Sabtu Wage, 12 September 2015
Bea Cukai Gagalkan Distribusi Rokok Ilegal KUDUS - Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Kudus, kembali berhasil mengagalkan upaya distribusi rokok ilegal. Dalam sebuah operasi, sebuah mobil pick up yang berisi ratusan ribu batang rokok ilegal berhasil dicegat petugas. Kasi Penyuluhan dan Layanan Informasi pada KPPBC Tipe Madya Kudus, Aries Wid-
janarko, Jumat (11/9) mengungkapkan, penindakan tersebut bermula dari kegiatan
patroli yang dilakukan petugas pada Rabu (9/9) malam. Saat patroli tersebut, petugas melihat ada sebuah mobil melaju dengan mencurigakan. Setelah dilakukan pengejaran, petugas akhirnya bisa menghentikan kendaraan tersebut di jalan Agil Kusumadya atau sekitar Hotel Gripta. Saat diperiksa, mobil jenis pick up dengan nopol K 1825 LQ tersebut ternyata sarat dengan rokok ilegal jenis sigaret kretek mesin (SKM). “Barang bukti rokok ilegal
jenis sigaret kretek mesin (SKM) yang berhasil diamankan sebanyak 188.000 batang dengan nilai cukai diperkirakan mencapai Rp 98,45 juta,” kata Aries. ■ Pemeriksaan Selanjutnya, barang bukti tersebut kemudian diamankan ke kantor KPPBC. Selain itu, pengendara mobil berinsial MB juga diamankan untuk proses pemeriksaan. Menurut Aries, saat ini petugas juga masih terus mengem-
nya dibayar. Ditambahkan Aries, sejauh ini pelanggaran terhadap pita cukai rokok maupun pelanggaran lainnya di bidang cukai masih cukup besar. Dari Januari hingga September 2015 ini, tercatat sebanyak 29 kasus. Adanya penindakan tersebut, diharapkan KPPBC Kudus bisa mencegah rokok ilegal tidak sampai beredar di pasaran dan potensi kerugian negara yang berupa pungutan cukai dan PPN hasil tembakau dapat diselamatkan. ■ Tom-ad
bangkan kasus tersebut. Upaya dilakukan terutama untuk mencari pelaku pemroduksi rokok ilegal tersebut. Berdasarkan Undang-undang nomor 11/1995 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 39/ 2007 tentang Cukai, pelaku pelanggaran cukai akan diancam dengan pidana penjara paling singkat satu tahun dan paling lama lima tahun dan pidana denda paling sedikit dua kali nilai cukai dan paling banyak 10 kali nilai cukai yang seharus-
Oven Kayu Milik Mustaqim Terbakar
ROBOHKAN BANGUNAN: Sejumlah warga berusaha merobohkan bagian atap bangunan Oven Kayu milik Mustaqim, warga Langon, Tahunan, Jepara, saat terjadi kebakaran pada Jumat (11/9). ■ Foto: Budi Santoso-ad
JEPARA- Masyarakat Desa Langon, Tahunan, Jepara, tepatnya yang bermukim di sekitar wilayah RT 6 RW 3, Jumat (11/9) pagi dikejutkan peristiwa kebakaran. Kejadian tersebut terjadi pada bangunan oven kayu milik Mustaqim, salah seorang warga. Asap hitam dan kobaran api yang membumbung di udara, membuat puluhan warga panik. Dengan peralatan seadanya mereka mencoba memadamkan api tersebut. Peristiwa kebakaran ini terjadi ketika Mustaqim dan sejumlah pekerja memulai aktivitas kerja seperti biasa. Dari arah ruang oven, para pekerja mengetahui asap hitam membumbung tinggi. Asap yang mengepul sangat pekat dan langsung dipastikan ada ketidak beresan dari ruang oven kayu tersebut. Benar saja, tidak lama setelah itu api mulai membesar dan melahap bagian-bagian bangunan oven kayu. Usaha untuk memadamkan api dilakukan oleh para pekerja dan sejumlah warga. Pemadam Kebakaran Pemkab Jepara juga langsung dihubungi untuk memamdamkan api. Kepanikan terjadi, karena lokasi kebakaran oven kayu yang berada di tengah pemukiman, dikhawatirkan bisa merembet ke bangunan yang la-
in. Namun kekuatiran tersebut akhirnya berubah setelah mobil pemadam kebakaran yang datang, menunjukan hasil dalam usaha memadamkan kobaran api. ■ Dikeluarkan “Kayu yang terbakar di da lam ruang oven jenisnya mindi. Tadi beberapa bagian bisa dikeluarkan, sehingga api tidak semakin membesar,” ujar Susanto, salah seorang warga, Ju mat (11/9). Untuk bisa memadamkan api, atap bangunan dari bengkel kerja milik Mustaqim sempat dibong kar. Sehingga air pemadam bisa mengenai pusat kobaran api di dalam ruangan. Kayu-kayu yang sudah dioven sebagian bisa diselamatkan. Namun beberapa bagian sudah menjadi arang. Dugaan sementara menyebutkan api bisa jadi muncul karena kayu yang dioven terlalu lama. Kadar air yang hilang membuat suhu panas membakar kayu. Sedianya kayu-kayu tersebut akan dijadikan bahan untuk membuat nakas, kursi dan meja. Meski tidak menghabiskan seluruh bangunan, namun kebakaran ini membuat masyarakat sekitar harus berjibaku untuk memadamkannya. ■ dis-ad
Distanak Bentuk Tim Pantau Hewan Kurban JEPARA- Menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Pertanian dan Peternakan (Dis tanak) Kabupaten Jepara mulai melakukan pemantauan. Terutama terhadap kondisi hewan-hewan kurban yang diperjual-belikan, Distanak secara khusus membentuk tim pemantau. Tim ini selanjutnya akan melakukan pemantauan di beberapa pasar hewan dan lokasi-lokasi pasar hewan tiban yang ada di beberapa titik wilayah Kabupaten
Jepara. Beberapa penyakit pada hewan kurban tetap diwaspadai bisa berjangkit pada hewan-hewan yang dijual belikan. Untuk pasar-pasar hewan, sejauh ini memang sudah secara rutin di cek kondisi ternaknya. Namun menjelang Idul Adha biasanya muncul pasar hewan tiban atau dalam istilah Distanak disebut sebagai tempat penampungan sementara hewan kurban. Di lokasi-lokasi inilah yang
perlu mendapatkan pengawasan dan pemantauan secara serius. “Menjelang Idul Adha kami melakukan pemantauan secara lebih intensif. Jika biasanya hanya dilakukan pada saat pasaran, kini dila kukan lebih sering, untuk memastikan hewan ternak yang akan digunakan untuk kurban dalam kondisi sehat dan layak,” ujar Kepala Distanak Wasiyanto, Jumat (11/9).
■ Penuhi Kaidah Menurutnya, timnya selain memastikan kesehatan hewan ternak, juga akan melakukan pemantauan mengenai layak tidaknya hewan kurban dari sisi lain. Misalnya saja ternak yang layak harus memenuhi usia tertentu seperti yang sudah disyaratkan oleh agama. Dalam hal ini masyarakat juga diminta untuk memahami hal ini. Hewan kurban, tidak hanya harus sehat, tapi juga
Kebocoran Atap Candi Mendut Diperbaiki MUNGKID- Balai Konservasi Borobudur (BKB) tengah memperbaiki kebocoran Candi Mendut, bagian atap. Candi Buddha ini mengalami kebocoran yang dimungkinkan karena jarak antar batu bagian atap sudah mengalami pengelupasan. Kepala BKB Marsis Sutopo mengatakan, perbaikan itu dijadwalkan selesai dalam tempo dua bulan atau 60 hari ke depan. “Kalo bocor akan ada air yang masuk melalui atas. Hal ini mengakibatkan faktor kerusakan dibagian tubuh candi yang lain,” ujar Marsis, Jumat (11/9). Akibat rembesan air tadi, menurut dia, area Candi manjadi lembab. Kondisi itu memicu tumbuhnya lumut pada kerak candi. Upaya perbaikan dimaksudkan untuk meng hentikan rembesan air yang masuk ke celah-celah antarbatu candi. Selama perbaikan berlangsung, katanya, Candi Mendut tetap dibuka. Wisatawan boleh masuk dan bisa melihat proses perbaikann. Dia menyebut suasana begitu bisa menjadi atraksi wisata pendidikan. “Prinsipnya, wisatawan akan tahu bahwa Candi Mendut tetap dirawat sesuai standar pemeliharaan wisatawan dunia,” jelasnya. Sebagai persiapan, awal pekan ini disiapkan perancah terlebih dulu. Beberapa pekerjaan seperti mengecek secara detail bagian-bagian atap yang rusak. Secara teknis, jarak antar batu dibenahi oleh tenaga lokal. Jika dianggap sudah tidak berfungsi maksimal, bagian atap candi akan ditutup dengan bahan mortar.
■ Selesai Diperbaiki “Penutupan itu bertujuan agar pada musim penghujan nanti sudah selesai diperbaiki. Pengunjung pun akan menjadi nyaman kembali,” tutur Marsis. Dia menyebut beberapa faktor penyebab pelapukan batu Candi. Antara lain, kualitas batu candi bisa bisa dipengaruhi oleh tingkat porositasnya. Juga ada faktor lingkungan sekitar Candi dan faktor manusia saat melakukan proses perawatan Candi. “Penggunaan bahan kimia saat perawatan nanti juga akan mempen-
garuhi tingkat pengeroposan batuan candi,” ujarnya. Kasi Layanan Konservasi BKB, Iskandar M Siregar, menjelaskan, perbaikan Candi Mendut dikerjakan tenaga lokal yang didampingi petugas dari BKB. Anggaran pemeliharaan Candi Mendut mencapai Rp 177 juta dengan sistem swakelola. Anggaran itu dibagi untuk upah harian pekerja, membeli bahan-bahan perbaikan dan pembelian bambu. “Selain Candi Mendut, kami juga tengah memperbaiki Candi Borobudur yang mengalami kebocoran di lantai tiga sisi Timur,” katanya. ■
PEMASANGAN PERANCAH: Perbaikan terhadap kebocoran atap Candi Mendut di Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang diawali pemasangan perancah di samping dinding bangunan, Jumat (11/9). ■ Foto: Tri Budi Hartoyo-ad
harus memenuhi kaidah yang disebutkan dalam agama. Tentang kesehatan hewan ternak, Tim Distanak akan tetap fokus pada beberapa jenis penyakit hewan yang biasa muncul. Penyakit Cacing hati menjadi salah satu perhatian mengingat dalam beberapa pengalaman, jenis penyakit ini selalu muncul. Pada tahun 2014, ada beberapa kasus cacing hati yang muncul terhadap he-
wan ternak. Di luar itu, masih ada jenis penyakit sonosis. Penyakit ini lebih serius, karena bisa menular ke manusia. “Penyakit sonosis lebih berbahaya karena bisa menular ke manusia. Sedangkan untuk cacing hati biasa nya hanya menjangkiti pada bagian organ hewan. Hanya organ yang terjangkit saja tidak boleh dimakan, sedangkan bagian lainnya masih bisa,” tandasnya. ■ dis-ad