Selasa Pon, 3 Januari 2017
Bupati Resmikan Kolektif Proyek 2016 BLORA– Bupati Blora H.Djoko Nugroho didampingi Wakil Bupati H Arief Rohman, dan seluruh Kepala satua kerja perangkat daerah (SKPD) meresmikan seluruh proyek pembangunan yang telah selesai dilaksanakan pada tahun anggaran (TA) 2016. “Semua proyek pembangunan tahun anggaran 2016 sudah diresmikan oleh bupati, peresmian terpusat itu untuk efisiensi,” jelas Kabag Humas & Protokol Setda Blora Irfan A Iswandaru, Senin (2/1). Peresmian proyek tahun anggaran 2016 itu, lanjutnya, dipusatkan di halaman kantor Inspektorat Jl.GOR Mustika.
Gedung yang baru itu tampak megah, dan di halaman kantor Inspektorat itu seluruh proyek pembangunan yang bersumber dari APBD 2016 diresmikan. Puluhan prasasti peresmian proyek ditata berjajar diatas meja untuk ditandatangani bupati. Setelah semua ditandatangani, akan dipasang di masing-masing lokasi proyek
yang tersebar di 16 kecamatan. Tidak hanya proyek pembangunan gedung perkantoran saja, namun juga proyek pembangunan pasar tradisional, jembatan, jalan, puskesmas, dan proyek fisik lainnya. ■ Ditingkatkan Bupati juga bisa menyaksikan gambaran hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai selama tahun 2016, yakni dengan setting video conference dari berbagai lokasi proyek yang ditampilkan di sebuah layar besar. Di kesempatan itu, Bupati, Ketua DPRD H Bambang Susilo, dan undangan tidak
hanya melihat gambar hasil pembangunan, tapi bisa berkomunikasi langsung dengan camat dan warga yang berada di lokasi. Beberapa titik proyek besar yang diresmikan selain kantor Inspektorat, kantor Dinas Lingkungan Hidup, Kantor DPU, Kantor BPBD, Pertokoan Blok S Jepon, Jembatan Jembar (Kedungjenar-Beran), Pasar Randublatung, Pasar Ngawen, Puskesman dan banyak lagi. “Alhamdulillah di akhir tahun 2016 ini cukup banyak hasil pembangunan yang dicapai, semoga 2017 bisa ditingkatkan,” tandas Bupati.■ K9-Tj
BARU : Kantor Inspektorat Kabupaten Blora yang megah ini, salah satu dari puluhan proyek yang sudah diresmikan secara kolektif Bupati H Djoko Nugroho, malam tahun baru kemarin.■ Foto : Wahono-Tj
Monumen Perjuangan Pindah Lokasi
KUBANGAN : Jalan kelas kabupaten antara Gua Terawang hingga Desa Cokrowati, Kecamatan Todnan, Bloora, rusak parah dan banyak kubangan air. Kondisi tersebut dikeluhkan warga setempat. ■ Foto : Wahono-Tj
Jalan Gua Terawang-Cokrowati Rusak Parah BLORA– Jalan kabupaten sepanjang 3,2 kilometer antara Gua Terawang hingga tanjakan Doglik Desa Cokrowati, Kecamatan Todanan, Blora dalam kondisi memprihatinkan. Kerusakan dengan lubang-lubang mengaga lebar muncul banyak kubangan air, sehingga dikeluhkan banyak warga. “Kerusakan jalan makin parah, ini banyak lubang menganga di sepanjang Gua Terawang sampai ke Cokrowati,” ungkap Sutar (48), warga Desa Todanan, Kecamatan Todanan, Blora, Senin (2/1). Lantaran kondisi jalan yang semakin rusak parah itu, dia, tetangga, dan kawan-kawan-
nya jika hendak bepergian ke Blora kota lebih memilih lewat Kecamatan Japah, menghindar jalan yang berlubang-lubang itu. Keluhan soal jalan rusak juga dilontarkan Sutrisno (41), warga Desa Cokrowati. ‘’Kubangan air yang muncul di banyak lokasi, selain membuat repot pengendara motor juga berbahaya,’’ kata pedagang pakaian keliling itu. Pantauan Wawasan, di lokasi jalan rusak yang banyak dikeluhkan warga, terlihat lubanglubang besar muncul di banyak titik antara Gua Terawang hingga tanjakan Doglik, dengan banyak kubangan air di lu-
bang-lubang jalan. Kendaraan roda empat dan dua yang melintas jalur penting Kecamatan Kunduran ke Todanan, penghubung lintas BloraPati lewat Pucak Wanngi itu, harus terseok-seok untuk menghindari jalan yang berlubang-lubang besar. Kerusakan serius sebenarnya hanya pada empat titik, namun tingkat kerusakannya sudah cukup parah, khusuanya lokasi yang setiap hujan turun menjadik langganan limpahan air dari desa sekitarnya. Menurut Sarjono (57), warga setempat, jalan itu sebenarnya sudah pernah beberapa kali diperbaiki, tapi saat turun hujan
BLORA– Monumen Perjuangan di simpang tiga Desa Gagakan, Kecamatan Kunduran, Blora, sudah berpindah lokasi di selatan jalan rara Blora-Purwodadi, di depan Puskemas Kecamatan Kunduran. “Monumen perjuangan ini dulu pendek berada di pinggir badan jalan, sekarang tampak lebih menjulang,,” ungkap salah satu tokoh warga setempat, Suwarso, Senin (2/1). Eko Sulono (42), tokoh muda Kecamatan Kunduran mengungkapkan, pihak yang mendesain ulang sebelum monumen itu direlokasi, mengaku agak rumit menata ulang dua patung lama berupa pejuang dan petani wanita, yang harus dipindah lokasi. “Dua patung bersejarah itu ukurannya tidak terlalu besar, dulunya tingginya tiangnya hanya sekitar 1,8 meter, jadi ya agak rumit untuk mendesain ulang ke lokasi baru,” katanya. Ketua panitia relokasi Monumen Perjuangan, Sulasman mengaku bangga dengan kegotong-royongan, guyub, dan semangat warga Kecamatan Kunduran merelokasi monumen bersejarah yang kini sudah berdiri di lokasi baru. Menurutnya, saat ini pembangunan monumen sudah 90 persen, tinggal finishing saja. Untuk pos polisi (pospol) yang berada sekitar 20 meter timur lokasi monumen perjuangan, menurut dia juga terus digarap, dengan harapan akhir Januari 2017 rampung. Diberitakan sebelumnya, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompimcam) Kunduran, Blora, bersama tokoh masyarakat, dan perwakilan pemuda setempat, menyepakati pemindahan Monumen Perjuangan yang populer disebut Tugu Tani, dengan pertimbangan keamanan lalu-lintas dan lingkungan, karena lokasi berada persis mepet badan jalan.■ K9-Tj
sering tertutup air limpahan dari pedesaan akibat drainase yang buruk. “Jika hujan, jalan ini sering kebanjiran,” jelasnya. ■ Sudah Diprogramkan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Blora, H Bondan Sukarno mengatakan, jalan rusak antara Gua Terawang sampai Doglik rencananya akan diperbaiki tahun anggaran 2017. “Sudah diprogramkan, besok kami sampaikan ke pejaba Kepala DPU baru Pak Sam Gautama,” kata Bondan yang kini menjabat sebagai Sekda Blora. ■ K9-Tj
LOKASI BARU : Monumen Perjuangan di simpang tiga Desa Gagaan sudah berindah ke lokasi baru selatan Jalan Raya Blora-Purwodadi. ■ Foto : Wahono-Tj
Atap Gedung SD 2 Golantepus Ambrol KUDUS– Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga memastikan seluruh siswa SD 2 Golantepus, Kecamatan Mejobo, Kudus akan tetap masuk dan menjalani proses belajar mengajar pada hari pertama masuk sekolah, Selasa (3/1) hari ini. Para siswa akan diungsikan ke gedung-gedung lain menyusul atap gedung sekolahnya ambrol pada 19 Desember 2016 silam. ”Proses belajar mengajar tetap berjalan. Untuk sementara anak-anak akan dipindah ke gedung balai desa atau gedung-gedung fasilitas umum lain yang ada di desa,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus, Joko Susilo, Senin (2/1) kemarin.Diakui Joko, meski mengurangi
kenyamanan dalam belajar, namun diharapkan peminda- han lokasi belajar tersebut tidak akan mengurangi kualitas pembelajaran para siswa. Anak-anak dan guru diharapkan bisa menjalankan aktifitas sebagaimana biasanya. Sebagaimana pernah diberitakan, atap gedung SD 2 Golantepus ambrol lantaran sudah lapuk dimakan usia. Beruntung tidak ada korban jiwa pada saat kejadian lantaran ambrolnya atap gedung terjadi saat masa liburan sekolah. Atap gedung yang ambrol terjadi pada kelas II dan kelas III. Namun demikian, secara keseluruhan atap kelas-kelas lain juga terlihat sudah lapuk sehingga mengkhawatirkan ji-ka
■ Evaluasi Menurut Joko, dinas juga akan memfasilitasi pelaksana-an rehabilitasi dengan membantu menyusun perencanaan. Se-
hingga, pelaksanaan rehabilitasi bisa segera dilaksanakan. ”Dari dinas akan membantu sepenuhnya terutama untuk penyusunan perencanaan,” tukasnya. Joko menyatakan akan mengevaluasi pelaksanaan monitoring kondisi bangunan ge- dung sekolah yang dilakukan personelnya. Pihaknya memin-ta petugas yang melakukan monitoring kualitas gedung tak hanya menerima proposal saja, tapi juga proaktif dengan meninjau langsung kualitas gedung yang ada. ”Jadi, saat survey harus benar-benar teliti terutama untuk sekolah yang bangunannya sudah berusia tua,” tandasnya.■ tom-Tj
Andi Imam Santosa mengakui kalau pelaksanaan proyek pasar Piji sampai saat ini belum selesai. Menurutnya, pihaknya memang memerintahkan rekanan untuk membongkar beberapa bagian pasar lantaran tidak sesuai dengan perencanaan. Dari data yang ada, pembangunan Pasar Piji telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 16 miliar. Jumlah anggaran tersebut berasal dari bantuan gubernur (bangub) sebesar Rp 15 Miliar ditambah Rp 1 Miliar dari APBD 2016. Pada APBD Perubahan 2016 lalu, alokasi ang-
garan ditambah hingga Rp 6,8 Miliar. Menurut Andi, alokasi anggaran pada tahun 2016 lalu masih belum cukup untuk menyelesaikan seluruh bagian pembangunan pasar. Sehingga, pada 2017 ini alokasi anggaran kembali ditambah sekitar Rp 3,8 Miliar. ”Diharapkan, dengan tambahan tersebut seluruh bangunan pasar sudah tuntas dan bisa digunakan kembali oleh para pedagang,” tandasnya. Jumlah pedagang Pasar Piji saat ini mencapai 1000 pedagang lebih. ■ Tom-Tj
masih tetap digunakan. Total siswa di sekolah tersebut berkisar hingga 80 an anak. Lantaran sudah tidak bisa ditempati, para siswa akan dipindahkan ke lokasi lain untuk kegiatan belajar mengajar. Disinggung mengenai pelaksanaan perbaikan gedung tersebut, Joko menegaskan pada tahun 2017 ini sudah dialokasikan DAK untuk perbaikan. Pihaknya berharap dalam waktu dekat proses rehabilitasi gedung yang rusak tersebut bisa segera dilakukan.
DIFUNGSIKAN : Atap gedung SD 2 Golantepus yang ambrol. Pada hari pertama masuk sekolah, siswa akan diungsikan ke tempat lain. ■ Foto : Ali Bustomi-Tj
■ Rekanan Didenda
Proyek Pembangunan Pasar Piji Molor KUDUS– Meski tahun anggaran sudah berganti, namun pelaksanaan proyek pembangunan Pasar Piji, Kecamatan Dawe, Kudus hingga kini belum kelar. Dalam kontrak kerja pelaksanaan, proyek tersebut seharusnya sudah selesai pada pertengahan Desember 2016. Pantauan Wawasan, hingga kini terlihat sejumlah pekerja masih sibuk membenahi bagian-bagian bangunan yang belum rampung. Bagian tersebut meliputi area parkir, kios yang berlokasi di lantai II dan los pasar pada bagian paling belakang. Selain itu, area parkir pasar
juga masih berupa tanah. Padahal, sesuai perencanaan, dasaran lantai tersebut harusnya sudah diperkeras. Sedangkan pada bagian kios juga masih berupa hamparan ruangan yang luas. Bagian dalamnya belum diberikan sekat-sekat untuk menampung pedagang kios. Demikian pula bagian los pasar masih banyak sisa material yang berserakan di berbagai sudut lantai. Begitu juga dengan, dinding sirkulasi mestinya dilengkapi dengan material galvalum juga belum seluruhnya terpasang. Kabid Pengelolaan Pasar,
PROYEK MOLOR : Sejumlah pekerja sedang melaksanakan pekerjaan di salah satu bagian Pasar Pijim hingga kini belum kunjung rampung meski tahun anggaran sudah berganti.■ Foto : Ali Bustomi-Tj