Jurnal Maritim

Page 32

PROF SUBROTO

juga mengagumi kepintaran para Founding Fathers yang memberikan sebuah pegangan bernegara yang disebut ‘Pancasila’. Bangsa Indonesia terdiri atas 17.000 pulau lebih, suku bangsa ada sekitar 580, dan penganut agamaagama besar di dunia. Pancasila mengajarkan, satusatunya pegangan hidup sebagai bangsa adalah kalau semua elemen bangsa bisa bekerja bersama. Namun yang menyedihkan kondisi yang terjadi kini, Pancasila mulai dilupakan, hidup bukan kerja sama lagi tapi mematikan satu sama lain, bukan cooperation tapi competition, bukan hidup bersama tapi hidup bersaing. Mulai saat ini sudah harus ditanamkan kembali elan Pancasila yakni semangat kebersamaan dan gotong royong. Itulah yang dinamakan dengan kearifan

32 Maritim JURNAL

JURNAL MARITIM/FIRMANTO

local (local wisdom). Contoh dari local wisdom adalah dengan mempelajari karya para pujangga Indonesia zaman dahulu seperti Ronggowasito, Joyoboyo, dan Pangeran Samber Nyowo. Siapa yang tahu sekarang? Generasi muda lebih tahu filsuf Yunani kuno Socrates, Aristoteles atau roman Shakespeare, padahal itu bukan budaya Nusantara. “Yosodipuro II atau Ronggowasito pernah membuat buku Kalatidha yang isinya sebuah ramalan bahwa bangsa kita akan mengalami suatu zaman Kalatidha dimana nilai-nilai materi hilang, kita lupa nilai material dan tonggaktonggak budaya. Lalu dari situ masuk ke zaman Kalabendu, zaman edan. Yang baik adalah mereka yang eling lan waspodo. Era Kalabendu akan selesai dan kita akan mengalami zaman Kalasuka, dimana Indonesia akan menjadi

negara jaya. Tapi sayang ya anak muda sekarang tidak mengenal karya pujangga negerinya.” Subroto mengingatkan bangsa ini agar memanfaatkan periode bonus demografik Indonesia yang puncaknya bakal terjadi pada tahun 2025. Jadi antara tahun 2014 sampai 2030 bangsa ini sudah harus menyusun barisan agar 2025 sudah siap menjadi negara maju. “Dalam teori ekonomi tahun 2025-2030 dinamakan periode economic take off, waktu tinggal landas tapi kalau tidak benar, kita akan tinggal di landasan. Ini memang tantangan besar dimana kita harus hidupkan kembali nilainilai tersebut karena kalau tidak kita sebagai bangsa akan disebut failed state,” pungkas Subroto menutup pembicaraan sambil mereguk teh hangat dan sekerat tape goreng. ⚓ Indarti/Wisnubroto


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.