AKADEMIKA
Jumat Wage, 30 November 2018
Mahasiswa Didorong Ciptakan Karya Inovatif SALATIGA - Sedikitnya 50 hasil karya mahasiswa dan dosen Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dipamerkan dalam Pemeran Karya dan Pengabdian Masyarakat 2018 di Balairung Universitas. Inovasi yang ditampilkan, baik berupa penelitian serta pengabdian masyarakat. Sejak dibukanya acara, nampak pengunjung memadati lokasi kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Dies Natalis ke62 UKSW yang jatuh pada 30 November mendatang. Salah satu stand yang menarik perhatian pengunjung yakni stand yang memamerkan produk tepung mocavino dan olahannya.
Veni Nugroho SE salah satu peneliti di UKSW menjelaskan, karya yang dipamerkan merupakan olahan produk pangan dari tepung singkong atau mocaf yang telah dimodifikasi. “Kami memperkenalkan berbagai olahan produk pangan yang berbahan tepung singkong. Tepung singkong merupakan produk unggulan kami, dan telah melalui hasil riset, serta formulasinya hampir sama dengan tepung
terigu,” kata Veni Nugroho SE. Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer (FTEK) dalam kesempatan ini memperkenalkan karya mahasiswa seperti robot sepak bola dan robot pemadam api yang telah memenangkan berbagai kejuaraan nasional. Selain itu, juga dipamerkan trainer digital dan trainer mikrokontroler yang berfungsi untuk pemograman guna membantu aktivitas perkuliahan. Deddy Susilo MEng selaku koordinator kegiatan menyebut pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan karya inovasi oleh civitas akademika UKSW. Produk yang dipamerkan merupakan karya
yang paling inovatif, bermanfaat, dan memberi dampak sosial. “Dalam pelaksanaanya kami melibatkan 14 fakultas dan berbagai pusat studi di UKSW untuk turut berpartisipasi,” ujar Deddy Susilo MEng. Beberapa produk yang dipamerkan, disebutkannya, berupa alat teknologi tepat guna, alat peraga pendidikan, media pembelajaran, produk herbal, produk fermentasi, buku hasil karya dosen dan kebijakan publik, serta seni dan kreatifitas. Rektor UKSW, Neil Semuel Rupidara SE MSc PhD memberikan apresiasi atas antusias civitas dan masyarakat Salatiga yang hadir. “Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah
Ketika Guru dan Siswa Saling Memadu Melodi SUARA gemercik sebuah air mancur di taman merupakan sebuah pemandangan yang dapat menciptakan suasana yang sejuk dan penuh ketenangan. Berbagai tipe model kolam air mancur dapat dibuat untuk menjadi salah satu solusi yang saat ini hampir digunakan oleh semua penggemar taman di tempat-tempat wisata, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan taman lainnya. Begitu indah, nyaman dan menyejukkan jika air mancur tersebut selalu dapat kita nikmati setiap saat. Pemandangan di sekitar kita, bisa menggugah kita untuk berkreasi. Di sekolah tempat penulis mengajar— SDN Poncoruso Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang—seorang siswa bernama Galih Sandi Pamungkas melakukan sebuah eksperimen, walaupun sederhana tetapi
Oleh: Sujono Yusuf
hasilnya mengagumkan dan membanggakan sekolah dan tentu orang tuanya. Anak tersebut membuat alat sederhana dengan menggunakan barang bekas botol air mineral, menciptakan pemandangan dan suasana menyejukkan yang tidak lagi mahal, yakni
menciptakan alat “Antik” (Air Mancur Tanpa Tenaga Listrik). Hasil karyanya mendapat Juara 3 dalam Lomba KIR Kategori Teknologi Terapan Tingkat Kabupaten Semarang Tahun 2018. Karya Galih, jika dirunut jalan ceritanya, langsung maupun tidak langsung pasti ada keterlibatan dari peran guru. Guru memang merupakan sosok penggali potensi. Pembimbing dan pelatih sekaligus pembentuk karakter. Sejalan dengan peran tersebut, guru selalu berupaya dalam mengembangkan daya pikir anak. Daya pikir akan berkembang secara maksimal jika potensi yang dimiliki siswa dikelola secara optimal. Daya pikir Galih, dan ketekunan seorang guru dalam menghasilkan sebuah karya diibaratkan seperti memadu melodi.
Memasuki Era Pustakawan Penulis PUSTAKAWAN tidak ada yang setuju jika dianggap hanya sebagai penjaga buku atau hanya sebagai petugas sirkulasi atau mengurusi peminjaman dan pengembalian buku. Akan lebih bermakna jika pustakawan profesional berperan sebagai orang yang berprofesi atau sebagai aktor yang mengelola informasi atau pengetahuan yang terkandung dalam perpustakaan dari mulai mengidentifikasi, menentukan lokus, menelusur, menemukan, memanfaatkan hingga mendiseminasikan informasi atau pengetahuan, sehingga informasi sampai kepada pengguna informasi atau pemustaka. Selain itu Pustakawan juga merupakan jabatan fungsional yang diangkat dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Karena itu diharuskan lebih
Oleh Tri Widiyanti
profesional dalam jabatan fungsional. Di antaranya pustakawan harus menghasilkan suatu karya tulisan. Tuntutan era sekarang, apalagi seorang pustakawan, harus bisa menulis atau menghasilkan suatu karya ilmiah atau hasil suatu pengkajian. Dalam jabatan fungsional pustakawan, pada tingkat ahli madya, dalam
pengembangan profesi dituntut untuk bisa menulis. Selain mendapat poin (angka kredit) untuk kepentingan naik pangkat dan royalti, menulis merupakan unsur utama dalam pengembangan perpustakaan. Penulis juga memperha tikan banyak pengelola perpustakaan dan pusta kawan kurang bisa meman faatkan koleksi-koleksi perpustakaan. Meminjam istilah, ayam mati di lumbung padi. Jangan sampai kita mati di gudang buku serta pustakawan tidak berkembang dalam tumpukan buku atau luapan informasi. Dari keprihatinan ini sebenarnya banyak hal yang harus dilakukan. Menulis itu bagian dari memanfaatkan sumber informasi di depan mata pengelola perpustakaan. Informasi, teori, ilmu yang ada di perpustakaan atau sekitar kita hendaknya
Walaupun berbagai macam tipe air mancur dengan sistem pompa listrik sebenarnya sudah banyak dijual di pasaran. Kita mudah, tinggal memilih sesuai selera dan kebutuhan akan hadirnya sebuah tetesan gemericik air di kolam sebuah taman. Tetapi di balik kemudahan tersebut adakah pertimbangan dan alasan lain seperti apa yang telah dilakukan oleh seorang siswa kelas 5 SD tersebut. Dengan teori tentang materi sifat-sifat air yang ada di mata pelajaran IPA kelas 5, bukan tidak mungkin jika air mancur yang kita inginkan tidak lagi menggunakan listrik sebagai sumber tenaganya, bukan tidak mungkin pula jika tidak menggunakan tenaga listrik maka kita tidak perlu mengeluarkan biaya. Untuk memudahkan pengontrolan dan menstranmisikan gaya dikembangkan melalui lisan dengan mengomunikasi kepada pengguna dan lebih bermanfaat lagi tertulis berbentuk tulisan atau hasil karya. Dari penulisan ini sebagai media perekaman, pengembangan, dan pengabadian ilmu pengetahuan. Menulis sebuah artikel atau opini memiliki banyak makna di antaranya memiliki kemuliaan, memperoleh keberanian, menyehatkan wajah, memberikan solusi mencerahkan dan mengatasi trauma. Sehingga diharapkan pustakawan bisa membukukan ide-idenya dan mendokumentasikan semua pemikiran dalam suatu karya tulisan. Sebelum memulai kegiatan pustakawan harus menulis perencanaan kegiatan atau semacam proposal kegiatan dan laporan kegiatan. Berawal dari menulis apa kegiatan pustakawan yang dilakukan hari ini. Seorang pustakawan ahli melayani
KARYA: Karya mahasiswa dan dosen UKSW dipamerkan dalam karya dan pengabdian masyarakat. ■ Foto: Ernawaty satu aksi dalam mewujudkan tema Dies
yang besar melalui unit-unit yang kecil ternyata dapat dipadukan dari sistem hidrolik. Alat “AntiK” karya siswa kelas 5 SD tersebut didasari dari adanya gravitasi bumi dan ditambahkankan teori hidrolika. Dalam ilmu hidrolik kita mengenal perilaku air yang dapat berjalan melawan gravitasi apabila diberikan sesuatu yang mampu mendorong atau menarik air untuk menarik ke atas. Memadu Melodi Pengembangan air mancur tanpa tenaga listrik perlu, untuk mendapatkan yang lebih sempurna atau sering disebut sebagai air mancur abadi. Guru dan siswa perlu selalu memadu melodi bagaikan instrumen musik yang dimainkan. Selalu melakukan eksperimen untuk mencoba, mencoba dan terus mencoba lagi. Selalu memadukan teori dasar materi siswa SD dan daya pikir serta potensi yang dimiliki anak didik. Bukan tidak mungkin pula jika air mancur abadi bisa dilakukan eksperimen lebih mendalam lagi untuk mengganti tenaga listrik energi alternatif. Di alam ini
pemustaka di ruang referensi, menjawab dari pemustaka tentang informasi rujukan, bagaimana menggunakan buku rujukan, koleksi rujukan apa saja yang harus digunakan, dan lainnya. Nah, hal di atas dapat dituangkan dalam bentuk tulisan atau artikel atau laporan. Gali potensi kreatif dengan menulis semua kegiatan yang bermanfaat. Lalu, senangilah kegiatan itu. Dengan menyenangi apa yang pustakawan lakukan, maka menulis pun akan menjadi kegiatan yang ringan dan meng gembirakan. Berada di langit informasi, berurusan dengan kekayaan peradaban, maka menulis pada akhirnya hal yang mudah bagi pustakawan. Persoalannya, mau atau tidak. Jadi, mari kita mulai dari sekarang, menulis! ■ Penulis adalah pustakawan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah
Natalis UKSW Ke-62,’‘ katanya. ■ rna-skh
cara kerja air tersebut ada dalam sistem air hujan, dimana air menguap menuju ke atas lalu menggumpal menjadi awan di langit untuk kemudian turun kembali ke permukaan bumi dalam bentuk air hujan, kemudian menguap ke langit lagi begitu seterusnya. Dalam perkembangannya jika alat ini bisa dikembankan dan bisa diproduksi secara masal sehingga air mancur yang kita inginkan tidak lagi menggunakan listrik sebagai sumber tenaganya, dan kita tidak perlu mengeluarkan biaya bulanan untuk membayar tagihan listriknya. Bawaan dan sikap anak sangat beragam. Kepiawaian guru dalam mendidik sangat berpengaruh kuat terhadap corak dan watak anak. Segala bentuk dorongan dan motivasi yang diberikan guru berandil besar terhadap
kesuksesan dalam mencapai tujuan. Pada dasarnya setiap anak memiliki bakat yang jika dikembangkan dengan seksama dapat menghasilkan prestasi yang luar biasa. Potensi tersebut diharapkan menjadi bekal yang bermanfaat pada masa mendatang. Ketika guru dan siswa saling memadu melodi menghasilkan sebuah karya yang membanggakan. Guru adalah pemandu yang sekaligus memadu antara keinginan, harapan dan kenyataan. Oleh karena itu pada saat yang sesulit apapun guru untuk mampu menghadirkan melodi yang menyejukkan ibarat memadu melodi bagaikan gemercik air mancur di taman. ■ Penulis, guru SDN Poncoruso Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang