Aset Properti Agung Sedayu Group mendapat izin reklamasi Teluk Jakarta, ada juga PT Kapak Naga Indah (anak usaha Agung Sedayu Group). Bahkan, PT Kapak Naga Indah sudah mendirikan sejumlah bangunan di Pulau C. Dalam dokumen di Pulau C yang diperoleh baru-baru ini, pembangunan di pulau tersebut sudah sangat masif. Beberapa bangunan dan zona-zona tertentu telah dibuat oleh pekerja di lapangan, termasuk infrastruktur seperti akses jalan dari dan ke Pulau C. “Untuk Pulau C, kami sudah melakukan penertiban. Surat peringatan sudah dilayangkan, surat segel juga sudah dilayangkan sama surat perintah bongkar. Kita arahkan kegiatan pembangunan dihentikan di lapangan, sampai perizinan selesai dilakukan,” kata Iswan Achmadi, Kepala Dinas Penataan Kota DKI Jakarta. Selain pulau C yang tengah menjadi sorotan, juga ada pulau D dan E di Pantai Utara Jakarta tersebut. Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berencana melarang sementara (moratorium) reklamasi Pantai Utara Jakarta karena bisa berdampak pada kelangsungan ekosistem perikanan laut sehingga menghancurkan mata pencaharian nelayan. Tercatat sembilan pengembang yang mendapat bagian dalam pembangunan 17 pulau buatan di proyek reklamasi di Teluk Jakarta. Sembilan pengembang tersebut adalah PT Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Marunda, PT Pelindo II dan PT Manggala Krida Yudha. PT Pembangunan Jaya Anco, PT Kapuk Naga Indah (anak perusahaan Agung Sedayu Group), PT Jaladri Eka Pasti, PT Taman Harapan Indah, PT Muara Wisesa Samudera (anak perusahaan Agung Podomoro Land/APL), serta PT Jakarta Propertindo. Dari sembilan pengembang tersebut, baru dua yang mendapat izin pelaksanaan, yakni Kapuk Naga Indah dan Muara Wisesa Samudera. Sementara yang lainnya baru mendapatkan izin prinsip.
TETUA SEMBILAN NAGA Siapa sesungguhnya sosok Aguan? Namanya sudah sangat terkenal di kalangan pengusaha keturunan Tionghoa. Namanya mulai jadi pembicaraan di tahun 1970-an saat dia diduga terlibat kasus penyelundupan barang elektronik melalui Palembang, Sumatera Selatan. Di masa Orde Baru, Aguan dikenal sebagai pengusaha yang cukup dekat dengan Soeharto. Ia juga dikenal sebagai tetua dari Sembilan Naga yang menguasai bisnis bersih dan kotor di Indonesia. Bahkan, pengusaha kesohor Tomy Winata mengakui Aguan sebagai gurunya dalam dunia bisnis. “Pak Aguan adalah senior saya. Beberapa keputusan bisnis yang penting selalu saya konsultasikan padanya,” kata Tomy seperti dikutip dari TEMPO. Aguan jugalah yang memperkenalkan Tomy Winata ke Yayasan Kartika Eka Paksi milik Angkatan Darat semasa Jenderal Edi Sudradjat menjabat Kepala Staf Angkatan Darat. Nama Aguan memang tak bisa dilepaskan dari Agung Sedayu Group. Dialah maskot Agung Sedayu dan mengawali bisnisnya dari sebuah perusahaan kontraktor rumah perto-
reviewweekly 32 Tahun V | 11-17 April 2016
City & Township Development Green Village, Green Puri, Golf Residence at Kemayoran, River Valley Residence, Green Lake City, Golf Lake Residence, Grand Galaxy City, Puri Mansion, Senayan Golf Residence, Green Mansion, Grand Cibubur Country, dan Golf Mediterania. High Rise Building Green Sedayu Apartment, Sedayu City @ Kelapa Gading, Puri Mansion Apartment, Menteng Park, Taman Anggrek Residences, The Mansion @Dukuh Golf Kemayoran, District 8 Lot 28 SCBD, dan Residence One at Serpong Boulevard, Ancol Mansion, Senayan Residence, The Mansion at Kemang, The Boulevard City Resort Residence, dan Kelapa Gading Square. Commercial & Industrial Sedayu Square, Green Sedayu Biz Park Cakung, dan Green Sedayu Biz Park Daan Mogot.
koan sederhana yang didirikan pada 1979. Agung Sedayu kemudian berkembang pesat menjadi perusahaan pengembang properti yang disegani. Pada 1991, kelompok usaha ini berhasil membangun Harco Mangga Dua, yang merupakan Mal Elektronik terintegrasi pertama di Indonesia. Kesuksesan tersebut segera diikuti dengan kesuksesan lainnya dengan pengembangan beberapa kawasan residensial dan komersial berskala besar, seperti Taman Palem seluas 200 hektar dan beberapa apartemen serta pencakar langit lainnya. Termasuk proyek yang diklaim revolusioner sebagai kawasan dengan konsep one-stop-living, yakni Kelapa Gading Square, di Jakarta Utara. Pembangunan Sudirman Central Business District pada 1991 menjadi bukti lain, Aguan adalah salah satu raja dalam bisnis di Indonesia. Dalam pembangunan proyek ini hampir semua saham dimiliki oleh Aguan dan Tomy Winata. Hebatnya, saat membangun proyek ini, PT Jakarta Internasional Hotel dan Development milik mereka tidak menggunakan pinjaman ke bank seperti proyek besar lainnya, tetapi menggunakan modal sendiri. Ketangguhan Aguan dalam berbisnis juga bisa dibuktikan saat terjadi krisis ekonomi tahun 1997-1998. Saat banyak pelaku usaha properti Indonesia berjatuhan, Agung Sedayu mampu bertahan, bahkan terus membangun hingga menorehkan jejak di sejumlah kawasan Jadebotabek dengan propertiproperti skala besar. Sampai saat ini Agung Sedayu berhasil membangun beberapa proyek di kawasan Jakarta, antara lain Bukit Golf Mediterania, Kelapa Gading Square, The City Resort Residences, Cibubur Country, The Boulevard, The Mansion at Kemang, Senayan Residence, Green Mansion, Senayan Golf Residence, Ancol Mansion dan beberapa hunian dan pusat perbelanjaan lainnya. Pada 2013, Agung Sedayu menjalin kerjasama dengan perusahaan elektronik asal Taiwan, Foxconn Technology Group.
11