MAJALAH AL FIRDAUS EDISI 20

Page 12

CERPEN

Hasfa Ayatullah 0leh : Wahyul Elok L.Q Hembusan angin sesekali dengan manjanya membelai wajahku yang terdiam dibalik jendela kamar berteralis jeruji besi malam ini. Tak ku dengar apapun melainkan bisikan angin dan merdunya nyanyian burung hantu merayu, seakan mengusik kesunyian yang berkecamuk dalam hati. Sontak bola mataku tertuju pada sebuah benda yang terletak dimeja rias dekat bufet berjajar buku didalamnya, benda itu tak lain adalah bross mungil berkarakter kupu-kupu pemberian seorang anak laki-laki yang kukagumi saat masih duduk dibangku MAN kota Kediri empat tahun lalu. Hasfa Ayatullah, Rupanya nama itu tak kunjung lenyap pula sampai waktu kini. Waktu dimana harusnya telah ada nama lain yang dapat mengisi ruang kosong hati ini. Seakan fikiranku tak mungkin amnesia, sehingga selalu segar diingatanku tentang sebuah rasa terhadapnya. Saat itu, aku mendatangi undangan di desa Susuhbango kecamatan Ringinrejo kabupaten Kediri. rumah salah seorang alumni MAN kota Kediri seangkatanku. Anjar wati. Disana merupakan musyawarah perdana yang membahas akan diadakannya acara reuni angkatan tahun 2000, pun sekaligus pembentukan panitia pelaksananya. Kebetulan saat itu, ujian semester tiga dikampus STAIN Tulungagung tempatku mengais Ilmu telah usai. Sekitar 20 orang teman yang hadir saat itu. Aku datang bersama Raisy salah satu alumni juga. Sesampainya dirumah Anjar, ku lihat segerombol teman laki-laki sedang duduk, bercanda-canda diteras rumah Anjar. Kurasa wajah-wajah mereka tak asing dimata ku. Tak ku sangka, Sosok laki-laki berkulit agak putih, rambut sedikit panjang, berbadan kurus pun ada diantara mereka. dialah Hasfa. Memang sudah biasa tiap akhir bulan Desember adalah musim libur perkuliahan, sehingga banyak teman yang bisa hadir dirumah Anjar. Betapa saat kulihat Hasfa ada diantara mereka, suasana hatiku seakan berubah warna. Kiranya, rasa itu kembali menggebu layaknya empat tahun lalu. Bagaikan bunga melati yang sedang mekar dari kuncupnya dan semerbak wangi tercium harumnya. Namun gengsi ku sebagai seorang wanita, sebagian telah menutupi rasa itu. Seakan ingin ku sembunyikan dalam-dalam perasaan yang sedang bersemi ini, agar tidak gugup saat berhadapan dengan Hasfa. Seperti biasanya, aku datangi teman-teman kemudian berjabat tangan dengan mereka satu persatu sambil senyum lagi sapa. Namun satu hal serasa aneh. berat jemari tanganku berulur untuk bersalaman dengan Hasfa. Bukan karena aku tidak suka. Ini hanya bisikan hati, berikhtiar menahan diri dari rasa yang terbendam kian lamanya. Semua aku salami dengan jari lentikku, hanya Hasfa yang tidak. Sungguh, aku belum siap melakukannya. dengan senyuman ku katakan padanya, “Maaf ya fa�. Hasfa pun menjawab dengan ekspresi bingung sembari bercanda “Aku tok yang gak disalami�. Aku berlalu sembari mengerlingkan mata kananku menoleh padanya dan Hasfa pun tersenyum dengan tatapan mata tajamnya.

10


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.