Empat Berewok Dari Goa Sanggreng

Page 38

pun dibalik pohon-pohon bambu itu! Gemas Nilamsuri bukan main. Terdengar lagi suara tertawa bergelak. Kali ini diiringi dengan ucapan, ”Hanya manusia pengecut yang membunuh musuh dalam keadaan tak berdaya!” Nilamsuri memandang ke atas pohon kamboja merah. Detik itu juga sesosok tubuh kelihatan lenyap berkelebat ke utara laksana gaib! Nilamsuri kertakkan rahang. Tanpa menunggu lebih lama gadis ini hentakkan kedua kaki dan segera mengejar ke jurusan utara! Sampai beberapa ratus tombak jauhnya ke utara Nilamsuri masih juga belum berhasil mengejar orang tadi. Jangankan mengejar, melihat bayangannyapun tidak bahkan jejak kakinya sama sekali tidak kelihatan di tanah. Gadis itu menghentikan pengejarannya di tepi sebuah lembah. Di samping rasa geram hatinya juga heran dan bertanya-tanya. Siapakah manusia itu tadi dan kemanakah lenyapnya? Apakah manusia itu yang telah menolongnya dari perbuatan terkutuk Bergola Wungu dan kawan-kawannya? Sekiranya betul mengapa lantas kemudiannya orang itu menghalangi ketika dia hendak menebas batang leher keempat manusia berewok itu? Nilamsuri memandang lagi ke dalam lembah. Segala sesuatunya diselimuti kesunyian. Kemudian gadis ini memandang kepada pakaian yang dikenakannya. Pakaian ini ditemuinya di atas sebuah makam. Apakah pakaian ini sengaja pula ditinggalkan untuk dipakainya oleh manusia aneh yang melarikan diri itu? Nilamsuri memutar tubuhnya hendak kembali ke pekuburan. Tapi dengan serta merta tertahan ketika di belakangnya dari balik sebatang pohon waru terdengar suara orang berkata. ”Hendak kembali membuat kepengecutan? Membunuh musuh yang tak berdaya? Percuma tahu ilmu silat tapi tidak tahu tata peradatan silat!” Bukan main geramnya Nilamsuri mendengar ejekan itu. Dia melompat ke arah pohon waru. Tapi lebih cepat lagi gerakannya itu orang yang tadi berkata telah berkelebat laksana bayang-bayang dan lari ke dalam lembah. ”Manusia atau setan! Jangan lari!” teriak Nilamsuri. Dan segera pula dia mengejar ke dalam lembah. Tapi seperti tadi, begitu dia sampai di dasar lembah maka orang yang dikejarnya lenyap lagi! Dengan hati penasaran gadis ini loncat ke atas sebatang pohon tinggi dan dari sini memandang ke seantero lembah untuk menyelidik kemana larinya orang tadi. Namun ini juga tidak memberikan hasil. Nilamsuri turun kembali. Dijelajahinya sebagian dari lembah. Hatinya belum puas kalau belum berhasil menemui orang yang dikejarnya itu. Di tepi sebuah anak sungai akhirnya gadis ini hentikan langkah. Sejurus kemudian dia termangu di tepi sungai ini. Kemudian hidungnya dilanda oleh bau harum dari sesuatu yang dipanggang. Bau ini datang dari arah hulu sungai, membuat tenggorokannya menerbitkan air liur. Gadis ini langkahkan kaki ke hulu sungai. Belum sampai lima puluh langkah dia berjalan, maka di satu tikungan sungai yang arus airnya lebih cepat mengalir, dilihatnya duduk ditengah sungai, di atas sebuah batu besar yang licin kehitaman, seorang laki-laki. Laki-laki ini duduk membelakanginya dan rambutnya gondrong, berpakain putih-ptuih. Tak tahu Nilamsuri apa yang dibuat orang ini ditengah sungai ini di atas batu itu. Berat kecurigannya bahwa manusia ini adalah orang yang tadi dikejarnya. Tapi anehnya santarnya bau benda yang terpanggang itu datang dari arah lakilaki di tengah sungai ini! Nilamsuri terus melangkah beberapa jauhnya ke hulu sungai, melewati laki-laki itu,


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.