D
i lokasi KKN kami, Urmboridori, merupakan kampung yang terletak di ujung di Supiori Barat. Kampung kami ini masih bisa dijangkau dengan jalur darat. Akses menuju kota Biak bisa menggunakan bus kecil, atau warga sekitar menyebutnya taksi. Pada jalur ini, ada tiga taksi yang beroperasi. Ketiganya yaitu taksi Miomei yang berwarna hijau, taksi Teluk Maudori berwarna oranye, dan taksi Cahaya Mata yang berwarna merah. Setiap harinya hanya ada satu taksi yang beroperasi dari kota (Biak) menuju kampung Urmboridori atau sebaliknya. Taksi tersebut berangkat dari kota ke kampung sekitar pukul 8 pagi, dan sampai di kampung antara pukul 10 sampai 11 pagi. Taksi dari kampung ke kota juga biasa berangkat pada pukul 8 pagi, dan sampai di kota pukul 11 pagi. Untuk satu kali perjalanan dari kampung ke kota atau sebaliknya, setiap penumpang dikenakan tarif sebesar Rp50.000. Sedangkan jika turun di Sorendiweri, hanya dikenakan tarif Rp20.000. Tarif ini berlaku bagi penumpang yang naik di sepanjang jalan Supiori Barat, dari Urmboridori sampai Sabarmiokre. Namun, tarif ini ditentukan oleh pemilik kendaraan, bukan tarif yang direkomendasikan dari Dinas Perhubungan.
sampai di kampung Pamdi, kecuali ada penumpang dari Urmboridori barulah taksi itu mengantar sampai di kampung kami. Selain menggunakan kendaraan umum, warga juga bisa menyewa (carter) taksi dengan biaya sekitar 1,5 sampai 2 juta rupiah sekali jalan. Untuk perjalanan dari Sorendiweri ke kampung, selain menggunakan taksi, warga juga dapat menggunakan jasa ojek motor dengan tarif Rp150.000 sampai dengan Rp200.000. Ojek ini dapat dijumpai di sekitar pasar kota. Warga biasa pergi ke kota untuk keperluan dagang, belanja, dan membeli bahan bakar. Warga lebih memilih pergi ke Biak daripada Sorendiweri karena harga dan komoditas di Biak lebih menguntungkan bagi mereka. Untuk warga yang akan menjual ikan ke kota, mereka pergi sekitar 2 kali dalam seminggu. Sedangkan untuk hasil laut selain ikan, seperti lobster, penyu, gurita, udang, menyesuaikan dengan hasil tangkapan mereka. Harapan dari warga agar pemerintah mau memperhatikan dan mengelola moda transportasi darat sehingga tarif perjalanan darat menjadi lebih murah.
Taksi Miomei dan Teluk Maudori merupakan milik swasta, sedangkan Taksi Cahaya Mata merupakan milik pribadi. Untuk taksi Cahaya Mata perjalanan lebih pelan karena tidak terlalu mengejar setoran. Taksi ini biasanya hanya berhenti
PPA-02 SUPIORI // 59