EDISI 1182 - 12 OKTOBER 2011.pdf

Page 19

COMMUNITY

®

Rabu

12 OKTOBER 2011

19

KOMUNITAS PENCINTA TEH

Bukan Sekadar

Icip-icip

Sejak diperkenalkan oleh bangsa China ratusan tahun lalu, alu, ngga minuman ajaib yang diseduh dari pucuk daun teh itu, hingga kini menjadi komoditas unggulan yang sensasi tradisi, kenikmatan, dan khasiatnya bisa diteguk hampir semua kalangan masyarakat di dunia.

M

eski telah menjadi bagian dari kehidupan, belum banyak orang memahami falsafah teh. Oleh karena itu, Komunitas Pencinta Teh mencoba memberikan wacana yang benar seputar daun ajaib ini. Di suatu sore menjelang matahari mendekati ufuk, Bambang Muhtar Rusdianto menawarkan satu teko kepada Koran Jakarta di kedainya yang asri di kawasan Bogor. Anggota Komunitas Pencinta Teh ini lalu mengajukan pertanyaan yang ternyata teramat sulit untuk dijawab. “Aroma apa yang keluar?” tanyanya. Beberapa kali mencoba menghirup bau yang muncul, ternyata tebakan Koran Jakarta selalu salah. Aroma yang seharusnya wangi buah, di hidung ternyata meruap aroma seperti wangi bunga atau sayuran. Dan aroma yang seharusnya wangi bunga-bungaan baunya seperti wangi sayuran. Pria berumur 45 tahun itu tidak bisa menyalahkan kami. Peristiwa semacam itu sangat wajar. Menurut dia, penilaian terhadap sensasi teh sangat personal. Satu bungkus teh akan dinilai berbeda oleh setiap orang, baik yang mengerti maupun yang tidak. Biokimia pada tubuh dan referensi pada wewangian yang minim membuat orang salah menilai. Jika seseorang tidak pernah mencium atau merasakan buah leci, misalnya, ia akan sulit mendefinisikan teh beraroma buah leci dari hasil proses scented atau memberikan aroma wewangian dari kulit buah leci. Demikian juga proses scented dengan aroma melati, daun mint, dan lainnya.

Meski demikian, tanpa proses scented, teh telah memiliki aroma tersendiri. Ada aroma bunga-bungaan, buahbuahan, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran. Dari segi rasa atau pengecapan, teh memiliki rasa buah-buahan, kacang-kacangan, susu, dan umami (gurih). Bagi Komunitas Pencinta Teh, bahan minuman ini memiliki segudang pengetahuan dan tradisi yang masih harus digali. Rasa, manfaat, proses, pembuatan, beragam budaya, dan tradisi tentang teh mereka eksplorasi dalam sebuah kegiatan berupa tea tasting atau mencicipi teh, jalan ke kebun dan pabrik teh, serta menyeduh dan memasak dengan teh. Menurut Ratna Soemantri (32), pendiri sekaligus moderator dalam laman www. pecintahteh.com, sebuah alamat diskusi dan menulis Komunitas Pencinta Teh, masyarakat belum banyak tahu tentang manfaat, jenis, serta penyajian dan olahan dari teh. “Kami ingin masyarakat dapat meningkatkan apresiasi terhadap teh. Memperkenalkan bahwa teh itu bukan sekadar bisa disajikan sebagai es teh atau teh manis,” katanya menerangkan sekelumit misi komunitas yang dibentuk Juni 2007 ini. Sejak deklarasi pendiriannya, Komunitas Pencinta Teh telah beberapa kali mengadakan acara. Acara mencicipi teh yang sudah hampir 15 kali dilakukan diisi dengan kegiatan mengunjungi kebun teh Pabrik Teh Wangi Gunung Slamat di Slawi dan Pabrik Teh Botol Sosro, di Bandung. Yang unik lagi, komunitas juga mengadakan prosesi acara minum teh ala Jepang (cha no yu) yang ru-

Aturan Menyeduh FOTO-FOTO: DOK KOMUNITAS PENCINTA TEH

mit dan penuh dengan filsafat serta simbolisme selain demo memasak dengan teh. Komunitas yang berawal dari sebuah dikusi dengan tema teh di laman kuliner jalansutera.or.id, dan hanya beranggotakan 20 anggota diskusi, kini telah berkembang menjadi 300 orang lebih.

Bahkan setiap kali diumumkan acara tea tasting, baru dua hari saja diumumkan, jumlah yang mendaftar sudah membeludak. Kini, beberapa anggota komunitas sudah mulai memunyai banyak bahan obrolan seputar teh. Sebelumnya, kata Ratna, mereka belum percaya

diri untuk tampil. Kini, Ratna yang jago soal teh Jepang dan China tidak perlu lagi menjadi pembicara sentral karena anggota komunitas sudah mulai ahli soal teh. Baik Ratna maupun Bambang menilai Komunitas Pencinta Teh ini belum berbuat banyak bagi masyarakat. Pasalnya, meski setiap hari minum teh, mereka masih belum tahu seluk-beluk teh. Oleh karena itu, komunitas ini memiliki misi untuk menyebarkan pengetahuan yang mereka dapatkan lewat para anggota dan diharapkan menular ke tetangga dan keluarga mereka. “Kami ingin membantu memperkenalkan teh Indonesia yang berkualitas dan selama ini hanya dijadikan komoditas ekspor,” ujar wanita yang berprofesi sebagai konsultan di bidang pelayanan perusahaan ini. � hay/L-4

Ragam Jenis, Mutu, dan Khasiatnya

B

ermacam kandungan teh, seperti senyawa katekin, teanin, polifenol, dan kafein, memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Kandungan zat antioksidannya dapat mencegah kanker, penuaan dini, mengurangi kadar kolesterol, dan sebagainya. Teh yang baik memiliki kadar antioksidan teanin dan katekin yang tinggi. Kadar teanin bermanfaat bagi relaksasi. Teanin yang mengair ke otak memberikan efek menenangkan terhadap emosi atau keadaan mental seseorang. Konsentrasi neurotransmiter dopamin meningkat secara signifikan setelah menerima asupan teanin. Katekin bermanfaat bagi pertumbuhan bakteri pem-

busuk dan meningkatkan pertumbuhan bakteri asam laktat. Katekin bermanfaat mengurangi kegemukan karena dinilai mampu menghambat emulsifikasi lemak dan enzim pencernaan sehingga membuat orang tetap langsing. Menurut Bambang Muhtar Rusdianto, salah satu anggota Komunitas Pencinta Teh, kandungan teanin dan katekin tertinggi terdapat pada pucuk teh, yang kemudian digolongkan dalam produk teh putih. Teh putih berupa daun yang belum mekar dan masih berbulu. Dalam setiap cabang dengan lima daun, hanya diambil yang paling pucuk dan masih kuncup. Tidak seperti jenis teh hijau, teh hitam, dan teh

oolong, teh putih tidak mengalami fermentasi atau oksidasi. Jika teh umumnya mengalami oksidasi enzimatis atau mematikan enzim demi keawetan dengan cara disangrai atau dikukus, teh putih tidak dilakukan proses ini. “Akibatnya, teh putih menjadi kurang awet,” kata Bambang yang lebih dikenal dengan Bambang Laresolo dalam Komunitas Pencinta Teh. Teh hijau adalah teh yang diperoleh dari pucuk daun teh dalam kondisi segar. Daun teh hijau yang bermanfaat bagi kesehatan mengalami oksidasi 100 persen. Caranya dengan mengalami pemanasan dengan suhu tinggi sehingga kandungan enzim yang ada menjadi mati.

Teh hitam yang berasal dari pucuk the urutan 3, 4, dan 5 dinilai memiliki kualitas paling bawah. Proses fermentasi atau oksidasi pada teh hitam dilakukan dengan cara pemecahan daun atau pencacahan. Daun yang sobek membuat oksigen dapat masuk sehingga proses oksidasi lebih lancar. Adapun teh oolong, menurut Bambang, dinamai bukan karena bahannya. Teh ini bahannya bisa dari pucuk daun mana saja. Teh ini memiliki keistimewaan pada proses oksidasi yang rumit. Oksidasi dilakukan dengan menaikkan dan menurunkan suhu. “Proses ini tidak ada patokannya, semua tergantung master teh,” jelas pemilik kedai teh Laresolo ini. � hay/L-4

D

idirikannya Komunitas Pencinta Teh ini bukan tanpa memiliki tujuan. Salah satu misinya ialah memberikan informasi yang jelas seputar teh. Selama ini, pengetahuan masyarakat yang masih minim coba dikembangkan. Bukan jenis teh saja yang belum banyak diketahui, tetapi juga cara menyeduh teh yang benar belum banyak dipahami. Bambang Muhtar Rusdianto, salah satu pendiri Komunitas Pencinta Teh, menuturkan ada lima syarat proses menyeduh teh sehingga menghasilkan minuman teh yang memiliki manfaat yang baik dan pas rasanya. Kualitas teh, kualitas air, takaran, waktu seduh, dan suhu air adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Bambang yang belajar teh secara autodidak menjelaskan bahwa teh yang baik adalah yang memiliki grade paling atas. Tingkat tertinggi pada teh putih disebut dengan silver needle, teh hijau disebut dengan gunpowder, dan teh hitam dinamakan dengan broken orange pekoe, sementara teh oolong tidak ada nama karena me-

mang tidak ada parameter untuk mengetahui kualitas teh ini. Air yang paling baik untuk menyeduh the, menurut para ahli, berasal dari air pegunungan. Air ini mengandung mineral sodium dan kalium yang berguna bagi kesehatan ketimbang air murni dari penyaringan osmosis. Jumlah takaran teh yang akan diseduh bergantung pada selera. Ada yang suka kental, dan ada yang suka bening. Takaran umumnya yang berlaku di Komunitas Pencinta Teh untuk satu cangkir satu sendok makan. “Khusus takaran tidak berlaku mutlak. Inilah salah satu sifat personal teh,” ujar pemilik kedai teh Laresolo ini. Waktu seduh teh yang paling baik bergantung pada jenisnya. Teh putih pada hitungan 1–3 menit, teh hijau pada hitungan 1–3 menit, teh hitam pada hitungan 3–5 menit, dan teh oolong pada hitungan 3–7 menit. Bedanya jika lainnya menggunakan suhu air 100 derajat Celsius, khusus teh putih disarankan menggunakan air dengan suhu 80 derajat Celsius saja. � hay/L-4


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.