koran barometer 25 september 2013

Page 3

EKONOMI

BAROMETER Rabu, 25 September 2013

LCGC Akan Kurangi Konsumsi BBM JAKARTA - Mantan wakil presiden Jusuf Kalla meyakini mobil murah ramah lingkungan (LCGC) akan dapat mengurangi konsumsi BBM. “Dengan mobil LCGC, konsumsi BBM pasti akan menurun. Kebutuhan BBM mobil LCGC lebih sedikit dibandingkan mobil besar,” kata Jusuf Kalla di arena Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013, JIExpo, Kemayoran, Selasa (24/9). Jusuf Kalla mengatakan program LCGC mensyaratkan efisiensi bahan bakar satu liter

untuk 20 kilometer. Mobil biasa, rata-rata menghabiskan satu liter untuk 12 kilometer. Karena itu, Kalla mengatakan pengembangan mobil LCGC harus didukung, di sisi lain pengembangan transportasi massal tetap dilakukan. Menurutnya, pemerintah selama ini sudah mendukung pengembangan trannsportasi massal, misalnya melalui tidak adanya bea masuk bagi bus dan truk. “Bus didukung, truk didukung, monorel dan MRT

harus jalan. Tapi bukan berarti harus mendiskrimasi seseorang untuk membeli mobil murah,” tuturnya. Jangan Diskriminasi Orang Miliki Mobil Selain itu, JK juga mengatakan bahwa sekarang ini sebaiknya janganlah terlalu mendiskriminasi seseorang membeli mobil baru. “Jangan mendiskriminasi orang yang baru bisa membeli mobil murah sehingga seolaholah Jakarta itu hanya untuk orang kaya saja,” katanya.

Menanggapi pertanyaan wartawan tentang mobil low cost green car (LCGC), dia mengatakan, LCGC mobil murah dan efisien dalam pemakaian BBM, dan ramah lingkungan. Karena itu, dia menganggap mobil tersebut memiliki konsep yang bagus. Terkait penolakan beberapa pihak yang menuding mobil LCGC akan menyebabkan kemacetan di kota besar semakin parah, JK mengatakan mobil itu justru akan mengurangi kemacetan. “Saat ini saja ‘khan sudah macet. Dengan mobil murah yang ukurannya lebih kecil ini maka kemacetan berkurang ka-

rena tidak menghabiskan ruang jalan. Kalau mobil biasa memakan ruang di jalan raya 10 meter persegi, mobil ini ‘khan cuma lima meter persegi,” tuturnya. Karena itu, dia meyakini meskipun dengan LCGC, volume mobil di jalanan akan bertambah, kemacetan di Jakarta akan berkurang. Sebab, mungkin saja orang yang saat ini sudah punya mobil yang besar, akan beralih menggunakan LCGC yang kecil. “Khan belum tentu punya dua mobil itu dipakai duaduanya. Jadi tidak ada yang salah. Di Indonesia ini mobil mahal disalahkan, mobil murah disalahkan,” ujarnya. (b6/ant)

Best Western Adakan Pesta Kolam Langit

PETERONGAN – Berada di ketinggian 30 lantai dengan suguhan pemandangan kota kala malam disertai birunya kolam renang membuat siapapun betah berada ditempat tersebut. Suasana mahal ini bisa dinikmati dalam Club Work Sensation yang akan dihadirkan Hotel Best Western tanggal 28 September mendatang.

Dengan kontribusi Rp 60 ribu per orang, pengunjung akan dimanjakan berbagai hiburan dan minuman ala Best Western. Khusus bagi kaum hawa, tidak ada tiket masuk yang dikenakan alias gratis. Jernihnya air yang dipadu dengan jarak pandang

tertinggi menikmati kota lumpia, disebut mampu membuat pengunjung lebih relaks. Asisstent Marcom Manager Best Western Denish Ardhaneswara mengatakan selain pemandangan yang tidak bisa didapat ditempat lain, pengunjung akan

dihibur penampilan female DJ Clarissa, DJ Ricky, dan VJ Aje Fatmotion. Kemudian juga akan ada penampilan perkusi dari dua perempuan cantik. “Nanti akan ada permainan musik berbagai genre diantaranya progresif, dutch dan trance. Selain itu,

juga ada penampilan dari The Lady Percussion dengan aliran musik komersil atau dutch. Ditambah perform Guava Dancer yang akan semakin memeriahkan acara tersebut,” ungkapnya. Acara ini, lanjut Denish, terbuka untuk umum dan

bisa dilakukan reservasi sebelumnya. Selain kolam renang yang berada di ketinggian 30 lantai, pengunjung juga dapat menikmati segala santapan ala chef Best Western. Kedepannya, acara yang sama tapi dengan konsep berbeda juga akan diadakan. (naw/b6)

Suasana sky pool nampak hangat meskipun berada di ketinggian 30 lantai. (NAWANG ANDRIYANI/BAROMETER)

Ganjar Pranowo: Kalau ‘Mbulet’, Cari Lokasi Lain Bandara A. Yani SEMARANG - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menginginkan proses pengembangan dan perluasan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang dipercepat agar transportasi udaranya tidak stagnan. “Kalau itu menjadi pilihan, ya itu yang paling pendek bisa segera kita kerjakan akan saya kerjakan cepatcepat, kecuali nanti ‘mbulatmbulet’ ya kita cari tempat lain,” kata Ganjar, Selasa (24/9). Ganjar mengaku sudah menerima surat tembusan dari Setwapres ke Panglima Tinggi TNI, KSAD, dan Menteri Pertahanan yang menyebutkan agar segera dipercepat. “ Na mp a k nya m e re ka setuju dengan proposal pengembangan dan perluasan Bandara Ahmad Yani Semarang,” ujar politisi PDI Perjuangan itu. Menurut Ganjar, pengembangan dan perluasan Bandara Ahmad Yani Semarang itu merupakan pilihan untuk jangka menengah, bukan jangka panjang. “Kalau jangka panjang tidak itu karena ada bandara yang lebih representatif dan kalau pindah kemanapun sebenarnya bisa. Kendal siap,” katanya. S e b e l u m n y a , Ke p a l a

Layout: Abdus S

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Provinsi Jateng Urip Sihabud i n m e ngat a ka n ba hwa pengembangan dan perluasan Bandara Ahmad Yani Semarang segera dilakukan setelah ditandatanganinya revisi proposal oleh Menteri Pertahanan. “Pada Jumat (20/9) saya memperoleh kabar dari Satwapres kalau revisi proposal sudah ditandatangani oleh Menhan dan akan diajukan secepatnya ke Menteri Keuangan untuk membahas kontribusi,” ujarnya. Ia menjelaskan, berdasarkan hasil evaluasi di lapangan, Menteri Keuangan sudah siap untuk menetapkan berapa kontribusi dari PT Angkasa Pura ke negara. “Mengenai berapa kontribusi angka yang diusul-

kan belum diketahui karena masih menunggu diajukan ke Menteri Keuangan,” katanya. Menurut dia, target pelaksanaan lelang pengembangan dan perluasan Bandara Ahmad Yani pada Oktober 2013 sehingga pembangunan fisik sudah bisa dilakukan pada November 2013. “A n g g a r a n p e n g e m bangan dan perluasan bandara dikucurkan secara bertahap yakni Rp 1,14 triliun dan sudah dimulai tahun ini, jika tidak habis digunakan tahun ini berarti akan digunakan lagi tahun depan,” ujarnya. Ia mengungkapkan, sebenarnya tidak ada masalah dengan rencana pengembangan dan perluasan Bandara Ahmad Yani Semarang. “Sebenarnya dari dulu itu tidak ada masalah. PT Angkasa Pura mengajukan penambahan seluas 20,1 hektare dari 67,8 hektare kebutuhan awal lahan sehingga harus dihitung ulang,” katanya. Seperti diwartakan, saat ini proyek pembangunan jalan alternatif menuju Bandara Ahmad Yani dari Sungai Siangker Semarang menuju lapangan parkir terminal baru bandara sudah memasuki tahap terakhir dan ditargetkan selesai akhir tahun ini. (b6/ant)

Pertamina : PLTGU Tambak Lorok Bisa Hemat Rp 21,4 Triliun

SEMARANG - PT Pertamina EP memperkirakan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tambak Lorok Semarang memiliki potensi penghematan hingga Rp 21,4 triliun setelah mengalihkan sumber energinya dari diesel ke gas. “Pengalihan sumber energi dari diesel ke gas jauh lebih murah dan ramah lingkungan,” kata Manajer Humas Pertamina EP, Agus Amperianto, Selasa (24/9). Ia menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sudah meneken kerja sama pasokan gas dengan PLTGU Tambak Lorok selama 12 tahun ke depan, yang distribusinya

akan dialirkan melalui pipa, dari Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) Blok Gundih, Blora, Jateng. “Potensi penghematan sebanyak itu didapatkan dari selisih biaya penggunaan HSD (‘high speed diesel’) dengan gas bumi sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Berdasarkan kalkulasi perbandingan nilai kalor, gas bumi memiliki keunggulan 26,31 kali lebih tinggi dibandingkan dengan HSD,” katanya. Nilai kalori HSD per liter sebesar 9.100 kilokalori (Kcal), sedangkan gas bumi bisa mencapai lebih dari 239.000 Kcal. Berdasarkan asumsi pasokan 50 juta

kaki kubik per hari (“millions standard cubic feet per day”) MMSCFD gas untuk PLTGU Tambak Lorok, menurut Agus, maka potensi penghematannya bisa mencapai Rp 5,4 miliar per hari atau sekitar Rp 21,4 triliun dalam 12 tahun. PPGJ merupakan proyek pengembangan lapangan gas Blok Gundih yang berasal dari struktur Kedungtuban, Randublatung, dan Kedunglusi, Kabupaten Blora. Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan, memproses, dan memproduksi gas di area Gundih sesuai dengan keekonomian agar siap dijual ke konsumen dengan volume 50

MMSCFD pada 2013. Gas akan disalurkan oleh PT Sumber Petrindo Perkasa, sedangkan posisi Pertamina EP sebagai produsen gas di Indonesia dengan pembeli PLTGU Tambak Lorok milik PT PLN (Persero) dengan masa kontrak selama 12 tahun. Agus Amperianto menegaskan peralihan sumber energi dari diesel ke gas selain akan menjamin kelangsung pasokan energi yang lebih stabil juga akan mengurangi ketergantungan impor BBM karena saat ini sebagian solar untuk konsumsi dalam negeri diperoleh dari impor. “Kebuituhan BBM dalam negeri sekitar 1,2 juta barel per hari, sedangkan yang dihasilkan dari dalam negeri sekitar 850.000 barel sehingga kekurangannya harus dipenuhi dengan impor,” kata lulusan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta itu. Ia menambahkan selama proses pembangunan “Central Processing Plant” Blok Gundih, Pertamina EP sebagian besar mempekerjakan tenaga lokal. “Dalam proses pembangunan tersebut dipekerjakan sekitar 1.700 orang, 65 persen di antaranya tenaga kerja lokal,” katanya. (b6/ant)

email : koran.barometer@gmail.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.