EDISI 661 - 20 APRIL 2010

Page 10

10

BURSA EFEK

Selasa 20 APRIL 2010

London Sumatra Indonesia Tbk

ANALISIS: LABA bersih 2009 turun 41 persen menjadi 287 miliar rupiah seiring dengan turunnya penjualan akibat penurunan harga CPO.

Perusahaan Gas Negara Tbk

®

ANALISIS: PGN berencana mengakuisisi dua blok gas senilai 350 juta dollar AS. Rencana tersebut berpengaruh positif terhadap perkembangan kinerja perseroan dalam jangka panjang.

Holcim Indonesia Tbk Rp2.325

Rp4.050

Rp4.075 Rp9.200 18 Mar

Rp9.300 19 Apr

Target harga » Rp8.000 Samuel Sekuritas » BELI

KOMENTAR

18 Mar

Rp2.100

19 Apr

Target harga » Rp5.600 BNI Securities » BELI

18 Mar

» Indeks Saham Merosot

BULLS & BEARS

Pasar saham global dan regional jatuh sebagai respons atas kasus tuduhan penipuan investasi oleh Goldman Sachs. Kepercayaan investor terhadap bursa saham kembali terguncang.

Terbuka Potensi “Rebound”

Penyelesaian Transaksi Kembali Normal JAKARTA – Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mengharapkan proses penyelesaian transaksi kembali normal hari ini setelah kemarin sempat mengalami gangguan. “Malam ini (kemarin) semuanya sudah bisa dibereskan. Sehingga, besok (hari ini) penyelesaian transaksi kembali normal,” kata Direktur Utama KSEI Ananta Wiyoga saat dihubungi di Jakarta, Senin malam (19/2). Ananta mengakui adanya gangguan tersebut. “Memang kemarin sekitar jam setengah 12 siang ada gangguan pada web logic-nya saat meng-up grade Oracle System dari versi 8 ke versi 10,” tuturnya. Hingga kemarin malam, KPEI dan KSEI masih terus berupaya menyelesaikan gangguan itu. Sejumlah bank kustodian seperti Bank Mandiri, CIMB Niaga, BCA, dan Bank Permata masih menunggu penyelesaian pembenahan gangguan itu. Dengan adanya gangguan tersebut, dikhawatirkan penyelesaian transaksi efek terancam terganggu yakni penundaan penyelesaian transaksi. Sebab, jika gangguan tidak dapat dibereskan, maka penyelesaian transaksi yang dilakukan pada 15 April 2010 terancam molor hingga gangguan teratasi. asp/E-1

Target harga » Rp2.925 Trimegah Securities » BELI

Kredibilitas Pasar Terpuruk

Kasus makelar kasus di pasar modal memang seperti kentut, hanya bisa dicium tapi tidak bisa dilihat. Kalau memang mau membersihkan pasar modal dari makelar kasus, perlu tim independen dan memiliki kewenangan yang besar. 081976654xxx

PORTOFOLIO

19 Apr

Bursa Global I Dampak Kasus Goldman Sachs Hanya Jangka Pendek

PRAKTIK makelar kasus diduga juga terjadi di pasar modal. Menteri Keuangan telah menyerukan peran pelaku pasar untuk mengungkapnya. Karenanya, Satgas Mafia Hukum perlu segera masuk ke pasar modal (Koran Jakarta, 19/4).

JAKARTA – Sentimen kasus Goldman Sachs Group diprediksi masih akan membayangi kinerja bursa domestik pada perdagangan hari ini. Namun demikian, pengaruhnya diperkirakan tidak lagi sekuat kemarin dan peluang terjadinya pembalikan arah masih terbuka. Investor masih menunggu kepastian dari pengadilan AS mengenai drama Goldman Sachs yang dituduh Securities Exchange Commission (SEC) sebagai penyebab krisis finansial 2008. Ada kekhawatiran dari pelaku pasar modal kalau masalah ini dibiarkan berlarut akan menyebabkan efek berantai pada sistem keuangan dunia. “Tetapi seharusnya investor mulai berpikir rasional karena krisis sebenarnya sudah lewat,” kata analis Lautandana Securities Willy Sanjaya di Jakarta, Senin (19/4). “Apalagi di negara kita ekonomi masih tumbuh cukup baik, itu artinya pengaruh krisis tidak terasa di negara kita. Kalau investor mulai menyadari hal ini, saya pikir potensi rebound (balik arah) akan terbuka pada perdagangan besok (hari ini),” lanjutnya. Investor sempat khawatir kasus ini akan lebih dahsyat dampaknya daripada gagal bayar Dubai World. Progres pemulihan kasus ini akan diukur investor dari kinerja Dow Jones, jika terkoreksi artinya ada kemungkinan potensi berlanjutnya koreksi di bursa regional. Di samping itu, sentimen negatif yang masih akan membayangi kinerja bursa pada perdagangan besok adalah data penganggguran AS. Pengamat sebelumnya memprediksi angka pengangguran akan turun. Tetapi faktanya, angka pengangguran justru membengkak melebih ekspektasi pelaku pasar. Pada perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot 1,32 persen menjadi 2.840,42 poin yang lebih dipicu tren kejatuhan bursa regional akibat kasus Goldman Sachs. Aktivitas perdagangan saham berlangsung lebih sepi dibanding pekan lalu. Volume transaksi mencapai 4,84 miliar lembar saham senilai 3,99 triliun rupiah. hps/E-1

ANALISIS: PERTUMBUHAN konsumsi semen domestik tumbuh 10,7 persen. Laba bersih per saham (EPS) 2010 – 2012 diproyeksikan naik 7 – 13 persen dan memberikan potensi kenaikan yang menarik sekitar 25,8 persen.

AFP/YOSHIKAZU TSUNO

» Pejalan kaki menelpon di depan monitor perdagangan saham di Tokyo, Senin (19/4). Bursa Jepang merosot sekitar 1,74 persen seiring kejatuhan saham sektor finansial yang dipicu oleh berita regulator AS yang menuduh tindakan penipuan investasi oleh bank investasi Goldman Sachs.

Surat Utang

Potensi Gagal Bayar Obligasi Berkurang JAKARTA – Sejak awal tahun ini, kualitas obligasi global berperingkat spekulatif atau noninvestment grade terus membaik. Bahkan, potensi gagal bayar obligasi global ini diperkirakan jauh melemah pada tahun ini seiring pemulihan ekonomi global. Menurut laporan terakhir yang dirilis Moody’s Investors Service, tingkat gagal bayar obligasi global berperingkat spekulatif turun signifikan menjadi 9,9 persen per Maret dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar 13 persen. Posisi Februari kembali turun dibanding bulan sebelumnya yang berada pada level 11,6 persen dan sekitar 12,5 persen pada Januari. Bahkan, tren membaiknya tingkat gagal bayar ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini. Bila tahun lalu berada pada level 7,8 persen, tingkat gagal bayar obligasi global tahun ini akan turun ke level 2,8 persen. Ekspektasi tren perbaikan tingkat gagal bayar obligasi spekulatif juga terlihat dari turunnya indeks obligasi korporasi berperingkat spekulatif yang dibuat Moody’s ke level

14,1 persen per akhir Maret, dibanding posisi 19,5 persen periode sama tahun lalu. “Tingkat gagal bayar tampaknya akan turun drastis dalam beberapa bulan ke depan,” kata Direktur Riset Moody’s Investor Service Kenneth Emery dalam laporan terakhir yang diterima di Jakarta, kemarin. “Default tahun ini masih akan sedikit dan jauh sepanjang pasar obligasi berimbal hasil tinggi tetap terbuka lebar untuk bisnis dan pemulihan ekonomi global terjaga,” lanjutnya. Di Amerika Serikat, tingkat default obligasi berperingkat spekulatif dalam tiga bulan pertama 2010 turun dari 13,9 persen menjadi 10,9 persen, di Eropa dari 11,6 persen menjadi 7,3 persen. Menurutnya, dasar proyeksi ini seiring dengan pemulihan ekonomi dan tingkat yield surat utang yang stabil tahun ini. Dengan skenario yang lebih pesimistis dimana pemulihan ekonomi lebih lambat dan risiko naik, tingkat gagal bayar turun ke level 7,1 persen dari posisi saat ini. “Dari semua industri ting-

kat default diperkirakan sektor transportasi konsumer di AS dan sektor jasa bisnis di Eropa akan mencatat gagal bayar tertinggi,” lanjutnya. Emisi Marak Penurunan tingkat gagal bayar obligasi korporasi ini juga diikuti tingkat risiko atau yield di Asia ke level terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir. Bahkan, meningkatnya permintaan investor global terhadap obligasi korporasi mendorong semaraknya penerbitan obligasi korporasi Asia berdenominasi dollar. Analis menilai perburuan investor global ke obligasi korporasi Asia juga disebabkan prospek imbal hasil yang lebih tinggi dibanding kawasan lain seperti Eropa dan AS. Apalagi, kinerja perusahaan di Asia akan membaik seiring pemulihan ekonomi dunia dengan Asia sebagai motornya, sehingga hal ini akan mengurangi ancaman dari potensi gagal bayar. Penerbitan obligasi korporasi di Asia diperkirakan melonjak sekitar 35 persen menjadi sekitar 38,4 miliar dollar AS tahun ini. asp/E-1

JAKARTA – Mencuatnya kasus tuduhan penipuan investasi oleh Goldman Sachs kembali merontokkan kepercayaan investor terhadap pasar saham. Investor menarik dananya dari pasar saham dan beralih ke obligasi pemerintah. Meningkatnya kekhawatiran investor ini semakin mendorong gelombang aksi ambil untung (profit taking) setelah mencatat penguatan yang signifikan sejak awal 2010. Inilah yang menjadi pemicu utama kejatuhan bursa regional dan domestik. “Saya kira wajar jika ada berita kebohongan oleh manajer investasi akan direspons negatif oleh pelaku pasar karena menyangkut kepercayaan investor,” kata Analis Pasar Modal dari Eko Kapital Sekuritas, Cece Ridwanullah, di Jakarta, Senin (19/4). “Berita kasus Goldman ini menyusutkan kredibilitas di sistem finansial. Ini juga mendorong ketidakpastian apakah ini tindakan tunggal atau yang pertama dari banyak lainnya sehingga mengurangi integritas institusi finansial di AS,” kata Tim Schroeders, manajer investasi di Pengana Capital Ltd, Melbourne seperti dikutip Reuters. Kemarin, bursa regional jatuh sekitar dua persen menyusul kejatuhan bursa AS akhir pekan lalu. Indeks MSCI Asia di luar Jepang turun 2,1 persen atau pelemahan terbesar harian sejak 5 Februari 2010. Indeks Shanghai di China terpelanting hingga 4,79 persen, indeks Hang Seng di Hong Kong turun 2,1 persen, indeks Nikkei di Jepang turun 1,74 persen. Demikian pula di bursa domestik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung terpuruk lebih dari dua persen pada awal perdagangan saham. Namun, akhirnya indeks ditutup melemah 1,32 persen ke level 2.840,43 poin. ”Apa yang ada di sana meyakinkan pasar dan menyediakan berita bagus kembali berbalik ke kondisi risiko negatif? Tidak jelas bahwa ada sentimen positif ke depan,” kata Robert Ryan, analis BNP Paribas di Singapura. Pada akhir pekan lalu, otoritas pasar modal AS, Securities and Exchange Commission (SEC) menuduh perusahaan bank investasi Goldman Sachs

melakukan penipuan kepada investor. Ini dilakukan dengan menyampaikan informasi yang keliru tentang produk investasi berbasis subprime mortgage sebagai pemicu krisis finansial global akhir 2008. Goldman Sachs mengeluarkan produk ABACUS yang merupakan kategori Collateralized Debt Obligation (CDO). CDO sebagai investasi, merupakan surat utang yang menggunakan kumpulan surat utang lain sebagai jaminan. Goldman Sachs melibatkan perusahaan pengelola dana (hedge fund) Paulson & Co untuk membantu memilih aset-aset yang akan menjadi portofolio CDO itu. Padahal, Paulson justru memiliki posisi yang berlawanan dengan CDO itu. Paulson & Co memprediksi harga aset berbasis aset suprime akan jatuh, sehingga hedge fund itu bertaruh dengan memasang posisi short (jual) di CDO. Hal itu berarti, Paulson melawan produk yang dibuatnya sendiri. Dana Asing Namun demikian, kalangan analis menilai dampak dari kasus Goldman ke pasar saham ini hanya dalam jangka pendek. Pasalnya, pelaku pasar akan kembali fokus pada faktor fundamental kinerja laba perusahaan yang membaik dan pemulihan ekonomi global. “Saya kira ini hanya sesaat, karena dalam beberapa hari ke depan emiten-emiten bakal ramai menyampaikan hasil rapat umum pemegang saham tentang pembagian deviden,” kata Cece. Tekanan terhadap indeks ini hanya karena pengungkapan kasus saja dan bukan masalah yang sifatnya fundamental sehingga hanya direspons sesaat. Setelah diakumulasi dalam penurunan harga, investor akan kembali melakukan aksi beli. Apalagi, menurut analis, dalam jangka panjang kasus ini bisa berdampak positif dalam jangka panjang bagi pasar domestik. Pasalnya, investor global akan terus mengalihkan dananya dari pasar global ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. bud/Rtr/AFP/E-1 Komentar/saran/kritik berita ini via e-mail: redaksi@koran-jakarta.com, faks: 021 3155 106 SMS: 0813 8181 7227

Rukun Raharja Melonjak Lagi JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut penghentian sementara atau suspensi perdagangan saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) sejak awal perdagangan Senin (19/4). Setelah dicabut suspensi tersebut, saham Rukun Raharja kembali melonjak sekitar 22,89 persen ke level 510 rupiah per saham. “Bursa mengimbau kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan,” kata Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Hamdi Hassyarbaini di Jakarta, Senin (19/4). Sebelumnya, otoritas bursa menangkap sinyal transaksi saham ini yang tidak wajar. Pada awal Maret (5/3) , saham Rukun Raharja dimasukkan kategori unusual market activity (UMA) seiring adanya peningkatan harga kumulatif signifikan sebesar 102,44 persen menjadi 415 rupiah (19/3). Pada 22 Maret lalu, perdagangan saham Rukun Rahardja Tbk kembali dihentikan sementara seiring adanya kenaikan harga saham RAJA yang tidak wajar. Suspensi sebelumnya dilakukan pada akhir November 2009. Diduga pergerakan harga saham RAJA ini disebabkan adanya pemanfaatan transaksi dengan menggunakan informasi orang dalam (insider trading). “Ini teorinya saja ya, kalau informasi itu tidak merata, maka dugaan ke arah insider trading itu ada,” ujar Direktur Pengawasan BEI Urip Budhi Prasetyo. hps/E-1

REKSA DANA

Pengelola Dana Kian Incar Pasar Berkembang

P

ara pengelola dana, termasuk di industri private equity, terus mengincar investasi di pasar negara berkembang. Lebih dari separo pengelola dana private equity berencana menempatkan dananya lebih besar ke pasar negara berkembang. Hal itu menyusul ekspektasi tingkat imbal hasil (return) yang lebih tinggi dari transaksi di negara yang ekonominya lebih baik dibanding pasar Eropa dan AS yang masih bergejolak. Sekitar 57 persen investor mengharapkan pengelola dana meningkatkan alokasi

investasinya di pasar negaranegara berkembang seperti China, India, dan Brasil dalam dua tahun ke depan. Demikian hasil survei yang dirilis Coller Capital and the Emerging Markets Private Equity Association (EMPEA). “Investor semakin jelas memilih pasar dengan pertumbuhan investasi yang kuat,” kata Sarah Alexander, Presiden EMPEA, di London, kemarin. Advent International, akhir pekan lalu, mengatakan pihaknya meningkatkan dana hingga 1,65 miliar dollar AS untuk diinvestasikan di pasar Amerika Latin. Demikian pula, Carlyle menambah dananya

« Investor semakin jelas memilih pasar negara berkembang dengan pertumbuhan investasi yang kuat.

»

Sarah Alexander PRESIDEN EMPEA

sekitar 2,55 miliar dollar AS untuk diinvestasikan di pasar Asia. Banyak investor melihat investasi di pasar negara berkembang saat ini lebih menarik dibanding pasar Eropa dan AS. Diperkirakan pasar negara-negara berkembang

ini memberikan imbal hasil bersih (net return) sekitar 16 persen hingga 25 persen dalam tiga hingga lima tahun ke depan. ”Dalam sejumlah pasar ini, khususnya China, India, dan Brasil, kondisi investasi telah berubah. Ada stabilitas dan ada lebih banyak faktor yang mendorong return tinggi,” kata mitra Coller, Erwin Roex. ”Dalam jangka panjang, pasar negara berkembang dengan pertumbuhan sekitar 7 hingga 9 persen akan menyediakan imbal hasil yang lebih menarik,” kata Richard Laing, Kepala Eksekutif CDC Group.

Fenomena itu semakin menegaskan hasil laporan EPFR Global sebelumnya. Reksa dana dengan investasi portofolio di pasar negara-negara berkembang terus mengalami aliran dana masuk secara terus-menerus dalam tujuh pekan terakhir per Maret. Tercatat net inflow mendekati sekitar 7,6 miliar dollar AS selama kuartal pertama ini. “Investor mulai mencermati pasar saham. Meski masih tetap bertahan di portofolio pendapatan tetap, di pasar negara-negara berkembang,” kata analis senior EPFR Global Cameron Brandt. asp/E-1


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.