1 minute read

Enam Kecamatan Terendam Banjir

Bpbd

Lambat, Satu Nyawa

Advertisement

Melayang

KABUPATEN BEKASI Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bekasi sepekan terakhir membuat enam kecamatan terendam banjir. Bahkan, beberapa desa disana ada yang sudah tergenang lebih dari tiga hari. Banyaknya jumlah warga yang terdampak banjir membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi pusing tujuh keliling. Akibat lambat dievakuasi oleh BPBD, seorang warga di Perumahan Puri Nirwana Residence (PNR), Desa Sukaraya, Kecamatan Karangbahagia, harus meregang nyawa.

Pria bernama Dimas (32) meninggal dunia karena terlambat dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit. Diketahui, ia menderita penyakit hipertensi. Keluarganya mengaku sudah berjam-jam menunggu tim penyelamat datang. Namun, hingga Dimas meregang nyawa bala bantuan tak kunjung datang. "Korban menderita sakit darah tinggi, dan meminta di evakuasi menggunakan perahu karet untuk di bawa ke rumah sakit, mungkin karena terlambat penanganannya. Ditambah kita nunggu perahunya karena antre. Kalau tidak antre perahunya sih, harusnya korban bisa selamat," kata Gomes (47) tetangga korban, saat di wawancara, Sabtu (25/2). Gomes mengatakan, datangnya perahu terlalu lama untuk evakuasi, korban akhirnya meninggal dunia sebelum mendapatkan perawatan di rumah sakit.

KE HAL 4 METRO CIKARANG

KABUPATEN BEKASI -

Sementara itu Korban banjir di Perumahan Puri Nirwana

Residence, Desa Sukaraya, Kecamatan Karangbahagia mulai terserang penyakit. Kebanyakan dari mereka mengalami gejala demam dan gatal-gatal.

Mariam (47), warga perumahan tersebut mengatakan, anaknya yang masih balita mengalami gejala demam. Saat ini dia advertorial dan keluarganya mengungsi di tempat pengajian di perumahan tersebut. "Saya ngungsi dari semalam, soalnya rumah saya sudah dua hari kerendam banjir, barang-barang enggak ada yang selamat. Sementara saya ngungsi di majelis sama anak-anak saya, ini banjir hari kedua dari semalam," katanya, Sabtu (25/2). Mariam bersama anak- anaknya terpaksa mengungsi di tempat pengajian yang masih berada di dalam komplek perumahan tersebut karena hingga saat ini belum ada tenda pengungsian. "Kalau bantuan logistik baru dari relawan saja, itu juga nasi bungkus lagi malam, untuk sekarang belum ada, kalau bantuan dari pemerintah juga belum ada, apa lagi posko tenda ban - tuan ngungsi dan lain-lain," ucapnya. Kepala Puskesmas Sukaraya, Ida Indriati mengatakan, saat ini korban banjir di perumahan tersebut sudah ada yang terserang penyakit, seperti demam dan gatal-gatal. "Untuk saat ini sekitar lima orang ya, rata-rata bayi dan balita, kalau orang dewasa gatal-gatal penyakit kulit karena banjir," ujarnya.

This article is from: