9 minute read

Komisi IV Agendakan Panggil Dinkes

BPK Soroti Uang ....

dari halaman KARAWANG BEKASI EKSPRES gantinya adalah sebesar Rp159.506.880,00. Namun hasil cash opname hanya terdapat kas tunai hanya sebesar Rp123.900.000,00, berupa pecahan uang kertas Rp100.000,00 sebanyak 1.239 lembar, dan saldo kas di bank sebesar Rp 0,00.

Advertisement

Dengan demikian terdapat selisih kurang kas tunai sebesar Rp. 35.606.880,00.

Berdasarkan keterangan BP atas selisih kas tunai tersebut merupakan uang panjar kepada BPP, namun demikian pengeluaran kas tersebut tidak dilengkapi dengan bukti Nota Pencairan Dana (NPD) dan bukti pertanggungjawaban lain yang sah.

Selain itu, penyim - panan uang tunai sebesar

Rp123.900.000,00 tersebut tidak disimpan pada tempat penyimpanan yang aman seperti brankas pada kantor

Dishub, melainkan disim - pan pada kediaman pribadi

BP. Pengamat Politik Hukum dan Pemerintahan, Heri Su- daryanto berpendapat jika pejabat Dinas Perhubungan Kabupaten Karawang yang menyimpan sisa uang persediaan (UP) kas tahun anggaran 2022 dikediaman pribadinya, patut diduga mempunyai niat tidak baik.

“Diduga ada niatan tidak baik, hanya karena kemudian ketahuan BPK kemudian dikembalikan,” kata Heri kepada awak media.

“Karena buat apa dinas membeli brankas jika uang milik dinas harus disimpan di kediaman pribadi. Beli brankas itukan pake anggaran, kok gak dipergunakan, malah dibawa pulang, ini patut diduga apakah ada niat tidak baik,” herannya lagi.

Menurutnya, Dalam hukum pidana memang sebuah “niat” tidak bisa dikatakan pidana. Karena harus ada perbuatannya terlebih dahulu, harus dibuktikan terlebih dahulu baru bisa dikatakan pidana. Namun secara etika pekerjaan, hal tersebut tentunya

Polda Selidiki Dana ....

dari halaman KARAWANG BEKASI EKSPRES dinamika pembangunan di Jawa Barat biar aman gunakanlah lembaga-lembaga yang terpercaya yang sudah punya pengalaman,” katanya. Dengan menggunakan lembaga terpercaya, maka niat dan maksud tersampaikan dengan baik sesuai

Gengster Berulah: Paha ….

dari halaman KARAWANG BEKASI EKSPRES ada yang mengikuti kurang lebih sekitar lima orang.

Sesampai di depan SMK

Bhineka Jalan Kertabumi, kendaraan adik saya itu jatuh,” katanya di ruang perawatan RSUD Karawang, kemarin (15/2).

Lanjut Aris, kedua teman korban kabur saat motor terjatuh kecuali adiknya yang mengendarai motor, ketika jatuh terjepit sepeda motor sendiri, kemudian dikeroyok. “Kemudian korban disetrum dibagian paha. Namun adiknya gak kerasa kalau kena bacokan dibelakang hingga lukanya tembus ke paru-baru,” jelasnya. Aris mengatakan, adiknya mencari pertolongan. ketemu bapak-bapak warga sekitar langsung dibawa ke RumahbSakit Bayukarta, kemudian ke RSUD Karawang karena korban mengalami dua tusukan. Adiknya tidak sempat melihat orang jatuh langsung dipukuli dan mereka yang diambil tas dompet sama ponsel.

“Kondisi sekarang adiknya masih menjalani perawatan intensif, karena tusukan di

Motif Sambo ....

dari halaman KARAWANG BEKASI EKSPRES di atas Yosua. Tidak mungkin Yosua berani melakukan pelecehan seksual itu. Keluarga Yosua, terutama tunangannya, tentu sangat lega dengan vonis ini. Bukan saja hukuman mati itu dianggap setimpal, tapi tidak adanya motif hubungan pria-wanita ini telah merehabilitasi nama baik Yosua. Maka inilah perkara besar, dengan vonis mati, tanpa terungkap motifnya. Sungguh perkara ini membuat ‘’penasaran nasional’’. Tapi hakim memang bisa memutuskan atas keyakinan mereka sebagai wakil Tuhan di pengadilan.

“Mens rea, motif, atau niat jahat yang melatarbelakangi sebuah perbuatan kejahatan seharusnya selalu ada. Tidak mungkin orang melakukan kejahatan tanpa ada latar belakang niat yang mendorongnya,” ujar I Gede Pasek, mantan ketua komisi III DPR yang kini jadi pengacara. “Tanpa motif maka tidak bisa memenuhi unsur kejahatan,” tambahnya.

“Hanya orang gila atau lupa ingatan melakukan kejahatan tanpa motif,” katanya. Setiap manusia, esensinya, dalam jiwanya, pasti ingin menjadi manusia baik.

“Stimulan lingkungan yang bisa mengubahnya menjadi tidak baik sampai bisa melakukan kejahatan,” ujar tidak diperbolehkan, ujar Heri lebih lanjut. Dan ini jelas masalah, dimana seorang bendahara membawa uang negara atau uang kantor untuk disimpan dikediamannya. Lalu hal tersebut pun seolah dibiarkan saja oleh atasan langsungnya dalam hal ini Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Karawang. Sehingga meski secara hukum pidana ini belum termasuk kejahatan namun secara disiplin etika kerja ini sudah menyalahi aturan. “Bupati atau Sekda harus menegur pejabat yang bersangkutan, jika perlu berikan sanksi agar kedepan tidak terjadi lagi kesalahan seperti ini,” tegasnya. “Karena uang yang ia bawa pulang adalah uang negara yang memang seharusnya disimpan di brankas ataupun rekening kantor. Hal -hal seperti ini jangan dianggap sepele, harus ada tindakan tegas dari bupati terhadap pejabat Dishub tersebut,” kata Heri menandaskan. (bbs/mhs) dengan akad dari niat baik. Sebelumnya, BNPT dan PPATK mengendus dana bantuan untuk korban gempa di Cianjur diduga masuk ke jaringan terorisme. (bbs/mhs) punggung tembus mengenai paru-paru. Kita berharap para pelaku segera terungkap dan tidak ada kejadian serupa,” ungkapnya. Sementara itu, Humas RSUD Karawang, Andi menjelaskan, pihaknya menerima korban di IGD pada Senin (13/2) pukul 04.20 wib dengan mengalami dua luka tusuk dibagian punggung.

“Korban mengalami dua luka tusuk dibagian punggung hingga tembus ke bagian paru-paru. Kini kondisi korban di diagnosa hemotorax dan sudah mulai stabil, di ruangan perawatan,” pungkasnya. (bbs/mhs)

KARAWANG – Komisi IV

DPRD Kabupaten Karawang mengagendakan bakal mengundang Dinkes Karawang dan Kontraktor Pembangunan Puskesmas Klari, serta Kepala Bagian Pengadaan Barjas dalam waktu dekat ini.

Hasilnya, Komisi IV DPRD kecewa lantaran pembangunan Puskesmas Klari tampak lamban dan telah lewati batas kontrak kerja alias nyebrang tahun, addendum penambahan masa kerja selama 50 hari.

“Pembangunan Puskesmas Klari baru progres 60 persen, padahal sudah nyebrang tahun dan sudah addendum 50 hari kerja,” ungkap Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Karawang, Asep Syaripudin.

“Setelah melakukan sidak ke

ISTIMEWA

SOROT: Komisi IV DPRD Kabupaten Karawang mengagendakan bakal mengundang Dinkes Karawang dan Kontraktor Pembangunan Puskesmas Klari lokasi pembangunan Puskesmas Klari, kami sangat kecewa dengan progres pembangunan puskesmas tersebut,” sambung Politisi asal Partai

Golkar yang akrab disapa Ibe tersebut.

Terlebih, kekecewaan Komisi IV DPRD muncul lantaran di lokasi terlihat

Bupati-Sekda Penuhi Panggilan ....

dari halaman KARAWANG BEKASI EKSPRES hari, kemarin (15/2).

“Saya hadir karena ada undangan klarifikasi terkait dugaan gratifikasi 24 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), itu judul undangannya,” kata Anne saat ditemui para wartawan di pintu keluar Kantor Kejari Purwakarta, seusai diperiksa. Dalam pemeriksaan tersebut, keduanya mengaku mendapatkan masing-masing 20 pertanyaan. Pertanyaan tersebut diakui hanya berkaitan dengan tahapan pembuatan Rancangan Peraturan Daerah Pelaksanaan Pertanggungjawaban Anggaran Penerimaan Belanja Daerah (Raperda PPA) 2021. Bupati mengatakan, usulan Raperda tersebut diserahkan ke DPRD pada 12 Juli 2022. Menurutnya, pemerintah daerah telah memen- uhi seluruh tahapan sesuai dengan aturan yang berlaku untuk dibahas dalam Rapat Paripurna saat itu. Dalam surat yang diberikan DPRD, bupati mengaku hanya diminta membahas 14 Organisasi Perangkat Daerah (OPD). “Semuanya, ke-14 OPD itu selesai dibahas (pada 13 September 2022 lalu),” kata Anne meyakinkan. Berkaitan dengan dugaan gratifikasi terhadap anggota DPRD Purwakarta, Anne menjawab hal itu tidak termasuk dalam pertanyaan yang diajukan petugas Kejari. “Tidak ada (pertanyaan tersebut), ini hanya berkaitan dengan tahapan (Rapat) Paripurna PPA,” katanya menegaskan. Anne juga menegaskan pihaknya tidak mengetahui pelaku yang diduga memberikan dan menerima gratifikasi tersebut. Meskipun, ia mengakui dalam undangannya disebutkan konteks pemeriksaan tersebut berkaitan dengan kasus dugaan gratifikasi. Anne sempat menanggapi pernyataan Ketua DPRD Purwakarta Ahmad Sanusi yang menyebutkan Rapat Paripurna yang digelar pada 12 dan 14 September 2022 itu adalah fiktif. Menurutnya, kapasitasnya dalam rapat tersebut hanya sebagai undangan dari DPRD. “Paripurna itu pengaturannya dari mereka, DPRD, kami (pemerintah daerah) hanya sebatas undangan. Saya diundang ya datang,” ujar Anne. Namun, ia mengakui Rapat Paripurna yang gagal dilaksanakan berdampak negatif terhadap kinerja pemerintahan karena APBD

Konflik DPRD-Dedi Versus ....

dari halaman KARAWANG BEKASI EKSPRES

Ketua DPRD Purwakarta Ahmad Sanusi yang banyak dikenal orang dekat dengan Dedi Mulyadi bahkan terang-terangan tahun 2024 mendatang, Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, pada Pilkada 2024 harus diganti. “Kami ingin ke depan Purwakarta jadi lebih baik,” kata Amor, sapaan akrab Ketua DPRD Purwakarta.

Politisi Partai Golkar ini tidak menyebut rinci alasan penggantian orang nomor satu di Purwakarta, termasuk siapa figur yang dianggap layak menggantikan posisi Anne. Dia hanya menyebut, Purwakarta harus dijaga dan diusahakan ke depan lebih baik. “Purwakarta harus lebih baik,” tegas Amor.

Di saat yang sama ia pun terus mengonsolidasi kekuatan politik demi menghalangi naiknya kembali Anne menjadi bupati. Ia pun sempat mengumpulkan sejumlah elite parpol di Purwakarta seperti Ahmad Sanusi, Hidayat, Warseno, Amas Mastur, Asep Abdulloh, Asep Candra, Haerul Amin, Rahman Abdurrahman.

Rugi Uang Hingga Ancaman ....

Pasek. Tapi mengapa vonis mati dijatuhkan tanpa motif perbuatan?

“Jangan-jangan itu sebuah pintu yang bisa dibuka sewaktu-waktu untuk upaya hukum lanjutan,” ujar Pasek. Maksudnya: bisa saja hakim menyediakan celah bagi hakim tingkat yang lebih tinggi untuk membebaskan Sambo kelak. Atau meringankannya. Yakni ketika amarah masyarakat sudah reda. “Vonis mati tanpa motif ini bisa saja dianggap bahwa hakim salah dalam menerapkan hukum,” katanya. Bisa saja, kelak, hakim yang lebih tinggi beranggapan putusan hakim Senin lalu itu dijatuhkan karena terpaksa. Yakni akibat banyaknya tekanan dari segala arah. Sehingga hakim tidak kuasa menolak atau tidak berani menolak. Hakim lantas membuatkan ‘’jalan tikus’’ untuk pembelaan Sambo dit ahapan pengadilan berikutnya. Pengacara Mohamad Sholeh yang mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik juga berpendapat motif harus diketahui. “Tapi Sambo kan tidak terbuka. Akhirnya hanya Sambo yang tahu,” katanya. Yang jelas, setelah vonis ini, Sambo belum akan menjalani hukuman mati.

Syarat untuk mengeksekusi terpidana mati sangat sulit. Sambo masih bisa naik banding ke pengadilan tinggi. Perlu waktu panjang. Pun kalau hukumannya tetap, ia masih bisa kasasi ke Mahkamah Agung. Setelah itu ia masih bisa mengajukan PK –Peninjauan Kembali. Kalau pun kandas semua, ia masih bisa minta pengampunan ke presiden. Belum lagi ada ketentuan baru ini: bisa tidaknya hukuman mati dilaksanakan juga masih harus menunggu 10 tahun. Kalau selama 10 tahun di penjara ia berkelakuan baik maka hukuman mati tidak bisa dilaksanakan. Ia cukup minta surat keterangan berkelakuan baik dari kepala lembaga pemasyarakatan. Apa pun, hakim sudah menelurkan teori baru dalam hukum pidana: hakim tidak perlu tahu apa motif sebuah kejahatan pembunuhan berencana.

Atau, Sambo memang telah bertekad menyediakan diri sebagai ‘’martir’’. Biarlah ia sendiri, dan istri, sebagai ‘’tameng’’. Agar tidak ada orang lain yang berjatuhan.

Publik memang masih penasaran: apa motif pembunuhan itu yang sebenarnya. Tapi yang lebih penting bagi publik adalah: apakah polisi sudah berubah setelah peristiwa itu. Sambo pasti bukan orang gila: kecuali gila T dan H. (*) dari halaman KARAWANG BEKASI EKSPRES bahwa pelaku scam yang menargetnya adalah sindikat dari Nigeria. Mereka awalnya menawarkan pertemanan hingga korbannya merasa dekat dan nyaman. Dari penelusurannya melalui Google, dia juga menemukan komunitas WSC yang dikelola Bunda Fey alias Fey Down.

’’Saya diajak gabung menjadi relawan dan resmi bergabung sejak 2020,’’ ucapnya.

Selama menjadi relawan, Limon aktif mendampingi korban romance scam mel- alui dunia maya. Dia juga kerap menyosialisasikan modus kejahatan itu kepada orang-orang terdekatnya agar tidak menjadi korban. Menurut dia, korban kejahatan penipu asmara tidak hanya mereka yang dirugikan secara materi. Mereka yang data-data pribadi serta foto vulgarnya sudah dikantongi pelaku juga bisa disebut korban. ’’Mereka butuh support secara emosional karena setelah mereka sadar menjadi korban, emosinya naik turun,’’ katanya. proses pemasangan keramik yang tidak rapih dan terkesan pembangunan Puskesmas Klari dikebut karena sudah nyebrang tahun anggaran dan sudah perpanjang 50 hari kerja. Kini tersisa 20 hari lagi masa kerja kontraktor untuk selesaikan pembangunan Puskesmas Klari.

“Dengan kondisi seperti itu, kami khawatir kwalitas pembangunan puskesmas tersebut banyak kekurangan seperti beberapa pembangunan puskesmas yang lain. Kami Komisi IV dalam waktu dekat akan mengundang pihak kontraktor, Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Barjas untuk menindaklanjuti hasil sidak kami,” tandasnya. (bbs/mhs)

Perubahan 2022 tidak bisa disahkan. Sebelumnya, Ketua DPRD Purwakarta, Ahmad Sanusi menilai Rapat Paripurna yang dihadiri Bupati Purwakarta dan 21 anggota DPRD Purwakarta saat itu merupakan rapat fiktif.

“Karena, pertama yang tanggal 12 September 2022 saya mencabut undangannya. Lalu yang kedua tanggal 14 September 2022 saya tidak mengeluarkan undangan,” ujarnya. Hal itu pun disampaikan Ahmad saat agenda pemeriksaan di Kantor Kejari Purwakarta sebelumnya. Seusai menjalani pemeriksaan selama tiga jam, ia bersama Wakil Ketua DPRD Purwakarta, Warseno membantah telah menerima gratifikasi dari pihak yang tidak disebutkan oleh pihak Kejari hingga sekarang. (bbs/mhs)

Sejumlah politisi di Kabupaten Purwakarta mulai terlihat mengadakan pertemuan untuk membahas pelaksanaan Pilkada Purwakarta yang akan dilaksanakan 2024 mendatang. “Ini pertemuan silaturahmi dengan sejumlah politisi, kita ngobrol santai tapi serius,” kata politisi Partai Golkar Purwakarta Ahmad Sanusi pada Sabtu 11 Februari 2023. (bbs/mhs)

Korban penipu asmara di Surabaya, menurut dia, didominasi perempuan setengah baya yang kesepian. Target pelaku biasanya perempuan yang tidak kunjung menikah, rumah tangganya bermasalah, dan sudah tidak lagi memiliki suami. Sebagian korban itu enggan membuka diri dan melaporkan kejahatan yang menimpanya ke polisi. ’’Mereka malu dan takut diketahui keluarga dan orang-orang terdekat.

Pelaku juga mengancam akan menyebarkan data pribadi dan foto vulgar,’’ ungkapnya. Limon mengungkapkan bahwa hanya ada sekitar 10 korban di Surabaya yang berani membuka diri kepada relawan WSC. Padahal, dia meyakini korban romance scam lebih banyak lagi. Limon mengimbau agar para wanita tidak mudah percaya kepada orang asing yang dikenalnya melalui media sosial dan aplikasi biro jodoh.(*)

Ajakan Nginap Ditolak, Nyawa Selinguhan

Dihabisi

KABUPATEN BEKASI - Polres Metro Bekasi tangkap pelaku pembunuhan terhadap seorang marketing wanita yang ditemukan tewas di rumah kontrakan beralamat di Perumahan Cikarang Utama Residence RT 32 RW 13, Desa Jayasampurna, Kecamatan Serangbaru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (11/2) lalu.

Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Twedi Aditya Bennyahdi mengungkap pelaku GL (37) tega menghabisi selingkuhannya itu lantaran pelaku emosi ajakannya bermalam bersama ditolak oleh korban LH (43), meski sempat keduanya berhubungan intim.

Menurut dia, pelaku yang emosi langsung memukuli korban, kemudian mengambil pisau dan menghujani korban sebanyak dua kali tusukan hingga korban meregang nyawa.

“Pelaku ini emosi karena ajakannya bermalam ditolak oleh pelaku, sehingga pelaku naik pitam memukul korban dan mengambil pisau menusukkannya ke tubuh korban,” ungkapnya, saatnya konferensi pers di Mapolres Metro Bekasi, Rabu (15/2).

Sementara itu, kata Twedi, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan identifikasi terhadap jasad korban ditemukan dua luka tusukan dibagai bawah dada dan perut.

“Korban alami dua luka tusuk, dibawah dada dan perut,” ujarnya.

Lebih lanjut, Twedi menjelaskan pelaku berhasil ditangkap di kampung halamannya di Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung dua hari kemudian setelah melakukan aksi kejinya.

“Usai menghabisi korban, pelaku melarikan diri dengan barang bukti dimasukan ke dalam satu tas dan pergi menggunakan sepeda motor miliknya,” kata Twedi.

Saat ini pelaku sudah diamankan di Polres Metro Bekasi, dengan barang bukti sebilah pisau yang digunakan menghabisi korban, baju switer, serta satu unit sepeda motor.

“Kita jerat pelaku dengan pasal 338 KUHP, dengan ancaman hukuman 10 sampai 12 tahun penjara,” tegasnya.

Diketahui sebelum, Pelaku pembunuhan terhadap seorang perempuan berinisial LH (43) yang ditemukan di dalam rumahnya,

This article is from: