Bukan Siswa Buangan
Minggu Kliwon, 11 Januari 2015
BUAT kamu yang sekarang di bangku SMA, pasti tahu kan dengan istilah “penjurusan”. Penjurusan di SMA ini secara umum dibagi menjadi IPA (Ilmu pengetahuan alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Dulu sih masih ada beberapa sekolah yang masih memberikan opsi jurusan Bahasa (mungkin sekarang masih ada juga).
N
GOMONGngomong soal penjurusan, sebetulnya apa sih tujuan dari penjurusan? Katanya sih, penjurusan ini punya tujuan untuk bikin siswa jadi fokus sama salah satu rumpun ilmu pengetahuan tertentu. Berarti idealnya nih, kamu yang belajar IPA akan lebih fokus belajar tentang ilmu-ilmu yang mempelajari bagaimana alam ini bekerja seperti Fisika, Kimia, dan Biologi. Sedangkan bagi siswa yang jurusan IPS akan lebih ngulik ilmu tentang interaksi sosial masyarakat seperti Sejarah, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi.
MENURUT teori sosiologi Edwin M. Lemert, yang sering disebut labelling theory, seorang individu dapat menjadi penyimpang karena adanya proses labelling (pemberian julukan, cap, etiket atau merek) yang diberikan masyarakat kepada individu tersebut. Sebagai contoh, seorang siswa yang masuk jurusan IPS diberi label atau julukan dari masyarakat sebagai siswa “buangan’‘. Butuh sosialisasi dari dunia pendidikan untuk menyetop stigma ini. ■ Justice for Education.blog-jie
Foto: Dok
MITOS SALAH Soal ’Anak IPA’ & ’Anak IPS’ Tahu nggak sih bro dan mbak bro, bahwa banyak mitos yang keliru soal dunia belajar di sekolah, khususnya untuk jenjang SMA. Nggak sedikit orang yang beranggapan bahwa anak IPA adalah murid yang paling top di SMA, murid terpilih, paling pinter, paling cerdas, dalam kaitan relatif paling tinggi IQnya. Sebaliknya, yang menilai bahwa anak IPS adalah sekumpulan murid buangan dan bebal pola pikirnya, cuma pelengkap, pelajar santai tampil lebih urakan. Celakanya banyak orang tua menginginkan anaknya ke IPA, sampai ada yang nangis segala. Hadeh....No...No...No... Itu salah besar . Karena ada hal yang lebih penting yang menjadi alasan dasar. Seperti dilansir Zenius.blog, urusan pintar dan cerdas seseorang nggak ditentuin oleh jurusannya, tapi kemampuan menganilisis. Berdasarkan Bloom’s Taxonomy, salah satu kemampuan manusia adalah Critical Thinking, terdiri dari beberapa dimensi, yaitu: analysis, evaluation, synthesis. Analysis artinya nih menguji dan menguraikan informasi dan/atau
Foto: zenius.net
pengetahuan dengan cara mengidentifikasi komponenkomponen dari informasitersebut (misalnya: penyebab, efek, dan prevalensi). Lalu Evaluation: mengajukan dan
mempertahankan opini dengan cara membuat penilaian mengenai informasi dari gagasan berdasarkan dengan kriteria-kriteria tertentu. Synthesis yaitu mengumpulkan informasiinformasi terkait suatu gagasan tertentu untuk membuat suatu kesimpulan dan menghasilkan gagasan alternatif ■ Sama Pada prinsipnya guys, dari sisi pelajaran, .mata pelajaran antara IPA dan IPS itu sama alias sebanding. Yang bedain cuma nama. IPA punya Fisika, Biologi, Kimia dan IPS punya Ekonomi(+Akuntansi), Geografi, Sosiologi. Dalam spesialisasianya, pelajaran menghitung (penuh rumus) IPS punya Ekonomi(+Akuntansi),Geogra fi, namun IPA ada Fisika dan Kimia.
Urusan menghapal, IPS punya Ekonomi dan Sosiologi, begitupun IPA ada pelajaran Biologi dan Kimia. So, jurusan itu sama beratnya. Oke, deh kita kupas persepsi orang tentang anak IPA dan anak IPS, yang barangkali sampai sekarang masih jadi bahan diskusi. Anak IPA identik dengan metode ilmiah yang berupa ilmu pasti dan lebih banyak menggunakan kemampuan kerja otak di banding sosial. Terlihat lebih serius karena pelajaran IPA memang memutuhkan konsentrasi tinggi. Ketika lulus, anak-anak IPA biasanya ngambil jurusan teknik, kedokteran atau ilmuwan. Sedangkan anak IPS, membutuhkan penalaran dan kekrtitisan dalam berpikir, harus lebih dekat ke masyarakat, berani Untuk kerja dilapangan dan tingkat
sosialitanya tinggi. Saat lulus nanti, mereka bisa ambil Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Akuntansi, Bahasa, Hukum dan Sosial Politik. So, bagaimana opini yang bilang anak IPA itu lebih cerdas dari anak IPS? Cerdas itu pandangan masyarakat ya. ‘’Si IPA’‘ dibilang cerdas karena mampu mengerjakan banyak soal hitungan sedangkan anak IPS kurang dalam hitungan. Tetapi anak IPS mempunyai wawasan luas karena memiliki tingkat sosial yang tinggi, sehingga ilmu yang didapatnya pun beragam, bukan cuma ilmu hitungan seperti anak IPA. Tidak ada beda antara anak IPA dan IPS, yang penting minat, kemampuan, dan bagaimana cara murid itu bertanggung jawab atas jurusan yang dia pilih. ■ Aji/berbagai sumber-skh
Foto: Dok
Nggak Semudah Seperti yang Dibayangkan ELAMA ini pandangan akan jurusan IPA sebagai jurusan dengan siswa-siswa yang pintar, pekerja keras, dan bermasa depan cerah memang udah sangat menjamur. Nggak salah kala urusan yang satu ini selalu menjadi jurusan favorit siswa-siswa SMA. Namun, bagaimana sesungguhnya kehdupan anak IPA dan IPS? Simak yuk penjelasan ini:
S
■ Anak IPA 1. Tugas yang cukup berat Jurusan IPA udah terkenal akan mata pelajarannya yang kebanyakan memerlukan praktikum di laboratorium. Praktikum-praktikum tersebut yang akan membuat kamu memiliki
begitu banyak laporan dan tugas yang harus kamu selesaikan untuk memenuhi nilai tersebut. Nggak jarang kamu jadi kehilangan waktu buat main karena harus menyelesaikan setumpuk tugas dan belajar buat siap-siap ulangan atau kuis dadakan buat keesokan hari. 2. Dianggap sebagai “Kutu Buku” Dengan membawa buku sebanyak itu, nggak mungkin kamu nggak membaca semua buku tersebut. Karena jadi rajin membaca buku, nggak salah kalo seseorang akan mencap kamu sebagai seorang nerd alias kutu buku. Karena kebutuhan belajar, kamu akan selalu “terpaksa” membawa buku ke mana-mana, kapan pun itu.
3. Pergi pagi pulang sore Sebagai anak IPA, kamu akan disibukkan dengan kerja kelompok dan tugas-tugas sekolah lain. Meskipun secara resmi kamu pulang jam 13.00, kamu nggak akan pulang tepat, sebab kamu masih harus kerja kelompok sama temanteman kamu untuk menyelesaikan tugas hari itu yang akan dikumpulkan besok. Belum lagi les atau ekstrakurikuler kamu.
menghafal hampir semua isi buku, apalagi kalau udah kena mata pelajaran sejarah. Misalnya aja nih, kalo materi mata pelajaran sejarah sedang membahas kejadian detikdetik kemerdekaan NKRI. Kamu nggak mungkin kan menghafalnya cuma dengan rumus F=MxA. Kamu harus menghafalkan semua runtutan sejarah mulai awal pembentukan panitia kemerdekaan sampai dibentuknya pemerintahan. Kan sama aja satu buku!
■ Anak IPS
2. Bukan pelajaran gampang Banyak yang beranggapan kalau IPS itu pelajarannya gampanggampang. Sering juga orang tertipu dengan anggapan itu. Padahal sebenarnya, mata pelajaran IPS itu bisa dibilang susah juga. Contohnya
1. Menghafal hampir semua isi buku Kalau jurusan IPA cuma menghafal semua rumus dan tabel, di jurusan IPS, kamu wajib
TUGAS PRAKTIKUM: Sisi lain dari siswa IPA adalah seringnya praktikum. Tugas ini bikin anak IPA sering pulang sore sampai rumah. ■ Foto: dok
pada mata pelajaran ekonomi. Kalau kamu salah satu angka aja dari situ, pasti salah sampai akhir. Belum lagi jika pelajaran pembukuan bagian menghitung pajak dan sebagainya. Uangnya ada nggak ada, main hitung aja. 3. Banyak diskusi dan berdebat Kalau anak IPA banyak berkutat dengan praktikum, anak IPS lebih banyak berdebat dan berdiskusi. Pasti guru-guru jurusan IPS memberikan topik buat kalian perdebatkan. Nggak jarang kalo kalian akan terpancing emosi dalam suatu perdebatan. Hemm, meski begitu, perdebatan itulah yang bikin anak IPS semakin kompak.■ loop.co.id-jie
BACA BUKU: Sisi lain dari siswa IPS adalah seringnya membaca buku dan menghafal pelajaran. Tugas anak IPS keliahatan mudah, tapi sesungguhnya berat karena tetap ada berhitung. ■ Foto: dok