epaper andalas edisi senin 30 juli 2012

Page 5

HUKUM KRIMINAL

Senin 30 Juli 2012

harian andalas | Hal.

5

Ratusan Juta Petasan Hasil Razia Polresta Medan Dimusnahkan

ndalas/rizky mulia

MUSNAHKAN BB PETASAN – Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Moch Yoris MY Marzuki SIK menyulutkan api ke tumpukan ratusan karung petasan untuk dimusnahkan di Lapangan Tembak Brimobdasu di Desa Martabe Pancur Batu, Minggu (29/7) kemarin.

Medan-andalas Ratusan juta butir petasan dari berbagai merek dan ukuran dimusnahkan petugas Reskrim Polresta Medan di lapangan tembak Brimob Poldasu di Desa Martabe Pancur Batu, Medan, Minggu (29/7). Petasan tersebut merupakan hasil razia yang digelar di se-

jumlah lokasi di Medan termasuk di satu rumah berlantai dua di Jalan Sikambing Gang Subur, Medan, Rabu (25/7). Dari rumah itu, polisi menyita 120 juta butir petasan. Pemusnahan petasan itu langsung dipimpin Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Moch Yoris MY Marzuki SIK dan Kanit Idik 5 Ekonomi AKP Bambang Ardy SH. Ratusan juta petasan itu dikemas dalam 104 karung lalu dibakar. Kasat Reskrim Polresta Me-

dan Kompol Moch Yoris MY Marzuki SIK disela-sela pemusnahan mengatakan, razia petasan yang mereka lakukan tersebut merupakan rangkaian kegiatan rutin dalam rangka cipta kondusif. Razia petasan merupakan atensi langsung dari Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro melalui Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang SH MSi. “Tujuannya untuk menciptakan suasana yang tenang selama bulan suci Ramadan, se-

hingga pelaksanaan ibadah Ramadan bebas dari bunyi-bunyian petasan yang dapat mengganggu ketentraman warga,” kata Yoris. Selain barang bukti petasan, pemiliknya juga diangkut ke Mapolresta Medan. Dari jumlah pemilik petasan yang diamankan, seorang diantara wanita hamil 9 bulan. Namun mereka tidak ditahan. Polisi bersikap bijak dengan tidak mengedepankan penegakan hukum dengan kacamata kuda. “Mereka kita kenakan wajib lapor saja,” jelas Yoris. (HER)

Kapolri: Tidak Ditemukan Peluru Tajam Kasus Sumsel Kapolri Jenderal Timur Pradopo menegaskan, tidak ada penggunaan peluru tajam pada kasus bentrok warga Desa Limbangan Jaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dengan kepolisian, pada Jumat (27/7) sore. "TIDAK ada penggunaan peluru tajam dan tidak ditemukan proyektil terkait bentrok di Kabupaten Igan Ilir. Tetapi, kasus itu akan diselidiki lebih lanjut," ungkap Timur Pradopo, Sabtu malam. Mabes Polri, lanjut dia telah mengirimkan tim untuk melakukan penyelidikan terkait bentrok yang telah menewaskan satu warga tersebut. "Saat ini, tim dari Mabes Polri telah ke sana dan sudah berada di Palembang untuk

IKLAN

Jenderal Timur Pradopo melakukan penyelidikan terkait kasus itu. Tim Propam Mabes Polri akan bekerja sama dengan pihak Polda Sumatera Selatan, tentunya akan menyelidiki apakah ada kesalahan prosedur yang menyebabkan ada korban yang meninggal dan terluka," kata Timur Pradopo. Kapolri juga mengaku menyayangkan bentrokan yang menyebabkan adanya korban jiwa tersebut. "Tentunya, ini permasalahan yang kita sesalkan bersama. Kalau masyarakat tidak melakukan

pelanggaran hukum dan jika petugas juga bertindak secara profesional maka tidak akan terjadi seperti itu. Tapi intinya, Polri tetap berkomitman bahwa kasus seperti itu tidak boleh terjadi lagi," katanya. "Saya juga menjamin, akuntabilitas dan transparansi penyelidikan apa memang ada unsur kelalaian. Jadi, kita tunggu saja hasil penyelidikan tim Propam Mabes Polri," ungkap Timur Pradopo. Bentrok antara warga desa setempat dan aparat kepolisian berawal dari

laporan perusahaan perkebunan tebu Cinta Manis PTPN VII yang kehilangan pupuk sebanyak 127 ton di Rayon tiga pada 17 Juli 2012. Saat personel Polda Sumsel dan Polres Ogan Ilir mengadakan olah TKP dan patroli serta dialog dengan warga situasi cukup kondusif. Namun, saat iring-iringan anggota dari Polres yang terdiri atas penyidik, intel, sabhara, dan Brimob itu kemudian terlibat bentrok dengan warga. Akibat bentrokan tersebut, seorang anak bernama Angga Bin Darmawan (12) tewas di tempat kejadian akibat tertembak di bagian kepala. Sementara, empat orang lainnya mengalami luka tembak di bagian bahu dan tangan kiri yakni, Rusman (36), Yarman (50), Farida (46) tertembak di bagian tangan kanan dan Man (30) di bagian telinga kiri. (ANT)

Gumpalan asap petasan membungi tinggi ke angkasa

Dirlantas Poldasu Ancam Wartawan Medan-andalas Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Poldasu, Kombes Pol Arkan Hamzah mengancam salah seorang wartawan harian terbitan Medan ketika dikonfirmasi mengenai adanya pembebasan plat seri Kode Rahasia (KR) yang menjamur digunakan warga masyarakat sipil, Jumat (27/7) kemarin. "Dari dulu pertanyaan kau itu-itu. Jadi kau boleh saja tulis-tulis, tapi kau tidak bisa pertanggung jawabkan aku cari kau," ketus Arkan kepada wartawan tersebut melalui teleponnya. Selain itu, Arkan juga mengatakan, dirinya ada hak untuk menjawab terkait mobil mewah jenis Alphard putih BK 1899 KR dan Alphard hitam BK 1190 KR, CRV BK 54 KR serta Mercy BK 99 KR. Mobil mewah tersebut seluruhnya dipakai warga sipil dan bukan personil kepolisian. Hal itu jelas melanggar aturan sebagaimana diatur dalam Peraturan Kapolri

(Perkap), bahwa plat seri KR hanya bisa digunakan oleh personel kepolisian. "Sekarang barangnya sudah aku tarik. Sekarang ada lagi ngak barangnya berkeliaran, kalau tidak ada berarti sudah aku tarik. Itu sudah saya tindak. Tak perlu saya lapori pak, sudah saya tarik," sebutnya dengan nada keras. Ditanya jika ditemukan lagi di lapangan, Arkan mengatakan, silahkan ditulis tapi harus bisa dipertanggungjawabkan. "Ya sudah kau tulis apa yang mau kau tulis di situ. Dari awal aku masuk kesini (Ditlantas Poldasu) banyak kali 'cingkunek' kau. Sekarang gini saja, terserah kau entah mau tulis apa kau disitu, tapi hati-hati kau tulis kalau tidak ada lagi. Ada hak saya untuk nuntut kamu," jawabnya. Tidak hanya itu saja, Arkan juga terus menghardik dengan nada mengancam wartawan yang mengkonfirmasi dirinya. "Suka-suka lah tulis

Dirlantas, kau harus bisa pertanggungjawabkan tulisan kau jangan sampai kau tidak bisa pertanggungjawabkan. Kau akan berhadapan dengan saya sebagai laki-laki. Bukan masalah dinas, tapi urusan laki-laki dengan laki-laki," ucapnya. Sementara Kasubdit Registrasi dan Identifikasi, AKBP Arie Wishnu Gautama menyebutkan, Alphard warna hitam BK 1190 KR sudah ditarik dan ditandatangani Direktur Ditlantas Poldasu Kombes Pol Arkan Hamzah. Disebutkan Arie, pihaknya sudah mengajukan untuk pemutihan plat seri KR dan NR. Kedua plat seri yang hanya digunakan pemerintah dan kepolisian itu sudah bebas dan bisa digunakan masyarakat sipil. "Ada Perkap Kapolri No 9 dan No 5 yang saat ini masih kita ajukan. Apabila sudah ditandatangan Kapolda, maka surat tersebut ditembuskan ke Kapolri di Mabes Polri," jelasnya. (STARBERITA)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.