ISSN 0215-8302
AGROMEDIA Berkala Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian
Volume 27, Nomor 2
Agustus 2009
ISI 1
Konsentrasi Sari Kulit Nenas Dan Waktu Pemeraman Terhadap Kelarutan, Kadar Dan Kecernaan Protein Tempe Sorghum Secara In Vitro W. Murningsih Tristiarti, dan I. Estiningdriati ..…………………..……………
2
Uji Kualitas Fisik Dan Kimiawi Wafer Ampas Tahu Dengan Penambah an Dedak Halus Sebagai “Filler” Dan Tapioka Sebagai “Binder” C.S. Utama dan W.D. Prastiwi ......................................................................
3
Pengaruh Pengemasan Dan Lama Penyimpanan Terhadap Total Plate Count (TPC) Mikroba Terhadap Sifat Organoleptik Tepung Pisang Kepok Gablok (Musa paradisiaca balbisiana) Karyadi dan Andi Indrawan ………..…………………………………………...
4
Efektivitas Perilaku Sapta Usaha Beternak Sapi Perah Terhadap Pendapatan Peternak Rakyat Di Kec. Pakem Kab. Sleman Sutopo dan R. Pramono …………………………………………………………
5
Uji Asumsi Klasik Dan Kebaikan Model Pada Regresi Berganda Antara Ukuran-Ukuran Tubuh Dan Bobot Badan Sapi Peranakan Simmental Rudy Hartanto, WD. Prastiwi, Sutrisno, Sriyono............................................
6
Manajemen Pakan Sapi Laktasi Pada Usaha Ternak Di Tiga Lokasi Di Bogor M.A. Setiana dan Kristanto W. ....................................................................
7.
Pemberian Ampas Buah Pepaya Yang Difermentasi Cairan Rumen Dalam Ransum Terhadap Penampilan Dan Utilitas Protein Broiler M.H.Nasoetion, I. Mangisah dan S. Sumarsih ..............................................
Hal.
PEMBERIAN AMPAS BUAH PEPAYA YANG DIFERMENTASI CAIRAN RUMEN DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN DAN UTILITAS PROTEIN BROILER (The Effects Of Papaya’s Extract Fermented By Rumen Liquid In Diet To Broiler’s Performance And Protein Utility) M.H.Nasoetion, I. Mangisah dan S. Sumarsih
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Ampas pepaya difermentasi dengan isi rumen, berpotensi sebagai bahan substitusi dedak halus dalam ransum. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh penggunaan ampas pepaya terfermentasi terhadap pertumbuhan dan utilitas protein ayam broiler. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan tersebut adalah ransum pabrik (R1), ransum tanpa ampas pepaya (R2), ransum dengan 10% ampas pepaya tanpa fermentasi (R3), ransum dengan 20% ampas pepaya tanpa fermentasi (R4), ransum dengan 10% ampas pepaya dengan fermentasi (R5), ransum dengan 20% ampas pepaya dengan fermentasi (R6). Data dianalisis dengan analisis varians dan uji beda nilai tengah Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ampas pepaya terfermentasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, efesiensi pakan, rasio efesiensi pakan (REP) dan penggunaan protein netto (PPN). Bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, efesiensi pakan, rasio efesiensi pakan (REP) dan penggunaan protein netto (PPN) nyata (P<0,05) tertinggi dengan pemberian ransum pabrik (R1) dan ransum dengan 10% ampas pepaya terfermentasi. Bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, efesiensi pakan, rasio efesiensi pakan (REP) dan penggunaan protein netto (PPN) pada pemberian 10%-20% ampas pepaya tanpa fermentasi atau 20% ampas pepaya terfermantasi nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan dengan pemberian 10% ampas pepaya terfermentasi. Bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, efesiensi pakan, rasio efesiensi pakan (REP) dan penggunaan protein netto (PPN) nyata (P<0,05) terendah dengan pemberian ransum dengan dedak halus (R2). Kesimpulan penelitian ini adalah ampas pepaya dapat menggantikan dedak halus, namun pemberian ampas pepaya terfermentasi maksimum 10 % dari ransum ayam broiler. Kata kunci : ampas pepaya, fermentasi, isi rumen, broiler, pertumbuhan, utilitas protein. ABSTRACT The papaya’s extract is potential feed alternative to replace rice brand (oryzae sativa). The aim of the research is evaluation of papaya’s extract fermented by rumen’s liquid on diet to broiler’s performance and protein utility. The experiment design used completely randomized design (CRD) with 6 treatments and 3 replications. The treatments were commercial diet (R1), diet without papaya’s extract (R2), diet 10% non fermented papaya’s extract (R3), diet 20% non fermented papaya’s extract (R4), diet 10% fermented papaya’s extract (R5), diet 20% fermented papaya’s extract (R6). Data analysis used to variance analysis and Duncan mean test. The experiment result showed that effect treatments were significant (P<0,05) on final body weight, body weight gain, feed efficiency, protein efficiency ratio (PER) and net protein utility (NPU). Final body weight, body weight gain, feed efficiency, protein efficiency ratio (PER) and net protein utility (NPU) significant (P<0,05) highest on treatment commercial diet (R1) and diet 10% fermented papaya’s
extract (R5). Final body weight, body weight gain, feed efficiency, protein efficiency ratio (PER) and net protein utility (NPU) on diet 10%-20% non fermented papaya’s extract (R3 and R4) and diet 20% fermented papaya’s extract (R6) significant (P<0,05) lower than diet 10% fermented papaya’s extract (R5). Final body weight, body weight gain, feed efficiency, protein efficiency ratio (PER) and net protein utility (NPU) significant (P<0,05) lowest on treatment diet with rice brain (R2). It can be concluded that fermented or non fermented papaya’s extract can replace rice brain. Fermented papaya’s extract used to broiler diet maximum 20% diet. Key word : papaya’s extract, fermented, rumen’s liquid, broiler, performance, protein’s utility
UJI KUALITAS FISIK DAN KIMIAWI WAFER AMPAS TAHU DENGAN PENAMBAHAN DEDAK HALUS SEBAGAI FILLER DAN TAPIOKA SEBAGAI binder [ PHYSICALLY AND CHEMICALLY QUALITY OF TOFU WASTE WAFER WITH THE ADDITION OF RICE BRAN AS A FILLER AND TAPIOCA AS A BINDER ] C.S. Utama dan W.D. Prastiwi ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan aras filler dedak halus dan tapioka sebagai binder pada wafer ampas tahu serta mendapatkan informasi mengenai kualitas fisik dan kimiawinya. Manfaat dari penelitian ini antara lain untuk memperkenalkan cara pemanfaatan ampas tahu yang diawetkan menjadi wafer sebagai bahan pakan konsentrat sapi alternatif, untuk meningkatkan kualitas ampas tahu sebagai pakan ternak ruminansia, untuk mengatasi masalah limbah pabrik tahu, serta dapat menciptakan lapangan usaha baru untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar pengrajin tahu. Materi penelitian adalah ampas tahu, tepung tapioka, tetes tebu, dan dedak halus. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL faktorial 4 x 3 dengan 3 kali ulangan. Sebagai faktor pertama adalah aras filler (penambahan dedak padi 0, 10, 20 dan 30 %), faktor kedua adalah pemakaian binder tapioka/pati (2, 4 dan 6 %). Data dianalisis dengan analisis sidik ragam dan jika terdapat pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan (Srigandono, 1989). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh perlakuan penggunaan filler dan binder terhadap kualitas fisik dan kimiawi wafer ampas tahu. Kata kunci: ampas tahu, wafer, filler, binder ABSTRACT This research aimed to examine the effect of rice bran binder level of addition and tapioca addition as a binder on tofu waste wafer and also to get information about its physically and chemically quality. The use of this research were to introduce the making of tofu waste preservation as a wafer that can be used as an alternative feed concentrate for cow, to increase the quality of tofu waste as a feed for ruminants, to solve the problem of tofu waste factory, and to create new business field in communities that can increase the economic conditions of people living near the tofu factory. The material in this research were tofu waste, tapioca, mollases, and rice bran. The experimental design was completely randomized design with factorial model for 4x3 in 3 repetitions. As the first factor is the level of binder (rice bran addition 0, 10, 20 and 30 %), while the second factor is the use of tapioca binder (2, 4 and 6 %). Data analyzed using the analysis of varians (ANOVA) and if there was significantly difference treatment, continued with the Duncan test (Srigandono, 1989). The result showed that there was significantly differences among the treatment of the addition of binder and binder on tofu waste chemically and physically. Keywords: tofu waste, wafer, binder, binder
PENGARUH PENGEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP TOTAL PLATE COUNT (TPC) MIKROBA TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK TEPUNG PISANG KEPOK GABLOK (Musa paradisiaca balbisiana) EFFECT OF PACKAGING AND LENGTH OF STORAGE ON TOTAL PLATE COUNT (TPC) OF MICROBIAL ORGANOLEPTIC FLOUR PROPERTIES GABLOK KEPOK BANANA (Musa paradisiaca balbisiana) 1)
1)
2)
Karyadi, , Andi Indrawan, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Semarang 2) Universitas Semarang karyadimsi@yahoo.co.id ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1).pengaruh pengemasan terhadap total plate count (TPC) terhadap tekstur, rasa, dan aroma tepung pisang kepok gablok. 2). pengaruh lama penyimpanan terhadap total plate count (TPC) terhadap tekstur, rasa dan aroma tepung pisang kepok gablok. 3). Jenis kemasan yang tepat (kain, plastik polyetilena/PE tipis plastik polyetilena/PE tebal), terhadap uji organolektif agar kualitas tepung pisang gablok tidak berubah. Metode penelitian dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang dilanjutkan uji DMRT, dengan 2 (dua) faktor yaitu jenis kemasan (A1 /kain, A2 /plastik PE 1 lapis dan A3 /plastik PE rangkap) dan lama simpan (B1 /0 hari, B2 /7 hari, B3 /14 hari, B4 /21 hari, B5 /28 hari, B6 /35 hari dan B7 /42 hari) masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak dua kali. Pengamatan yang dilakukan yaitu jumlah total mikroba dalam pisang selama penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama penyimpanan pada perlakuan penggunaan jenis kemasan dapat diketahui bahwa penggunaan jenis kemasan (kain, plastik PE) tepung pisang selama penyimpanan menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05), terhadap jumlah mikroba. Penggunaan jenis kemasan (kain, plastik PE 1 lapis, plastik PE rangkap) tepung pisang yang dihasilkan menunjukan TPC yang dihasilkan dari perlakuan jenis kemasan terjadi penurunan. Perlakuan penggunaan jenis kemasan kain TPC sebesar 7,82 CFU/ gr, plastik PE 1 lapis (7,61 CFU/gr) dan plasik PE rangkap (7,49 CFU/gr). Penggunaan jenis kemasan (kain, plastik PE 1 lapis, plastik PE rangkap) terhadap uji organoleptik tepung pisang yang dihasilkan menunjukan: 1). Tekstur/kelekatan berturut-turut 3,77 (antara lekat dan kurang lekat), 3,78 (antara lekat dan kurang lekat), 3,98 (kurang lekat). 2). Aroma tertinggi sebesar 4,77 (antara kurang berbau apek dan tidak berbau apek) dan terendah sebesar 1,73 (sangat berbau apek). 3). skor organoleptik warna tertinggi sebesar 4,67 (antara sangat cerah dan sangat cerah sekali) terendah 2,20 (kurang cerah). Kata kunci: plastik polietilen (PE), total plate count(TPC), tepung pisang, pisang gablok ABSTRACT This study aims to determine: 1). The influence of packaging to the total plate count (TPC) to texture, taste and aroma of banana flour kepok gablok. 2). influence of storage time on total plate count (TPC) to texture, flavor and aroma of banana flour kepok gablok. 3). Appropriate types of packaging (cloth, plastic polyetilena / PE plastic thin polyetilena / PE thick), to test for the quality of banana flour organolektif gablok unchanged. Research methods using a complete randomized design (CRD) followed DMRT test, with 2 (two) factors are the type of packaging (A1 / fabric, A2 / a layer of PE plastic and A3 / PE plastic double) and long to keep (B1 / 0 days , B2 / 7 days, B3 / 14 days, B4 / 21 days, B5 / 28 days, B6 / B7 35 days / 42 days) each treatment is repeated twice. Observations made of the total number of microbes in the banana during storage. Results showed that during the storage at the treatment the use of packaging can be seen that the use of packaging
materials (fabric, plastic PE) banana flour during storage showed significant effect (P <0.05), the number of microbes. Use of packaging materials (fabric, a layer of PE plastic, plastic double PE) banana flour produced shows TPC generated from the treatment of decreased packaging. The use of packaging fabric treatment TPC of 7.82 CFU / g, a layer of PE plastic (7.61 CFU / g) and plasik PE multiple (7.49 CFU / g). Use of packaging materials (fabric, a layer of PE plastic, plastic double PE) against organoleptic banana flour produced shows: 1). Texture / viscosity 3.77, respectively (between closely and less closely), 3.78 (between the eye and less sticky), 3.98 (less sticky). 2). Aroma high of 4.77 (between less smelled moldy and did not smell musty) and the lowest at 1.73 (very smelly moldy). 3). Highest color organoleptic score of 4.67 (between very bright and very bright at all) as low as 2.20 (less bright). Keywords: plastic polyethylene (PE), total plate count (TPC), banana flour, banana gablok
EFEKTIVITAS PERILAKU SAPTA USAHA BETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK RAKYAT DI KEC. PAKEM KAB. SLEMAN Sutopo*) dan R. Pramono*) Doen Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Farming Semarang
*)
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku peternak tentang program sapta usaha beternak sapi perah kaitannya dengan tingkat pendapatan. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman DIY dengan sampel lokasi daerah yang diambil secara “purposive sampling “ .penelitian dilakukan dengan metode survey berpedoman pada daftar pertanyaan. Data primer diperoleh dari wawancara dan observasi langsung pada 50 responden yang dipilih secara acak sederhana meliputi pengetahuan, sikap dan ketrampilan peternak tentang program sapta usaha serta pendapatan dari hasil beternak, Data dianalisis dengan analisis statistik rata –rata , persentasi , skor dan uji regresi linier sederhana ( Y = a + bx ). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perilaku sapta usaha beternak sapi perah 36% pada kategori cukup dan 64% kategori baik, Pendapatan bersih dari hasil ternak rata –rata /tahun Rp 3.496.600,- Kesimpulan menunjukkan bahwa perilaku sapta usaha ternak sangat berpengaruh sangat nyata ( P < 0,01 ) terhadap pendapatan peternak selama satu tahun. Kata kunci :perilaku sapta usaha ,Pendapatan peternak, Sapi perah. ABSTRACT This study aims to determine the level of Seven business behavior breeders about programs related to dairy farming with income level. This research was conducted in the District of Sleman. District Pakem with samples taken by regional location "purposive sampling". Research conducted by survey method based on a list of questions. The primary data obtained from interviews and direct observation at 50 randomly selected respondents simply consist of knowledge, attitudes and skills of farmers about their operations and Seven program income from the farm, data were analyzed with statistical analysis averages, percentages, scores and simple linear regression (Y = a + bx). Research results show that the behavior of dairy cattle farming Seven business 36% in the category and 64% fairly good category, the net income of the average cattle / year USD 3.4966 million,- The conclusion shows that the behavior of livestock Seven business highly significant (P <0.01) to the income breeder for a year. Keywords: behavior seven business, revenue farmers, dairy cows.
UJI ASUMSI KLASIK DAN KEBAIKAN MODEL PADA REGRESI BERGANDA ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DAN BOBOT BADAN SAPI PERANAKAN SIMMENTAL (The Test of Classic Assumption and Goodness of Fit for Multiple Regression between Body Measurements and Body Weight on Simmental Cow) Rudy Hartanto, WD. Prastiwi, Sutrisno, Sriyono Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro
ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mencari model regresi berganda yang tepat antara ukuran - ukuran tubuh dengan bobot badan pada sapi peranakan simmental. Penelitian ini menggunakan data pengukuran bobot badan, panjang badan, lingkar dada dan tinggi pundak dari sapi peranakan simmental yang dipelihara di Mix Farming Blora dengan ulangan sebanyak 90 kali. Data yang telah terkumpul kemudian dicari bentuk hubunganya dengan regresi linier berganda dimana bobot badan sebagai variabel dependen (Y) dan ukuran-ukuran tubuh sebagai variabel independen (X) yaitu lingkar dada (X1), panjang badan (X2) dan tinggi pundak (X3). Persamaan regresi berganda yang diperoleh dilakukan pengujian asumsi klasik dan uji kebaikan model untuk menentukan layak atau tidak digunakannya model tersebut. Model regresi berganda yang diperoleh adalah Y 752,709 5,073 LD 0,839 PB 1,148 TP (R2 = 0,762).
ABSTRACT The aim of this research was to look for regression model between body measurements and body weight on simmental cow. This research use data of measurement of body wight, body length, circle chest and high of shoulder from simmental cow in Mix Farming Blora with 90 replication. Data was analysis with multiple regression, where body weight as dependent variable and body length, circle chest, high of shoulder as independent variables. The model of multiple regression was test of classic assumption and goodnes of fit model. The fit model was Y 752,709 5,073 LD 0,839 PB 1,148 TP (R2 = 0,762).
MANAJEMEN PAKAN SAPI LAKTASI PADA USAHA TERNAK DI TIGA LOKASI DI BOGOR (Studi Kasus Kelurahan Kebon Pedes, Desa Tajur Halang Dan Desa Cibeureum) LACTATION COW FEED MANAGEMENT IN LIVESTOCK ENTERPRISES IN THREE LOCATIONS IN BOGOR (A Case Study Kebon Pedes, Tajur Halang And Cibeureum Villages) M.A. Setiana dan Kristanto W. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor ABSTRAK Manajemen pakan hijauan dan konsentrat mutlak diperlukan dalam usaha peternakan. Produktivitas ternak akan dapat ditingkatkan dengan manajemen pakan yang baik, disamping kondisi agroklimatologi yang mendukung. Penelitian ini dilaksanakan di Bogor, pada tiga lokasi yang berbeda agroklimatnya, yaitu Kelurahan Kebon Pedes (200 m dpl), Desa Tajur Halang (620-720 m dpl) dan Desa Cibeureum (1100-1180 m dpl). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2003. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari manajemen pakan sapi laktasi di masing-masing lokasi. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik (regresi linear sederhana), analisis ekonomi (IOFC = Income Over Feed Cost) dan analisis SWOT (SWOT = Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats). Berdasarkan ketiga hasil analisis, diperoleh kesimpulan bahwa kondisi agroklimatologi berpengauh terhadap produktivitas ternak, tetapi kondisi agroklimatologi tidak secara langsung mempengaruhi manajemen pakan. Manajemen pakan yang baik terletak pada kemampuan peternak dalam mengelola sumberdaya yang ada. Untuk selanjutnya diharapkan bagi pihak yang terkait yaitu pemerintah, maupun akedemisi diharapkan dapat memberikan penyuluhan yang tepat guna agar produktivitas usaha peternakan di masing-masing lokasi dapat ditingkatkan. Kata kunci : manajemen pakan, analisis statistik, analisis IOFC dan analisis SWOT
ABSTRACT Management of forage and concentrate feed in the livestock business is absolutely necessary. Animal productivity will be enhanced by good feeding management, in addition to supporting agroclimatology conditions. This research was conducted in Bogor, on three different agroclimatic locations, namely Kebon Pedes Village (200 m asl), Tajur Halang Village (620-720 m asl) and Cibeureum Village (1100-1180 m asl). This research was conducted in March 2003. The purpose of this research is to study the lactation cow feed management in each location. The analysis used statistical analysis (simple linear regression), economic analysis (IOFC = Income Over Feed Cost) and SWOT analysis (SWOT = Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats) Based on the three results of the analysis, we concluded that agroclimatology conditions affect on the productivity of livestock, but the condition does not directly affect agroclimatology feed management. Good feed management lies in the ability of farmers to manage existing resources. For the next
expected for the relevant parties that is government and academics are expected to provide appropriate counseling to farm productivity in each location can be improved. Keywords: feed management, statistical analysis, analysis and SWOT analysis IOFC
PEMBERIAN AMPAS BUAH PEPAYA YANG DIFERMENTASI CAIRAN RUMEN DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN DAN UTILITAS PROTEIN BROILER (The Effects Of Papaya’s Extract Fermented By Rumen Liquid In Diet To Broiler’s Performance And Protein Utility) M.H.Nasoetion, I. Mangisah dan S. Sumarsih
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Ampas pepaya difermentasi dengan isi rumen, berpotensi sebagai bahan substitusi dedak halus dalam ransum. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh penggunaan ampas pepaya terfermentasi terhadap pertumbuhan dan utilitas protein ayam broiler. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan tersebut adalah ransum pabrik (R1), ransum tanpa ampas pepaya (R2), ransum dengan 10% ampas pepaya tanpa fermentasi (R3), ransum dengan 20% ampas pepaya tanpa fermentasi (R4), ransum dengan 10% ampas pepaya dengan fermentasi (R5), ransum dengan 20% ampas pepaya dengan fermentasi (R6). Data dianalisis dengan analisis varians dan uji beda nilai tengah Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ampas pepaya terfermentasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, efesiensi pakan, rasio efesiensi pakan (REP) dan penggunaan protein netto (PPN). Bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, efesiensi pakan, rasio efesiensi pakan (REP) dan penggunaan protein netto (PPN) nyata (P<0,05) tertinggi dengan pemberian ransum pabrik (R1) dan ransum dengan 10% ampas pepaya terfermentasi. Bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, efesiensi pakan, rasio efesiensi pakan (REP) dan penggunaan protein netto (PPN) pada pemberian 10%-20% ampas pepaya tanpa fermentasi atau 20% ampas pepaya terfermantasi nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan dengan pemberian 10% ampas pepaya terfermentasi. Bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, efesiensi pakan, rasio efesiensi pakan (REP) dan penggunaan protein netto (PPN) nyata (P<0,05) terendah dengan pemberian ransum dengan dedak halus (R2). Kesimpulan penelitian ini adalah ampas pepaya dapat menggantikan dedak halus, namun pemberian ampas pepaya terfermentasi maksimum 10 % dari ransum ayam broiler. Kata kunci : ampas pepaya, fermentasi, isi rumen, broiler, pertumbuhan, utilitas protein. ABSTRACT The papaya’s extract is potential feed alternative to replace rice brand (oryzae sativa). The aim of the research is evaluation of papaya’s extract fermented by rumen’s liquid on diet to broiler’s performance and protein utility. The experiment design used completely randomized design (CRD) with 6 treatments and 3 replications. The treatments were commercial diet (R1), diet without papaya’s extract (R2), diet 10% non fermented papaya’s extract (R3), diet 20% non fermented papaya’s extract (R4), diet 10% fermented papaya’s extract (R5), diet 20% fermented papaya’s extract (R6). Data analysis used to variance analysis and Duncan mean test. The experiment result showed that effect treatments were significant (P<0,05) on final body weight, body weight gain, feed efficiency, protein efficiency ratio (PER) and net protein utility (NPU). Final body weight, body weight gain, feed efficiency, protein efficiency ratio (PER) and net protein utility (NPU) significant (P<0,05) highest on treatment commercial diet (R1) and diet 10% fermented papaya’s
extract (R5). Final body weight, body weight gain, feed efficiency, protein efficiency ratio (PER) and net protein utility (NPU) on diet 10%-20% non fermented papaya’s extract (R3 and R4) and diet 20% fermented papaya’s extract (R6) significant (P<0,05) lower than diet 10% fermented papaya’s extract (R5). Final body weight, body weight gain, feed efficiency, protein efficiency ratio (PER) and net protein utility (NPU) significant (P<0,05) lowest on treatment diet with rice brain (R2). It can be concluded that fermented or non fermented papaya’s extract can replace rice brain. Fermented papaya’s extract used to broiler diet maximum 20% diet. Key word : papaya’s extract, fermented, rumen’s liquid, broiler, performance, protein’s utility