Austrian Art Films Below The Equator

Page 4

SewonArtSpace dan AustroIndonesianArtProgram (AIAP). Institusi pemerintah di Austria, kedutaan Austria di Jakarta dan Konsul Kehormatan Austria yang baru saja diresmikan, mendukung penuh pemutaran film “Film-Film Seni Austria: Di bawah Garis Katulistiwa” yang terjalin bersama Yogyakarta Biennale 2011. Pemutaran film ini menyajikan seleksi dari berbagai film buatan sutradara-sutradara Austria yang paling menarik perhatian, termasuk film yang mendulang perhargaan “Our Daily Bread”. Sebuah program residensi bagi seniman Austria—dan tentu saja yang dari Eropa— untuk tinggal di Yogyakarta akan segera dilaksanakan. Sebaliknya, seorang seniman dari Yogyakarta telah berada dan berkreasi di Austria lewat undangan kementerian federal Austria untuk Seni, Pendidikan dan Kebudayaan (Austrian Federal Ministry of Education, Art and Culture). Seni dan ilmu pengetahuan mempunyai relevansi universal. Yogyakarta, lewat komunitas akademis dan seni, membuat mereka mekar. Seni dan ilmu pengetahuan seharusnya, berdasar pengertiannya sendiri, tidak mengenal batas geografi atau batas-batas yang lain. Banyaknya koneksi antara Austria dan Indonesia—dan khususnya Yogyakarta—yang berkembang pesat adalah ekspresi dari betapa tak terbatasnya hubungan dan persahabatan tersebut. Mekar dan tumbuhlah mereka! Klaus Wölfer Duta besar Austria untuk Indonesia. 6

Kata Pengantar Jogja Gallery Untuk kesekian kalinya Jogja Gallery mendapat kehormatan bekerjasama dengan seniman mancanegara, kali ini dengan seniman Austria yang tergabung dalam SewonArtSpace, untuk berpartisipasi di Yogyakarta Biennale 2011/2012. Berjudul “Austrian Art Movies Below the Equator”, suatu karya seni, dalam hal ini filem, telah mampu mengungkapkan hampir seluruh aspek kehidupan: masalah ketidakberdayaan - harapan - kebahagiaan dalam kehidupan seharihari, masalah lingkungan, masalah bisnis, masalah politik, masalah globalisasi dan lain-lain. Dialog (atau bahkan tanpa dialog), bahasa dan teks dengan bahasa yang bukan Bahasa Indonesia tidak lagi begitu penting bagi penonton Indonesia manakala isi ceritera mampu memberikan kebebasan berimaginasi bagi pemirsa. Selamat menikmati filem karya seniman Austria. Jogja Gallery KRT Sugiharto S. Dirjohandoyo Direktur Utama

Foreword from Jogja Gallery It is an honor for us, Jogja Gallery, to collaborate with SewonArtSpace, a group of Austrian artists, in joining the Yogyakarta Biennale 2011/2012. SewonArtSpace presents film art works entitle “Austrian Art Movies Below the Equator”, picturing different aspects of life including day to day life, environment, business, politic, globalization etc. The non Indonesian languange being used

in dialog and texts is not an issue, even without dialog, since the movies are able to give a liberty to the viewers in interpreting the stories. Enjoy the art works of Austrian artists. Jogja Gallery KRT Sugiharto S. Dirjohandoyo President Director

Kata Pengantar SewonArtSpace art film atau film seni sebagai sebuah penanda kreatifitas di luar film-film yang berada dalam arus utama pasar seperti film hollywood atau bollywood telah cukup dikenal oleh publik seni yogyakarta. kita pernah dibuat bangga dengan opera jawa garapan Garin Nugroho yang menyedot perhatian masyarakat penikmat film secara internasional. dari sana kita mengenal genre lain dunia perfilman yang lebih eksentrik, idealis, cutting-edge, dan jauh dari tuntutan komersil. dalam kesempatan kali ini berbagai pihak yang mewakili dua negara, Austria dan Indonesia, bekerjasama untuk menampilkan kekayaan intelektual, kemanusiaan dan kreatifitas manusia melalui festifal film austria. 10 film pendek dan 9 film panjang akan kami tayangkan di dua art space (Jogja Galeri dan SewonArtSpace) selama sepekan. saya menyebut ini sebagai sebuah kesempatan, kesempatan melihat dan memperoleh pengetahuan baru melalui karya film. dimana kita dapat melompati benua, melompati bahasa, melompati budaya untuk saling bersapa dan men-

genal dalam tatanan masyarakat universal. selamat menikmati. Dyah Soemarno direktur SewonArtSpace

Foreword SewonArtSpace Art film as a trademark of creativities outside mainstream movies produced for market’s demand like Hollywood or Bollywood has been well recognized by Jogjakarta’s art scene. We once have been made proud by Opera Jawa, a film directed by Garin Nugroho that drew attention from international audience. Through it we were introduced to another genre in the world of cinema which is more eccentric, idealistic, cutting edge and far from commercial demand. In this fine occasion, several parties representing the two countries, Austria and Indonesia, cooperate to present the richness of both countries’ intellectual, humanity, and human creativity through Austrian Art Film Festival. 10 short films and 9 feature films will be screened at two art spaces (Jogja Galeri and SewonArtSpace) in one full week. I dub this as a rare chance to see and gain knowledge from films as we cross continents, transcend languages and culture to greet each others and universal humanity. Happy watching, Dyah Soemarno Director SewonArtSpace

7


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.