Skandal Menara BCA

Page 16

Rokok Tak Lagi Jadi Andalan Industri rokok diperkirakan bakal stagnan di masa mendatang seiring peraturan yang begitu ketat dan gencarnya kampanye bahaya merokok. Djarum mulai konsentrasi menggarap bisnis lain.

tronik yang sudah lama dibangun, BCA kini masih menjadi penguasa pasar tabungan. Majalah ekonomi ternama dunia, Forbes menempatkan Robert Budi Hartono dan keluarganya sebagai orang terkaya di Indonesia tahun 2015/2016. Kekayaan Budi dan keluarganya mencapai US$ 15,4 miliar atau setara Rp 212,5 triliun. Budi Hartono

TEKS Latihono Sujantyo Foto Riset

G

rup Djarum diam-diam sudah menyiapkan sekoci, saat industri rokok tak lagi jadi primadona. Perusahaan milik Keluarga Hartono ini sudah menerapkan sejumlah strategi dengan membangun bisnis lain, di luar bisnis rokok. Bisnis yang dipilih, masih berhubungan dengan core business utama mereka. Ada tiga bisnis, yang kini menjadi konsentrasi Grup Djarum. Pertama, mengembangkan bisnis perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI). Melalui PT Hartono Plantation Indonesia, Grup Djarum memiliki kebun sawit yang sudah ditanami seluas 30.000 hektar di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Djarum menargetkan punya 50.000 hektar kebun sawit. Selain itu, Grup Djarum juga mengembangkan HTI kayu di Kalimantan Timur dan memiliki lahan seluas 20.000 hektar yang sudah ditanami. Pengembangan bisnis itu untuk mendukung industri kertas. Yang kedua, Djarum juga terus mengembangkan bisnis e-commerce. Melalui Blibli.com, Djarum telah mengucurkan dana lebih dari US$ 1 juta per tahun. Djarum sadar betul potensi bisnis dan ceruk pasar di area ini begitu besar. Apalagi, banyak memprediksi bahwa e-commerce merupakan industri masa depan. Bisnis ketiga, Djarum bermain di industri elektronik dengan mengembangkan Polytron. Saat ini, Djarum fokus pada produksi televisi, kulkas, AC dan telepon seluler (ponsel). Tak hanya itu saja, Djarum juga diketahui bermain di bisnis properti serta perhotelan. Sejumlah proyek sudah digarapnya, antara lain adalah mal Daan Mogot, WTC Mangga Dua, Grand Indonesia, dan perumahan Resinda di Karawang, Jawa Barat. Mengapa Djarum tertarik melakukan ekspansi bisnis? Seorang eksekutif di perusahaan itu bilang, karena industri rokok saat ini sedang stagnan. Selain serangan kampanye besar-besaran antirokok, tarif cukai saban tahun terus naik. Selain aneka bisnis di atas, Djarum juga memiliki portofolio investasi di sejumlah perusahaan lain. Misalnya, di Bank BCA dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. BCA adalah salah satu mesin uang Grup Djarum. BCA adalah bank swasta nasional terbesar di Indonesia. Bank ini gencar menggarap retail banking, terutama consumer banking dan payment banking. Dengan kekuatan jaringan elek-

16

Pabrik rokok Djarum: Tak lagi jadi primadona.

reviewweekly 26 Tahun V | 29 Februari-6 Maret 2016


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Skandal Menara BCA by Majalah Review Weekly - Issuu