Selasa Wage, 14 Juli 2015
DITANYA: Pelaku pengeroyokan hingga berujung pembacokan, Ahmad Ulil Absor (23), warga Blancir Pedurungan Semarang sedang ditanya Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Burhanudin saat gelar perkara di Mapolrestabes Semarang, Senin (13/7). ■ Foto: Shodiqin
■
Tak Terima Pacar Adik Temannya Diganggu
Ulil Bacok Dua Pria BARUSARI - Ahmad Ulil Absor (23) warga Blancir, Plamongansari, Pedurungan, Kota Semarang, yang menjadi salah satu tersangka pengeroyokan, mengaku tega membacok dua pria yang tidak dikenalnya, karena alasan solidaritas dengan temannya.
SUKSESKAN BULAN DANA PMI 1 JULI - 30 SEPTEMBER 2015 ■ Ruang Privasi Salon Dipasang CCTV
Konsumen Tanpa Busana Terekam PLEBURAN - Salon Eva di Jalan Erlangga Barat, Semarang Tengah, diduga melakukan tindak pidana terhadap pelanggannya, Kamis (9/7) lalu. Salon yang cukup bonafit tersebut, diduga sengaja memasang kamera pengintai atau CCTV di ruang pijat, yang menjadi privasi. Kamera pengintai itu, diduga untuk merekam semua aktivitas pelanggan dari membuka baju hingga tubuhnya telanjang. Dugaan tersebut mencuat, setelah seorang pelanggannya berinisial LA (25), curiga dengan keberadaan CCTV di ruang tersebut hingga dia melakukan pengecekan. “Tidak bilang sebelumnya. Saat saya curiga dan tanyakan baru mereka menjelaskan,” ungkap LA, Minggu (12/7). Oleh LA kejadian tersebut diceritakan kepada kerabatnya hingga pada Jumat (10/7), dia dan kerabatnya itu kembali ke salon tersebut. “Kami mencoba menanyakan itu dan melakukan pengecekan lebih dalam,” jelasnya. Ternyata, lanjut dia, setelah dicek dalam rekaman itu terlihat aktivitas korban tanpa busana terekam jelas. Mendapati itu korban sempat menanyakan kembali hingga persitegangan antara korban dan pihak salon terjadi. Adapun, pihak salon langsung memanggil pengacara bernama Aditya sebagai kuasa hukum dalam kasus tersebut. Dia mengatakan kalau aktivitas CCTV bukan pelanggaran hukum. “Tidak apa-apa pasang disana (ruang privasi-red),” ungkapnya. Sementara itu seorang wanita dari pihak salon, sempat meminta maaf dan mengaku kalau rekaman tidak tersimpan, lantaran hardisk full. Terpisah, Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Jawa Tengah, Ngargono mengatakan, sesuai dengan aturan yang ada, apa yang dilakukan salon tersebut sudah masuk dalam pelanggaran hukum. Kejadian seperti itu, kata Ngargono, bisa dilakukan proses hukum asalkan korban mau melapor ke kepolisian. Sebab merupakan delik aduan. ■ SM Network/K44,H74-die
‘’Karena, adik teman saya (Bodong) pacarnya diganggu dan dideketin sama korban. Lalu, Bodong mengajak saya dan teman lainnya untuk mencari korban,’’ ujar Ulil, yang telah mengaku membacok wajah dan dada korban menggunakan parang saat gelar perkara di Mapolrestabes Semarag, Senin (13/7). Ulil mengaku, sebelum membacok telah terjadi kejar-kejaran mulai dari Pasar Kapling, Kedungmundu, hingga di sekitar Java Mall. ‘’Setelah di situ, kami langsung mengeroyok dan membacok korban hingga
bersimpah darah,’’ aku Ulil, yang setiap hari bekerja sebagai kernet truk pengangkut pasir. Ia mengaku, sebelum terjadi kejar-kejaran dan pengeroyokan, minum minuman keras di daerah Kedungmundu, sembari menunggu pria yang mendekati pacar adik rekannya, setelah janjian melalui handphone. ■ Dikejar Lalu, saat korban melintas berboncengan dengan seorang rekannya, Ulil serta tujuh rekannya mengejar korban hingga ke Java
Mall. ‘’Sebelumnya sudah saling tantang di handphone, sms juga nantangin adik temen saya,’’ kata Ulil. Dikatakan, sebelumnya korban ditabrak dengan sepeda motor oleh temannya. Saat terjatuh, Ulil beserta rekannya menganiaya kedua korban. ‘’Saya bacok wajah dan dadanya, tiga teman juga ikut membacok. Total ada empat orang yang bawa pedang,’’ kata Ulil, yang setelah menganiaya korban, bersama rekannya segera tancap gas meninggalkan korban tergeletak di pinggir jalan. Beberapa jam kemudian, Ulil berhasil ditangkap di rumahnya oleh Tim Resmob Polrestabes Semarang. Di rumahnya itu, polisi mengamankan tiga pedang, dan dua butir pil koplo, serta empat sepeda motor yang dikendarai untuk kejar-kejaran dengan korban. ‘’Peristiwa ini terjadi pada
Minggu (12/7) yakni pada pukul 02.00 WIB dini hari,” ujar Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Burhanudin, saat gelara perkara di Mapolrestabes Semarang, Senin (13/7). Burhanudin mengatakan, kasus pengeroyokan hingga pembacokan ini, karena adik pacar temannya diganggu korban. ‘’Karena tidak terima terjadi ancam-ancaman melalui handphone hingga berujung pengeroyokan,’’ kata Burhanudin. Sementara itu, korban masih dirawat di rumah sakit dengan kondisi luka yang cukup parah. Sedang tujuh pelaku lainnya, masih dalam proses penangkapan. ‘’Kami mengimbau kepada masyarakat, khususnya para pemuda, harus serba hati-hati apalagi masalah pacar. Tersinggung sedikit, dapat menimbulkan rasa cemburu hingga dendam,’’ ujarnya. ■ M.13-die
■ Kasus Korupsi KONI Kota Semarang
Hakim Tak Lengkap, Suhantoro Batal Disidang MANYARAN - Sidang perdana perkara dugaan korupsi dana hibah KONI Semarang tahun 2012 dan 2013 mulai digelar di Pengadilan Tipikor Semarang dengan terdakwa Suhantoro, Senin (13/7). Untuk sidang tersangka Djody Aryo Setiawan sendiri, direncanakan Selasa (14/7) hari ini. Sidang pemeriksaan perkara Suhantoro, mantan Sekretaris dan Bendahara KONI Semarang tahun 2012/ 2013 itu sendiri batal digelar, karena majelis hakim tak lengkap. Sedianya, sidang beragenda pembacaan dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU). “Karena ketua majelis hakim (Gatot Susanto) dan seorang hakim anggota (Kalimatul Jumro) sedang ada acara, sidang pembacaan dakwaan ditunda sampai Kamis (23/7),” kata Alimin R Sudjono, salah satu hakim anggota yang memimpin sidang penundaan. Pada sidang berikutnya, Alimin meminta para pihak agar datang lebih awal, karena padatnya jadwal sidang. “Sidang besok pagi saja, karena Kamis banyak
sidang, termasuk sidang Harini,” jelas Alimin. Terdakwa Suhantoro, Kepala UPTD Kasda pada DPKAD Kota Semarang nonaktif didampingi dua penasihat hukumnya, Fajar Ibnu Sukha dan Umar Ma’ruf. Pada verifikasi surat kuasanya, diketahui keduanya belum mendaftarkan ke Pengadilan Negeri Semarang. “Surat kuasa belum di-
leges,” kata Fajar. ■ Bantuan Hibah Ditemui usai sidang, terdakwa Suhantoro yang juga menjadi tersangka atas kasus dugaan korupsi dana kasda Pemkot Semarang senilai sekitar Rp 22 miliar itu, menolak berkomentar. “Dengan pengacara saja,” katanya, didampingi isterinya.
BATAL SIDANG: Suhantoro, terdakwa perkara dugaan korupsi hibah KONI Kota Semarang saat duduk di kursi persidangan Pengadilan Tipikor Semarang, Senin (13/7). ■ Foto: Sunardi.
Kasus terjadi pada tahun 2012 dan 2013, saat KONI Kota Semarang mendapat bantuan hibah dari Pemkot Semarang. Hibah diterima atas pengajuan proposal permohonan cabor-cabor. Pada proposal tahun 2012 diajukan dengan anggaran Rp 9 miliar dengan 18 kegiatan. Pada tahun 2013 sebesar Rp 28,6 miliar. Pengajuan itu diproses Dispora Kota Semarang. Tahun 2012 dicairkan Rp 7,9 miliar, sementara tahun 2013 sebesar Rp 12 miliar. Secara bertahap uang dicairkan dan masuk ke rekening berbentuk giro pada Bank Jateng Cabang Semarang dengan specimennya ditandatangani Ketua umum KONI Ikhwan Ubaidilah dan Djody Aryo Setiawan serta Suhantoro. Atas penggunaan dana hibah Pemkot itu, Suhantoro selaku Sekretaris dan Djody selaku bendahara, tidak melakukan pengadminitrasian sebagaimana pen- catatan dan pembukuan. Tindakannya bertengan dengan ketentuan penataaan dan pertanggungjawaban keuangan negara. ■ rdi-die
Pemudik Bisa Nikmati Kopi dan Mi Instan Gratis di Posko PP Jateng WONOTINGAL - Untuk membantu pemudik, Komando Inti Mahatidana Pemuda Pancasila (PP) Jateng, mendirikan Posko Lebaran. Posko didirikan tepat sebelum lampu bangjo pertigaan Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jalan Sultan Agung, Semarang. Menurut Ketua Komando Inti Mahatidana Pemuda Pancasila (PP) Jateng, Amin Ambon SH, Posko Lebaran yang didirikan mulai H-4 hingga H+2 Lebaran tersebut, utamanya untuk membantu pemudik yang ingin beristirahat setelah menempuh perjalanan panjang, misalkan dari Ja- karta. ‘’Kepada pemudik bersepeda motor kami harapkan menyempatkan isti-
rahat sejenak untuk menghilangkan lelah,’’ kata Ambon, di Posko Lebaran, Senin (13/7).
■ Berbagi Alumni Hukum Untag Semarang itu menjelaskan, di Posko Lebaran
yang didirikan, sambil melepas lelah pemudik bisa menikmati kopi dan mie instan gratis. ‘’Kebetu-
POSKO LEBARAN: Untuk membantu pemudik, Komando Inti Mahatidana PP Jateng membuat Posko Lebaran di Jalan Sultan Agung Semarang, tepatnya sebelum lampu bangjo pertigaan Akpol. ■ Foto: Dok/SR
lan Ramadan, sekaligus kami berbagi dengan para pemudik sekaligus mendekatkan PP kepada masyarakat,’’ ujarnya. Kepada wartawan, Ambon juga menjelaskan, selama Posko Lebaran dibuka, baik siang maupun malam ada anggota yang berjaga untuk melayani pemudik. ‘’Kami juga siap membantu polisi mengantur lalu-lintas jika krodit. Karena prinsip kami adalah menjadikan pemudik lancar dan nyaman selama dalam perjalanan,’’ tegasnya. Rendra, karyawan sebuah perusahaan di Jakarta yang akan mudik ke Boyolali, mengaku senang bisa istirahat di Posko Lebaran PP Jateng, karena
selain tempatnya nyaman, bisa menikmati kopi dan Indomie gratis. ‘’Saya berharap dalam
membuat Posko Lebaran paling tidak seperti yang dibuat PP Jateng, tidak asalasalan,’’ katanya.■ SR-die