KAROMAH KH. Tohir Bungkuk - Singosari Oleh: Abd Adzim Irsad
Tahir Bungkuk hingga sekarang.
PADA edisi bulan yang lalu, penulis membahas KH Imam Asfali dari Kudul Pasar. Sekarang kita meluncur ke Singosari. Ketika membincangkan Singosari, teringat pada sosok Ken Arok sang penguasa dan raja yang memiliki ilmu dan kehebatan. Dalam tulisan ini, penulis tidak akan membincangkan singosari sebagai kota santri. Gus Lutfi Bashari salah satu ulama muda lulusan tanah suci Makkah memberi nama Singosari dengan nama SANTRI. SANTRI itu artinya ( Sehat, Aman, Nyaman, Tertib, Rapi, Islami). Begitulah keinginan beliau, dan juga keinginan para ulama, menjadikan kota Singosari benar-benar aman dan nyaman untuk semua orang. Sejak dulu, Singosari memang menjadi tempatnya santri, lihat saja ulama-ulama’ hebat dari Singosari cukup banyak. KH Nursalim, KH Amir, Kah Dasuki, KH Murthadho, KH Abdul Manan, KH Alwi, KH Mustain, KH Rifai, KH Maskur, dan KH Tolhah Hasan. Dari sekian banyak ulama dan kyai yang bermukim di Singosari, 90 % adalah warga NU (Nahdhotul Ulama). Pondok pesantren cukup banyak, berdasarkan data, ada sekitar 25 pesantren yang tercatat. Begitulah informasi yang saya dapatkan dari KH Lutfi Bashari, sekaligus pengasuh pondok pesantren. Sekolah unggulan dan salafi juga cukup banyak. Ini menjadikan bukti bahwa Singosari dari waktu ke waktu menjadi tujuan dan pusat ulama dan santri di kota Malang. KH Bashari Alwi, KH Mustain adalah ulama hebat yang di miliki Singosari yang membumikan Al-Quran di kota
Karomah Kyai Tohir Bungkuk cukup banyak dan terasa. Bersumber dari keterangan Gus Alifkhan, konon ketika tanaman-tanaman di sawah diserang hama (wereng). KH Tohir Bungkuk selalu berjalan di sawah-sawah tersebut. Dengan izin Allah SWT, hama-hama itu pergi dan para petani tidak gagal panen. Masih menurut penuturan Gus Alif, konon orang Jepang selalu ketakutan dengan KH Tohir, karena Kyai Tohir mampu mengangkat Tank-tank Jepang. Sebagai seorang ulama yang zuhud dan wara’, KH Tohir Bungkuk sangat kuat dalam beribadah dan tirakat. Beliau paling tidak suka dengan segala jenis music, seperti dangdut, jarang kepang, Jaipongan. Konon, ketika ada acara-acara yang bertentangan dengan ajaran agama, dengan sendirinya bisa mati serta kacau balau, karena KH Tohir Bubkuk tidak menyukainya. Bgeitulah penuturan Gus Lutfi Bashari Alwi. Kedekatan beliau dengan Allah SWT melahirkan karamahkaramah, sekaligus menunjukan bahwa beliau memang seorang ulama yang dalam ilmu dan spritulanya. KH Tohir Bungkuk mampu menjadi pelita saat itu, sekarang dan menjadi inspirator bagi setiap orang yang mengenal pribadinya. Tidaklah berlebihan jika beliau mengamalkan Al-Quran dan Sunnah Nabi SAW di bumi Singosari, sekaligus menjadi orang yang selalu menebarkan kebaikan, dan mengajak kebaikan serta berusaha mencegah kemungkaran. Khoirunnas Anfauhum Linnas (sebaik-baik manusia, orang yang memberikan manfaat bagi manusia).
santri ini. KH Tolhah Hasan salah satu tokoh NU, sekaligus mantan menteri agama yang berasal dari Kota Santri Singosari. Sampai saat ini, KH Tolhah berusaha kerasa menghidupkan nilai-nila agama dan inteletual melalui pengajian yang di asuhnya. Beliau juga memiliki cita-cita tingga bagaimana bisa membangun generasi NU menjadi lebih baik ekonomi, pendidikan dan kesehatannya.
***
Kyai Tohir Bungkuk salah satu dari kekasih Allah SWT yang ditinggal dan wafat di kota santri Singosari. Hampir-hampir, nama KH Tohir Bungkuk mengalahkan ketenaran Singosari. Tidak satu-pun dari sekian banyak para ulama dan kyai, kecuali mengenal KH Tohir Bungkuk. KH Hamid Pasuruan sering bertamu kepada KH Thohir Bungkuk, dan juga ke KH Muhammad Said Ketapang. Ketenaran KH Tohir Bungkuk, karena kedalaman ilmu dan spritualnya, serta zuhud, dan wara’ sebagai seorang ulama. Allah
SWT berfirman:’’ Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28). KH Tohir Bungkuk sangat pantas dan layak menjadi seorang ulama sekaligus pewaris para Nabi. Mbah Tohir satu-satunya perintis dan pengagas Ponpes Miftahul Falah dan Masjid At-Thohiriyah setelag Mbah Chamimuddin. Setelah Mbah Chamimuddin wafat, pemangku ponpes dan masjid adalah Mbah Tohir. “Masjid dan Ponpes Bungkuk sangat dikenal. Bahkan Kyai Tohir lebih dikenal dengan Mbah Tohir Bungkuk. Seperti sebagian ulama-ulama Nusantara yang bermukim di Makkah, Madinah (Al-Haramain), dimana sebagian dari mereka adalah pengikut Tariqoh. NU, oraganisasinya, Al-Syairoh akidahnya, dan Syafii Madzhabnya, dan Al-Ghozali Tasawufnya. KH Tohir Bungkuk juga sosok pengikut Toriqoh, yaitu Taqriqoh Qodiriyah-Naqsyabandiah. Setiap tahun, Tariqoh Nahdiyah selalu mengadakan Khoul Mbah
Majalah Komunitas Sabilillah Edisi 112 / Januari 2014 / Thn: 07
9