15 minute read

Menuju Center of Excelence

W

MENUJU CENTER OF EXCELLENCE

Advertisement

aktu terus bergulir, masa terus berganti. Denyut nadi Fekon Unsyiah seakan tak pernah berhenti. Guratan demi guratan terukir indah pada setiap lembar sejarah. Tanpa terasa, enam puluh tahun sudah berlalu. Fekon Unsyiah telah tumbuh menjadi pusat pendidikan ilmu ekonomi yang cukup diperhitungkan di kawasan Barat Indonesia.

Mahasiswa dan mahasiswi sedang mengikuti ospek

Kini, Fekon Unsyiah memiliki empat program studi S1 (Ekonomi Pembangunan, Manajemen, Akuntansi dan Ekonomi Islam), satu Prodi Profesi Akuntansi, enam prodi D-III (Keuangan dan Perbankan, Akuntansi, Pemasaran, Sekretari, Perpajakan, dan Perusahaan), tiga Prodi S2 (Ekonomi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi), dan 2 Prodi S3 (Ilmu Ekonomi dan Ilmu Manajemen). Tidak hanya itu, Fekon Unsyiah berpotensi besar untuk mengembangkan program studi yang ada. Meningkatkan kualitas di semua strata menuju center of excellence.

Prof. Dr. Said Muhammad, MA

Layar sudah dikembangkan. Sasaran sudah ditetapkan. Roda kemudi terus dirotasi. Era 2000-an menjadi tonggak modernisasi. Periode ini dimulai oleh Prof. Dr. Said Muhammad, MA. Alumnus Florida State University, USA yang dilantik sebagai dekan selama dua periode berturut-turut, 2001-2004 dan 2005-2008.

Dalam kedua pemilihan ini, Pak Said, demikan panggilan akrabnya, selalu menang mutlak. Pemilihan periode pertama dilaksanakan pada 20 November 2000 dengan dua kandidat lainnya yakni, Drs. M. Jacob Ibrahim, MM (Alm.), dan Drs. Husni Ali, MS (Alm.). Pak Said dilantik pada tanggal 7 Maret 2001. Sementara, jabatan PD I dipercayakan kepada Dr. Raja Masbar, MSc. yang sebelumnya menjabat Ketua Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (PPS IESP). Jabatan PD II, III, dan IV dipercayakan masing-masing kepada Drs. Tasmin A. Rahim, MBA; Drs. Azhar Puteh, MSi; dan Murkhana, SE, MBA yang juga duduk sebagai Direktur Percetakan Unsyiah.

Namun, periode modernisasi ini

Dekan Prof Said Muhammad diundang oleh Presiden SBY ke Istana

Seminar Nasional Ekonomi Islam bersama Didi Hafifudin (Ketua Baznas, Jakarta).

Kuliah Tamu

Perayaan International Join Program dengan UKM Malaysia dijalani dalam suasana mencekam. Konflik bersenjata antara Pemerintah RI dan GAM yang memuncak pasca jatuhnya rezim Orde Baru mengakibatkan kondisi keamanan di Aceh memburuk. Kegiatan mahasiswa di kampus dibatasi hanya sampai pukul 6 sore. Kelas malam program MM terpaksa dihentikan dan diganti siang hari.

Menariknya, meski dalam kondisi tertekan, periode kedekanan Pak Said tetap dapat melakukan beberapa loncatan nyata di bidang akademik. Beberapa diantaranya: pembukaan Program Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi dan pengiriman 13 orang dosen untuk melanjutkan studi ke Amerika melalui beasiswa USAID.

Kerjasama peningkatan kapasitas staf pengajar dengan USAID berhasil dilakukan melalui lobby yang tidak mudah. Setelah bolak-balik Jakarta – Banda Aceh, Prof. Said yang didampingi Dr. Islahuddin, MEcon., Fekon Unsyiah berhasil meyakinkan donor. Disamping untuk penguatan kebijakan desentralisasi, Aceh membutuhkan ahli keuangan publik karena besarnya dana perimbangan migas yang akan dikelola di masa depan. Setelah melalui proses seleksi yang panjang dan melelahkan, 12 orang dosen berhasil melanjutkan studi master bidang Economic Policy/Public Finance di Georgia State University, Atlanta, USA. Pada gelombang pertama, 7 orang dosen dan calon dosen berhasil diberangkatkan pada awal Juni 2001. Setahun kemudian, sebanyak 5 orang berhasil diberangkatkan.

Tidak cukup sampai di situ, pada tahun 2001-2002, Fekon Unsyiah berhasil mengadakan kerjasama dengan

Ke dua belas orang dosen dan calon dosen yang mendapat kesempatan melanjutkan program Master of Art bidang Economic at Policy Track di Georgia State Unsiversity, Atlanta, USA dikirimkan dalam dua gelombang. Gelombang pertama diberangkatkan awal Juni 2001, antara lain: Faisal SE, MSi, Jeliteng Pribadi, SE, MM, Muhammad Ilhamsyah Srg, SE, Syahruza, SE, Talbani Farlian, SE, serta Said Muhammad, SE, MBA dan Lusiana Lukman, SE (kedua terakhir merupakan korban tsunami 26 Desember 2004). Pada pertengahan tahun 2002, lima orang berhasil dikirim kembali a.l.: Putri Bintusy, SE, Nasir, SE, Ikhsan, SE, Miksalmina, SE, dan Ahya Ikhsan, SE. Ahya akhirnya memilih bekerja di World Bank, Jakarta.

LSM Amerika dalam rangka capacity building, yakni dengan Institutional Reform and Informal Sector (IRIS). Bentuk kerjasama ini diwujudkan melalui rangkaian seminar dan pelatihan di dalam dan luar negeri. Beberapa training berhasil dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pejabat eksekutif dan legislatif tentang manajemen keuangan daerah. Disamping itu, beberapa seminar tentang pengelolan keuangan daerah juga diikuti di Papua dan Denpasar. Selanjutnya, empat orang staf berhasil dikirim secara bergantian mengikuti summer short course dalam bidang Public Finance di Georgia State University, Atlanta, USA antara lain: Dr. Nazamuddin, MA, Dr. Raja Masbar, MSc., Dr. Islahuddin, MEcon., dan Prof. Dr. Said Muhammad, MA. Sementara, Drs. Fachrizal, MBA juga pernah dikirim mengikuti training serupa pada musim panas tahun 2001 sebagai utusan USAID Jakarta.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Konflik bersenjata antara Pemerintah RI dan GAM mengakibatkan gugurnya dua putera terbaik Aceh. Guru Besar Fekon, Prof. Dr. Dayan Dawood, MA yang juga Rektor Unsyiah kala itu dieksekusi dengan keji pada Kamis 6 September 2001. Dua butir peluru mengoyak rahang dan dada alumni University of Wisconsin, Hawaii ini. Tubuhnya lunglai bersimbah darah di jok belakang mobilnya dalam perjalanan pulang dari kampus. Sebelumnya, Ketua Persatuan Orang Tua/Wali Mahasiswa (Petualima) Fekon, H. Teuku Djohan juga mengalami nasib yang sama. Mayjen TNI purnawirawan ini tewas ditembak saat berjalan pulang usai shalat maghrib di depan Mesjid Raya Baiturrahman, pada Kamis, 5 Mei 2001.

Meski dalam kondisi duka mendalam dan dalam suasana akademik yang belum berjalan normal, Fekon Unsyiah masih terus menorehkan prestasi. Periode kepemimpinan Pak Said berhasil

Prof. Dr. Dayan Dawood, MA

membuka Program Magister Sains Ilmu Akuntansi. Ikhwal pembukaan program ini dimulai sejak kembalinya Islahuddin menyelesaikan studi doktoralnya dari University Sains Malaysia (USM) pada tahun 2000. Ia menjadi dosen Jurusan Akuntansi pertama yang meraih gelar doktor. Oleh sebab itu, sembari mengurus beasiswa USAID di Jakarta, Pak Said dan Dr. Islahuddin juga mengurus izin pembukaan prodi magister Akuntansi. Akhirnya, pada tanggal 15 Agustus 2002, Program Magister Sains Ilmu Akuntansi resmi berdiri dengan keluarnya Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional No.1738/D/T/2002.

Program Magister Sains Ilmu Akuntansi (S2)

Program Magister Sains Ilmu Akuntansi didirikan pada tanggal 15 Agustus 2002 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional No.1738/D/T/2002. Pengelola progam ini dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Syiah Kuala No. 345 Tahun 2002. Susunan pengelola dari awal hingga kini sebagai berikut:

Periode

2002 – 2005 2006 – 2009 2009 - 2014 2014 - 2017 2018 - sekarang

Ketua Program

Dr. Islahuddin, MSc Drs. Basri Zein, MSi Dr. Darwanis, MSi., Ak. Dr. Hasan Basri, MEc., Ak Dr. M. Arfan, MSi,, Ak

Wakil Ketua

Drs. Basri Zein, MSi -

Sekretaris

Fazli Syam BZ, SE, MSi., Ak. Yossi Diantimala, SE, MSi.Ak. Jalaluddin, MSi., Ak / Dr. Nadirsyah, MSi. Ak. Dr., M. Arfan, MSi,, Ak. -

Dengan berdirinya Program Magister Ilmu Akuntansi tersebut, maka Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala telah menjadi fakultas dengan program pasca sarjana terlengkap (semua jurusan) dalam lingkungan Universitas Syiah Kuala. [ ]

Belum kering air mata akibat konflik, musibah gempa dan tsunami pada Minggu pagi, 26

Prof. Dr. Masud D Hilliry, MA dan istri Desember 2004 kembali merenggut 13 orang dosen dan 10 karyawan Fekon, termasuk seorang Guru Besar, Prof. Dr. Mas’ud D. Hilliry yang menjabat Ketua Lembaga Penelitian Unsyiah dan Dr. Ramlan Ilyas, Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan kala itu. Yang memilukan, Dr. Ramlan hilang disapu gelombang beserta seluruh keluarga besar dan handai taulan yang tengah mempersiapkan pesta pernikahan puteranya pada hari itu di rumahnya kawasan Lampaseh Kota. Demikian pula dengan Drs. Said Muhammad, SE, MBA, MA, dan Wan Mukhlis, SE, MSi yang hilang berserta seluruh anggota keluarganya. Yang memilukan, Wan Mukhlis

baru saja menyambut kelahiran bayi ketiganya. Sementara, Lusiana Lukman yang baru kembali menyelesaikan studi Masternya di Amerika pada Juli 2002, belum lama melangsungkan pernikahan.

Korban Bencana Tsunami 26 Desember 2004

Untukmu sahabat, guru, senior dan adik-adik terkasih, doa kami selalu menyertai. Semoga Allah SWT meridhai seluruh amal baik dan pengabdian kalian.

No

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Nama Dosen

Prof. Dr. Masud D. Hiliry, MSc Dr. Ramlan Ilyas, SE Drs. Husni Ali, MS Drs. Said Muhammad, SE, MBA, MA Wan Mukhlis, SE, MSi Rosna, SE, M.SocSc Mirza, SE, MM Teriansisi, SE, MSi. Ak Harlita, SE, MSi Aria Hastuti, SE Eva Nurjannah, SE, MM Lusiana Lukman, SE, MA Ikram Said, SE, MA

No

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Nama Karyawan

Drs. Hasan Yusuf Nuraini, SE Ponijah Murniati Ramli ibrahim Khairina (Nana) (Sekretaris PPS MM) Fatmiati (Mimi) (Sekretaris PPS IESP) Prima (Staf PPS MM) Hafini, SE (Sekretaris Dekan) Said Syarif

Sesungguhnya setelah kesulitan akan ada kemudahan (Quran Surah Al-Insyirah 94:5). Hal ini dialami oleh segenap civitas academica Fekon. Pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh, Fekon Unsyiah turut andil dalam pembangunan kembali Aceh. Atas dukungan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias, Aula Fekon disulap menjadi pusat media (media center) rekonstruksi Aceh. Sementara, pakar-pakarnya banyak terlibat sebagai konsultan di berbagai lembaga donor dan organisasi non-pemerintah (NGO) internasional yang membantu korban tsunami di Aceh Nias. Beberapa diantaranya, Prof. Dr. Ali Basyah Amin dan Dra. Naimah Hasan terpilih sebagai anggota Dewan Pengawas Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias (BRR). Demikian pula dengan Dr. Nasir Azis, MBA dan Dr. Mirza Tabrani, MBA yang menjadi staf ahli di Dewan Pengawas BRR. Sementara, Dr. Nazamuddin menjadi Direktur Perencana pada Badan Pelaksana BRR. Talbani Farlian, SE, MA menjadi salah seorang manajer di BRR Distrik Meulaboh. Tidak hanya itu, Jeliteng Pribadi, SE, MM, MA menjadi Pejabat Penghubung di Dewan Pengarah BRR. Serta banyak lainnya yang terlibat dalam kegiatan kemanusiaan di lembaga PBB maupun donor internasional.

Menerima Kunjungan Mahasiswa UKM Malaysia

Prof Drs Sugiarto pada rapat Program MM

Program Kerjasama Internasional

Syukur alhamdulillah, di tengah musibah konflik dan bencana tsunami, periode kedekanan Pak Said dapat dikatakan berjalan spektakuler. Periode ini melakukan beberapa pembenahan nyata di bidang administrasi keuangan, peningkatan kesejahteraan dosen dan karyawan, prasarana belajar, peningkatan manajemen kebersihan, perparkiran, dan kantin serta dukungan penuh terhadap kegiatan mahasiswa. Dosen dan karyawan diberikan kemudahan pinjaman lunak di Koperasi Dosen/ Karyawan Fekon yang dikelola Murkhana, SE, MBA secara transparan dan akuntabel. Honorarium staf dibayar tepat waktu. Sistem perparkiran, kantin dan kebersihan kampus ditenderkan kepada pihak swasta. Sementara, alokasi kegiatan mahasiswa dianggarkan setiap tahun.

Selanjutnya, tongkat estafet kepemimpinan dipercayakan kepada Prof. Dr. Raja Masbar, MSc yang memimpin fakultas sejak 2009-2013. Alumni Kentucky State University ini dilantik oleh Rektor Unsyiah Prof. Dr. Darni M. Daud, MA pada Senin, 16 Maret 2009. Dalam periode kepemimpinannya, pembangunan difokuskan ke arah peningkatan infrastuktur dan keuangan. Jabatan pembantu dekan I – IV masing-masing dipercayakan kepada

Prof Dr Raja Masbar MSc

Dr. Mirza Tabrani, MBA, Drs. Dana Siswar, SE. Ak., T. Zulham, SE., MSi, dan Dr. Iskandarsyah Madjid, MM. Pada periode ini, tepatnya tahun 2011, kelas internasional akuntansi berhasil

Dr. Mirza Tabrani, MBA

ditingkatkan menjadi Program Akuntansi Internasional (International Accounting Program). Program studi ini menjadi satu-satunya prodi berbahasa Inggris di Unsyiah waktu itu. Beberapa mahasiswa asing dari Turki, Uzbekistan, Malaysia, bahkan beberapa negara dari Afrika turut menimba ilmu di sini.

Pada periode berikutnya, tongkat komando dipercayakan kepada Dr. Mirza Tabrani, MBA. Doktor Bisnis Administrasi lulusan University Kebangsaan Malaysia ini sebelumnya menjabat Pembantu Dekan I pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Raja Masbar, MSc. Anak tertua Alm. Drs. Tabrani Ibrahim, mantan Dekan era 1980-an ini menyisihkan dua kandidat dekan lainnya yaitu Prof. Dr. Nasir Azis, MBA dan Dr. Mukhlis Yunus, MSi. Yang menarik adalah, pada putaran pertama dengan ketiga kandidat di atas, suara Dr. Mirza dan Prof. Dr. Nasir Azis berjumlah sama. Pada putaran kedua pun, jumlah suara keduanya sama yakni 65 suara. Namun,

IAPstudents

Peserta Konferensi EBES usai presentasi

Konferensi Barcelona - Dr. Hasan Basri berbincang dengan pembicara lain

Peserta Konferensi IAFOR Jepang berpose bersama

pemilihan dihentikan Rektor dengan pertimbangan waktu. Akhirnya, setelah beberapa minggu, Rektor menetapkan Dr. Mirza Tabrani, MBA sebagai Dekan Fekon Unsyiah periode 2013-2017. Pada periode ini, pejabat PD I, II, III, dan IV masing-masing dipercayakan kepada Dr. Aliasuddin, MSi, Muhammad Saleh, SE, MSi, Ak., Nashrillah Anis, SE, MM, dan Jeliteng Pribadi, SE, MM, MA.

Mengikuti trend yang terjadi di Indonesia, pada periode ini, nama Fakultas Ekonomi (Fekon) dirubah menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Hal ini ditetapkan melalui Peraturan Rektor Universitas Syiah Kuala Nomor: 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Lembaga Dalam Organisasi dan Tata Kerja Universitas Syiah Kuala. Seiring dengan itu, jabatan Pembantu

Dekan IV bidang kerjasama juga ditiadakan.

Dekan FEB menyampaikan bahwa perubahan nama tersebut sebagai upaya mempertegas kompetensi lulusan yang dihasilkan, tidak hanya memiliki kompetensi dalam bidang ekonomi tetapi juga dalam bidang bisnis yaitu manajemen dan akuntansi. Sebagai anak mantan Dekan, Dr. Mirza Tabrani berkeinginan untuk mengembalikan kejayaan Fekon masa lampau. “Kita ingin membangun kebersamaan dan kesejahteraan civitas academica. Tetapi tentu saja kebersamaan yang menguntungkan fakultas,” pungkasnya.

Roda kepemimpinan FEB terus bergulir. Pada tahun 2017, Prof. Prof. Dr. Nasir Azis, MBA

Dr. Nasir Azis, MBA terpilih sebagai dekan periode 2017 – 2021 dalam pemilihan yang sangat demokratis. Pada pemilihan kali ini, Prof. Nasir mampu mengungguli pejabat petahana Dr. Mirza Tabrani, MBA dan Murkhana, SE, MBA dengan perolehan suara yang sangat meyakinkan. Dalam kepemimpinannya, posisi Wakil Dekan I, II, dan III masing-masing dipercayakan kepada Dr. Abdul Jamal, MSi, Dr. Nadirsyah, MSi. Ak. yang kemudian digantikan oleh Dr. Ridwan Ibrahim, MSi.Ak., serta Murkhana, SE, MBA.

Kepemimpinan Prof. Dr. Nasir Azis, MBA mengusung visi, misi, tujuan dan sasaran sebagai berikut:

Visi

Menjadikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang inovatif, mandiri dan terkemuka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi dalam bidang ilmu ekonomi, bisnis, dan akuntansi serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika pada tahun 2026.

Misi

Menyelenggarakan sistem pendidikan tinggi terpadu untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta mampu mengaplikasikannya sesuai dengan kebutuhan pengguna (users).

Mempelajari dan mengembangkan produk riset berkualitas dan bermanfaat baik secara lokal, nasional, maupun internasional. Mengembangkan berbagai kerja

Prof. Dr. M. Adam, MBA Prof. Dr. Hasan Basri, MCom Prof. Dr. Sabri A. Madjid, MEc

sama dengan/antar instansi menuju kemandirian dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta menggalakan pengabdian kepada masyarakat.

Mengembangkan pendidikan moral dan etika di lingkungan civitas akademika. manajemen fakultas secara berkesinambungan guna mendukung proses belajar mengajar melalui penerapan “good governance”

Meningkatkan kualitas manajemen fakultas secara berkesinambungan guna mendukung proses belajar mengajar melalui penerapan prinsip akuntabilitas, transparasi, dan partisipasi yang bercirikan “good and clean governance”

Dalam memimpin FEB, Prof. Nasir yang terkenal ‘humble’ ini lebih mengutamakan pendekatan kekeluargaan. Hubungan birokrasi yang kaku antar level dan antar lembaga perlahan mulai mencair. Prinsip gotong royong dan partisipasi, termasuk keterlibatan alumni menjadi kunci keberhasilan periode ini. Program peningkatan kualitas akademik seperti akreditasi program studi dan jenjang kepangkatan akademis menjadi prioritas.

Salah satu program unggulan periode ini adalah menyiapkan program khusus percepatan kepangkatan bagi calon profesor. Program ini dimaksudkan untuk mempercepat kenaikan pangkat dan jabatan para dosen senior yang dianggap berpotensi besar untuk menjadi professor. Tidak membutuhkan waktu lama, program ini langsung membuahkan hasil. Sedikitnya 3 orang professor berhasil diorbitkan dalam tiga tahun terakhir yakni: Prof. Dr. M. Adam, MBA (2018), Prof. Dr. Hasan Basri, MEcon (2019), dan Prof. Dr. Sabri A. Madjid, MEc (2020).

Sementara itu, pada tahun 2017, Prodi Ekonomi Manajemen (EKM) berhasil mempertahankan akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Sedangkan Prodi Ekonomi Islam (EKI) yang baru berdiri tahun 2014 silam, berhasil meraih akreditasi B pada akreditasi perdananya tahun 2017 lalu. Demikian pula Prodi Doktor Ilmu Ekonomi (DIE) yang sebelumnya terakreditasi C, berhasil memperoleh akreditasi B. Pada tahun 2018, Prodi Ekonomi Pembangunan (EKP) kembali berhasil mempertahankan akreditasi A. Pada tahun 2019, dua prodi diploma berhasil meraih akreditasi A, yakni Prodi D III Keuangan dan Perbankan, serta Prodi D III Perpajakan. Melihat peningkatan pelayanan akademik dan potensi guru besar di semua prodi, periode kepemimpinan Prof. Nasir saat ini berpotensi besar untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan program studi yang ada di semua strata.

Tidak hanya itu, periode kedekanan Prof. Nasir juga berhasil membuat terobosan dalam pembangunan infrastuktur. Gedung pusat administrasi yang telah direncanakan selama lebih sepuluh tahun silam, berhasil dilaksanakan dengan menggunakan dana APBN. Saat ini, pondasi dan tiang-tiang sudah terpancang di sebelah Timur halaman fakultas. Tidak hanya itu, Mesjid AlMizan juga sedang dalam proses perluasan dengan merenovasi gedung mushalla lama yang terletak di belakang mesjid. Apabila selesai, Mesjid Al-Mizan akan mampu menampung jamaah dua kali lebih banyak dari yang ada saat ini.

Menyambut usianya yang ke-60, FEB Unsyiah menggelar sebuah acara meriah yang bertajuk ‘Ultah dan Reuni Akbar’ pada 29 September 2019. Acara ini diawali dengan pengibaran bendera merah putih di halaman depan fakultas dengan diiringi lagu Indonesia Raya. Pengerek bendera terdiri dari para alumni yang berbeda angkatan. Dekan Prof. Nasir bertindak sebagai inspektur upacara. Sedangkan komandan upacara dipimpin oleh salah seorang alumni, Letkol Infantri Slamet Riyanto, MM. Ratusan alumni dari angkatan pertama sampai angkatan terakhir tampak menghadiri acara reuni akbar yang meriah ini. Acara ini juga dihadiri oleh Plt. Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT dan Rektor Unsyiah Prof. Dr. Samsul Rizal, MEng.

“Bahagia sekali kita bisa berjumpa karena telah lama berpisah. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan mulai dari seminar, olah raga, seminar sosialisasi hidup sehat, bakti sosial, pengobatan massal, dan berbagai kegiatan lainnya,” ujar Aminullah Usman, SE.Ak., MM, Walikota

Banda Aceh yang juga merupakan Ketua Panitia Reuni Akbar.

Turut memberi sambutan sesepuh FEB, Prof. Dr. Syamsuddin Mahmud. Mantan Gubernur Aceh periode 19972001 ini mengulas sedikit riwayat FEB Unsyiah. “Tidak ada fakultas yang diresmikan oleh Presiden kecuali Fakultas Ekonomi Unsyiah,” kisahnya. [ ]

Dekan Prof. Nasir Azis bersama Ketua Panitia Reuni Akbar, Aminullah Usman, SE, MM.Ak yang juga Walikota Banda Aceh prioritaskan peran alumni FEB Unsyiah.

ALUMNI SELALU SIAP MENDUKUNG KEMAJUAN FEB UNSYIAH

Alumni Angkatan 1990

Alumni perempuan berbagai angkatan Alumni angkatan 1987

Ikafensy Jakarta dan alumni berbagai

This article is from: