Bilal bin rabbah lelaki dari surga yang bersuara bening

Page 1

Bilal bin Rabbah Lelaki Dari Surga Yang Bersuara Bening


Awalnya lelaki ini sangatlah hina. Ia adalah budak milik keluarga Bani Abduddar. Saat ayah mereka meninggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, tentu tetap sebagai budak. Ia bebas dari perbudakan karena dibebaskan oleh Abu Bakar. Ia pemuda hitam legam dari Afrika yang ditunjuk Nabi untuk menjadi muazin pertama di Masjid Nabawi. Ketika Rasulullah meninggal, ia menangis tiada henti. Ketika waktu shalat tiba, Bilal bin Rabbah menunaikan tugasnya. “AIIahu Akbar, Allahu Akbar …. “ Suara beningnya yang indah nan lantang terdengar di seantero Madinah. Penduduk Madinah menuju masjid. Masih dalam kesedihan, sadar bahwa pria yang selama ini mengimami mereka tak akan pernah muncul lagi dari biliknya di sisi masjid. “Asyhadu an Ia ilaha illallah …. Asyhadu an Ia ilaha illallah” Suara bening itu kini bergetar. Jamaah yang sudah berkumpul di masjid melihat tangan pria legam itu bergetar. “Asy . . . hadu … an … na … M … Mu … mu … hammmad … “ Suara bening itu tak lagi terdengar jelas. Kini tak hanya Iangan Bilal yang bergetar, seluruh tubuhnya gemetar tak beraturan, seakan-akan ia tak sanggup berdiri lagi dan bisa roboh kapanpun. Matanya sembap. Air matanya mengalir deras, tidak terkontrol. Air matanya membasahi seluruh kelopak, pipi, dagu, hingga jenggotnya. Ia mencoba mengulang kalimat azannya yang terputus. Salah satu kal imat dari dua kalimat syahadat. Kalimat kesaksian bahwa Muhammad bin Abdullah adalah Rasul Allah.


„Asy . . . ha . .. du … annna . . . “ Kali ini ia tak bisa meneruskan lebih jauh. Tubuhnya mulai limbung. Sahabat yang tanggap menghampiri dan memeluknya, serta meneruskan azan yang terpotong. Saat itu tak hanya Bilal yang menangis, seluruh jamaah yang berkumpul di Masjid Nabawi, bahkan yang tidak berada di masjid pun, ikut menangis. Mereka merasakan kepedihan ditinggal Kekasih Allah untuk selama-lamanya. Semua menangis, tapi tidak seperti BiIaI. Tangis Bilal lebih deras dari semua penduduk Madinah. Tak ada yang tahu persis mengapa Bilal seperti itu, hanya Abu Bakar yang tahu. Ia pun membebaskan Bilal dari tugas mengumandangkan azan. Saat mengumandangkan azan, kenangannya bersama Rasulullah berkelebat tanpa bisa dibendung. Ia teringat bagaimana Rasulullah memuliakannya saat ia terhina, hanya karena ia budak dari Afrika. Ia teringat bagaimana Rasulullah menjodohkannya. Saat itu Rasulullah meyakinkan keluarga mempelai wanita dengan berkata, “Bilal adalah pasangan dari surga, nikahkanlah saudara perempuanmu dengannya.” Pria legam itu terenyuh mendengar sanjungan Sang Nabi akan dirinya, seorang pria berkulit hitam, tidak tampan, dan mantan budak. Kenangan akan sikap Rasul yang begitu lembut pada dirinya berkejaran saat ia mengumandangkan azan. lngatan akan sabda Rasul, “Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat,” Lalu ia pun beranjak azan, muncul begitu saja tanpa bisa ia bendung. Kini tak ada lagi suara lembut yang meminta istirahat dengan shalat. Bilal pun teringat bahwa ia biasanya pergi menuju bilik Nabi yang berdampingan dengan Masjid Nabawi setiap mendekati waktu shalat.


Di depan pintu bilik Rasul, Bilal berkata, “Saatnya untuk shalat, saatnya untuk meraih kemenangan. Wahai Rasulullah, saatnya untuk shalat.� Kini tak ada lagi pria mulia yang akan keluar dengan wajah yang ramah dan penuh rasa terima kasih karena sudah diingatkan akan waktu shalat. Bilal teringat, saat shalat ‘ld dan shalat lstisqa’ ia selalu berjalan di depan Rasulullah dengan tombak di tangan, tiga tombak pemberian Raja Habasyah, berjalan menuju tempat shalat. Satu tombak diberikan Rasul kepada Umar bin Al-Khaththab, tombak lainnya beliau berikan kepada Bilal, dan satu tombak untuk dirinya sendiri. Kini tombak itu saja yang masih ada, tanpa diiringi pria mulia yang memberikannya. Hati Bilal makin perih. Seluruh kenangan bertumpuk, membuncah bercampur dengan rasa rindu dan cinta yang sangat ada diri Bilal. Bilal sudah tidak tahan lagi. Ia tidak sanggup lagi untuk mengumandangkan azan.

Bilal bin Rabbah | Kawanni | Fashion Online Shopping | Busana Muslim Terbaru | Busana Muslim Online


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.