
7 minute read
Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan
Berharap Jadwal Pelaksanaan tak Terganggu Corona KARAWANG - 372 siswa Ma d r a s a h Ts a n aw i y a h (MTs) Negeri 4 Karawang siap menjalani Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) jenjang SMP/MTs tahun pelajaran 2019- 2020.
Ke p a l a M Ts Ne g e r i 4 K a r a w a n g , S u p a r w o t o mengatakan, sesuai jadwal yang telah ditetapkan, UNBK jenjang SMP/MTs akan bergulir pada 20-23 April 2020.
Advertisement
“Kami berharap pelaksanaan UN SMP/MTs tak terganggu wabah virus corona dan bisa digelar sesuai jadwal yang telah ada,” ujar Suparwoto, kepada KBE, Jumat (20/3). Apalagi, lanjut Suparwoto, saat ini beberapa agenda sekolah telah ditunda pelaksanaannya. Seperti Ujian Madrasah Berbasis Komputer (UMBK) yang harusnya digelar pada 16- 18 Maret, dan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional Berbasis Komputer (UAMBNBK) yang akan berlangsung mulai 23 Maret.
“ S e m o g a s a j a w a b a h corona segera berakhir sehingga situasi di Indonesia bisa kembali kondusif dalam segala bidang t e r m a s u k p e n d i d i k a n . Karena jika UNBK pada April diundur juga, tentunya akan repot dalam melakukan penjadwalan ulang, apalagi akhir April sudah memasuki Ramadan,” ucapnya.
Dijelaskan Suparwoto, menghadapi UNBK tahun ini sekolahnya telah siap 100 persen mulai dari
Benpica Incar Piala Soeratin 2020 KARAWANG - Benpica FC Karawang mengincar target tinggi yaitu lolos ke tingkat nasional dalam gelaran Piala Soeratin U-17 2020. Klub yang bermarkas di Kecamatan Kotabaru, Karawang ini terus melakukan berbagai persiapan termasuk beberapa laga uji coba.
“Tahun ini kami menargetkan bisa lolos ke tingkat nasional dalam perhelatan Piala Soeratin U-17,” ujar CEO Benpica FC, Anda Suhanda, kepada KBE baru-baru ini.
Untuk merealisasikan target, jelas H. Anda, timnya terus melakukan berbagai persiapan di bawah arahan pelatih Herdi Sopyan Iqbal (pelatih kepala), E. Samsudin (asisten) dan Bramdani (pelatih fisik), seperti latihan rutin setiap Selasa, Rabu dan Jumat di Stadion Mini Anda S Dipura Kotabaru.
“Saat ini proses latihan kami batasi dengan hanya diikuti pemain-pemain yang tinggal di Mess Benpica. Sedangkan pemain dari luar Karawang kami liburkan hingga waktu yang belum ditentukan guna menyukseskan upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona,” jelasnya.
Selain latihan rutin, lanjut Anda, timnya juga akan menggelar beberapa laga uji coba hingga jelang kick off Piala Soeratin U-17 tingkat Jawa Barat 2020 bergulir.
“Hingga saat ini kami telah menjalani dua laga uji cob yaitu menghadapi Alexis Bandung pada 8 Maret dan Popda Bandung pada 13 Maret. Dari dua pertandingan tersebut kami meraih 1 kemenangan (4-0 vs Alexis) dan menelan satu kekalahan (1-2 Popda Bandung). Untuk uji coba selanjutnya akan kami gelar setelah situasi di Indonesia, khususnya di Jawa Barat membaik dari corona,” katanya.
Pelatih Benpica FC U-17, Herdi Sopyan Iqbal, saat dihubungi KBE, Minggu (22/3) mengungkapkan, setelah menjalani dua laga uji coba, tim pelatih memiliki beberapa catatan yang menjadi bahan evaluasi. Terutama terkait kebutuhan pemain tambahan di beberapa posisi seperti kiper, center back, gelandang, dan penyerang tengah. (ayi/mhs)
“Kami masih memberlakukan sistem promosi degradasi bagi para pemain yang ada saat ini. Semoga jelang kick off tingkat Jawa Barat bergulir yang rencanya digelar Juli mendatang, semua kekurangan bisa kami perbaiki. Sehingga target menembus dan berprestasi di tingkat nasional bisa direalisasikan,” ucapnya. (ayi) SEKILAS
LOLOS NASIONAL: Manajemen dan tim Benpica FC Karawang saat foto bersama dengan tim Popda Bandung. Tahun ini benpica FC menargetkan bisa lolos ke tingkat nasional Piala Soeratin. peserta yang terdiri dari 194 laki-laki dan 178 perempuan, hingga sarana prasarana.
Saat ini, sekolah yang beralamat di Jalan Wirasaba Kusumah, Desa Pasir Jengkol, Kecamatan Karawang Barat, Karawang, memiliki 4 ruangan dengan ditunjang 120 client plus 20 cadangan, dan 4 server plus 2 cadangan.
“Kami juga telah melakukan berbagai persiapan jelang UNBK seperti pemantapan, try out, simulasi, hingga gladi bersih,” katanya.
Untuk diketahui, berdasarkan data yang dimiliki Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Karawang, tercatat sebanyak 7875 siswa yang berasal dari 62 MTs (6 negeri, 56 swasta) terdaftar sebagai peserta UNBK tahun pelajaran 2019-2020. (ayi)

UNBK: 372 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 4 Karawang siap menjalani Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) jenjang SMP/MTs tahun pelajaran 2019-2020.
ARIE FIRMANSYAH/KARAWANG BEKASI EKSPRES

GERAKAN SOSIAL: Puluhan mahasiswa dan dosen Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang membagikan hand sanitizer secara gratis kepada masyarakat. Secara khusus kepada pengendara, tukang becak, pengamen dan santri.
Mahasiswa UBP Bagi 1.200 Hand Sanitazer Gratis
KARAWANG - Puluhan mahasiswa dan dosen Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang membagikan hand sanitizer secara gratis kepada masyarakat. Secara khusus kepada pengendara, tukang becak, pengamen dan santri.
“Fakultas Farmasi membagikan hand sanitizer buatan kami sendiri sebanyak 1200 botol. Kami juga memberikan kemasan jerigen ke tiga pesantren hari ini,” kata Neni Sri Gunarti, Dekan Fakultas Farmasi UBP Karawang saat baksos di Jalan Ahmad Yani Karawang, Minggu (22/3). Neni menuturkan, mahasiswa dan dosen tak membagikan cairan pembersih tangan ke rumah-rumah warga. Melainkan sengaja menyasar tukang becak, driver ojol, pengemis dan berbagai orang yang kerap beraktifitas di jalan dalam baksos tersebut.
“Sebab mereka tergolong rentan. Seharian berada di jalan dan berinteraksi dengan orang kemungkinan jarang menemui sabun dan air mengalir,” ujar Neni.
S e l a i n m e m b a g i k a n cairan pembersih tangan di jalan raya, para mahasiswa juga menyumbangkan hand sanitizer dalam kemasan jerigen ke pondok pesantren.
“Karena sekarang banyak pesantren di Karawang m e l a ku k a n k a r a n t i n a . Santri tak boleh keluar masuk. Sayangnya dalam upaya pencegahan corona, sabun dan hand sanitizer di pesantren sudah terbatas. Sehingga kami putuskan membantu para santri,” kata Neni.
Neni berharap, pembagian cairan pembersih tangan kepada masyarakat bisa meningkatkan kepekaan

mahasiswanya. Sebab, kata Neni, mahasiswa sebagai agen perubahan harus peka dan berbuat nyata membantu masyarakat yang sedang kesulitan.
Pantauan dilapangan puluhan mahasiswa disebar dalam kelompok kecil di Karawang. Mereka membagikan cairan pembersih tangan berbentuk gel maupun semprot kepada pengendara di lampu merah.
Sejumlah mahasiswa juga membagikan hand sanitizer kepada masyarakat pengguna kendaraan umum. Yang membuat terharu, mahasiswa memberikan produk karya mereka ke sejumlah pengamen, anak jalanan dan pengemis di Karawang.
“Mahasiswa juga harus memberikan tips membersihkan tangan yang benar kepada masyarakat,” kata Asep DJ. (bbs/mhs)
Mendikbud: Guru dan Siswa Tak Boleh ke Sekolah!
JAKARTA- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengimbau agar aktivitas pembelajaran baik di sekolah maupun perguruan tinggi di daerah terdampak Coronavirus Disease (Covid-19) untuk dilakukan di rumah atau tempat tinggal.
Dia menegaskan para pendidik dan tenaga kependidikan juga tidak perlu datang ke sekolah ataupun kampus untuk sementara waktu.
Proses pembelajaran ataupun penyelesaian urusan administrasi dapat tetap berjalan dengan memanfaatkan teknologi.
“Guru dan dosen di wilayah terdampak Covid-19 sebaiknya tidak pergi ke sekolah atau kampus sementara waktu ini. Saya mendengar banyak tenaga pengajar baik negeri maupun swasta yang masih beraktivitas normal. Saya tekankan, aktivitas bekerja, mengajar atau memberi kuliah bisa tetap dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan teknologi,” tegas Mendikbud Nadiem di Jakarta, Jumat (20/3).
Hal ini sejalan dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpanrb) Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Disebutkan bahwa ASN yang berada di lingkungan instansi pemerintah dapat menjalankan tugas kedinasan dengan bekerja di rumah/tempat tinggal.
Dalam edaran tersebut juga dijelaskan bahwa Pejabat Pembina Kepegawaian bertanggung jawab dalam menyediakan ketentuan pelaksanaan dan pengawasan bekerja dari rumah/tempat tinggal.
Mendikbud mendapatkan laporan sekitar 166 pemerintah daerah dan 832 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta (per 19 Maret 2020) telah meniadakan aktivitas di satuan pendidikan. “Kalau siswa atau mahasiswanya belajar di rumah atau tempat tinggal masingmasing, maka para pendidik dan pegawai juga bisa bekerja dari rumah,” tegas Mendikbud.
Mendikbud mengajak semua pihak bergotong royong menghadirkan solusi atas kendala-kendala yang mungkin timbul seiring perubahan pola di satuan pendidikan.
Sebagaimana disampaikan sebelumnya melalui Surat Edaran Nomor 36962/ MPK.A/HK/2020, ia meminta Pemerintah Daerah dan Pimpinan Perguruan Tinggi memastikan bahwa bekerja dari rumah tidak memengaruhi ukuran penilaian kinerja maupun sistem insentif yang diterima pendidik maupun tenaga kependidikan.
“Kehadiran fisik tidak menjadi ukuran kinerja. Yang terpenting adalah pembelajaran tetap berjalan dan terus terjadi. Hanya caranya yang berubah menjadi pembelajaran daring,” pesannya.
Mendikbud juga meminta Dinas Pendidikan ataupun Pimpinan Perguruan Tinggi bisa memberikan pedoman atau prosedur teknis pelaksanaan pembelajaran daring dengan mengacu pada kebijakan bekerja dari rumah yang ditetapkan pemerintah. “Ini kan kewenangan masing-masing Dinas Pendidikan ataupun perguruan tinggi. Bisa diatur lebih lanjut detil prosedurnya, mekanismenya. Apa-apa saja yang menjadi hak dan tanggung jawab masing-masing sehingga ada kejelasan dan tidak terjadi kebingungan. Pemda perlu konsisten memberikan arahan mengenai hal ini,” terangnya.
D i t a m b a h k a n n y a , pedoman tersebut juga harus memerhatikan situasi, kondisi, juga tantangan setempat, sehingga diharapkan tidak menjadi beban tambahan dalam implementasinya.
“Bisa jadi pedoman tersebut tidak sama untuk antarjenjang, antarprogram atau antarwilayah,” ujar Mendikbud.
Nadiem memahami perubahan pola pembelajaran yang mendadak tidak mudah dilakukan. Bahkan, bagi beberapa pihak hal ini mungkin menakutkan.
Namun, dia mendorong semua pihak merespons situasi saat ini dengan bijak. “Saya tahu ini tidak mudah bagi semua pihak, tetapi kita harus mencoba. Tujuan utamanya adalah memastikan hak memperoleh pendidikan tetap berjalan, sesuai anjuran Bapak Presiden untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah,” tuturnya.
“Tidak harus selalu memakai peralatan yang canggih, tetapi bisa juga dilakukan dengan metode sederhana. Yang paling penting adalah komunikasi,” pungkas Mendikbud. (bbs/mhs)