Riset
Mengukur Persepsi Mahasiswa Afirmasi UNS terhadap Pelaksanaan Program Beasiswa ADik Oleh: Tim Riset LPM Kentingan UNS Koordinator riset : Titi Cahyanti
Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) memberi kesempatan kepada pelajar dari Papua, Papua Barat, dan Daerah 3T untuk belajar di PTN/PTS.
B
easiswa afirmasi menjadi se buah program keberpihakan pemerintah untuk memban tu perguruan tinggi mencari dan menjaring calon mahasiswa dari Papua, Papua Barat, dan daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), serta anak TKI sebagai upaya pemberian akses pendidikan tinggi seluasluasnya kepada lulusan sekolah menengah atas (Pasal 1 Permen ristekdikti No. 27 Tahun 2018). Apakah program terse but selalu berjalan dengan baikbaik saja, atau malah ada kendala atau kesenjangan antara pelaksa naan dengan tujuan yang sebenar nya hendak dicapai? Berangkat dari pertanyaan ini, Bidang Riset LPM Kentingan UNS mengada kan jajak pendapat pada tanggal 20-25 September 2019 menggu nakan kuisioner untuk mengetahui persepsi mahasiswa afirmasi UNS terhadap pelaksanaan program beasiswa ADik tersebut. Responden dalam peng ambilan data ini adalah mahasiswa
18 | KENTINGAN XXVI 2019
afirmasi UNS sebagai peserta ADik yang secara langsung terlibat dalam melaksanakan program-program beasiswa afirmasi. Kuisioner dise bar kepada 13 mahasiswa afirmasi, sebanyak 23,1% berasal dari jalur afirmasi Papua , 69,2% berasal dari daerah 3T, dan 7,7% berasal dari Anak TKI. Semua responden mengiyakan bahwa mereka sangat terbantu dengan adanya program beasiswa ADik. Sebanyak 46,2% responden mengatakan bahwa ADik membantu meringankan be ban biaya, 38,5% memberikan kes empatan kuliah diluar daerah, dan 15,4% membantu meningkatkan mutu pendidikan daerah asal. Semua jalur masuk bea siswa ADik diawali dengan tahap tes seleksi dan peserta yang mengi kuti tes tersebut ditetapkan ber dasarkan rekomendasi dari bupati setempat. Peserta yang lolos ADik dan dinyatakan sebagai maha siswa afirmasi selanjutnya mengi kuti pembekalan dari daerah asal sebelum berangkat ke perguruan tinggi tujuan. Sayangnya tidak
semua mahasiswa afirmasi bisa mendapatkan pembekalan terse but, hanya 53,9% dari responden yang mengaku pernah mengikuti pembekalan dari daerah, 30,8% mengaku tidak mengetahui adanya program pembekalan dari daerah asal, dan 15,4% mengetahui bahwa daerahnya memang tidak meng adakan program pembekalan. Hal tersebut dikarenakan kembali pada kebijakan masing-masing daerah mau mengadakan pembekalan atau tidak. Pengelola afirmasi di UNS juga menyelenggarakan pembekalan internal untuk peser ta ADik melalui kegiatan AMT (Achievement Motivation Training) yang dilakukan di setiap awal ta hun pelajaran atau setiap peneri maan mahasiswa baru afirmasi. Seba nyak 61,6% dari responden pernah mengikuti AMT dan 38,5% res ponden belum pernah mengi kuti pembekalan tersebut. Artinya, walaupun pembekalan ini bersifat wajib, namun pihak pengelola afir masi masih memberi dispensasi