Indonesia Kabari #30#

Page 38

Quiz: Manakah gedung berikut ini yang merupakan gedung tertinggi di dunia? a. Russia Tower b. Petronas Tower c. Shanghai Tower d. Burj Dubai

Jawaban: Lihat hal. 39

kabari: nusantara

Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. ~ Johann Wolfgang von Goethe

Masjid Karim Oei dan Warga Tionghoa

M

ASJID KARIM OEI ATAU MASJID LAUTZE DI JALAN LAUTZE, PASAR BARU, JAKARTA PUSAT, AWALNYA MERUPAKAN SEBUAH RUKO BERLANTAI EMPAT YANG KEMUDIAN DISEWA UNTUK UNTUK DIJADIKAN MASJID. Mesjid ini mungkin satu-satunya mesjid di Indonesia yang tak berbeduk dan tak bermenara. Masjid Lautze didirikan untuk mengenang tokoh Tionghoa muslim Haji Karim Oei Tjeng Hien (1905-1988) yang juga dikenal dengan nama Haji Abdulkarim. Seorang tokoh yang bergabung dalam organisasi Muhammadiyah, serta mantan anggota Parlemen RI dan juga pendiri organisasi warga etnis Tionghoa Islam, dengan nama Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Tahun 1967-1974, Karim Oei menjabat sebagai anggota Pimpinan Harian Masjid Istiqlal Jakarta yang ditunjuk langsung oleh Presiden, beliau juga menjadi anggota Dewan Penyantun BAKOM PKAB, dan anggota Pengurus MUI Pusat. Selain aktif dalam organisasi Islam, Haji Karim Oei juga sukses di dunia bisnis, dia pernah menjabat sebagai Komisaris Utama BCA, Direktur Utama Asuransi Central Asia, Direktur PT Mega, Direktur Utama Pabrik Kaos Aseli 777, dan Direktur Utama Sumber Bengawan Mas. Kehidupan religiusnya yang tinggi membuat Haji Abdulkarim memiliki niat untuk menyiarkan dan mengembangkan Islam di Indonesia, khususnya untuk warga keturunan Tionghoa.

EXTRA!

Aneka Peyek kriuk-kriuk, www.KabariNews.com/?33544

38 | kabari:

Kabari Video

EXTRA! Trailer Film:Merantau (Silat Indonesia) www.KabariNews.com/?33506

Pada 1988, Haji Karim Oei Tjeng Hien meninggal dunia. Sosok tokoh ini merupakan tokoh yang dinilai memiliki figur yang pantas diangkat. Meski seorang yang berasal dari etnis non pribumi, Haji Karim Oei merupakan seorang nasionalis yang sangat mencintai Indonesia. Sepeninggal Haji Karim, pada 1991 beberapa tokoh dari berbagai ormas yaitu NU, Muhammadiyah, KAHMI, Al-Washliah, ICMI, dan beberapa tokoh muslim Tionghoa sepakat mendirikan sebuah yayasan yang bertujuan sebagai pusat informasi Islam khususnya kalangan etnis Tionghoa. Nama Yayasan tersebut adalah Yayasan Haji Karim Oei dengan maksud mengenang sekaligus agar terinspirasi dengan perjuangan Haji Karim Oei. Pada mulanya yayasan yang sekaligus menjadi masjid ini bertempat dengan menyewa satu lantai di Jalan Lau Tze 87-89 Pasar Baru Jakarta Pusat. Hal ini menurut pendiri dan pengurusnya merupakan sebuah langkah nekat. Betapa tidak, dengan menyewa satu lantai ruko sebagai masjid merupakan hal yang sangat nekat. Jika sewaktu-waktu lantai itu tidak ingin disewakan maka masjidnya akan bubar. Pada tahun 1994, ruko yang semula sewa berubah menjadi hak milik. Pada waktu itu, pemilik ruko meminta agar yayasan membeli saja ruko tersebut. Akhirnya pada 1994, Habibie membeli ruko tersebut sekaligus meresmikan Masjid Lau Tze. Karena dinilai sempit, pada 1996 ruko sebelah masjid dibeli kembali dan digabungkan menjadi masjid. Hingga kini bangunan masjid terdiri dari gabungan dua buah ruko dan dapat menampung kurang lebih

Laporan Gratis: 6 Info Penting Sebelum Beli Rumah, 1-800-734-4021, tekan 183

IKUT www.KabariNews.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.