Kabare Magazine edisi Januari 2013

Page 44

CANTHING ARTIKEL LEPAS

“Srikandi Ngedan” Sebuah Refleksi Zaman

T

epat tanggal 29 November 2012, diselenggarakan sebuah pertunjukan wayang orang berjudul “Srikandi Ngedan” di Gedung Kesenian Jakarta. Salah satu hal yang menggugah penasaran Kabare menonton pertunjukan wayang ini, terutama setelah mengetahui daftar para pemainnya. Selain pemain profesional wayang orang dari Solo dan Semarang, Srikandi Ngedan ini juga diperankan oleh kaum sosialita Jakarta, seperti Enny Soekamto (memerankan Permaisuri Gandawati), Gendhis Wicaksono, Yani Arifin (Drupadi), dan lainnya. Ada apa gerangan kaum sosialita ini turut ambil bagian dalam pertunjukan wayang orang ini? Saat konferensi pers “Srikandi Ngedan” pada tanggal 23 November 2012 di bilangan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Enny Soekamto yang juga ketua Yayasan Mitra Bharata menjelaskan bahwa ia ingin bernostalgia mengenang masa kecil yang begitu terpesona dengan tokoh Gatot Kaca. Ia berharap kesenian wayang orang yang mulai sepi penontonnya ini tetap lestari agar wayang orang tetap bisa dinikmati oleh generasi muda saat ini. “Saya ingin bernostalgia dengan pertunjukan wayang orang. Tapi lebih jauh lagi, saya berharap generasi di bawah saya tetap bisa menikmati seni wayang orang ini,” ujar Enny yang lebih dikenal sebagai peragawati 44

Januari 2013

senior ini. Harapan dari Enny Soekamto juga didukung oleh pernyataan Gendhis Wicaksono, cucu dari Mantan Presiden RI, HM. Soeharto. Nama Gendhis yang memerankan Dewi Arimbi dalam pertunjukan ini cukup menarik media massa untuk meliput pertunjukan ini. Gendhis yang menyukai seni tari sejak kecil juga berharap agar wayang orang tetap lestari. “Inginnya seluruh kalangan mau aktif melestarikan budaya. Tidak usah malu untuk menyenangi budaya kita. Harusnya merasa bangga dengan budaya kita yang kaya. Harusnya kita sama-sama mengembangkan. Jangan sampai nanti ribut kalau budaya kita diklaim negara lain,” ujar Gendhis. Sehari sebelum pertunjukan, Kabare mendapat kabar lagi bahwa tiket “Srikandi Ngedan” yang tidak dijual secara umum (tanpa ticket box) sudah habis terjual. Bahkan beberapa kursi yang disediakan khusus untuk wartawan, sebagian diberikan untuk penonton karena banyaknya permintaan tiket untuk melihat pertunjukkan ini. Singkatnya, hal tersebut,

Teks & Foto: Tedy Matondang

sedikit banyak memantapkan langkah Kabare untuk menonton pertunjukkan 'Srikandi Ngedan' ini. Mencari Sang Arjuna “Srikandi Ngedan” bercerita tentang Srikandi yang berusaha mencari Arjuna, yang pergi tanpa berpamitan. Tanpa pesan apa-apa kepada Srikandi. Srikandi yang dikenal sangat cantik, ayu, namun tangguh berubah menjadi wanita yang centil, genit, dan penggoda. Prabu Drupada, Puntadewa, Drupadi, dan Patih Trusthakethu berduka melihat Srikandi yang sakit jiwanya. Trusthajumna lantas datang membawa obat berupa Kembang Turanggajati untuk menyembuhkan Srikandi. Kembang ini lalu disematkan oleh Prabu Drupada di rambut Srikandi.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.