Epaper edisi 04 maret 2014

Page 3

Klaten & Boyolali selasa, 4 maret 2014

3

www.joglosemar.co

n PERPUSDA BOYOLALI

Koleksi Buku Minim, Perpustakaan Sepi Pengunjung

B

erada di ruas jalan protokol Pandanaran, tepatnya di timur lampu merah Seiko, Perpustakaan Daerah (Perpusda) Boyolali menempati sebuah bangunan tua bekas gedung asrama putri SPG. Beberapa sepeda motor terlihat terparkir di trotoar depan Perpusda karena tidak ada lokasi parkir yang memadai. Pasalnya, antara bangunan Perpusda dengan jalan hanya terpaut beberapa meter saja, sehingga pengunjung terpaksa parkir di trotoar jalan. Memasuki bangunan Perpusda, meski kondisi bangunan tampak bersih terawat dengan baik, namun kesan uzur pada bangunan tak mampu dihilangkan. Secara umum kondisi bangunan masih tampak kokoh, namun di sana-sini terlihat cat tembok yang sudah mengelupas. Selain itu kusen maupun pintu-pintu di dalam ruangan pun sudah terlihat kusam. Masuk ke dalam lagi, terlihat deretan rak-rak buku dan meja baca. Satu dua orang selain petugas terlihat duduk membaca atau mencari-cari buku di rak. Sebagian lagi hanya mampir untuk membaca koran yang menjadi langganan

KOLEKSI BUKU—Sejumlah pengunjung Perpusda Boyolali tengah membaca koleksi buku. Minimnya koleksi buku Perpusda membuat pengunjung sepi. Foto diambil kemarin. Joglosemar | Ario Bhawono

Perpusda. Lebih ke dalam lagi terdapat beberapa ruangan, di antaranya yakni ruangan hotspot, ruangan diskusi, serta

Lintas Merapi Tanggul Longsor, Dapur Rumah Nyaris Ambrol KLATEN—Akibat tanggul Kali Kuning yang terus tergerus arus deras, rumah milik Parjo Suwito, warga Desa Wanglo, Kecamatan Trucuk nyaris ambrol bagian dapurnya. Pasalnya, tanggul tanah yang berada di belakang rumah miliknya mengalami longsor sehingga tidak kuat menahan beban bangunan. Dari Informasi yang dihimpun Joglosemar, Senin (3/3), tingginya curah hujan yang terus mengguyur wilayah ini mengakibatkan aliran sungai makin deras. Derasnya arus sungai, membuat bagian bawah tanggul terus terkikis. Sedikit demi sedikit, tanggul yang masih terbuat dari tanah tersebut akhirnya ambrol dan hanyut terbawa aliran air yang deras. Sementara itu, tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten yang datang ke lokasi, menyarankan agar pemilik rumah untuk sementara mengungsi ke tempat yang aman. “Kami meminta penghuni rumah untuk mengungsi terlebih dahulu. Hal ini mengingat kondisi tanggul yang ditempati tidak aman dan mengancam keselamatan mereka,” kata Kepala BPBD Klaten, Sri Winoto. n Angga Purnama

Joglosemar | Ario Bhawono

SINDIKAT—Tiga orang sindikat perampasan sepeda motor saat menjalani pemeriksaan di Polres Boyolali, Senin (3/3).

Perampas Motor, Ngaku Polisi BOYOLALI—Jajaran Polres Boyolali berhasil menangkap tiga orang sindikat perampas sepeda motor, satu di antaranya perempuan. Sementara itu satu orang pelaku masih dalam kejaran petugas. Dalam aksinya, sindikat ini mengaku sebagai anggota polisi. Ketiga tersangka yang berhasil ditangkap yakni Wachyu (32), warga Desa Blulukan, Colomadu, Karanganyar; Sukisno alias Ciu (27), warga Dukuh Kemel, Desa Kedunglengkong, Kecamatan Simo; dan Sri Wahyuni alias Leni (25), warga Kampung Gandekan, Kecamatan Jebres, Solo. Sementara satu pelaku lainnya yang buron yakni Why, warga Simo. Sindikat ini sedikitnya sudah melakukan aksinya di empat Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sementara korbannya rata-rata adalah anak-anak usia pelajar. Kapolres Boyolali, AKBP Budi Haryanto melalui Kasatreskrim AKP Parwanto, Senin (3/3), mengungkapkan modus sindikat ini selain menyasar korban anak-anak,

saat melakukan aksinya selalu mengaku sebagai petugas Polisi dan Polwan. Sebelum beraksi, mereka mencari sasaran korban yang memiliki kendaraan bermotor kreditan. Pasalnya, sebagian tersangka merupakan debt collector freelance. Namun tidak jarang mereka langsung menghentikan korban di tengah jalan. “Dengan mengaku petugas, mereka mencegat korban meminta kelengkapan surat sepeda motor kemudian merampasnya,” ungkap Kasat. Korban yang masih anakanak jelas tidak berkutik saat dicegat. Kasus ini terungkap saat sindikat ini merampas sepeda motor yang dikendarai Irfan Bayu Prasetyo (15), pelajar warga Desa Sangge, Kecamatan Klego, akhir Januari lalu. Menurut Kasat, selain TKP Klego, kawanan ini juga beraksi di wilayah Kecamatan Sambi, Ngemplak, dan Musuk. Sementara ini ketiga tersangka ini dijerat dengan Pasal 368 KUHP tentang perampasan. Mereka bertiga diancam hukuman hingga sembilan tahun penjara. n Ario Bhawono.

ruang koleksi buku-buku fiksi. Menurut Kepala Seksi Perpustakaan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumen-

tasi (KPAD) Boyolali, Guntur Widodo, jumlah pengunjung Perpusda Boyolali cukup minim. Dalam sehari rata-rata pe-

Napi Kabur Dikembalikan ke Rutan BOYOLALI—Mardiyanto (20), Narapidana yang kabur dari Rutan Boyolali Minggu (2/3) sore oleh pihak keluarga dikembalikan ke Rutan, Senin (3/3). Kepala Rutan (Karutan) Boyolali, Satriyo Waluyo mengungkapkan, setelah diketahui kabur, pihaknya segera berkoordinasi dengan jajaran Polres Boyolali untuk melakukan pencarian. Pihak Polres kemudian membagi petugas menjadi dua tim, satu tim naik ke Cepogo untuk memburu Narapidana ke rumahnya dan satu tim lainnya menyisir wilayah Boyolali Kota. Benar saja, dari pencarian narapidana di wilayah Kota Boyolali membuahkan hasil. Mardiyanto masih berada di sekitar Boyolali Kota. Bahkan malam itu dia sempat terlacak petugas di sekitar Terminal Sunggingan. Sempat terjadi kejar-kejaran dengan Mardiyanto yang mengendarai sepeda motor pinjaman. Namun akhirnya Mardiyanto lolos ke arah Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali Kota. Mengetahui Mardiyanto tidak berhasil ditangkap, pihak Rutan berkoordinasi dengan pihak pemerintah Desa Cabean Kunti serta keluarga Mardiyanto. Benar saja, setelah petugas pulang dari rumahnya, Mardiyanto pun pulang ke rumah. Kemudian oleh pihak keluarga dan masyarakat, Mardiyanto diserahkan ke Rutan Senin pagi

sekitar pukul 09.30 WIB. “Tadi pagi diserahkan oleh pihak keluarga dan perangkat desa,” ungkap Kepala Rutan. Kepala Rutan mengatakan, dari pengakuan Mardiyanto, dia kabur lantaran kangen dengan neneknya. Namun petugas tidak mau percaya begitu saja alasan tersebut. Menurut Kepala Rutan, saat ini Mardinyanto sudah dimasukkan ke dalam sel isolasi untuk sementara. Dengan insiden kaburnya salah satu Narapidana ini, Kepala Rutan mengakui kejadian ini terjadi selain karena minimnya petugas Rutan juga karena ada indikasi kelengahan dari petugas. Pasalnya, Mardiyanto yang berstatus sebagai Tahanan Pendamping (Tamping) ini tidak dikawal saat hendak menyalakan lampu di lantai dua Rutan. “Biasanya selalu dikawal, kebetulan kemarin tidak. Ini menjadi bahan evaluasi kami dan tidak menutup kemungkinan adanya sanksi bagi petugas,” jelas dia. Sementara itu dengan kaburnya Mardiyanto, maka haknya untuk cuti bersyarat maupun keringanan hukuman terpaksa dihapuskan. Mardiyanto harus menghabiskan sisa waktu tahanan tanpa potongan. Dari masa tahanan satu tahun tiga bulan, saat ini Mardiyanto sudah menjalaninya selama sembilan bulan. Mardiyanto sendiri dihukum lantaran kasus pencurian HP beberapa waktu lalu. n Ario Bhawono

ngunjung menurut dia hanya kisaran 60-70 orang saja. Kondisi ini selain menunjukkan minat baca warga Boyolali

Setidaknya, hampir beberapa kali setiap bulannya pihaknya terus menertibkan APK yang tidak sesuai aturan. “Pada lokasi maupun titik yang sudah ditertibkan, kerap kali dipasang kembali dengan APK, entah dari Caleg atau Parpol yang sama dan berbeda,” ungkapnya. Kondisi ini sempat membuat pihaknya kewalahan. Pasalnya, jumlah lokasi dan APK yang ditertibkan cukup banyak. “Penertiban sudah sering kami lakukan, mulai dari Prambanan hingga Wonosari. Tapi lokasi yang sudah ditertibkan, terus dipasangi APK,” paparnya. Belum lagi, lanjut dia, APK yang tidak sesuai ketentuan yang terpasang di wilayah kecamatan pedesaan. Pihaknya berencana menyasar wilayah tersebut, namun hingga saat ini pihaknya masih menunggu rekomendasi dari pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Klaten. “Bukan lagi menggunakan Perda, namun penert-

Selain itu juga ada anggaran dari APBD namun selama ini jumlahnya sangat kecil. Tahun 2013 lalu saja, anggaran untuk Perpusda hanya Rp 5 juta. Namun tahun ini alokasi anggaran cukup lumayan, yakni sekitar Rp 50 juta. “Kelengkapan dan jumlah koleksi buku jelas mempengaruhi minat pengunjung yang datang,” tutur dia. Terkait kondisi parkir, menurut Guntur sebenarnya ada lahan untuk sepeda motor di belakang gedung, namun pengunjung enggan masuk dan memilih parkir di trotoar. Sedangkan untuk pengunjung yang membawa mobil harus parkir di badan jalan. Dwi (25), salah satu pengunjung menyayangkan minimnya koleksi buku Perpusda Boyolali. Padahal menurut dia untuk mencari buku di Boyolali cukup sulit. Semestinya jika Perpusda memiliki koleksi buku yang dibutuhkan, tentunya akan sangat membantu. “Biasanya kalau cari referensi buku terpaksa ke Salatiga atau ke Solo. Jadi saya berharap koleksi Perpusda bisa lebih lengkap biar tidak jauhjauh cari referensi buku,” imbuh dia. n Ario Bhawono

Dua Rumah Sakit di Pedan Distop Ronny Roekmitto, mengatakan penghentian operasional Rumah Sakit tersebut menyusul adanya pelanggaran izin operasional dari kedua RS tersebut. KLATEN—Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten menghentikan operasional dua Rumah Sakit (RS) milik swasta di wilayah Kecamatan Pedan. Hal ini lantaran izin operasional milik penyedia layanan kesehatan ini belum beres. Kepala Dinkes Klaten, Ronny Roekmitto, mengatakan penghentian operasional Rumah Sakit tersebut menyusul adanya pelanggaran izin operasional dari kedua RS tersebut. Selama ini, kedua layanan kesehatan tersebut hanya mengantongi izin operasional klinik. “Ada dua RS yang dihentikan operasionalnya, yakni RS IPHI dan RSU Medika Husada. Keduanya beroperasi di wilayah Pedan,” katanya dia saat ditemui Joglosemar, Senin (3/3). Menurutnya, izin yang diajukan dari kedua pihak RS belum lengkap sehingga belum dapat melakukan operasional rumah sakit. Pihaknya sejauh ini baru menerima izin mendirikan bangunan rumah sakit dan bukan izin

APK Nakal Makin Menjamur KLATEN—Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Klaten kembali menertibkan Alat Peraga Kampanye (APK) di wilayah perkotaan. Hal ini lantaran keberadaan APK tersebut dinilai melanggar Peraturan Daerah (Perda) tentang Kebersihan, Keindahan, dan Kerapian (K3). Kepala Bidang Penegakan Perda Satpol PP Klaten, Rinto Padmono mengatakan penertiban APK akan terus digelar di sepanjang jalan protokol dan Jalan Solo-Jogja yang merupakan jalan provinsi. Sasaran penertiban adalah banner yang dipasang pada pohon di tepi jalan maupun tiang listrik. “Kegiatan itu kami lakukan mulai perempatan Tegalyoso di Kecamatan Klaten Selatan hingga wilayah Kecamatan Prambanan,” katanya, Senin (3/3). Menurutnya, pemasangan yang APK yang melanggar saat ini makin marak kendati sudah dilakukan penertiban.

yang masih rendah, juga lantaran minimnya fasilitas yang dimiliki Perpusda. Tidak hanya memiliki lokasi parkir yang jauh dari layak, yang lebih penting, jumlah koleksi buku Perpusda juga sangat minim jauh dari lengkap. Menurut Guntur, saat ini koleksi buku Perpusda sesuai catatan tahun 2013 hanya sekitar 13.444 buku dengan total koleksi sekitar 19.515 eksemplar saja. Jumlah ini sangat jauh dari jumlah ideal, bahkan di wilayah eks-Karesidenan Surakarta, koleksi buku Perpusda Boyolali termasuk yang terendah. “Memang koleksi buku kami masih minim sekali,” aku Guntur. Idealnya, koleksi buku perpustakaan mengacu pada jumlah penduduk dengan rasio satu buku untuk 10 orang. Namun sejauh ini pihaknya cukup terbantu dengan keberadaan perpustakaan-perpustakaan sekolah. Sedangkan penambahan koleksi lanjut dia, pihaknya beberapa kali menerima bantuan buku dari Perpustakaan Nasional serta pihak lain yang peduli. Tapi bantuan tersebut tak bisa diandalkan untuk penambahan koleksi karena sifatnya temporer.

iban di wilayah kecamatan dan pedesaan dilakukan sesuai aturan tentang zonasi,” jelasnya. Namun, untuk pelaksanaan pihaknya terkendala terbatasnya personel. Kendati demikian, dalam pelaksanaan, pihaknya akan melakukan penertiban secara bertahap. Antara lain dengan pemberitahuan kepada partai bersangkutan untuk menertibkan sendiri APKnya. “Selain banner dan baliho, kami juga menemukan sejumlah bendera partai yang melanggar Perda K3 karena dipasang di pohon. Untuk itu, kami memberi tahu partai yang bersangkutan untuk menertibkan sendiri. Sedangkan penertiban APK yang melanggar zonasi, kami masih menunggu rekomendasi dari KPU Klaten,” imbuhnya.Dari pantauan Joglosemar, pohon di sepanjang Jalan Karangwuni-Pedan yang merupakan jalur alternatif Klaten-Sukoharjo penuh dengan tempelan APK milik Caleg maupun partai peserta Pemilu. n Angga Purnama

operasional. “Sebelumnya bangunan tersebut hanya digunakan untuk klinik, namun pemiliknya bermaksud untuk mengembangkannya menjadi rumah sakit. Tapi, izinnya baru sebatas mendirikan rumah sakit saja dan sementara izin operasional rumah sakit belum lengkap tetapi sudah beroperasi sebagai rumah sakit, ini jelas melanggar,” ungkapnya. Ia menjelaskan, belum adanya izin operasional tersebut dianggap merugikan masyarakat yang menggunakan layanan medis dari kedua RS. Hal ini lantaran operasional kedua RS belum dianggap legal. “Sangat merugikan jika sampai terjadi masalah dalam pelayanan kesehatan, karena operasional RS belum bisa dikatakan standar,” jelasnya. Kendati demikian, pihaknya sangat mengapresiasi adanya pelayanan kesehatan yang diseleng-

garakan oleh pihak nonpemerintah atau swasta. Terlebih, ia mengakui layanan kesehatan yang disediakan pemerintah belum dapat mengcover kebutuhan seluruh warga. “Silahkan saja jika ada pihak yang akan menyelenggarakan layanan kesehatan, asalkan administrasinya lengkap,” paparnya. Bahkan pihaknya akan membantu untuk merekomendasikan izinnya kepada Bupati. Pasalnya, izin untuk operasional RS kelas C dan D berada di tangan bupati. “Ini sesuai dengan PP 38/2007 tentang pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah,” katanya. Ronny menyebutkan, setidaknya terdapat tiga izin dalam penyelenggaraan layanan RS. Antara lain izin mendirikan RS, izin operasional sementara, dan izin operasional tetap. n Angga Purnama

Joglosemar | Angga Purnama

DISTOP—Salah satu keluarga pasien memasuki kantor administrasi RS IPHI Pedan, Senin (3/3). Lantaran belum mengantongi izin, operasional rumah sakit dihentikan Dinkes Klaten.

Curi Parfum, Hasan Ditangkap Polisi KLATEN—Nekat mencuri parfum di supermarket Plasa Matahari, Hasan Susilo(35) warga Desa Jogonalan, Kecamatan Jogonalan berurusan dengan polisi. Bersama dengan tersangka, petugas juga menyita 11 botol parfum berbagai merek sebagai barang bukti. Peristiwa ini terjadi pada Minggu (2/3) siang sekitar pukul 13.30 WIB. Ketika itu, pelaku dan temannya datang ke Plasa Matahari untuk berbelanja. Layaknya pengunjung pada umumnya, pelaku kemudian masuk ke beberapa stan yang ada di tempat tersebut. Selang beberapa waktu, pelaku berniat pulang. Namun nahas, saat melintas di kasir, salah satu botol parfum yang dicurinya terjatuh dari sweater yang dikenakannya. Seketika itu juga, pelaku langsung diteriaki maling oleh pengunjung lainnya.Setelah ditangkap, pelaku

lantas diserahkan ke Polsek Kota. Bersama dengan tersangka, ikut disertakan 11 botol parfum berbagai merek sebagai barang bukti kejahatannya. “Pelaku sudah kami amankan, dan saat ini sedang dalam pemeriksaan,” papar Kapolsekta AKP Heru Setyaningsih. Dalam pemeriksaan tersangka mengaku nekat mencuri karena tidak memiliki uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Istrinya sedang bekerja di luar kota dan anaknya membutuhkan biaya. “Sebelumnya saya memang pernah melakukan aksi seperti ini, itu pun sudah lama sekali,” beber tersangka. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka akan dijerat dengan pasal 362 KUHP tentang pencurian. Dengan ancaman hukumannya adalah lima tahun kurungan penjara. n Angga Purnama


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.