SABTU, 14 JULI 2018

Page 5

SABTU, 14 JULI 2018

KARAWANG PESISIR

5

PETANI Panen Garam di Cilamaya Tunggu Bulan Agustus CILAMAYA WETAN-Musim kemarau yang panjang nampaknya menjadi berkah bagi petani garam di Desa Muara Baru, Kecamatan Cilamaya Wetan. Pasalnya, pasca perayaan Hari Raya Idul Fitri, produksi garam di Cilamaya meningkat pesat. Salah satu pemilik tambak garam, Asal Desa Sukakerta, Tayanto mengklaim, puncak panen raya garam di Cilamaya akan terjadi sekitar bulan Agustus 2018 mendatang. Hal itu bukan tanpa sebab, saat ini, sejumlah petani garam di desa-desa pesisir Cilamaya sudah mulai membuat tambak. Bahkan, beberapa peternak ikan air tawar, merubah kolamnya menjadi tambak garam. Karena keuntungannya lebih menjanjikan. “Saat uji coba kemarin di tambak yang kecil, saya bisa menghasilkan 100 kilogram garam. Bayangkan jika di tambak yang luas,” ungkap Tayanto kepada KBE, Jumat (13/7). Melihat cuaca di pesisir Karawang saat ini sangat mendukung, kata Tayanto, ia optimis jika kualitas garam yang dihasilkan petani garam di Cilamaya adalah kualitas super. “Tidak seperti awal tahun, di pertengahan tahun 2018 ini saya yakin kualitasnya super,” tegasnya. Hal senada di ungkap petani lain, Rohim. Melihat prospek petani garam lokal sangat bagus di akhir tahun ini. Rohim berharap kepada pemerintah untuk tidaj lagi menginport garam dari luar negeri. Pasalnya, ia khawatir jika garam yang melimpah dengan kualitas super ini, harganga akan anjlok. Karena kalah bersaing dengan harga garam impor yang murah dan mudah untuk didapatkan. “Jangan impor lagi lah, di negara kita ini garam sudah melimpah,” ucapnya. Masih kata dia, kendala yang di hadapi para petani garam di Cilamaya saat ini bukan hanya persoalan harga. Fasilitas infrastruktur dari lokasi tambak menuju pusat perkotaaan yang sangat buruk, di akui Rohim sangat menghambat. “Tambak kami ada di pesisir paling ujung, dekat sekali dengan laut. Jalan di sini semuanya jelek, itu sangat menghambat transportasi kami,” ujarnya. Selain itu, ketidak pahaman para petani garam tentang kondisi pasar, berdampak pada kesejahteraan petani garam yang sangat minim. “Kami jual ke tengkulak. Harganya ya sesuai yang mereka tawarkan. Ada yang beli saja kami sudah bersyukur,” ujarnya. (wyd)

ISKANDAR/KARAWANG BEKASI EKPRES

PAKSAKAN DIRI: Rapat Panitia Pemilihan BPD Desa Ciptamarga. Beberapa pihak menuding panitia telah memaksakan diri untuk mengakomodir calon yang jelas-jelas tak dapat lagi mencalonkan diri sebagai anggota BPD karena terbentur peraturan yang sudah ditetapkan. Yaitu Perbup Nomor 74 tahun 2017 Soal BPD.

Desa Ciptamarga Ricuh Panitia Diprotes, Penetapan Calon BPD Ditangguhkan

JAYAKERTA- Tahapan pemilihan BPD menurut jadwal telah masuk pada tahapan penetapan calon. Dimana jatuh waktunya tanggal 13 Juli 2018. Namun sampai dengan waktu yang ditetapkan panitia pemilihan BPD Ciptamarga, Kecamatan Jayakerta belum dapat menetapkan nama para calon satu dusun dari empat dusun. Hal tersebut disebabkan oleh adanya satu calon yang menurut panitia lolos administrasi sementara ada penolakan dari beberapa calon BPD terdaftar terkait yang bersangkutan telah menjabat sebagai BPD selama 3 Periode. Yang dalam Peraturan Bupati nomor 74 tahun 2017 tentang pe-

tunjuk tata cara pengisian anggota BPD membuat calon tersebut tak dapat lagi ikut mencalonkan diri sebagai BPD. Sa la h s e o ra ng wa rga, Haris asal Dusun Jujuluk Baru, Desa Ciptamarga, Kecamatan Jayakerta mengatakan bahwa pencalonan seorang warga untuk menjadi BPD di desa manapun selain lolos administrasi yang telah tetapkan juga harus sesuai dengan Perbup Nomor 74 tahun 2017. “Orang ini kan telah menjabat sebanyak 3 periode dan secara otomatis menurut perbup tersebut, tidak bisa kembali mencalonkan diri untuk menjadi BPD,” jelas Haris kepada KBE, Jumat (13/7).

Menurutnya, ketua panitia pemilihan BPD Ciptamarga terkesan memaksakan diri untuk tetap mengakomodir calon tersebut yang jelasjelas tak dapat lagi mencalonkan karena terbentur peraturan ­tersebut. “Sementara hari ini jadwal penetapan calon berdasarkan tahapan. Keputusan penetapan murni ada pada panitia hanya bila meloloskan seseorang tanpa dasar hukum, ya konsekuensi hukumnya juga harus ditanggung oleh panitia pemilihan,” tegasnya. Haris menambahkan dengan tenggat waktu yang ada panitia harus bisa menetapkan calon sesuai dengan jadwal tahapan. “Keberpihakan ketua pa-

nitia disini jelas terlihat dengan membuat keputusan menangguhkan penetapan calon sampai dengan hari selasa, sementara peraturan jelas ada dan semua warga desa mengetahui calon tersebut telah 3 periode menjabat BPD,” pungkasnya. Sementara itu salah satu anggota panitia pemilihan BPD di tingkat dusun, Marta alias Karbol panitia Dusun Pendeuy Desa Ciptamarga Kecamatan Jayakerta berbeda pendapat dengan ketua panitia yang menangguhkan tahapan penetapan calon dengan alasan berkoordinasi dengan Kabid Pemdes Dinas PMD Kabupaten ­ Karawang,

“Sederhana kalau melihat dari aturan sebenarnya hari ini kira bisa menetapkan para calon tanpa harus berkoordinasi dengan DPMD,” kata Marta. Menurut Marta, bahwa jelas diatur dalam perbup nomor 74 tahun 2017 pasal 20 ayat 2 yang menjelaskan masa keanggotaan paling banyak 3 kali berturut-turut atau tidak secara berturutturut. “Kan jelas, dan pergantian antar waktu (PAW) pun diatas 6 bulan terhitung 1 periode dijelaskan pada pasal 31 ayat 2, dan pasal 32 ayat 1, lalu untuk apalagi mendatangi DPMD, toh jelas perturannya dan waktu penetapan calon BPD ya hari ini,” tutupnya. (dar)

Tanam Padi Disesuaikan Prakiraan Cuaca dari BMKG

WAHYUDI/KARAWANG BEKASI EKSPRES SIAP PANEN : Petani garam Cilamaya optimis persediaan garam akan melimpah bulan Agustus

PEMBANGUNAN TNI Bantu Sukseskan Program Pertanian CILAMAYA- Mayor Inf. Tatang Basujata, Kasdim 0604 Kabupaten Karawang didampingi Kapt Inf Wawan Triyuana Danramil 0403/Rawamerta menyampaikan bahwa tugasnya bersama anggota adalah mensukseskan pembangunan, salah satunya membantu petani. “Sukses Program Upsus Pajale menjadi prioritas kami,” katanya. Tatang juga melaporkan, selain di Kecamatan Tempuran dan Cilamaya Wetan, beberapa desa di Kecamatan Rawamerta masih lakukan sisa panen di atas lahan 45 ha. Setelah itu, kata Tatang, seluruh petani dan tim upsus akan bersiap untuk lakukan gertam serentak di atas lahan luas baku tanam 4.191 ha di kecamatan tersebut. “Posko gertam sebagai sarana berkomunikasi bagi petani dan Babinsa juga telah kami siapkan di 2 kecamatan untuk merespon kesulitan dan masalah yang dihadapi petani,” jelas Tatang. Di tempat yang sama, Camat Cilamaya Wetan, Hamdani mengaku sangat termotivasi untuk menggerakan para petani dan kelompok tani di kecamatan yang ia pimpin, agar bersama-sama mensukseskan Gertam serentak di 12 desa di Kecamatan Cilamaya Wetan. Dalam kesempatan itu, Hamdani juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen terkait, khsusnya Tim Upsus Jabar yang telah memperhatikan para petani di Cilamaya. “Saya ucapkan terima kasih, semoga dengan adanya program ini, bisa meningkatkan ke­ sejahteraan para petani di Kabupaten Karawang,” harapnya. (wyd)

ISKANDAR/KARAWANG BEKASI EKPRES

BANTU PETANI: Kasdim 0604 didamping Danramil Rawamerta dan Camat Cilamaya Wetan saat acara Gertam Serentak di Cilamaya.

C I L A M AYA W E TA N ­ esuai dengan ramalan S prakiraan cuaca musim kemarau dari Badan Metreologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan di wilayah Propinsi Jawa Barat berakhir pada bulan Juni 2018 kemarin. Mengantisipasi dampak kekeringan serta meminimalisir perkembangan hama padi, Tim Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Propinsi Jawa Barat bersama-sama dengan petani di Kabupaten Karawang melakukan Gerakan Percepatan Tanam (Gertam) serentak, yang secara simbolis di mulai di Kecamatan Tempuran dan Kecamatan Cilamaya Wetan. Jumat (13/7) pagi. Ketua Penanggung Jawab Upsus Jawa Barat, Banuin Haripin, kepada KBE mengatakan, salah satu komponen terpenting pada sektor pertanian adalah ketersediaan air. Saat ini, kata Banun, sejumlah wilayah di Indonesia mulai masuk musim kemaraw, termasuk juga Jawa Barat. Untuk itu, Upsus Jawa Barat bergerak untuk memicu percrpatan tanam serentak agar tidak kembali terulang gagal panen seperti tahun 2015 lalu. “Kita tidak boleh berlehaleha, harus manfaatkan air yang masih tersedia, agar padi dapat terus tumbuh

dan bisa di panen,” ungkap Banun, saat pelaksanaan Gertam di Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan. Bersama dengan Carlam, ketua dan seluruh anggota kelompok tani Tirtamulya, tim upsus Jabar lakukan gertam diatas 5.990 ha dari luas baku tanam 6.480 ha. Banun berharap dengan gertam yang dilakukan bersama-sama dapat menambah percepatan luas tanam di Desa Muara, khususnya di Kecamatan Cilamaya Wetan. “Saat ini panen telah seluruhnya dilakukan, jumlah luas area yang telah ditanam seluas 490 ha dengan percepatan tanam rata-rata 25 ha perhari. Ini harus diberikan stimulus agar sisa air yang tersedia dapat dimanfaatkan,” jelasnya. Ta n a m p a d i s e re n t a k terstruktur, lanjut Banun, merupakan cara untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi. Berdasarkan pengalaman, hama meledak disebabkan karena waktu tanam padi yang tidak serentak. Sehingga, menyebabkan akumulasi populasi hama pada tanaman padi. Masih kata dia, dalam mendukung upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedele serta meningkatkan kesejahteraan petani, Kementerian Pertanian (Mentan) se-

Kabid Kebersihan Akui Kekurangan DLHK KARAWANG – Penanganan sampah di Kabupaten Karawang yang terlihat belum maksimal, belakangan diakui oleh Kepala Bidang Kebersihan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang, Nevi Fatimah. Dikatakan Nevi Fatimah bahwa DLHK banyak memiliki keterbatasan dan kekurangan dalam penangan sampah di Kabupaten Karawang, hal tersebut diduga menjadi penyebab pelayanan kebersihan kepada masyarakat menjadi tak maksimal. “Selain kekurangan sarana dan prasana, salah

satu yang paling penting kita kekurangan armada pengangkut sampah. Dari 120 armada yang dibutuhkan untuk menangani luas wilayah Kabupaten Karawang, saat ini DLHK hanya memiliki setengahnya atau 65 truk termasuk yang dalam kondisi rusak,” jelas Nevi kepada KBE, baru-baru ini. Ditambahkan Nevi, dengan kondisi tersebut pihaknya mengaku telah berulang kali mengajukan penambahan jumlah armada dan perluasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kepada Pemkab Karawang yang menurutnya

WAHYUDI/KARAWANG BEKASI EKSPRES

GERTAM: Tim Upsus Pujale Jabar saat melaksanakan Gertam di Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan.

lain memberikan bantuan benih unggul, pupuk dan alsintan juga mengembangkan berbagai program strategis. Antara lain, asuransi petani, jaminan ganti rugi bagi petani di tengah ancaman bencana kekeringan khususnya di wilayah sentra produksi padi seperti di Kabupaten Karawang yang merupakan sentra padi utama di Provinsi Jawa Barat selain Subang dan Indramayu. Sementara guna mendorong produktifitas padi tim Upsus Kabupaten Karawang juga melakukan Rehabilitas Jaringan Irigasi Tersier (RIJT) untuk menjamin ketersediaan air. Upsus juga menyediakan

alat dan mesin pertanian (ALSINTAN), penyediaan dan penggunaan benih unggul, optimalisasi lahan (OPLA) dengan penyediaan dan penggunaan pupuk berimbang. Upsusu melakukan peng a t u ra n m u s i m t a n a m dengan menggunakan Kalender Musim Tanam (KATAM), pelaksanaan program Gerakan Penerapan dan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) serta uji teknologi Demfarm. “Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah peran kerjasama Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten bersama dengan Bintara Pembina Desa, Babinsa TNI Angkatan Darat,” ujarnya.

Dari data yang KBE dihimpun, luas baku tanam masing-masing kecamatan ini adalah 4.570 ha dan 5.170 ha. Sementara, dijelaskan Banun, luas tambah tanam di 2 Kecamatan ini masih harus terus dipacu, karena saat ini masih rendahnya luasan lahan yang belum ditanam. Rata-rata masih 15% dari target yang ditetapkan. “Saya yakin dengan bersemangat dan saling bahu membahu petani di Kabupaten Karawang dan juga diikuti petani di kabupaten lain akan mampu berkontribusi dalam menciptakan ketahanan pangan di Jawa barat dan mempertahankan Lumbung Padi Nasional,” pungkasnya. (wyd)

sampai dengan saat ini masih belum ada kejelasan. Adapun solusi lain dalam upaya penanganan sampah, lanjut Nevi, selain memenuhi kebutuhan armada, pihaknya baru akan melakukan kerjasama dengan pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), agar setiap desa bisa ikut berperan aktif menangani sampah dan pemeliharaan kebersihan dilingkungan masingmasing. “Kita akan coba kerjasama dengan pihak DPMD, supaya desa bisa ikut serta dalam menjaga lingkungannya dari sampah,” ucapnya. Dirinya pun mengklaim, jika upaya dalam penanganan sampah di Kabupaten Karawang, selain memberikan pelayanan terha-

dap masyarakat, juga disertai dengan memberikan imbauan dan sosialisasi agar masyarakat lebih sadar terhadap kebersihan. “Sosialisasi telah k i t a l a ku k a n s e ja k lama dan kita juga sangat berharap kesadaran masyarakat bisa t u m b u h . Karena itu yang

menjadi faktor utama,” pungkasnya. Terkait retribusi kebersihan melalui tagihan PDAM, dirinya cenderung menutupi hal tersebut saat ditanyai oleh KBE. (dar)

Nevi Fatimah


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.