikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan yang demikian membantu mengurangi kesepian dan depresi, menjadikan kita sanggup saling berbagi, kesenangan kita dan umumnya membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita. d. Berubah Sikap dan Tingkah Laku Banyak waktu kita gunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, mengedar tape recorder, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu, mengambil kuliah tertentu, berpikir dalam cara tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu terlibat dalam posisi interpersonal. e. Untuk Bermain dan Kesenangan Bermain mencangkup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan

32


pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Walaupun kelihatannya kegiatan itu tidak berarti tetapi mempunyai tujuan yang sangat penting. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita. f. Untuk Membantu Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantuorang lain dalam dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil, dan memberikan hal yang menyenangkan kepada anak yang sedang menangis. Apakah profesional atau tidak profesional, keberhasilan memberikan bantuan tergantung kepada

pengetahuan

dan

keterampilan

komunikasi

interpersonal.

(2011:165-167)

2.5

Hubungan Antara The Source Credibility Theory Dengan Strategi Komunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung Teori yang dikemukakan oleh Hovland, Janis & Kelley ini yaitu, The Source Credibility Theory.Teori ini menyatakan bahwa “Orang akan

33


lebih mudah dipersuasi ketika sumber komunikasi memperlihatkan dirinya sebagai orang yang kredibel�. (1953) Teori ini menyatakan bahwa, kredibilitas seorang komunikator dapat terbentuk oleh keahlian komunikator dalam menguasai seluruh materi informasi mengenai objek yang dimaksud dan komunikator juga harus memiliki keterpercayaan terhadap kebenaran materi informasi yang ia sampaikan. Adapun dalam hal ini daya tarik sebagai salah satu komponen pelengkap dalam pembentukan kredibilitas sumber atau komunikator. Hovland dan Weiss dalam Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi menyebutkan“ethos ini credibility yang terdiri dari dua unsur yaitu Expertise (keahlian) dan Truthworthiness (dapat dipercaya)�. (2007:256) Teori

ini

menyatakan,

kemampuan

komunikator

untuk

memperlihatkan kepada komunikan bahwa dirinya adalah seseorang yang kredibel dan sangat berpengaruh untuk melakukan persuasi. Hubungan antara The Source Credibility Theory dengan Guru

Tridaya selaku

komunikator sangat signifikan karena guru adalah orang yang berinteraksi langsung dengan para siswanya. Berdasarkan teori di atas, dapat digambarkan bahwa kredibiltas seorang Guru sebagai seorang komunikator dalam meningkatkan motivasi belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung akan terbentuk oleh keahlian Guru

sebagai komunikator dalam menguasai

34


materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa serta seorang Guru juga harus memiliki kepercayaan dan daya tarik. Keahlian Guru

dibentuk oleh pengetahuan Guru

itu sendiri,

melakukan kegiatan pembelajaran terhadap siswanya. Mulai dari memberikan pengarahan, melakukan kegiatan pembelajaran secara langsung dan melakukan pembelajaran les di waktu yang tepat serta kemampuan Guru dalam meningkatkan motivasi belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Adapun timbal balik serta rasa kepercayaan yang didapatkan oleh Guru

ditentukan oleh bagaimana

seorang Guru menyampaikan dan menguasai materi informasi pelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dan apakah sudah sesuai dengan urutan rancangan pembelajaran tersebut atau tidak. Selain itu, sikap dan kesabaran seorang Guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran juga ikut menentukan keterpercayaan seorang siswa kepada gurunya. Sedangkan daya tarik dari seorang Guru

selaku komunikator

ditentukan oleh kejelasan Guru saat menyampaikan materi pembelajaran. Kejelasan ini mempengaruhi daya tangkap siswa pada saat belajar. Apabila seorang guru dalam menyampaikan materi pelajarannya dengan jelas, maka akan mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh Guru tersebut. Adapun daya tarik juga dibentuk oleh daya tanggap yang tinggi terhadap siswa.

35


BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1

Metode Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah Metode Deskriptif. Penelitian Deskriptif ini hanya bersifat memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. (Rakhmat, 2001:24). Karakteristik dapa diperoleh dengan ukuran-ukuran kesendrungan pusat atau ukuran sebaran, tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk mengembangkan masalah-masalah dari suatu fenomena, yang dihubungkan dengan teori untuk memecahkan masalah itu secara rasional. Penelitian ini hanya menggambarkan suatu karakteristik objek yang diteliti. Menurut Ruslan dalam bukunya Metode Penelitian Pblic Relations dan Komunikasi mengungkapkan bahwa : Dalam penelitian deskriptif, untuk menggambarkan tentang karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi atau kelompok tertentu. Penelitian relatif sederhana yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau pengajuan hipotesis tertentu. (2004:12).

Penelitian

ini

dilakukan

dengan

cara

menganalisis

dan

menginterprestasikan data yang dikumpulkan, dengan tujuan mengumpulkan informasi aktual secara rinci, mengidentifikasi masalah, membuat perbandingan atau evaluasi serta menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi

36


masalah. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dengan cermat mengenai strategi komunikasi interpersonal dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SMK Pasundan Rancaekek Bandung. Metode survey dapat mengekspresikan serta mengenal masalah-masalah dan mendapat pembenaran terhadap situasi dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. Metode survey adalah penelitian yang mengambil sampel sari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner atau angket sebagai alat pengumpulan data yang utama. Metode survey dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap jumlah individu atau unit, baik secara sensus atau dengan menggunakan sampel disertai dengan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. 3.1.2

Populasi Populasi merupakan sekumpulan orang atau sejumlah penduduk, peristiwa

atau benda yang menjadi pusat perhatian yang akan diteliti. Data yang diteliti, yaitu berkaitan dengan sejumlah orang, kejadian atau semua yang mempunyai karakteristik tertentu. Rakhmat

dalam

bukunya

Metode

Penelitian

Komunikasi

mengemukakan bahwa populasi adalah “Kumpulan objek penelitian, objek penelitian ini berupa orang, organisasi, kelompok lembaga, buku, kata-kata, surat kabar dan lain-lain�. (2008:78). Bailey (1982) mengatakan bahwa untuk penelitian yang menggunakan analisis data dengan statistik, jumlah sampel yang terkecil adalah 30 subjek/objek,

37


tetapi pakar peneliti lainnya menganggap bahwa sampel jumlah minimal adalah 100 subjek/objek yang paling tepat. Dari jumlah populasi sebanyak 30 siswa yang bersifat homogen, maka jumlah sampel yang akan diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah 30 responden (n=30). Untuk menentukan besar kecilnya sampel yang baik menurut Gay dan Dieh, yang dikutip oleh Ruslan dalam buku Metode Penelitian Komunikasi yaitu : Respresentatif dan hasilnya lebih digeneralisir maka ukuran sampel dapat diterima tergantung pada jenis dari penelitiannya, yaitu secara minimum tolak ukurnya : a. Penelitian deskriptif yaitu sekurang-kurangnya 100 sampel atau 10% dari populasi. b. Penelitian korelasi, sekitar 80 subjek sebagai objek penelitian. c. Penelitian kasual perbandingan sekitar 80 subjek per kelompok. d. Penelitian eksperimental yaitu minimum sekitar 15 subjek per kelompok. (2006:147)

Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa-siswi SMK Pasundan Rancaekek Bandung, dengan anggota populasi sebanyak 30 orang siswa yang bersifat homogen dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Adapun definisi dari teknik Purposive Sampling adalah teknik sampling bertujuan untuk menentukan anggota populasi, yang dijadikan responden adalah orang yang tercatat sebagai murid belajar SMK Pasundan Rancaekek Bandung. Menurut Rakhmat dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi, mengatakan bahwa pengertian Sampel adalah “Bagian dari populasi yang akan dipelajari dan diamati untuk diteliti�. (2002:106). Sampel dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik dari suatu populasi, maka teknik sampling

38


(penarikan sampel) membutuhkan perhatian yang seksama agar mendapaktan hasil yang refresentatif. Sampel yang refresentatif harus mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proposional dari populasi. Penelitian ini menggunakan sampel non probabilitas, menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis, mengatakan bahwa sampel non probabilitas adalah “Teknik yang tidak memberikan peluang (kesempatan) yang sama bagi setiap unsur-unsur atau populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel� (2004:151). Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah menggunakan Purposive Sampling. Sampling keputusan tersebut dengan cara pengambilan sampel purposif, yaitu dapat dipakai untuk mengetahui pendapat para siswa terhadap strategi komunikasi interpersonal Guru SMK Pasundan

Rancaekek

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa tersebut. Untuk itu peneliti menggunakan salah satu model sampel non probabilitas yaitu model Purposive Sampel. Margono dalam bukunya Metode Penelitian Public Relationsdan Komunikasi, mengatakan bahwa Sampling Purposif adalah : Sampling Purposif (Purposive Sampling) adalah teknik penentuan sampel berdasarkan ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciriciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (2004:128). Sesuai dengan karakteristik sampel tertentu yang dibutuhkan, yaitu siswa yang telah mengikuti proses belajar-mengajar dikelas 2 SMK Pasundan Rancaekek, maka teknik pengambilan sampel non-probability yang dipilih adalah teknik purposive sampling yaitu menggunakan siswa dengan kriteria tertentu yang

39


diterapkan berdasarkan tujuan penelitian ini. Yaitu dalam hal ini peneliti mengambil sampel sejumlah 30 orang siswa kelas 2 belajar SMK Pasundan Rancaekek. 3.1.3

Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi yaitu bagaimana operasi atau kegiatan yang harus

dilakukan untuk memperoleh data atau indikator yang menunjukan konsep abstrak agar didapat suatu bentuk yang lebih riel (nyata). Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana suatu “Strategi Komunikasi interpersonal Guru SMK Pasundan Rancaekek Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung�. Jadi dalam penelitian yang dibuat ini terdapat dua variabel, yaitu variabel X dan variabel Y. 1. Variabel X yakni variabel bebas yaitu Komunikasi Interpersonal Guru tersebut. 2. Variabel Y yakni variabel terikat yaitu Sikap Belajar Siswa kelas 2 tersebut. Definisi dari judul skripsi : Strategi Komunikasi Interpersonal Guru SMK Pasundan Rancaekek dalam meningkatkan Sikap Belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung, adalah sebagai berikut : 1. Strategi adalah ilmu dan seni untuk memaksimalkan sumber daya yang ada mengenai kegiatan demi mencapai tujuan. 2. Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal.

40


3. Guru SMK Pasundan

Rancaekek adalah seseorang yang memiliki

tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi anak didiknya. 4. Meningkatkan adalah suatu perubahan yang direncanakan ke arah kemajuan belajar siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung dengan tujuan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. 5. Motivasi Belajar SiswaKelas 2 adalah dorongan dari pihak instansi bimbingan belajar SMK Pasundan

Rancaekek yang mempersoalkan

bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi siswa SMK Pasundan Rancaekek secara produktif agar dapat mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. 6. SMK Pasundan Rancaekek adalah merupakan suatu instansi pendidikan yang didirikan oleh pemerintah. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel VARIABEL

SUB VARIABEL

INDIKATOR 1. Kemampuan Guru

1. Keahlian

di

dalam berkomunikasi. 2. Kemampuan Guru di dalam penguasaan

Variabel X KomunikasiInterpersonalGuru SMK Pasundan Rancaekek

materi

informasi. 3. Kemampuan Guru di dalam menjawab setiap pertanyaan siswa secara baik dan rinci.

41


1. Pengemasan informasi yang 2. Keterpercayaan

mudah dipahami. 2. Komunikan (siswa) yakin terhadap

kebenaran

isi

pesan. 3. Keakuratan informasi yang disampaikan. 1. Penampilan fisik. 2. Gaya dan cara bicara. 3. Familiaritas

3. Daya Tarik

4. Komponen Kognitif 1.Penambahanpengetahuan (Kepercayaa) 2. Perubahan opini 3.Perubahan kepercayaan Varaibel Y Sikap

Belajar

Kelas

Siswa 2

5. Komponen

Afektif 1.Perasaan senang

(emosi) 2. Perasaan tidak suka

SMKPasundanRancaekek

3. Persepsi

Kab.Bandung

4. Penilaian

6. KomponenKonatif

1.Kecendrungan perilaku

(perilaku/sikap) 2. Perilaku

42


3.1.4

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti terdiri dari dua

bagian adalah sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan a. Studi Kepustakaan yaitu penelusuran melalui pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan menelaah teori-teori, literatur, dan peraturan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti, serta pokok pikiran

yang terdapat dalam buku-buku yang menunjang dan relevan dengan masalah yang dibahas oleh peneliti. b. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang ada dan yang dibuat oleh pihak yang berkaitan. 2. Studi Lapangan a. Observasi, yaitu mengamati langsung komunikasi interpersonal yang terjadi di dalam pembelajaran di kelas antara Guru

dengan

siswa kelas 2SMK Pasundan Rancaekek, sehingga peneliti dapat memperoleh data-data lain dari observasi pada saat menyaksikan komunikasi interpersonal tersebut berlangsung. b. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, sehingga dapat memperoleh keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti.

43


Adapun narasumber yang akan diwawancara antara lain, bagian kepegawaian SMK Pasundan Rancaekek, Guru SMK Pasundan Rancaekek, dan siswa SMK Pasundan Rancaekek Bandung. c. Angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang berisikan sekumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden untuk mendapatkan informasi atau keterangan mengenai masalah yang diteliti. Angket ini disebarkan secara langsung kepada siswa kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek yang ada di pusat bimbingan belajar SMK Pasundan Rancaekek Bandung. 3.1.5

Teknik Analisis Data Teknik analisis data yaitu suatu proses penyederhanaan atau

pengumpulan data kedalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan masalah yang diteliti. Teknik yang digunakan oleh peneliti ialah teknik analisis data deskripsif, yaitu menggambarkan dan mendeskripsikan bagaimana strategi komunikasi interpersonal GuruSMK Pasundan

Rancaekek dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas 2SMK Pasundan Rancaekek. Data deskriptif menggambarkan fakta atau karakteristik populasi secara faktual dan cermat. Teknik analisis data yang digunakan dalam menentukan presentase hasil akhir dari jawaban observasi, wawancara dan angket yang desebarkan

yaitu

menggunakan

data

44

kualitatif

dimana

dalam


mengembangkan

masalahnya

dari

suatu

fenomena

yang

terjadi

dihubungkan dengan teori, dan teori tersebut bukan untuk diuji melainkan disatu padukan dari berbagai informasi yang didapat dalam penelitian. Teknik analisis yang digunakan oleh peneliti berdasarkan kutipan dari Ruslan dalam bukunya Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi yang menggunakan teknik analisis data sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.

Editing Coding Tabulasi Proses data (2004:165) Berdasarkan format diatas teknik analisis data dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengeditan (Editing) Pengeditan (Editing) merupakan proses pengecekan data dan penyesuaian yang diperlukan terhadap data penelitian, data Strategi Komunikasi Interpersonal Guru SMK Pasundan

Rancaekek dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 2SMK Pasundan Rancaekek yang dihimpun oleh peneliti melalui teknik survey dan observasi yang memerlukan editing sebagai usaha menghindari kesalahan, tujuan pengeditan data penelitian tersebut merupakan jaminan kelengkapan, konsistensi dan kesiapan data peneliti dalam proses analisis. 2. Pemberian Kode (Coding) Pemberian kode (coding) merupakan proses identifikasi dan klasifikasi data penelitian Strategi Komunikasi Interpersonal Guru SMK Pasundan Rancaekek dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 2SMK Pasundan Rancaekek ke dalam scorenumeric atau karakter simbol-

45


simbol tertentu misalnya mengklasifikasikan jawaban dari kuisioner atau angket. 3. Tabulasi Tabulasi merupakan proses penyusunan data kedalam tabel-tabel, tabel tersebut disesuaikan dengan analisis yang dibutuhkan. Tabel yang dipakai oleh peneliti dalam meneliti Strategi Komunikasi Interpersonal Guru SMK Pasundan Rancaekek dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 2SMK Pasundan Rancaekek adalah tabel frekuensi, yaitu data yang diproses dari survey melalui kuisioner dianalisis dengan cara menginterpretasikan angka-angka frekuensi. Tabel frekuensi disusun tiap variabel penelitian dan merupakan bahan dasar untuk analisis selanjutnya. Rumusan presentase menurut Sudjana dalam bukunya Metode Statistik dengan rumusan sebagai berikut :

P=

đ??šđ?‘– Ă— 100 đ?‘›

Keterangan : P = Presentase F = Frekuensi i = Interval n = Jumlah Responden

Sumber : Sudjana (1996:50)

4. Pemrosesan data (data processing) Pemrosesan data (data processing) adalah teknik menganalisis data yaitu dengan mencari arti dan makna dalam bentuk membandingkan teori

46


dan realitas yang selanjutnya dapat digunakan dalam memecahkan masalah. Data yang diperoleh adalah data kualitatif, kuantitatif maupun keduanya. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif sebagai pegangan utama, oleh karena itu penggunaan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini hanya berfungsi sebagai pelengkap saja. Data kualitatif didapat dari observasi dan wawancara oleh peneliti dengan pihak pegawai instansi pusat bimbingan belajar SMK Pasundan Rancaekek Bandung. Sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui kuisioner atau angket yang desebarkan ke siswa kelas 2SMK Pasundan Rancaekek yang ada di pusat bimbingan belajar SMK Pasundan Rancaekek Bandung. Adapun kriteria penilaian ditaksir sebagai berikut : a. Pengolahan data dilakukan dengan mengisi jumlah frekuensi dan jumlah presentase. b. Membuat kolom tabulasi. c. Membuat kriteria penilaian sebagai berikut : 1. 50% - 100%

= naik/meningkat

2. 30% - 40%

= kurang/meningkat

3. Kurang dari 30%

= tidak meningkat

d. Menentukan jumlah rata-rata presentase keseluruhan dibagi jumlah item pertanyaan. Lama Penelitian Pelaksanaan penelitian terhitung mulai Maret 2013 hingga selesai dengan jadwal penelitian yang tercantum dalam tabel berikut ini :

47


Tabel 3.2 JadwalKegiatanPenelitian

48


3.2

Objek Penelitian

3.2.1 Profil SMK Pasundan Racaekek Bandung Pada tahun 2004-2005 berdiri SMP Pasundan Rancaekek yang bertujuanmembantu pemerintah mencerdaskan generasi bangsa. SMP Pasundan Rancaekekmerupakan cikal bakal berdirinya SMK Pasundan Rancaekek, seiring berjalannya waktu dan perkembangan SMP Pasundan Rancaekek kemudian dengan telahmengeluarkan lulusan beberapa angkatan dan upaya untuk menampung khususnyalulusan dari SMP Pasundan Rancaekek maka SMK Pasundan Rancaekek berdiripada 15 Mei 2012. 3.2.2 Visi dan Misi SMK Pasundan Rancaekek mempunyai visi untuk membentukPeserta Didik yang kreatif sehingga menghasilkan calon pribadi yang memiliki jati diripenuhrasaingintahu,terampildalamkeseharian

hidup,

mampubertemanmelaluiproses belajar yang nyaman dan menyenangkan. Lembaga pendidikan

inijugamempunyaivisi,

yaituPertama,mewujudkandanmelaksanakanpembelajarandengan metode to thing, to

do,

to

live

dan

to

be

yourself,

learning

by

doing.Kedua,membantuanakdidikuntukmengoptimalkankreativitas,kecerdasan, kesehatan,kepedulian/kepekaandenganberdasarkanpadakeanekaragaman agamadanbudayabangsa.Ketiga,membangunkesejahteraanbersamasecara berimbangdalamrangkaaspek kehidupan, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Keempat, menghayatidan merealisasikan setiap kepercayaan yang

49


diberikan orang tua dan pihak lain secarasungguh-sungguh dan bertanggung jawab. 3.2.3 Program Kegiatan Pembelajaran SMK

Pasundan

Rancaekek

menggunakanprogram

yangberdasardariDIKNASdenganpenerapandanpengembanganyang mengacupadabidang bahasa, kognitif, seni dan keterampilan, jasmani, sosialemosional, nilai moraldan agama diwujudkan dalam Satuan Kegiatan Per Tema dilaksanakan

dalam

bentukSatuanKegiatanHariandenganjumlah

jambelajarsebagaiberikut: SeninhinggaJumat selama 5jamdaripukul 07.00 WIB – 13.00 WIB. Untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan murid juga sebagaipenyaluranhobi,kami adakankegiatanekstrakurikuler pada hari sabtu (Pramuka,Tari, English, Drumband, dan Produktif) dilaksanakan sesudah jam kegiatan belajar disesuaikan dengan minat dan bakat parapesertadidik. 3.2.4 Peserta Didik Para peserta didik SMK Pasundan merupakan lulusan dari SMP Negeri maupun Swasta yang berdomisili bukan hanya di sekitar rancaekek, tatapi juga di luar rancaekek seperti ujung berung, bahkan cicalengka. 3.2.5 Lokasi Lembaga Pendidikan SMK Pasundan Rancaekek berlokasi di Jl. Tulip Raya Blok IVPerumahan Kencana, Kelurahan Rancaekek Kencana, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.

50


3.2.6 Sarana & Prasarana Sarana dan Prasarana yang ada di SMK Pasundan Rancaekek adalah ruang kelas, masing-masing angkatan memiliki 2 ruang belajar, 1 lab komputer, serta sarana lainnya yang wajib ada seperti mesjid, kantin dan toilet. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang berkenaan dengan strategi komunikasi interpersonal Guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Adapun sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah purposive sampling (sampel bertujuan) yang merupakan bagian dari teknik nonprobability sampling. Cara yang ditempuh dalam mengumpulkan data ini melalui angket yang meliputi daftar pertanyaan yang disertai dengan beberapa alternatif jawaban yang dipilih responden. Responden hanya boleh memilih salah satu jawaban yang dianggap paling benar. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi dan wawancara. Adapun dalam hal ini jumlah sampel (n) yang diambil oleh peneliti berjumlah 30 orang siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung, Sampel ini diambil secara homogen oleh peneliti dari jumlah populasi yang ada. Penyebaran angket penelitian ini dilakukan kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Penyebaran angket ini dilakukan dengan cara menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang akan diambil. Dalam hal ini jumlah populasi yang bersifat homogen berjumlah 30 orang siswa kemudian

51


peneliti mengambil sampelnya sebanyak 100% dari jumlah polulasi yang dijadikan sampel penelitian. Oleh karena itu, jumlah angket yang disebarkan kepada siswa sebanyak 30 buah. Pengolahan data hasil penelitian ini terdiri dari angket yang telah diisi oleh responden yang disertai analisis peneliti sebagai bagian dari metode deskriptif analisis. Selain mengelola data yang didapatkan dari hasil angket, peneliti menyampaikan analisis datanya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti berdasarkan hasil studi kepustakaan, observasi, dan wawancara. Pembahasan hasil penelitian dibagi dalam dua bagian, yaitu analisis data responden dan analisis deskriptif data penelitian. 4.1

Analisis Data Responden Pada bagian ini akan dipaparkan data responden yang telah peneliti

analisis

yaitu meliputi

jenis

kelamin,

usia, pendidikan terakhir

yang

pernah/sedang ditempuh, dan pekerjaan responden. 4.1.1

Jenis Kelamin Responden Data ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jumlah pria dan wanita.

Pada data tersebut peneliti ingin mengetahui dengan jelas siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Data siswa berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden (n=80) No

Jenis Kelamin

Frekuensi

52

Persentase(%)


1.

Laki – Laki

46

57,5

2.

Perempuan

34

42,5

Jumlah

80

100

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.1 Berdasarkan hasil tabel 4.1 di atas tersebut menyatakan bahwa mayoritas responden atau siswa kelas 2 adalah adalah berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah persentase sebesar 57% dan minoritas berjenis kelamin perempuan sebesar 43%. 4.1.2

Usia Responden Data responden ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan usia

responden atau siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Data siswa berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2 Usia Responden (n=80) No

Usia Responden

1.

Kurang dari 20 tahun

2.

20 – 24 tahun Jumlah

Frekuensi

Persentase(%)

80

100

-

-

80

100

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.2 Berdasarkan hasil tabel 4.2 di atas tersebut menyatakan bahwa mayoritas keseluruhan usia responden siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung berumur kurang dari 20 tahun dengan jumlah persentase sebesar 100%. Dalam hal ini seorang Guru diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa agar lebih baik sehingga siswa tersebut dapat memiliki prestasi yang bagus.

53


4.2

Analisis Deskriptif Data Penelitian Setelah peneliti menjabarkan identitas responden, selanjutnya peneliti akan

membahas dan menjelaskan mengenai analisis deskriptif data penelitian sebagai pernyataan responden dalam mengisi angket yang telah disebarkan. Untuk mempermudah dalam memberikan gambaran mengenai hasil penelitian, peneliti akan menjelaskan hasil penelitian dalam bentuk tabel analisis. 4.2.1

Komunikasi Interpersonal Guru Komunikasi interpersonal merupakan jalinan hubungan interaktif antara

seorang individu dan individu lain di mana lambang-lambang pesan secara efektif digunakan, terutama lambang-lambang bahasa. Dalam kajian komunikasi antarpersonal,

konsep

jalinan

hubungan

(relationship)

sangat

penting.

Komunikasi interpersonal sangat penting dilakukan oleh Guru agar meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal tersebut dilakukan karena Guru membutuhkan suatu pendekatan individu dengan cara komunikasi interpersonal yang efektif ketika menghadapi siswa sehingga akan terciptanya suatu hubungan interaksi yang baik dan dibutuhkan dalam ruang lingkup pendidikan. 4.2.1.1 Variabel Keahlian 4.2.1.1.1 Kemampuan Guru dalam Berkomunikasi Untuk

mengetahui

bagaimana

kemampuan

komunikasi

interpersonal Guru dalam berkomunikasi, peneliti menyebarkan angket, serta bila dirasa belum memenuhi kebutuhan data, maka peneliti melakukan wawancara dengan pihak kedua seperti Guru atau pihak kepala sekolah yang berhubungan dengan kemampuan komunikasi interpersonal

54


yang dilakukan oleh guru

saat memberikan materi informasi dalam

pembelajaran kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut:

Tabel 4.3 Apakah Guru dalam Berkomunikasinya Ramah (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Ramah

80

100

2.

Kurang Ramah

-

-

3.

Tidak Ramah

-

-

Jumlah

80

100

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.3 Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden (siswa) menyatakan bahwa Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung ramah dalam berkomunikasi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pun bisa disimpulkan bahwa seorang Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung mampu menjalankan dan melaksanakan tugasnya dengan baik, khususnya dalam memberikan materi informasi. Seorang Guru

dalam bersikap

banyak yang menunjukan sikap ramah kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar

sehingga hal tersebut merupakan faktor penting terjadinya

komunikasi yang baik antara g dengan para siswanya.

55


Tabel 4.4 Apakah Kemampuan Guru dalam Berkomunikasi Perlu Keramahan No

Jawaban Responden

1.

Perlu

78

97,5

2.

Kurang Perlu

2

2,5

3.

Tidak Perlu

-

-

80

100

Jumlah

Frekuensi

Persentase(%)

(n=80) Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.4 Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden (siswa) menyatakan bahwa Guru SMK Pasundan Rancaekek

Bandung

memerlukan sikap ramah dalam berkomunikasi, sedangkan sebagian kecil responden ada yang menjawab Guru kurang perlu keramahan dalam berkomunikasi. Jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru perlu bersikap ramah kepada orang lain dalam berkomunikasi agar dapat terciptanya hubungan yang baik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa seorang Guru memang perlu memiliki sikap ramah dalam melakukan tugasnya karena hal tersebut merupakan kewajiban dari seorang Guru dalam memberikan materi informasi kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Dalam hal ini peneliti menilai bahwa seorang Guru sudah memiliki sikap yang ramah saat melaksanakan kegiatan pembelajaran.

56


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa seorang Guru memang harus ramah, sebagaimana manusia biasa lainnya yang juga harus demikian. Karena hal tersebut merupakan kewajiban dari seorang Guru dalam memberikan memberikan contoh yang baik kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil wawancara pun hasilnya sama, kebanyakan siswa-siswi SMK Pasundan Rancaekek yang saya wawancarai, ketika disodorkan pertanyaan santai mengenai pentingnya keramahan seorang guru dalam berkomunikasi, mereka menjawab Penting. Karena Guru yang ramah itu menyenangkan. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa memang keramahan itu penting, karena seorang guru juga harus memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya.

4.2.1.1.2 Kemampuan Guru dalam Penguasaan Materi Informasi Untuk

mengetahui dalam

bagaimana

interpersonal

Guru

penguasaan

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

kemampuan materi

yang

komunikasi

informasi,

berhubungan

peneliti dengan

kemampuan Guru dalam penguasaan materi informasi saat memberikan materi informasi dalam pembelajaran kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut: Tabel 4.5

57


Bagaimana Penguasaan Materi Informasi Guru dalam Memberikan Informasi Penting kepada Siswa (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Menguasai

76

95

2.

Kurang

4

5

3.

MenguasaiTidak

-

-

80

100

Menguasai Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.5 Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden (siswa) menyatakan bahwa Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung menguasai materi informasi yang akan disampaikan, sedangkan satu orang responden ada yang menjawab Guru kurang menguasai materi informasi yang akan disampaikan. Pada dasarnya, jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru menguasai materi informasi yang akan disampaikannya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa seorang Guru memang harus dapat menguasai materi informasi karena hal tersebut merupakan kewajiban dari seorang Guru dalam memberikan materi informasi kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Dalam hal ini, peneliti menilai bahwa seorang Guru sudah menguasai materi informasi sehingga dapat membantu para siswa untuk meningkatkan pengetahuannya.

58


Berdasarkan hasil wawancara kepada sejumlah Responden, mereka tentu akan membutuhkan guru yang memang ahli dalam bidangnya, apalagi di SMK, yang materi pelajarannya lebih terkhusus pada bidang tertentu, serta lebih spesifik. Peneliti berusaha mendapatkan data lainnya dengan melakukan wawancara dengan pihak kepala sekolah, Drs. Ahmad Satibi M.M. Menurutnya

Guru-guru

disini

direkrut

sebagai

pekerja

karena

direkomendaasikan sebagai ahli di bidangnya. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa seorang Guru memiliki penguasaan materi informasi dengan baik sehingga dapat memberikan pengetahuan kepada para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Seorang Guru pun dituntut agar dapat meningkatkan pengetahuan siswanya guna membantu meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.

Tabel 4.6 Apakah Guru Mampu Memberikan Materi Informasi dengan Baik kepada Siswa (n=80) No

Jawaban Responden

1.

Mampu

2. 3.

Frekuensi

Persentase(%)

80

100

Kurang Mampu

-

-

Tidak Mampu

-

-

80

100

Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.6

59


Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa seluruh responden (siswa) menyatakan bahwa Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung mampu memberikan materi informasi dengan baik kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru mampu memberikan materi informasi dengan baik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa seorang Guru dituntut dapat memberikan materi informasi dengan baik dalam kegiatan pembelajarannya karena seorang Guru merupakan orang yang memiliki peran penting dalam memberikan materi informasi kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Dalam hal ini, peneliti menilai bahwa seorang Guru sudah berhasil mengemas dan memberikan materi informasi dengan baik kepada siswanya. Berdasarkan hasil wawancara kepada sejumlah responden, hampir semua dari mereka mengutarakan bahwa seorang Guru selain Ahli, mereka pula harus mampu menyampaikanya dengan baik, sistematis, materinya tidak “melompat-lompat�. Berdasarkan hasil Angket, Observasi, dan Wawancara pentingnya Guru mengemas suatu materi menjadi hal yang bisa dimengerti oleh muridnya adalah hal wajib, karena disitulah kemampuan seorang Guru sebagai pengajar dapat dilihat.

60


4.2.1.1.3 Kemampuan Guru dalam Menjawab Setiap Pertanyaan Siswa Secara Baik dan Rinci Untuk

mengetahui

bagaimana

kemampuan

komunikasi

interpersonal Guru dalam menjawab setiap pertanyaan siswa secara baik dan rinci, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kemampuan Guru dalam menjawab setiap pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut: Tabel 4.7 Bagaimana Kemampuan Guru dalam Menjawab Pertanyaan Siswa (n=80) No

Jawaban Responden

1.

Mampu

76

95

2.

Kurang Mampu

4

5

3.

Tidak Mampu Jumlah

Frekuensi

Persentase(%)

80

100

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.7 Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden (siswa) menyatakan bahwa Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung mampu menjawab setiap pertanyaan siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Sebagian kecil responden ada yang menjawab Guru kurang mampu menjawab pertanyaan dari siswanya. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh para siswanya.

61


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa seorang Guru dituntut untuk bisa mempertanggungjawabkan apa yang telah disampaikannya dan Guru harus mampu menjawab setiap pertanyaan siswanya dengan baik dalam kegiatan pembelajarannya. Seorang Guru merupakan seseorang yang memiliki pengetahuan yang lebih dalam memberikan jawaban kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar Dalam hal ini peneliti menilai bahwa seorang Guru

Bandung.

sudah mampu

menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh para siswanya dengan baik dan rinci. Berdasarkan hasil wawancara yang santai dengan para responden, kebanyakan dari mereka sebetulnya ingin banyak bertanya di kelas, tetapi tidak semua guru memiliki keterbukaan, dan senang diajukan pertanyaan, hal itu menjadi hambatan bagi mereka untuk dapat bertanya. Berdasarkan hasil wawancara inilah bisa disimpulkan bahwa sebetulnya guru harus mampu menjawab pertanyaan siswa dengan pasionnya sebagai guru. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa seorang Guru

mampu menjawab setiap

pertanyaan siswanya dengan baik dan rinci. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban para responden yang merasa Guru

sudah mampu menjawab

pertanyaan dengan baik kepada para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar Bandung.

62


Tabel 4.8 Apakah Pertanyaan Siswa dapat Dijawab dengan Baik oleh Guru (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Dapat dijawab

76

95

2.

Di Jawab Tetapi Tidak

4

5

-

-

80

100

Sesuai dengan Pertanyaan 3.

Tidak Dapat dijawab Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.8

Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden (siswa) menyatakan bahwa Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung dapat menjawab setiap pertanyaan siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Sebagian kecil responden ada yang menjawab Guru dapat menjawab, tetapi tidak sesuai dengan pertanyaan. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru sudah mampu menjawab dengan baik setiap pertanyaan yang diajukan oleh para siswanya. Dari hasil wawancara,Dalam hal ini menilai bahwa seorang Guru sudah mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh para siswanya dengan baik sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan ditanyakan oleh siswanya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa seorang Guru dituntut untuk dapat menjawab setiap pertanyaan siswanya dengan

63


baik sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa tersebut di dalam kegiatan pembelajarannya. Seorang Guru merupakan seseorang yang memiliki pengetahuan yang lebih dalam memberikan jawaban kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar Bandung. Dalam hal ini peneliti menilai bahwa seorang Guru sudah mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh para siswanya dengan baik sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan ditanyakan oleh siswanya.

4.2.1.2 Variabel Keterpercayaan 4.2.1.2.1 Pengemasan Informasi yang Mudah Dipahami Untuk mengetahui bagaimana pengemasan informasi yang dilakukan Guru , peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pengemasan informasi yang dilakukan oleh Guru saat memberikan materi informasi dalam pembelajaran kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut:

Tabel 4.9 Apakah Pengemasan Materi Informasi yang Disampaikan Guru Mudah Dipahami oleh Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

64

Persentase(%)


1.

Mudah dipahami

77

96,25

2.

Kurang Mudah dipahami

3

3,75

3.

Tidak Mudah dipahami

-

-

80

100

Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.9

Berdasarkan tabel 4.9 di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden (siswa) menyatakan bahwa Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung mengemas materi informasi yang disampaikan dengan baik sehingga mudah dipahami oleh para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Ada satu orang responden yang menjawab Guru kurang baik dalam menyampaikan dan mengemas materi informasi, hal ini terjadi mungkin karena adanya kekurang pahaman dari siswa tersebut. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru sudah mampu melakukan tugasnya dengan baik dalam hal mengemas materi informasi yang disampaikan kepada siswanya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa seorang Guru sudah mampu mengemas isi pesan atau materi informasi dengan baik dengan menggunakan komunikasi yang mudah dipahami oleh para siswanya tersebut. Dalam hal ini peneliti menilai bahwa seorang Guru sudah mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, khususnya dalam hal pengemasan materi informasi yang akan disampaikan.

65


Tabel 4.10 Seberapa Jelas Materi Informasi yang Diberikan oleh Guru (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Jelas

77

96,75

2.

Kurang Jelas

3

3,25

3.

Tidak Jelas

-

-

80

100

Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.10

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden (siswa) menyatakan bahwa Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung sudah jelas dalam memberikan materi informasi yang disampaikan sehingga pesan tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Ada satu orang responden yang menjawab Guru kurang jelas dalam menyampaikan dan memberi materi informasi, hal ini terjadi mungkin karena adanya kekurang pahaman dari siswa tersebut. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru sudah mampu melakukan tugasnya dengan baik dalam hal memberikan materi informasi dengan jelas kepada siswanya. Berdasarkan hasil wawancara, seorang Guru sudah mampu melakukan tugasnya dengan baik dalam hal memberikan materi informasi dengan jelas kepada siswanya.

66


Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa seorang Guru

telah melakukan tugasnya

dengan baik dalam hal memberikan materi informasi dengan jelas kepada para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban para responden yang merasa Guru

sudah

mampu memberikan materi informasi dengan baik dan jelas sehingga pesan yang disampaikan tersebut dapat dipahami dan dimengerti oleh para siswanya. 4.2.1.2.2 Komunikan (Siswa) Yakin Terhadap Kebenaran Isi Pesan Untuk mengetahui bagaimana komunikan (siswa) yakin terhadap kebenaran isi pesan yang disampaikan oleh Guru , peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kebenaran isi informasi yang diberikan oleh Guru . Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut: Tabel 4.11 Apakah Materi Informasi yang Diberikan oleh Guru Benar Sesuai dengan yang Dibutuhkan Siswa (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Benar

77

96,25

2.

Kurang Benar

3

3,75

3.

Tidak Benar

-

-

80

100

Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.11

67


Berdasarkan tabel 4.13 di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden (siswa) menyatakan bahwa Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung sudah mampu memberikan materi informasi yang benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Ada satu orang responden yang menjawab Guru kurang benar dalam memberikan materi informasi, hal ini terjadi mungkin karena adanya ketidaktahuan siswa terhadap materi informasi yang diberikan tersebut. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru sudah mampu memberikan materi informasi yang benar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh siswanya. Berdasarkan

hasil

wawancara,

Guru

juga

sudah

mampu

memberikan materi informasi yang benar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh siswanya. Karena kebanyakan guru memiliki panduan sejak masuk menjadi pegawai. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa seorang Guru

telah mampu melakukan

tugasnya dengan baik dalam hal memberikan materi informasi dengan

68


benar dan sesuai yang dibutuhkan oleh para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban para responden yang merasa Guru sudah mampu memberikan materi informasi dengan benar dan sesuai yang dibutuhkan sehingga pesan yang disampaikan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Tabel 4.12 Seberapa Penting Kebenaran Materi Informasi yang Disampaikan oleh Guru kepada Siswa (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Penting

77

96,25

2.

Kurang Penting

3

3,75

3.

Tidak Penting

-

-

80

100

Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.12

Berdasarkan tabel 4.12 di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden (siswa) menyatakan bahwa Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung sudah memberikan kebenaran materi informasi yang penting kepada para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Ada satu orang responden menilai bahwa Guru kurang penting dalam memberikan kebenaran mengenai materi informasi, hal ini terjadi mungkin karena adanya sikap yang tidak respect dari siswa kepada gurunya. Pada dasarnya jawaban yang didapat

69


ini menunjukan bahwa seorang Guru sudah memberikan materi informasi yang penting kepada siswanya. Bersdasarkan hasil wawancara, seorang Guru sudah memberikan materi informasi yang penting kepada siswanya. Bisa dianggap wajar karena segala materi yang diberikan oleh Guru merupakan materi yang telah ada di RPP. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa seorang Guru

telah mampu melakukan

tugasnya dengan baik dalam hal memberikan materi informasi dengan benar sehingga apa yang disampaikan oleh Guru tersebut sangat dianggap penting oleh para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban para responden yang merasa Guru mampu memberikan kebenaran mengenai materi informasi yang disampaikan tersebut. 4.2.1.2.3 Keakuratan Informasi yang Disampaikan Untuk

mengetahui

bagaimana

keakuratan

informasi

yang

disampaikan oleh Guru , peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keakuratan informasi yang disampaikan oleh Guru kepada siswa. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut: Tabel 4.13 Apakah Guru Selalu Menjelaskan tentang Materi Informasi yang Diberikan (n=80)

70


Jawaban N Responden

Frekuensi

Persentase(%)

o Menjelaskan 1 .

80

100

Kurang Menjelaskan

-

-

Tidak 2 Menjelaskan

-

-

80

100

. 3 . Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.13 Berdasarkan tabel 4.13 di atas menunjukan bahwa seluruh responden (siswa) menyatakan bahwa Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung selalu menjelaskan tentang materi informasi yang diberikan kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru mampu dengan baik menjelaskan tentang materi informasi yang diberikan. Berdasarkan hasil wawancara, Guru telah mampu dengan baik menjelaskan tentang materi informasi yang diberikan. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa seorang Guru mampu untuk menjelaskan materi informasi yang diberikan dengan baik dan efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban para responden yang seluruhnya menjawab bahwa seorang Guru selalu menjelaskan materi informasi yang diberikan

71


dengan baik kepada para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Tabel 4.14 Bagaimana Keakuratan Materi Informasi yang Diberikan oleh Guru, Apakah Sudah Sesuai dengan Apa yang Dibutuhkan (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Sesuai

72

90

2.

Kurang Sesuai

8

10

3.

Tidak Sesuai

-

-

80

100

Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.14 Berdasarkan tabel 4.14 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden (siswa) menyatakan bahwa Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung sudah sesuai memberikan materi informasi yang dibutuhkan, sedangkan sebagian kecil responden menyatakan Guru

kurang sesuai

dalam memberikan materi informasi yang dibutuhkan oleh siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terjadi mungkin karena adanya perbedaan perspektif dari siswa. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru sudah mampu dengan baik memberikan materi informasi yang dibutuhkan oleh siswa-siswinya. Berdasarkan hasil wawancara, Pada dasarnya jawaban yang didapat sudah menunjukan bahwa seorang Guru mampu dengan baik memberikan materi informasi yang dibutuhkan oleh siswa-siswinya.

72


Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa seorang Guru sudah dengan baik dan jelas memberikan materi informasi yang akurat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban para responden yang mayoritasnya menjawab bahwa seorang Guru dalam memberikan materi informasi yang akurat dan yang dibutuhkan oleh para siswa tersebut sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Walaupun sebagian kecil responden ada yang menjawab bahwa Guru kurang sesuai dalam memberikan materi informasi yang akurat dan yang dibutuhkan, peneliti menganalisis bahwa jawaban dari data responden mayoritaslah yang dapat dijadikan acuan. 4.2.1.2.4 Variabel Daya Tarik 4.2.1.2.4.1 Penampilan Fisik Untuk mengetahui bagaimana faktor penampilan fisik Guru , peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penampilan fisik yang diterapkan oleh Guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar

Bandung. Data

tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut: Tabel 4.15 Apakah Anda Menyukai Gaya Berpakaian Guru yang Fashionable (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

73

Persentase(%)


1.

Menyukai

80

100

2.

Kurang Menyukai

-

-

3.

Tidak Menyukai

-

-

80

100

Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.15 Berdasarkan tabel 4.15 di atas menunjukan bahwa seluruh responden (siswa) menyatakan bahwa Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung memiliki gaya berpakaian yang fashionable sehingga para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar

di dalam kegiatan pembelajaran sangat

menyukainya. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru dapat berpakaian dengan baik dan fashionable. Berdasarkan hasil wawancara, responden seluruhnya menyukai gaya berpakaian Guru yang fashionable dalam artian fashionable-nya seorang

Guru.

Menurut

Responden.

Guru

akan

terlihat

lebih

menyenangkan bila fisiknya juga tidak kuno. Karena tak jarang banyak olok-olok dari siswa kepada Guru yang penampilannya kurang baik. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa seorang Guru telah memberikan penampilan yang baik secara fashionable sehingga para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung menyukai gaya berpenampilan Guru tersebut. Hal ini dapat dilihat dari jawaban angket responden yang seluruhnya menyukai gaya berpakaian Guru

yang fashionable sehingga dapat

74


membuat siswanya tidak merasa bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Tabel 4.16 Apakah Penampilan Guru yang Menarik Membuat Anda Semangat Untuk Belajar (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

1.

Semangat

77

96,25

2.

Kurang Semangat

3

3,75

3.

Tidak Semangat

-

-

80

100

Jumlah

Persentase(%)

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.16 Berdasarkan tabel 4.18 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden (siswa) menyatakan bahwa penampilan menarik Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung membuat para siswanya Semangat untuk belajar, sedangkan sebagian kecil responden menyatakan penampilan menarik Guru membuat para siswa kurang semangat untuk belajar. Hal ini terjadi mungkin karena adanya sikap yang kurang respect dari siswa tersebut kepada Guru. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru sudah berpenampilan menarik sehingga membuat para siswanya semangat untuk belajar. Berdasarkan observasi, dan wawancara juga hasilnya serupa, kebanyakan dari mereka lebih semangat apabila gurunya juga tidak mengabaikan penampilannya.

75


Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa seorang Guru telah mampu berpenampilan menarik sehingga dapat menciptakan semangat yang tinggi untuk belajar dari para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Hal ini dapat dilihat dari jawaban angket responden yang mayoritasnya menjadi semangat sehingga dapat membuat siswanya merasa bersemangat untuk belajar.

4.2.1.2.4.2 Gaya dan Cara Bicara Untuk mengetahui bagaimana faktor gaya dan cara bicara seorang Guru , peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan gaya dan cara bicara yang diterapkan oleh Guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran kepada siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar Bandung. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut: Tabel 4.17 Apakah Intonasi dalam Gaya Bicara Guru Menarik Perhatian Siswa (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Menarik

75

93,75

2.

Kurang Menarik

4

5

3.

Tidak Menarik

1

1,25

76


Jumlah

80

100

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.17 Berdasarkan tabel 4.17 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden (siswa) menyatakan bahwa intonasi dalam gaya bicara Guru SMK Pasundan Rancaekek

Bandung menarik perhatian siswanya,

sedangkan sebagian kecil responden menyatakan bahwa intonasi dalam gaya bicara Guru

kurang menarik dan tidak menarik. Hal ini terjadi

mungkin karena adanya sikap acuh dari siswa tersebut kepada Guru. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru sudah mampu melakukan intonasi dalam gaya bicara Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung yang dapat menarik perhatian siswanya. Berdasarkan Observasi dan wawancara juga sama hasilnya, Guru yang pandai mengatur kapan ia berbicara pelan dan kapan ia harus berbicara dengan suara keras bisa membuat mereka terus fokus terhadap materi yang disampaikan. Kebanyakan dari mereka akan mengantuk apabila Guru menyampaikan materi dengan suara yang “datar-datar saja�. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa seorang Guru memberikan intonasi dan gaya bicara yang baik sehingga mudah dipahami oleh para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung serta Guru telah mampu menarik perhatian siswanya. Hal ini dapat dilihat dari jawaban angket responden yang mayoritasnya mengakui bahwa intonasi dalam gaya bicara seorang Guru telah mampu menarik perhatian siswanya.

77


Tabel 4.18 Apakah Cara Bicara Guru Menyenangkan kepada Siswa (n=80) No

Jawaban Responden

1.

Menyenangkan

2. 3.

Frekuensi

Persentase(%)

80

100

Kurang

-

-

Menyenangkan

-

-

Tidak Menyenangkan Jumlah

80

100

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.18 Berdasarkan tabel 4.18 di atas menunjukan bahwa seluruh responden (siswa) menyatakan bahwa cara bicara Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung menyenangkan kepada para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kegiatan pembelajarannya. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru dapat menciptakan cara bicara yang dapat menyenangkan para siswanya. Berdasarkan hasil Wawancara dan Observasi pun ternyata menunjukan bahwa kebanyakan dari responden menyukai guru yang menyenangkan, humoris namun juga tegas. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa seorang Guru telah melakukan cara bicara yang baik serta komunikasi yang efektif dalam kegiatan pembelajaran kepada siswanya sehingga para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek

78


Kab. Bandung merasa senang dengan cara bicara yang dilakukan oleh Guru

itu. Hal ini dapat dilihat dari jawaban angket responden yang

seluruhnya menjawab bahwa cara bicara seorang Guru

sangat

menyenangan kepada siswanya. 4.2.2

Motivasi Belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung Seorang Guru dalam memberikan motivasi yang tepat dan optimal harus menciptakan komunikasi yang efektif, sehingga motivasi atau pesan yang disampaikan kepada siswa dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa tersebut. Adapun motivasi yang diciptakan ini untuk dapat mendorong dan mengarahkan daya dan potensi siswa SMA 12 Bandung secara produktif agar dapat mengembangkan pengetahaunnya dan mewujudkan tujuan yang ingin dicapainya.

4.2.2.1 Aspek Kognitif (kepercayaan) 4.2.2.1.1

Penambahan

Pengetahuan

Siswa

Kelas

2

SMK

Pasundan Rancaekek Kab. Bandung Untuk mengetahui bagaimana penambahan pengetahuan siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penambahan pengetahuan siswa. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut:

79


Tabel 4.21 Apakah Materi Informasi Yang Diberikan Seorang Guru Dapat Menambah Pengetahuan (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Menambah Pengetahuan

72

90

2.

Kurang Menambah Pengetahuan

5

6,25

3.

Tidak Menambah Pengetahuan

3

3,75

Jumlah

80

100

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.21 Berdasarkan tabel 4.21 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden (siswa) menyatakan bahwa materi informasi yang disampaikan oleh Guru dapat menambah pengetahuan para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar

di dalam kegiatan pembelajarannya. Sebagian kecil siswa

beranggapan bahwa materi informasi yang diberikan Guru

kurang

menambah pengetahuan dan tidak menambah pengetahuan. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru

dapat

menambah pengetahuan para siswanya. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa apa yang sudah disampaikan oleh seorang Guru , yakni mengenai materi informasi mampu membuat pengetahuan siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung bertambah. Walaupun siswa masih mengalami kesulitan, yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Hal ini sangat membantu siswa dalam menambah

80


pengetahuannya karena jika seorang siswa tersebut telah mengetahui dasar-dasarnya maka akan lebih bisa mengerti lagi atas apa yang telah diberikan oleh seorang Guru tersebut. Penjelasan ini dapat dilihat dari jawaban angket responden yang mayoritas menjawab bahwa seorang Guru mampu menambah pengetahuan dari para siswa tersebut. Tabel 4.22 Seberapa Penting Penambahan Pengetahuan yang Diberikan Seorang Guru (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Penting

69

86,25

2.

Kurang Penting

11

13,75

3.

Tidak Penting

-

-

80

100

Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.22 Berdasarkan tabel 4.22 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden (siswa) menyatakan bahwa penambahan pengetahuan yang diberikan dari seorang Guru SMK Pasundan Rancaekek Bandung sangat dibutuhkan atau penting, sedangkan sebagian kecil responden menyatakan kurang penting mengenai penambahan pengetahuan yang diberikan oleh seorang Guru . Hal ini terjadi mungkin karena adanya perasaan yang tidak senang dari siswa tersebut kepada Guru. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru penting untuk memberikan penambahan pengetahuan.

81


Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa apa yang sudah disampaikan oleh seorang Guru , yakni mengenai materi informasi mampu membuat para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung menganggap penting apa yang telah disampaikan oleh seorang Guru sehingga dapat menambah pengetahuan siswa tersebut. Penjelasan ini dapat dilihat dari jawaban angket responden yang mayoritas menjawab bahwa seorang Guru memberikan pengetahuan penting kepada siswanya. 4.2.2.1.2

Perubahan Opini Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung Untuk mengetahui bagaimana perubahan opini siswa Kelas

2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan perubahan opini siswa. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut: Tabel 4.23 Seberapa Puas dengan Materi Informasi yang Diberikan Seorang Guru (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Puas

76

95

2.

Kurang Puas

4

5

3.

Tidak Puas

-

-

80

100

Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.23

82


Berdasarkan tabel 4.23 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden (siswa) menyatakan puas dengan materi informasi yang diberikan oleh Guru , sedangkan sebagian kecil responden menyatakan kurang puas dengan materi informasi yang diberikan oleh Guru . Hal ini terjadi mungkin karena adanya ketidakpahaman yang dialami oleh siswa tersebut. Berdasarkan Hasil Observasi pada dasarnya jawaban menunjukan bahwa seorang Guru

sudah mampu memberikan materi informasi

pelajaran dengan baik sehingga para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung merasa puas. Berdasarkan

hasil

wawancara

mengenai

apa

yang

sudah

disampaikan tentang materi informasi pembelajaran oleh seorang Guru dapat diterima dengan baik dan rasa puas oleh para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara tersebut, peneliti menganalisis bahwa mengenai apa yang sudah disampaikan tentang materi informasi pembelajaran oleh seorang Guru dapat diterima dengan baik dan rasa puas oleh para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Penjelasan ini dapat dilihat dari jawaban angket responden yang mayoritas menjawab merasa puas dengan apa yang sudah diberikan oleh seorang Guru mengenai materi informasi pembelajaran.

83


4.2.2.1.3

Perubahan Kepercayaan Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung Untuk mengetahui bagaimana perubahan kepercayaan

siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan perubahan kepercayaan siswa. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut: Tabel 4.24 Apakah Anda Akan Menerima dengan Baik Materi Informasi yang Diberikan oleh Seorang Guru (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Menerima

74

92,5

2.

Kurang Menerima

6

7,5

3.

Tidak Menerima

-

-

80

100

Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.24 Berdasarkan tabel 4.24 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden (siswa) menyatakan menerima dengan baik atas materi informasi yang diberikan oleh Guru , sedangkan sebagian kecil responden menyatakan kurang menerima dengan baik mengenai materi informasi yang diberikan oleh Guru . Hal ini terjadi mungkin karena adanya ketidakpercayaan siswa terhadap apa yang diberikan oleh Guru tersebut. Pada dasarnya jawaban

84


yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru sudah mampu memberikan dengan baik materi informasi pelajaran sehingga para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung dapat menerima materi informasi pelajaran itu dengan baik. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara peneliti menganalisis bahwa seorang Guru

dalam memberikan

materi informasi pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik sehingga para sisiwa dapat menerima dengan baik apa yang diberika. Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung memang wajib untuk menerima apa yang diberikan oleh seorang Guru guna menambah pengetahuan dari siswa tersebut. Penjelasan ini dapat dilihat dari jawaban angket responden yang mayoritas menjawab menerima dengan baik mengenai materi informasi yang diberikan oleh seorang Guru . 4.2.2.2

Aspek Afektif (Emosi)

4.2.2.2.1

Perasaan

Senang

Siswa

Kelas

2

SMK

Pasundan

RancaekekKab. Bandung Untuk mengetahui bagaimana perasaan senang siswa Kelas 2 SMK Pasundan RancaekekKab. Bandung, peneliti mengajukan pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan perasaan senang siswa. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut: Tabel 4.25

85


Apakah Anda Merasa Senang dengan Komunikasi yang Disampaikan oleh Seorang Guru Mengenai Materi Informasi (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Senang

64

80

2.

Kurang Senang

8

10

3.

Tidak Senang

8

10

Jumlah

80

100

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.25 Berdasarkan tabel 4.25 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden (siswa-siswi) menyatakan merasa senang dengan komunikasi yang disampaikan oleh seorang Guru

mengenai materi informasi

pembelajaran, sedangkan sebagian kecil responden menyatakan kurang senang dan tidak senang dengan komunikasi yang disampaikan oleh Guru mengenai materi informasi pembelajaran. Hal ini terjadi mungkin karena adanya sikap acuh dari seorang siswa tersebut kepada seorang Guru tersebut. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru

sudah mampu dengan baik berkomunikasi dalam hal

menyampaikan materi informasi pelajaran sehingga para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung merasa senang dengan komunikasi yang dilakukan oleh seorang Guru . Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara

peneliti

menganalisis bahwa cara belajar dan berkomunikasi seorang Guru dalam memberikan

materi

informasi

pembelajaran

sangat

baik

dan

menyenangkan sehingga menimbulkan rasa senang pada diri siswa Kelas 2

86


SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Siswa jadi merasa tidak monoton dengan cara mengajar seorang Guru, ini tentunya akan dapat menambah motivasi belajar siswa tersebut. Penjelasan ini dapat dilihat dari jawaban angket responden yang mayoritas menjawab merasa senang dengan komunikasi yang disampaikan oleh seorang Guru . 4.2.2.2.2

Persepsi Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung Untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa Kelas 2 SMK

Pasundan Rancaekek Kab. Bandung, peneliti mengajukan pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan persepsi siswa. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut: Tabel 4.26 Bagaimana Persepsi Siswa terhadap Seorang Guru (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Baik

80

100

2.

Kurang Baik

-

-

3.

Tidak Baik

-

-

80

100

Jumlah

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.26 Berdasarkan tabel 4.26 di atas menunjukan bahwa seluruh responden (siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung)

87


memiliki persepsi baik terhadap Guru . Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru memiliki pribadi yang baik dalam mengajar serta dalam memberikan pengetahuan kepada para siswanya. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara

tersebut,

peneliti menganalisis bahwa seorang Guru dalam melaksanakan tugasnya sudah memberikan yang terbaik sehingga para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar memberi persepsi bahwa Guru baik dalam mengajar ataupun melayani siswanya. Siswa jadi merasa tidak monoton dengan cara mengajar seorang Guru, ini tentunya akan dapat menambah motivasi belajar siswa tersebut. Penjelasan ini dapat dilihat dari jawaban angket responden yang seluruhnya menjawab bahwa Guru

baik dalam

memberikan materi informasi pembelajaran. 4.2.2.2.3

Penilaian Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung Untuk mengetahui bagaimana penilaian siswa Kelas 2 SMK

Pasundan Rancaekek Kab. Bandung terhadap Guru , peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penilaian siswa. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut: Tabel 4.27 Bagaimana Penilaian Siswa terhadap Komunikasi Seorang Guru Dirasa Monoton(n=80)

88


No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1. 2. 3.

Merasakan Kurang Merasakan Tidak Merasakan

17 32 31

13,6% 25,6% 24,8%

Jumlah

80

100

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.27 Berdasarkan tabel 4.29 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden (siswa) menyatakan kurang merasakan dan tidak merasakan komunikasi yang monoton dari seorang Guru , sedangkan sebagian kecil responden menyatakan merasakan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh Guru

monoton. Hal ini terjadi mungkin karena seorang Guru selalu

berbicara dengan bahasa yang baku dan serius jadi membuat sebagian kecil siswa merasa bahwa komunikasi dari seorang Guru tersebut monoton. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru

sudah mampu dengan baik berkomunikasi dalam hal

menyampaikan materi informasi pelajaran sehingga para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung merasa komunikasi yang dilakukan oleh seorang Guru tersebut tidak monoton. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara, peneliti menganalisis bahwa seorang Guru dalam melaksanakan tugasnya sudah menggunakan komunikasi yang baik dan efektif sehingga para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar merasa nyaman dan senang dengan komunikasi yang disampaikan oleh Guru tersebut sehingga tidak membuat para siswanya

89


merasa monoton dengan cara berkomunikasi Guru . Penjelasan ini dapat dilihat dari jawaban angket responden yang mayoritas menjawab kurang merasakan bahwa Guru dalam hal berkomunikasi monoton. 4.2.2.3 Aspek Konatif (Perilaku/sikap) 4.2.2.3.1

Kecendrungan Perilaku Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung Untuk mengetahui bagaimana kecenderungan perilaku siswa Kelas

2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kecendrungan perilaku siswa. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut: Tabel 4.28 Apakah Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung Merasakan Perubahan yang Positif dalam Belajar (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

Persentase(%)

1.

Merasakan

80

80

2.

Kurang Merasakan

20

20

3.

Tidak Merasakan

-

-

Jumlah

100

100

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.28 Berdasarkan tabel 4.28 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden (siswa-siswi) menyatakan merasakan bahwa adanya perubahan yang positif dalam belajar, sedangkan sebagian kecil responden

90


menyatakan kurang merasakan perubahan yang positif dalam belajar. Hal ini terjadi mungkin karena adanya ketidakpahaman dari seorang siswa tersebut atas materi informasi pelajaran yang diberikan oleh seorang Guru tersebut. Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru

mampu dengan baik memberikan materi informasi

pelajaran sehingga para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung merasakan adanya perubahan yang positif dalam belajar. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara

tersebut,

peneliti menganalisis bahwa seorang Guru dalam melaksanakan tugasnya sudah menjalankan dengan baik dan memberikan hal yang positif dalam kegiatan belajar bagi para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar

Bandung. Hal

tersebut tentunya dapat dirasakan oleh para siswanya yang cenderung merasakan adanya perubahan yang positif dalam kegiatan pembelajaran. Penjelasan ini dapat dilihat dari jawaban angket responden yang mayoritas menjawab merasakan adanya perubahan yang positif dalam belajar. 4.2.2.3.2

Perilaku Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung Untuk mengetahui bagaimana perilaku siswa Kelas 2 SMK

Pasundan Rancaekek Kab. Bandung, peneliti mengajukan pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan perilaku siswa. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian disertai dengan analisisnya sebagai berikut:

91


Tabel 4.29 Apakah Materi Informasi Pembelajaran yang Diberikan oleh Seorang Guru dapat Memberikan Motivasi (n=80) No

Jawaban Responden

Frekuensi

1.

Memotivasi

72

90

2.

Kurang Memotivasi

8

10

3.

Tidak Memotivasi

-

-

80

100

Jumlah

Persentase(%)

Sumber : Hasil Angket Penelitian 2015 no.29 Berdasarkan tabel 4.29 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden (siswa) menyatakan merasa termotivasi dengan materi informasi pembelajaran yang diberikan oleh seorang Guru , sedangkan sebagian kecil responden menyatakan kurang termotivasi atas materi informasi pembelajaran yang diberikan oleh seorang Guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terjadi mungkin karena adanya ketidakseriusan dari seorang siswa tersebut dalam menerima materi informasi pelajaran yang diberikan oleh seorang Guru . Pada dasarnya jawaban yang didapat ini menunjukan bahwa seorang Guru sudah dengan baik memberikan materi informasi pelajaran sehingga para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung termotivasi untuk lebih giat belajar. Berdasarkan hasil angket, observasi, dan wawancara

tersebut,

peneliti menganalisis bahwa seorang Guru dalam melaksanakan tugasnya sudah menjalankan dengan baik dan memberikan motivasi dalam kegiatan belajar bagi para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung

92


yang mengikuti kegiatan belajar mengajar Bandung. Hal tersebut tentunya dapat dirasakan oleh para siswanya yang cenderung termotivasi dalam belajar. Penjelasan ini dapat dilihat dari jawaban angket responden yang mayoritas menjawab seorang Guru

dapat memotivasi dalam kegiatan

belajar. 4.3

Kaitan Teori Kredibilitas Sumber (The Souce Credibility Theory) dengan

Strategi

Komunikasi

Interpersonal

Guru

dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung Setelah peneliti mengetahui hasil analisis di lapangan, hal tersebut menunjukan bahwa kedudukan kerangka teoretis yang menjadi landasan teori penelitian ini sangat berkaitan erat dengan perspektif masalah. Berikut ini peneliti mencoba menganalisis kaitan kerangka teori dengan kenyataan di lapangan bahwasanya peneliti menganalisis kerangka pemikiran ini dengan menggabungkan teori kredibilitas sumber. Teori komunikasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah The Source Credibility Theory oleh Hovland, Janis & Kelley. Teori ini menyatakan bahwa “orang lebih mudah dipersuasi ketika sumber komunikasi menunjukkan dirinya sebagai orang yang kredibel�. (1953) Menurut teori ini, kredibilitas adalah seperangkata persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator. Karena kredibilitas adalah masalah persepsi, maka kredibilitas dapat berubah bergantung pada pelaku

93


persepsi (komunikan), topik yang dibahas, situasi. Persepsi yang dilakukan oleh komunikator akan tercapai apabila pada saat menyampaikan informasi, komunikan menganggap bahwa komunikator dapat dipercaya. Terlihat bahwa pemahaman subjek terhadap pesan yang akan disampaikan akan menentukan apa yang akan dipelajari oleh subyek mengenai isi pesan tersebut. Menurut Hovland dan Weiss dalam Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi menyebut “ethos ini credibility yang terdiri dari dua unsur yaitu Expertise (keahlian) dan Truthworthiness (dapat dipercaya)�. (2007:256) Berdasarkan dari apa yang didapat di lapangan, teori kredibilitas sumber terdiri dari beberapa unsur yaitu keahlian, keterpercayaan dan daya tarik. Kredibilitas yang dimiliki oleh seorang Guru sebagai komunikator yaitu keahlian, keterpercayaan dan daya tarik akan menimbulkan persepsi dari komunikan (siswa) tersebut. Guru dalam memberikan pelajaran sudah melaksanakan tugasnya dengan baik kepada siswanya sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi yang akan diraih oleh siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar Bandung sehingga dapat menjadi siswa unggulan yang berprestasi baik di mata publik. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa unsur kredibel dalam penelitian ini adalah berbagai pemberian materi informasi pembelajaran yang diberikan oleh semua Guru kepada para siswanya. Para guru yang terkait, dengan pemberian materi informasi pelajaran yang diberikan

94


kepada siswanya bertujuan untuk memberikan pelajaran dan pengetahuan mengenai pendidikan dengan baik sehingga siswa yang bersekolah di SMK Pasundan Rancaekek Kab.Bandung ini dapat memberikan hasil yang maksimal seperti berupa prestasi yang telah diraihnya. Berdasarkan hasil penelitian dari analisis angket, observasi, dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di kegiatan belajar mengajar Bandung yang merupakan sasaran utama yang dituju oleh peneliti. Dari hasil penelitian inilah dengan menggunakan berbagai macam cara kepada siswa akan menghasilkan suatu reaksi maupun tanggapan mengenai apa yang mereka dapatkan, bisa berupa reaksi yang positif maupun negatif. Reaksi inilah yang termasuk kedalam unsur teori kredibilitas, penilaian terhadap siswa kepada Guru tersebut mendapat nilai positif dari adanya peningkatan dalam meningkatkan motivasi belajar pada dirinya sendiri, ini dapat dilihat pada tabel 4.11, 4.12, 4.13, 4.14, 4.15 dll. Tabel responden yang menunjukan penilaian positif terhadap siswa. 4.4

Analisis Komprehensif tentang Strategi Komunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung dengan Teori The Source Credibility Theory Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh hasil bahwa komunikasi

interpersonal Guru memiliki peranan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung. Peneliti menganalisis bahwa

95


keahlian Guru dalam keramahan mampu melakukan komunikasi dengan baik kepada para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar Bandung. Peneliti menganalisis bahwa keahlian dari kemampuan Guru di dalam berkomunikasi Guru perlu memiliki keramahan, seorang Guru sudah memiliki sikap yang ramah agar dapat menciptakan suasana dan hubungan yang baik dengan para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Seorang Guru pun telah sadar bahwa sikap keramahan sangat perlu dilakukan saat mereka melakukan tugasnya agar dapat memberikan kepuasan dan rasa nyaman kepada para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar Bandung. Peneliti menganalisis bahwa keahlian dari kemampuan Guru di dalam penguasaan materi informasi Guru dalam penguasaan materi informasi dan dalam memberikan informasi penting kepada siswa, seorang Guru memiliki penguasaan materi informasi dengan baik sehingga dapat memberikan pengetahuan kepada para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Seorang Guru pun dituntut agar dapat meningkatkan pengetahuan siswanya guna membantu meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut. Peneliti menganalisis bahwa keahlian dari kemampuan Guru di dalam penguasaan materi informasi Guru dalam memberikan materi informasi dengan baik, bahwa seorang Guru harus memberikan materi informasi dengan baik agar

96


dapat menambah pengetahuan siswanya karena sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab bagi para Guru untuk memberikan materi informasi dengan baik kepada para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar Bandung. Seorang Guru sudah mampu memberikan materi informasi dengan baik. Peneliti menganalisis bahwa keahlian dari kemampuan Guru di dalam menjawab setiap pertanyaan siswa secara baik dan rinci Guru dalam menjawab pertanyaan siswa, seorang Guru mampu menjawab setiap pertanyaan siswanya dengan baik dan rinci kepada para siswanya karena sudah menjadi tanggung jawab bagi para Guru untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar Bandung. Peneliti menganalisis bahwa keahlian dari kemampuan Guru di dalam menjawab setiap pertanyaan siswa secara baik dan rinci Guru dalam menjawab pertanyaan siswa telah dapat dijawab dengan baik. Seorang Guru sudah mampu menjawab setiap pertanyaan siswanya dengan baik. Selain itu, seorang Guru juga mampu memberikan jawaban yang sesuai dibutuhkan oleh siswanya tersebut agar para siswa merasa puas atas apa yang mereka butuhkan karena sudah menjadi tanggung jawab bagi para Guru untuk memberikan jawaban dengan baik atas pertanyaan yang diajukan oleh para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar Bandung. Peneliti menganalisis bahwa keterpercayaan dari pengemasan informasi yang mudah dipahami Guru dalam pengemasan materi informasi mudah dipahami

97


oleh para siswanya, seorang Guru dapat dengan pintar mengemas dan menyampaikan materi informasi tersebut sedemikian rupa dengan berkomunikasi secara efektif agar dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Jika seorang Guru kurang baik dalam melakukan pengemasan dan penyampaian materi informasi maka materi informasi yang disampaikan tersebut kurang mudah dipahami pula sehingga komunikasi yang terjadi tidak efektif dan tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Peneliti menganalisis bahwa keterpercayaan dari pengemasan informasi yang mudah dipahami Guru dalam memberikan materi informasi sudah dengan jelas, seorang Guru mampu memberikan materi informasi tersebut dengan jelas sehingga pesan yang disampaikan tersebut dapat dengan mudah dipahami dan dimengerti oleh para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Jika seorang Guru kurang baik dalam memberikan materi informasi maka materi informasi yang disampaikan tersebut kurang jelas untuk dipahami sehingga pesan yang disampaikan tersebut tidak akan memberikan pengetahuan yang positif kepada siswa tersebut. Peneliti menganalisis bahwa keterpercayaan dari komunikan (siswa) yakin terhadap kebenaran isi pesan Guru dalam memberikan materi informasi sudah dengan baik dan benar dengan apa yang dibutuhkan oleh para siswanya, seorang Guru mampu mempertanggungjawabkan kebenaran materi informasi yang diberikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh siswanya sehingga materi informasi yang diberikan tersebut dapat dengan mudah diterima oleh para siswa

98


Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar . Jika seorang Guru kurang benar dalam memberikan materi informasi maka materi informasi yang disampaikan tersebut sulit untuk dipahami sehingga pesan yang disampaikan tersebut tidak akan dapat dipercaya oleh siswa tersebut. Peneliti menganalisis bahwa keterpercayaan dari komunikan (siswa) yakin terhadap kebenaran isi pesan Guru dalam memberikan hal penting mengenai kebenaran materi informasi sudah mampu dilakukan dengan baik. Seorang Guru dapat mempertanggungjawabkan kebenaran materi informasi yang diberikan sehingga para siswa dapat menganggap penting mengenai materi informasi yang disampaikannya. Peneliti menganalisis bahwa keterpercayaan dari keakuratan informasi yang disampaikan Guru dalam menjelaskan tentang materi informasi yang diberikan, seorang Guru mampu untuk menjelaskan materi informasi yang diberikan dengan baik dan efektif. seorang Guru

dapat menjelaskan tentang

materi informasi yang diberikan dengan baik dan jelas karena hal tersebut sudah menjadi kewajiban dari seorang Guru agar dapat memberikan pengetahuan kepada siswanya. Pada praktiknya seorang Guru dalam menjelaskan tentang materi informasi tersebut harus memberikan suasana yang menyenangkan sehingga siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar tersebut merasa nyaman dan bersemangat untuk belajar. Peneliti menganalisis bahwa keterpercayaan dari keakuratan informasi yang disampaikan Guru dalam memberikan keakuratan materi informasi yang

99


diberikan sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh para siswanya. Seorang Guru sudah dengan baik dan jelas memberikan materi informasi yang akurat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan, seorang Guru dapat memberikan materi informasi yang sangat akurat dan yang dubutuhkan oleh para siswa tersebut karena hal tersebut sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab dari seorang Guru agar dapat memberikan materi informasi yang dibutuhkan secara akurat kepada siswanya. Pada praktiknya seorang Guru dalam memberikan materi informasi secara akurat itu harus dapat mengetahui apa yang dibutuhkan dalam hal ini mengenai pengetahuan tentang materi informasi sehingga para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar tersebut merasa puas dan menerima materi itu sesuai dengan apa yang dibutuhkannya. Peneliti menganalisis bahwa daya tarik dari penampilan fisik Guru dalam berpakaian Guru yang fashionable. Seorang Guru telah memberikan penampilan yang baik secara fashionable sehingga para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung menyukai gaya berpenampilan Guru tersebut. Seorang Guru sangat pintar dalam berpenampilan menarik dan fashionable agar para siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung tidak bosan melihat dan mengikuti kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh Guru itu. Setiap hari Guru dituntut untuk berpenampilan yang berbeda dan fashionable agar para siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tidak merasa jenuh dan bosan melihat Guru tersebut karena seorang Guru dalam tugasnya akan selalu berkomunikasi secara personal dengan para siswanya.

100


4.5

Hambatan-Hambatan yang Dihadapi dalam Strategi Komunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Sikap Belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung Dalam pelaksanaan strategi komunikasi interpersonal Guru

dalam

meningkatkan sikap belajar siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari masalahmasalah yang menghambat. Masalah-masalah tersebut dihasilkan peneliti berdasarkan angket yang disebarkan terhadap responden (siswa) sebagai berikut: 1. kurangnya kemampuan personal dari seorang Guru dalam

diri

setiap

individu,

apabila

yakni terdapat

kemampuan

komunikasi

interpersonal yang dimiliki setiap Guru ini kurang baik, maka para Guru tdak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik terhadap perusahaan. 2. Kurangnya perhatian seorang Guru dalam hal berkomunikasi, seorang Guru hendaknya harus bisa memperhatikan bahasa yang digunakannya, karena apabila bahas yang digunakan terlalu bersifat monoton hal ini akan membuat para siswa merasa tidak nyaman dengan cara komunikasi Guru tersebut. 3. Kurangnya sifat kedisiplinan dari para siswanya sehingga seorang Guru merasa kesulitan dalam menjalin kerjasama antara seorang Guru dengan siswanya, hal ini dikarenakan para siswa merasa apa yang disampaikan oleh seorang Guru kurang bisa menarik perhatian siswa tersebut.

101


4. Siswa masih merasa kurangnnya Sarana dan prasana penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah SMK Pasundan Rancaekek, sehingga dalam penyampaian materi ajar oleh guru masih dirasakan monoton dan membosankan, hal ini perlu mendapatkan perhatian dari pihak sekolah, bagaimanapun kemampuan komunikasi yang baik dari seorang guru harus ditunjang dengan peralatan ajar atau alat bantu untuk meningkatkan minat belajar dan motivasi belar siswa. 4.5 Usaha-Usaha untuk Mengatasi Hambatan yang Dihadapi dalam Strategi Komunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Sikap Belajar Siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung Untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam menjalankan strategi komunikasi interpersonal Guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas 2 SMK Pasundan Rancaekek Kab. Bandung yang mengikuti kegiatan belajar mengajar

Bandung, hal-hal yang telah dilakukan oleh pihak sekolah

dalam melakukan usaha untuk mengurangi hambatan-hambatan tersebut meliputi, 1. Mendorong para guru SMK Pasundan Rancaekek untuk melakukan Sertifikasi yang dilakukan pemerintah, selain untuk meningkatkan kesejahteraan namun juga untuk meningkatkan kemampuan guru dalam bidang ajarnya, seperti kemampuan guru dalam penguasaan materi belajar siswa, sehingga kepercayaan siswa terhadap guru meningkat, tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu factor yang mendorong motivasi belajar siswa adalah kredibilitas guru yang diakui oleh siswanya.

102


2. Melakukan Seminar yang berkaitan dengan proses belajara mengajar yang baik, hal ini dilakukan di internal SMK Pasundan Rancaekek secara berkala, diharapkan dengan ini kemampuan guru dalam memahami dan menyajikan proses belajar mengajar semakin menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Mengikutsertakan guru dalam berbagai pelatihan baik yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan maupun oleh pihak swasta seperti beberapa penerbit buku yang secara berkala melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru, pihak sekolah menyadari bahwa meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar mempunyai korelasi yang kuat dengan motivasi dan prestasi siswa didiknya. Dari beberapa upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk menjawab hambatan-hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menjalankan fungsinya, peniliti sudah sangat sesuai, namun ada hambatan yaitu kurangnya fasilitas penunjang dalam proses belajar mengajar sepertinya belum mendapat perhatian yang baik dari pihak sekolah, sehingga pihak sekolah harus memberikan perhatian terhadap kurangnnya peralatan penunjang guru dalam proses belajar mengajar.

103


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan analisis pada bab-bab sebelumnya peniliti menarik kesimpulan, kesimpulan yang peneliti ambil didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan di identifikasi masalah, selain itu peniliti juga memberikan saran-saran yang didasarkan pada hasil penelitian ini, baik itu saran yang berhubungan dengan objek yang diteliti maupun bagi pembaca yang mempunyai ketertarikan terhadap penelitian ini. KESIMPULAN 1. Fungsi dari guru SMK Pasundan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas 2 sudah berfungsi dengan baik, hal ini bisa dilihat dari jawaban angket yang menunjukan positif untuk pertanyaan-pertanyaan mengenai fungsi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas 2 SMK Pasundan, Kabupaten Rancaekek, walau demikian fungsi guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa belum menujukan angka 100%, artinya masih ada siswa yang merasa fungsi guru untuk meningkatkan motivasi belajar belum maksimal, hal ini diakibatkan karena penyampaian pesan guru terhadap siswa masih dirasa kurang menarik, hal ini sesuai dengan hasil angket penelitian, berdasarkan hasil observasi dilapangan ditemukan bahwa alat penunjang proses ajar guru masih kurang, sehingga proses belajar masih dianggap membosankan.

104


2. Hambatan-hambatan

yang

dihadapi

baik

oleh

guru

dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa terletak pada kurangnnya sarana penunjang guru dalam proses belajar mengajar, penyampaian pesan guru kepada siswa tidak dibantu oleh peralatan atau sarana yang bisa meningkatakan motivasi belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar yang modern untuk mendapatkan perhatian dan motivasi belajar siswa yang baik tidak hanya dengan kemampuan komunikasi personal guru yang baik, namun dibutuhkan alat peraga atau sarana penunjang proses belajar mengajar yang baik, sehingga siswa memiliki ketertarikan dan motivasi yang besar untuk mengikuti proses belajar mengajar, dan alat peraga dianggap memiliki peran penting dalam proses penyampaian pesan kepada siswa. 3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak Sekolah SMK Pasundan Rancaekek dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, lebih kepada peningkatan kemampuan guru baik dalam penguasaan materi ajar, dengan cara mengikut sertakan guru dalam berbagai pelatihan baik yang dilakukan oleh pihak sekolah sendiri, maupun oleh pohak pemerintah dan swasta, namun untuk kendala kurangnya sarana dan alat bantu belajar belum mendapat perhatian yang baik, sehingga masih ada siswa yang merasa fungsi guru berlum maksimal dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

105


SARAN 1. Masih adanya siswa yang merasa bahwa fungsi guru belum maksimal dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, diakibatkan karena kurangnya fasilitas dan alat bantu guru dalam proses belajar mengajar, sehingga guru masih dianggap membosankan dalam menyampaikan pesannya, hal ini bisa dikurangi dengan pemenuhan fasilitas dan alat bantu guru dalam proses belajar mengajar, fasilitas atau alat bantu bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan materi belajar yang disampaikan kepada siswa, seperti media audio maupun video dikelas, sehingga proses penyampaian pesan lebih menarik, atau peningkatan alat peraga untuk beberapa mata pelajaran yang berhubungan dengan teknis, yang kurang maksimal apabila hanya disampaikan secara lisan oleh guru kepada siswa. 2. Selain dari sisi fasilitas peneliti melihat bahwa faktor reward and punishmentpenting diberikan kepada siswa untuk meningkatkan motivasi belajar, pemberian reward and punishment bisa dikemas dengan sebaik mungkin sehingga bisa diterima dan menjadi motivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

106


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.