8 minute read

Eksistensi Akun Alter dan Menfess sebagai Ekspresi Anonimitas di Twitter

Oleh: Esti Fatimah

Perkembangan internet telah memunculkan semakin banyak jejaring sosial online dan forum diskusi. Untuk bisa berpartisipasi, pengguna harus memiliki akun sehingga memiliki identitas online. Beberapa persyaratan berbeda pada setiap platform media sosial. Misalnya, Facebook mengharuskan penggunaan nama asli saat pembuatan akun. Kebijakan seperti ini meningkatkan akuntabilitas pengguna dan meningkatkan kualitas konten dengan membantu mengurangi spam dan peretasan. Di sisi lain, pengkritik privasi mengklaim bahwa kebijakan seperti itu mengikis kebebasan online dan mengikat minat pengguna yang akan tercermin dalam aktivitas online mereka sehingga menjadi gudang informasi.

Advertisement

Di sisi lain, Twitter tidak mengharuskan penggunanya menggunakan nama asli mereka dan memungkinkan pembuatan pengguna anonim. Tidak adanya kebijakan nama asli menjadikan Twitter sebagai portal pertukaran informasi yang populer bagi pengguna untuk berbagi dan mengakses informasi tanpa dapat diidentifikasi. Menurut Amazone Mechanical Turk (AMT), sebanyak 6% dari 41,7 juta akun Twitter yang mereka teliti adalah akun anonim, 20% anonim sebagian. Ini menunjukkan setidaknya 26% anonimitas berlaku pada pengguna Twitter. Angka anonimitas di Twitter berkorelasi dengan konten pengguna.

Gambar di atas menunjukkan persentase rata-rata pengikut yang anonim dan yang dapat diidentifikasi untuk setiap kategori sensitif dan tidak sensitif. Dapat dilihat bahwa beberapa jenis konten sensitif bersifat anonim dan semakin turun sesuai tingkat sensitivitas. Mengungkap orientasi seksual seseorang adalah masalah sensitif bagi banyak orang dan karenanya pengguna mungkin memilih untuk tidak mengidentifikasi diri mereka sendiri. Misalnya, akun yang penggunanya secara terbuka membahas masalah perkawinan dan hubungan lainnya, berbagi perasaan atau pengalaman pribadi, dan mengatasi masalah kesehatan. Anonimitas mungkin menawarkan kesempatan bagi orang untuk mencari dukungan atau mencari pelipur lara. Terdapat pula akun yang berhubungan dengan kasus parah anoreksia, kecemasan sosial, depresi, dan kecenderungan bunuh diri. Bahkan, terdapat akun yang penggunanya mengunggah gambar setelah tubuh mereka disiksa secara fisik.

Akun Alter Sebagai Ekspresi Kepuasan Psikologis

Dalam Buku The Second Self, Sherry Turkle melihat komputer – dalam hal ini adalah internet, sebagai bagian dari kehidupan sosial dan psikologis kita, mempengaruhi kesadaran kita tentang diri kita sendiri, satu sama lain, dan hubungan kita dengan dunia. Teknologi mengkatalisasi perubahan bukan hanya apa yang kita lakukan tapi juga cara kita berpikir. Twitter memiliki banyak circle khusus untuk orang-orang yang memiliki ketertarikan pada hal serupa. Seperti fan account; akun khusus untuk meng-hype artis atau selebriti kesukaan, cyber account; yang biasanya disebut sebagai akun ‘suka-suka’, serta alter account (akun alter) dan roleplay account. istilah akun alter merupakan hal yang sudah lama mengemuka dalam dunia internet. Kita mengenalnya dengan nama Alter ego atau ‘aku yang lain’ dalam bahasa latin yang merupakan diri kedua yang dinilai berbeda dari yang lain, namun merupakan kepribadian yang sebenarnya.

Akun alter merupakan akun yang dimiliki seseorang dan mencerminkan sisi personalitas lain daripada yang ia bangun dan dikenal oleh banyak orang. Sebuah dunia yang berisi akun-akun anonim atau akun yang menampilkan sisi lain dari penggunanya. Konten atau pembicaraan yang bersangkutan dengan hal eksplisit merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima oleh publik umum, namun dapat diterima oleh beberapa orang yang memiliki pemikiran serupa. Kendati itu ditekankan, eksplisit dalam hal ini bukan selalu berarti hal yang memiliki unsur seksual, pun dapat berupa sebuah pembahasan hal yang sensitif. Berangkat dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa alter adalah sesuatu dari diri kita yang ‘berbeda’ tanpa mengikuti ‘aturan’ atau prinsip dimana kita harus menjadi sesuatu yang ingin dilihat oleh orang lain; ‘palsu’.

Kemunculan Akun Menfess

Twitter dapat menjadi salah satu media yang paling mudah untuk “bertanya-jawab” atau mencari responden untuk survei. Hadir banyak layanan yang disebut ‘automenfess’ atau sebuah base—mirip seperti fanbase yang dapat mengirimkan pesan yang kita kirim dengan lewat direct message (DM) ke timeline—yang rata-rata memiliki followers ribuan, bahkan hingga ratusan ribu. Sangat jarang ditemukan sebuah menfess (sebutan untuk pesan yang dikirim) yang tidak memiliki responden. Akun layanan menfess biasanya ditanggapi dan diminati oleh akun-akun alter yang terbiasa berkomentar secara eksplisit, meskipun akun-akun dengan nama asli juga banyak yang berminat untuk hanya sekedar saling berkomentar. Beberapa akun menfess yang terkenal di Indonesia adalah @askmenfess, @moviemenfess, @TXTMenfess, @menfessA6, @SEOULRPTL dan sebagainya.

Responden dari menfess pun memiliki jangkauan yang luas dalam hal umur dan latar belakang seseorang dengan bermacam-macam cara berpikir dan minat. Dari sekian banyak pengikut akun ini, hampir selalu ada pengikut yang menanggapi setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh pengirim pesan, meskipun dengan pertanyaan tidak pantas sekalipun. Jenis pertanyaan seperti bagaimana rasanya masturbasi dan sejenisnya menjadi salah satu ciri khas akun menfess. Jawaban para pengguna yang berkomentar juga tidak selalu serius, bahkan cenderung lebih sering bersifat candaan.

Askmenfess, sebuah akun menfess terkenal di Twitter Indonesia, menjadi akun yang selalu menjadi rujukan untuk segala jenis pertanyaan bagi penggemarnya. Pengirim dapat mengetahui jawaban dari suatu pertanyaan yang tidak bisa dilontarkan kepada publik. Di sisi lain, pengirim lebih suka mencari jawaban dari suatu pertanyaan melalui Askmenfess karena dianggap lebih interaktif. Askmenfess juga bisa digunakan untuk mengirim sebuah curahan hati oleh si pengirim. Curahan hati yang sama/senasib dengan kiriman akan di-retweet oleh pengikut yang merasa senasib. Bagi orang-orang yang senang berselancar membaca pertanyaan dan komentar-komentar di Askmenfess, mereka dapat mendapat pengetahuan baru terkait sesuatu yang tidak mudah didapatkan jawabannya dari aplikasi Google sekalipun. Jawaban dari subyek langsung (bukan sebuah resume atau kesimpulan) dan berbicara terus terang di Twitter dianggap lebih memuaskan. Selain pertanyaan dan curhatan, akun menfess juga bisa dimanfaatkan untuk meminta dicarikan wallpaper lucu, dieditkan fotonya, bahkan meminta bantuan hal-hal berisiko seperti menginap kepada orang asing – pengikut askmenfess secara random. Didukung dengan ramainya penggunaan istilah ‘Twitter please do your magic’ untuk mendukung hal-hal tersebut.

Turkle mendefinisikan internet sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar alat, tetapi merupakan bagian dari kehidupan pribadi dan psikologis kita sehari-hari. Dia melihat bagaimana komputer mempengaruhi cara kita memandang diri kita dan hubungan kita dengan orang lain, menyatakan bahwa teknologi mendefinisikan cara kita berpikir dan bertindak. Buku Turkle memungkinkan kita melihat dan mengevaluasi kembali hubungan kita sendiri dengan teknologi. Standar kesepian manusia berubah, kesendirian yang dialami oleh pengguna media sosial membuat mereka ingin terus berbalas komentar dan melakukan apapun aktivitas yang bisa dilakukan di Twitter, salah satunya dengan saling berkomentar ringan dan saling melemparkan candaan. Hal ini dilakukan supaya pengguna bisa tetap berinteraksidan melakukan sesuatu – meskipun hal tersebut tidak ‘penting’. Membalas komentar dapat pula dilakukan untuk menunjukkan eksistensi seseorang. Misalnya, akan aneh jika seseorang tiba-tiba mengatakan bahwa saya menyukai biru karena suatu alasan dan seterusnya. Namun, dengan adanya pertanyaan yang muncul pada akun menfess seperti “apa warna yang kalian suka dan mengapa?” orang akan dengan semangat menjawab dalam kolom balasan “saya suka biru karena biru adalah warna langit dan laut yang keduanya terlihat indah, saling melengkapi/ karena seperti warna jaket mantan pacar saya” dan balasan tersebut akan muncul di beranda pengikutnya. Pengguna merasa nyaman untuk saling berkomentar di dunia maya dengan orang asing karena terhindar dari rasa khawatir akan disalahgunakan oleh pengguna lain, seperti memunculkan gosip dan fitnah.

Ada pula pengguna yang memanfaatkan akun-akun berpengikut banyak untuk menambah jaringan ‘pertemanan’ di Twitter. Istilah tren seperti ‘mutualan’ dan penggunaan tagar #followforfollow adalah istilah untuk saling mengikuti akun antar pengguna. Banyaknya pengikut seseorang sedikit banyak dianggap merepresentasikan eksistensi orang tersebut serta memunculkan rasa dihargai oleh orang lain. Hal itu adalah bagian dari bagaimana teknologi mengubah cara berpikir kita di mana eksistensi kita ditentukan oleh banyaknya pengikut, suka, komentar, dan retweet. Pemikiran Turkle memungkinkan kita melihat dan mengevaluasi kembali hubungan kita sendiri dengan teknologi.

Sherry Turkle dalam bukunya, Alone Together, menyatakan fakta bahwa perkembangan teknologi yang paling berkontribusi terhadap kebangkitan interkonektivitas pada saat yang sama telah memperkuat rasa keterasingan antar manusia. Keterasingan ini melibatkan hubungan-hubungan antara jejaring sosial yang mendukung percakapan yang cepat. Bagian kedua dari buku ini mengkaji sifat alamiah interaksi sosial di dalam jaringan, dan cara media sosial mengubah bagaimana orang-orang, khususnya anak muda, terhubung satu sama lain. Kesibukan di Twiiter, budaya cuitan pendek di Twiiter membuat orang di dunia nyata tidak memiliki perhatian satu sama lain dan menimbulkan hubungan yang semakin dangkal. Turkle berpendapat bahwa ketergantungan remaja pada media sosial dapat mengurangi refleksi diri, sehingga menyebabkan kurangnya kemandirian personal.

Kesimpulan

Kemunculan istilah akun alter dan menfess tidak hanya memiliki tujuan manifest, namun juga memiliki fungsi laten dengan tujuan yang berbeda-beda. Lembaga-lembaga kesehatan menggunakannya sebagai terobosan untuk menjangkau orang-orang yang mungkin membutuhkan bantuan. Keberadaan akun-akun yang terkait dengan tema-tema sensitif ini - dan fakta bahwa mereka memiliki banyak pengikut anonim - mendukung tesis bahwa privasi dan anonimitas penting dalam masyarakat kita. Diperlukan penelitian lebih mendalam untuk meningkatkan preferensi dan harapan privasi pengguna dalam konteks media sosial. Misalnya, ada baiknya mengeksplorasi dan mengukur berapa banyak kategori konten sensitif yang konsisten di berbagai aplikasi sosial dan berapa banyak yang bergantung pada sifat aplikasi (seperti berbagi foto versus pengiriman pesan).Fenomena akun alter bisa menjadi sesuatu yang baik dan buruk secara bersamaan. Baik karena orang-orang yang memiliki pemikiran sedikit lebih berbeda dari orang-orang kebanyakan dapat menemukan lingkarannya sendiri untuk bersosialisasi lewat gawai. Walaupun hanya sebatas cyber, namun tidak memungkiri kemungkinan untuk bertemu orang-orang satu pemikiran itu suatu saat nanti.

Terkait kebutuhan manusia untuk untuk didengarkan, akun-akun menfess hadir memberikan kebutuhan tersebut. Namun akun dengan cara kerja auto-forward kurang efektif karena tidak memiliki filter untuk setiap pesan yang masuk. Hal ini tentu memenuhi dahaga kesendirian bagi pengirim pesan karena pesan yang ingin disampaikan dapat dipastikan ditanggapi oleh pengguna lain pengikut akun menfess, namun disisi lain, seringkali hanya menjadi sampah media sosial.