LIONMAG OKTOBER 2012

Page 85

WONDERFUL

WAMENA

TEKS & FOTO: Yudasmoro Minasiani

N

ama Hendrikus Albertus Lorentz mungkin tak begitu akrab di telinga, khususnya wisatawan. Tapi bagi daerah Wamena di Papua, nama tersebut tak bisa dipisahkan. Jejak pengabdian Lorentz dalam menjelajah tanah Papua di tahun 1907 dan 1909 hingga kini tetap meninggalkan warisan ilmu pengetahuan yang tak ada habisnya. Namanya diabadikan sebagai Taman Nasional Lorentz dengan luas wilayah lebih dari 2 juta hektar. Membentang dari pesisir Laut Arafura hingga salah satu atap dunia, Cartenz pyramid (Puncak Jaya, 4.884 meter), Taman Nasional Lorentz menyimpan 20.000 jenis tanaman berbunga, 164 jenis mamalia, 650 spesies burung dan 148 spesies burung. Lorentz, sang penjelajah asal negeri Belanda tersebut tentu tak menjelajah Papua tanpa sebab. Bahkan hingga kini Papua masih menyisakan segudang pekerjaan rumah untuk diteliti.

Tahun 1903 adalah saat pertama Lorentz menginjakkan kaki di Papua dengan menjelajahi daerah Papua Utara mulai dari Teluk Cendrawasih hingga Danau Sentani. Ekspsedisi yang mencatat jenis-jenis burung dan ciri fisik orang Papua ini kemudian gempar luar biasa di seantero Eropa. Beberapa catatan penemuannya hingga kini masih tersimpan sangat baik di Museum Volkenkunde, Leiden. Tahun 1907 dan 1909 Lorentz kembali menyambangi Bumi Cendrawasih ini untuk ekspedisi yang kali ini dipimpinnya langsung. Meski tak menggapai Puncak Cartenz, ekspedisi Lorentz tetap menjadi awal yang penting bagi perkembangan tanah Papua di kemudian hari. Perjalanan saya di Wamena memang bukan ekspedisi macam yang Lorentz lakukan. Tapi kekayaan alam Papua sudah bisa saya rasakan saat pesawat yang saya tumpangi mulai membelah celah-celah Pegunungan Jayawijaya. Tak ada hutan yang digunduli, tak ada lahan yang dibuka untuk

pemukiman dan hampir tak ada jalur mobil terlihat dari udara. Saya hanya menyaksikan hutan hijau yang mirip karpet raksasa dan sesekali dibelah sungai berliku yang mirip ular. Wajar jika pada tahun 1999, PBB melaui UNESCO menjadikan kawasan Lorentz sebagai situs warisan dunia karena berbagai kekayaan dan keunikannya, terutama karna adanya salju abadi di daerah tropis. “Ibarat buku, Papua tak pernah habis untuk dibaca,� jelas Benja Victor Mambai, Director of Papua Program-WWF Indonesia yang akrab kami panggil Om Benja. Menempuh jalur udara menuju Wamena seperti dimanjakan oleh pemandangan alami yang tak ada habisnya. Meski begitu, faktor cuaca adalah musuh yang terduga. Warga setempat sepertinya sudah terbiasa dengan cuaca yang mendadak berubah tak bersahabat. Menurut sejarah dan cerita warga setempat, kata Wamena sendiri berasal dari kata wam yang artinya babi dan ena yang

INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR

83


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
LIONMAG OKTOBER 2012 by Bentang Media Nusantara - Issuu