Kamis Kliwon, 7 November 2013
Terdakwa Handojo Tak Dihadiri Sidang KRAPYAK - Ir J Handojo, pemilik PT Hanita Artha Nusantara, produsen air minum Oxxywell yang kembali disidang di Pengadilan Negeri (PN) Semarang, tak hadir dalam sidangnya. Terdakwa tak hadir pada sidang perkara dugaan pelanggaran perlindungan konsumen itu, karena ditahan di Polres Bogor. “Terdakwa tidak hadir dalam sidang,” kata juru bicara PN Semarang, Togar SH, Rabu (6/11). Terdakwa ditahan karena terlibat kasus lain, yakni kasus dugaan penganiayaan terhadap korban Gabby Permata Starosa pemilik Myoxy dan didakwa melanggar Pasal 351 tentang penganiayaan. Handojo sendiri, ditahan di rutan Pondok Rajeg Cibinong Bogor. Hampir satu bulan ini, ia ditahan oleh pihak Kejaksaan setempat. Perkara perlindungan konsumen, diduga dilakukan terdakwa Handojo dengan memalsukan izin edar MD BPOM, SNI, MUI. Produk minuman Oxxywell, milik perusahaan terdakwa sendiri digugat sejumlah member, stokist dan leader Oxxywell. Togar mengatakan berkas perkara terdakwa sudah terdaftar. Berkas perkara Handojo
tercatat bernomor 642/Pid.B/ 2013/Pn.Smg. Ia akan dijerat Pasal 62 ayat 1 jo Pasal 8 ayat 1 huruf a UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Kasus perlindungan konsumen, dilaporkan tanggal 22 Oktober 2012, bernomor LP/ B/ 393/ X/ 2012/ Jateng/ SPKT ke Polda Jateng. Pada 21 Februari 2013, ia ditetapkan sebagai tersangka. Dari penyidikan, berkas tersangka kemudian dilimpahkan pada 14 Maret 2013 ke Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah. Namun, 25 Maret 2013, berkas perkara dikembalikan ke polisi. Dalam kasusnya, ia disangka memalsukan nomor merek dagang, label halal MUI dan nomor BPOM atas produk merek Oxywel miliknya. Lebih dari satu tahun, ia memproduksi dan mengedarkan minuman yang diduga berbahaya bagi tubuh manusia itu. Sebelumnya pada 22 Agustus lalu, Ir J Handojo sudah divonis hukuman 5 tahun penjara oleh PN Semarang atas perkara memanipulasi data ITE perusahaan Myoxy. Akibat perbuatannya, Gabby Permata Starosa pemilik perusahaan PT Mulia Rejeki Waterindo ( Myoxy) rugi milyaran rupiah.■ rdi-Yn
■ Simpan Sabu-sabu
Eko Dituntut 5 Tahun KRAPYAK - Terbukti menyimpan sabu-sabu, Eko Yulianto (39), warga Tlogosari, Kecamatan Pedurungan, dituntut hukuam pidana penjara lima tahun. Eko dijerat Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. “Terdakwa dijerat dengan Pasal 112 Undang-Undang narkotika. Menuntut pidana penjara 5 tahun dan pidana denda Rp 800 juta subsider 1 bulan,” kata jaksa Kejari Semarang, Susilowati dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Semarang, Rabu (6/11). Pasal itu memuat ancaman pidana 4-12 tahun dan denda antara Rp 800 juta hingga Rp 8 miliar. Disebutkan, setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau me- nyediakan narkotika golongan I bukan tanaman.
Eko merupakan jaringan peredaran narkoba jenis sabusabu di Semarang. Pengungkapan jaringan peredaran narkoba ini bermula dari diringkusnya Glen Rizard Tulaseket (26) warga Lamper Krajan Semarang Selatan. Dari tangan Glen dan Eko diamankan uang tunai Rp 450 ribu dan sebuah handphone yang digunakan dibuat sarana komunikasi juga transaksi. Dari hasil pengembangan, polisi akhirnya dan meringkus tiga anggota jaringan yang lain. Masing- masing Dwi K (38), Hanny S (42) serta Dwi P (34), (masih
proses sidang). Atas tuntutan jaksa tersebut, terdakwa akan mengajukan pembelaannya pada sidang berikutnya. “Kami akan ajukan pembelaan,” kata dia, di hadapan majelis hakim yang dipimpin Sukadi SH.
■ Pembelaan Terpisah sidang perkara peredaran narkoba juga digelar di PN Semarang dengan terdakwa Natalia (56) alias Christina. Sidang digelar dengan agenda pembacaan pembelaannya. Dalam pembelaannya, terdakwa mengatakan keterlibatannya dalam jaringan perdagangan narkoba sesungguhnya membantu negara mengungkap jaringan narkoba. Hal itu disampaikan kuasa hukum terdakwa, RM Satria Puji Hudiarso, pada sidang Rabu (6/10). “Terdakwa merasa perlu mengungkap jaringan perdaga-
ngan narkoba, dimana terdakwa kehilangan putranya. Putra terdakwa meninggal dunia akibat narkoba, karena itu terdakwa bertekad menelusuri dan membongkar jaringan terselubung itu. Pada dasarnya, langkah yang dilakukan terdakwa ini membantu negara dalam memberantas jaringan perdagangan narkoba yang terlarang. Sayangnya, penelusuran yang dilakukan Rosmalinda tidak diketahui dan didukung aparat penegak hukum,” ujar Satria dalam pembelaan. Sebelumnya, Natalia dituntut pidana penjara seumur hidup atas tuduhan keterlibatan dalam penyelundupan sabu-sabu seberat 7,74 kg yang dibawa Rosmalinda dari Malaysia dan Filipina ke Indonesia melalui Bandara Ahmad Yani Semarang. Natalia dinilai melanggar Pasal 132 (1) jo Pasal 113 (2) Undang-Undang 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. ■ rdi-Yn
■ Supervisor G4S Dilaporkan ke Polisi
Gelapkan Uang Nasabah Rp 74,8 Juta BARUSARI Supervisor Group 4 Securisor (G4S) sebuah jasa pengiriman uang di Semarang dibekuk polisi di sebuah hotel di Pacet, Mojokerto, menyusul tindakan penggelapan uang nasabah sebesar Rp 74,8 juta. Budi Santosa (39) warga Jalan Cinde Selatan RT 05/ RW 08, Jomblang, Candisari ditangkap petugas saat berduaan dengan kekasihnya di sebuah hotel. Saat gelar kasus di Mapolrestabes Semarang (Rabu (6/11), Budi mengaku uang tersebut terpaksa digelapkan lantaran terbentur kebutuhan sehari-hari. Tepatnya pada 28 Oktober 2013 lalu, bapak tiga anak tersebut membawa uang senilai Rp 74,8 juta milik nasabah yang rencananya akan disetorkan ke salah satu bank di Semarang. “Uangnya saya ambil dari kantor. Setelah tanda tangan pengiriman uang, langsung saya bawa kabur,” akunya, Rabu (6/11). Pria yang sudah bekerja selama 11 tahun di G4S, menggunakan uang tersebut untuk membeli motor Honda Vario nopol S-4328-EK, 1 unit laptop, melunasi kredit dan keperluan sehari-hari. Dari total penggunaan selama satu minggu, uang yang tersisa sekitar Rp 27,2 juta.
■Bersama Pacar Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Wika Hardianto SH SIK mengatakan, setelah mendapat laporan dari pihak PT G4S, petugas Tipiter Satreskrim dan Resmob Polrestabes Semarang segera melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap pelaku yang masih berduaan dengan pacarnya di dalam kamar hotel di Pacet, Minggu (3/11) kemarin. “Setelah informasi lengkap, kami langsung melakukan penyergapan. Beruntung, tim yang turun ke lapangan berhasil menemukan pelaku,” terangnya. Dari hasil penyidikan sementara, uang yang digelapkan tersebut sempat digunakan untuk membeli motor dan barang berharga lainnya. Termasuk pula diberikan kepada kekasih pelaku, yang rencananya akan menjalani pemeriksaan sebagai saksi. Sedangkan tersangka masih terus dimintai keterangan oleh Unit Tipiter Satreskrim Polrestabes Semarang. Akibat perbuatannya, tersangka terancam dijerat pasal 374 KHUP dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.■ M12-Yn
■ Pemkot Ajukan Penambahan Anggaran
DPRD Takut Jadi Persoalan Hukum BALAIKOTA – Kendati pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KAU) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) 2014 sudah digedok, namun Pemkot masih mengajukan tambahan anggaran untuk belanja langsung hingga Rp 200.031.436.150. Pengajuan permohonan penambahan alokasi anggaran pada APBD tahun 2014 mendatang, sudah dikirimkan ke DPRD Kota Semarang tertanggal 1 Nopember 2013 lalu dengan surat dengan nomor 910/4455 yang bersifat surat segera. Anggota Banggar DPRD Kota Semarang Novriadi, Rabu (6/11) ditemui diruang kerjanya mengaku, belum bisa menyetujui sepenuhnya pengajuan penambahan plafon anggaran yang diusulkan. Hal itu disebabkan selain harus melalui mekanisme pembahasan di Banggar sebelum masuk ke pembahasan sidang paripurna, pandangan dari fraksi-fraksi lain juga belum tentu sama. “Untuk itu, perlu kami tegaskan bahwa kami belum bisa memenuhi penambahan anggaran di luar KUA-PPAS itu. Kami harus konsultasi lebih dulu dengan pemerintah pusat. Takutnya hal ini akan berimplikasi pada persoalan hukum,”
tegas legeslator Partai Demokrat saat ditemui di ruang kerjanya. Dari draf usulan pengajuan penambahan, Dinas PSDA dan ESDM menjadi SKPD yang mengajukan tambahan anggaran terbanyak dengan usulan Rp 107.970.343.000. Penambahan, masuk daftar untuk alokasi kegiatan penyediaan lahan kolam retensi Kali Semarang sebesar Rp 16,9 miliar, untuk pembebasan tanah embung hulu Kali Bringin Rp 5 miliar. ■ Belum Diakomodir Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam suratnya yang dikirim ke DPRD mengungkapkan, alasan mendasar dari penambahan plafon anggaran dikarenakan masih banyaknya program dan kegiatan SKPD yang mendesak dan belum diakomodir dalam RAPBD 2014. Selain itu, ungkap dia, banyak kegiatan pada tahun anggaran 2013 yang tidak dapat dilaksanakan karena sempitnya waktu. “Sehingga gagal dalam proses pelelangan,” ungkapnya. Dalam pembahasan KUAPPAS 2014, pemkot semula hanya mengajukan pendapatan sebesar Rp 2,389 triliun sedang anggaran belanja senilai Rp 2,616 triliun. ■ lek-Yn
LEPAS PERWAKILAN: Walikota saat melepas grup drumband SD N Ngaliyan 1 untuk berlaga di tingkat nasional.■ Foto: Felek Wahyu
Drumband SDN Ngaliyan 1 Maju Tingkat Nasional NGALIYANKemampuan grup drumband Gita Swara SD Negeri Ngaliyan 1, berhasil membawa Kota Semarang mewakili Jawa Tengah dalam Grand Prix Junior band tahun 2013, 9 dan 10 November 2013 di GOR POPKI Cibubur Jakarta. Ketua Panitia, Achmad S, dalam rilisnya Rabu (6/11) menyebutkan Grand Prix Junior Band merupakan turnamen tertinggi di bidang drumband. “Drumband Gita Swara, menjadi satu-satunya wakil dari Provinsi Jawa Tengah,” ungkapnya. Majunya Drumband Gita Swara, imbuh dia, terjadi sete-
lah grup tersebut meraih juara umum selama tiga tahun di tingkat Provinsi Jawa Tengah dalam memperebutkan Piala Gubernur Jawa Tengah. Selain itu, Gita Swara juga meraih juara umum tiga kejuaraan nasional Hamengkubuwono Cup. Dalam even nasional, kata dia, perwakilan Kota Semarang diberangkatkan dengan jumlah sebanyak 106 siswa, 4 pelatih, komite sekolah, Guru SD Ngaliyan 1, serta Pengurus Gita Swara, pada Jumat (1/11), dari SDN Ngalian. Walikota Semarang Hendrar Prihadi optimis dengan prestasi siswa-siwa SD tersebut
dalam kegiatan ektrakulikuler. “Saya yakin gelar juara sudah ada di tangan,” ungkapnya member semangat. Walikota berpesan, kontingen percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. “Kalian sudah berlatih, selanjutnya siapkan mental, dan tampilkan yang terbaik. Saat bertanding nanti mainnya lepas saja, tidak perlu berfikir macam-macam. Yang penting bermain yang baik di depan juri ,” ujarnya. ■ Nama Baik Di sisa waktu hingga keberangkatan para kontingen ia berpesan untuk meningkatkan
kemampuan dengan berlatih agar dapat meraih gelar juara satu. Pihaknya berjanji akan membantu keberangkatan para kontingen ke Jakarta. Menurutnya para kontingen ini adalah generasi muda yang berprestasi dan mewakili Kota Semarang di tingkat Nasional. Maka ia berpesan untuk menjaga nama baik Kota Semarang. “Nanti kalian akan bertemu orang-orang dari luar daerah di seluruh Indonesia. Gunakan kesempatan emas tersebut untuk membuka jaringan. Berikan kesan terbaik kita, sehingga mereka akan mengenal Kota Semarang,” pungkasnya.■ lek-Yn
Kebun Biologi, Edukasi Wisata di Kampus BERMULA di tahun 2010 lalu, saat Unnes memproklamirkan sebagai universitas konservasi. Berbagai ‘perubahan’ besarbesaran dilakukan terutama terkait dengan konservasi di berbagai sisi kampus. Mulai dari program green transportation, green building hingga mengurangi penggunaan kertas sampai membuat hutan kampus. Hutan kampus inilah yang pada akhirnya menjadi tempat singgah beberapa jenis tumbuhan yang sudah mulai jarang dijumpai di sekitar kita. Hutan ini juga menjadi tempat singgah habitat burung yang tadinya sempat hijrah ke lokasi lain, kini sudah kembali memenuhi kawasan Sekaran. Tercatat sekurangnya ada 30 jenis burung yang mulai nampak hinggap di dahan pohon sekitar hutan kampus. “Di antaranya ada Gelatik Batu (Parus Major), Bondol, Prenjak Padi, Tekukur dan masih banyak lagi termasuk bangau yang biasa ada di daerah Srondol sudah sering singgah di sini,” ujar Erik salah seorang anggota Pelatuk, kelompok studi burung dari
Unnes, Rabu (6/11). Tidak itu saja, di hutan yang kini diberi nama Kebun Biologi ini, ditampung puluhan hingga ratusan jenis tanaman. Mulai dari tanaman hias, sayuran hingga tanaman keras dan buah-buahan. Rata-rata, tanaman yang ditanam adalah dari jenis yang sudah mulai jarang dijumpai di
masyakarakat. Mulai dari berbagai jenis anggrek baik yang biasa maupun anggrek hutan, hingga cabe hias, mahoni, ketapang dan juga jati hutan. “Kebanyakan yang memanfaatkan kebun ini adalah anakanak dari Prodi Biologi FMIPA Unnes sebagai laboratorium hidup,” tukas Aprilia, maha-
KEBUN BIOLOGI: Seorang mahasiswi Biologi FMIPA Unnes merawat tanaman anggrek hutan yang sudah mulai jarang ditemui sekarang ini di Kebun Biologi yang terletak di Kampus Unnes Sekaran.■ Foto: Nurul Wakhid
siswa angkatan 2010. Menariknya lagi, kini hutan ini sudah dinyatakan sebagai kawasan untuk edu wisata. Dengan demikian, setiap pengunjung akan dapat melakukan pembelajaran, bermain namun juga sekaligus bereksperimen. Dengan materi jelajah alam, peserta akan diajak mencintai fauna melalui program birdwatching dan mengenal berbagai jenis tanaman. Ada juga permainan yang cukup mengencangkan adrenalin yakni bermain high rope dan flying fox. “Kawasan seluas kurang lebih 3 hektar ini juga dapat digunakan untuk kegiatan outbond dan wisata desa dimana kami menggandeng Dusun Banyuwindi di Limbangan Boja sebagai partner,” imbuh Erik. Tertarik menikmati alam hijau ala Unnes? Tentunya anda tak perlu pergi jauh-jauh hingga ke luar kota untuk menikmatinya. Suasana alam segar, adem dan hijau dengan semilir angin serta kicau burung, sudah dapat anda nikmati di sini. ■ Nurul Wakhid-Yn