16 minute read

Pascasarjana Pertama

kehidupan kampus. Disamping itu, gaya kepemimpinan Pak Tab yang kebapakan menjadikan hubungan antar mahasiswa dan dosen semakin harmonis. Pada masa inilah, senat mahasiswa berhasil membeli peralatan band lengkap senilai Rp 25 juta saat itu yang kemudian membesarkan grup band Fender – band mahasiswa yang sangat populer kala itu dan memenangi beberapa Festival lokal dan nasional. [ ]

Pascasarjana Pertama

Advertisement

Tahun 1988. Tanpa terasa dua puluh sembilan tahun telah berlalu. Fekon Unsyiah tak pernah berhenti menorehkan sejarah. Setelah menjadi fakultas yang pertama di Aceh, Fekon kembali mencatatkan diri sebagai fakultas pertama yang membuka program pascasarjana. Proses mendirikan Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi inipun tak kalah heroiknya dibandingkan pendirian fakultas dulunya. Selain persyaratan yang ketat, tim juga harus melakukan loby-loby yang tak kalah alotnya. Keberhasilan ini tidak terlepas dari tangan dingin Dr. Zulkifli Husin, MSc yang menjabat dekan untuk periode 1988-1991. Seperti sudah diduga sebelumnya, mantan PD I era kedekanan Pak Tab ini berjalan mulus menuju kursi dekan. Selanjutnya, posisi PD I, II, dan III masing-masing dipercayakan kepada Drs. M. Hasbuh Aziz, MS., Drs. Agus Salim, dan Drs. M. Yacob Abdi. Selain membuka program pascasarjana, prestasi lain yang dicapai periode ini antara lain: mendirikan laboratorium komputer (diresmikan pada tanggal 1 Nopember 1988 oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Abdullah Ali, M.Sc), perbaikan dan penyempurnaan kurikulum, serta perbaikan administrasi dan penyediaan sarana akademik. “Laboratorium komputer ini tercatat sebagai yang pertama di Unsyiah dengan 53 unit personal computer bantuan Yayasan Supersemar. Kehadirannya sangat berarti dalam menunjang kelancaran proses belajar mengajar, seperti mata kuliah aplikasi komputer, penelitian, maupun administrasi. Dengan kehadiran Labkom ini, diharapkan lulusan fakultas ekonomi mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan bisnis,” ungkap Drs. M. Jacob Ibrahim, MM, (Alm.) Ketua Labkom yang pertama.

Lebih lanjut, penulis buku Studi Kelayakan Bisnis ini sangat mendorong mahasiswa Fekon untuk menguasai iptek, khususnya aplikasi komputer. “Sistem komputerisasi dewasa ini sangat membantu analisa kelayakan usaha. Kini, perhitungan analisa kriteria investasi menjadi lebih

Mesjid Al-Mizan

Mushalla Fekon yang kini dikenal sebagai Mesjid Al-Mizan dibangun pada tahun kedua Pak Tab menjabat sebagai Dekan. “Mushalla itu dibangun usai pembangunan gedung PAAP sekitar tahun 1982-1983,” kenang Syarifuddin A. Bakar, SE, salah seorang dosen senior yang sejak tahun 1990 terus dipercaya mengelola Program TMPP Bappenas-Fekon Unsyiah (JFP sekarang). “Sumber dananya diperoleh dari bantuan kontraktor yang membangun Gedung PAAP dan urunan para dermawan dosen, pegawai, dan mahasiwa,” akunya. Hal ini diaminkan oleh Marwan Cut Hasan, SE, alumni Fekon Unsyiah angkatan 1973 yang terakhir menjabat Dirut Bank Duta, Jakarta. “Seingat saya Mushalla baru berdiri pada awal-awal Pak Tab menjabat dekan,” paparnya sambil mengernyitkan dahi.

Pemberian nama ini sendiri dipilih oleh mahasiswa pengurus mushalla pada tahun 1990 yang waktu itu dipimpin oleh Nazarullah dan Ridwan Nurdin (Dr. MM., sekarang menjadi dosen Fekon). Tulisan Al-Mizan ditabalkan melalui guratan kaligrafi pada bagian dinding list plank oleh Syukri Abdullah (Dr. SE, MSi,. Ak.) yang kini menjadi Dosen Fekon.

Sejak tahun 1991, Mushalla Al-Mizan telah diramaikan oleh tadarrus pagi di bulan Ramadhan, kuliah tujuh menit (kultum) ba’da Zuhur dan Ashar, serta kelompok pengajian Iqra’. Belakangan, pengajian Iqra’ ini berkembang menjadi mata kuliah (MK) pendamping bagi MK Agama Islam. Seiring dengan pertumbuhan jumlah mahasiwa, gedung mushalla diperbesar pada tahun 1993, di bawah kedekanan Pak Zul. Tidak hanya itu, mushalla juga dilengkapi dengan perpustakaan yang berisikan buku-buku Islam terbitan terbaru.

Pada periode kedekanan Prof. Dr. Said Muhammad, MA, gedung mushalla dirombak total dan ditingkatkan menjadi Mesjid Al-Mizan. Penggalangan dana dilakukan pada peringatan ulang tahun Fekon Unsyiah yang ke-48, tahun 2007 lalu. Waktu itu, Zul Sotek menjadi Master of Ceremony (MC) bersama dengan mantan Sekda NAD, Tantawi Ishak, SH, MM (Ketua Panitia) dan Nurdasila Darsono, SE, MM (Bendahara) mengkoordinir acara pengumpulan dana untuk pendirian Mesjid Al-Mizan. Dengan dana awal yang terkumpul sebanyak Rp 318 juta bantuan para dermawan, peletakan batu pertama mulai dilaksanakan. Pembangunan mesjid kebanggan Fekon Unsyiah yang didukung segenap civitas academica, mahasiswa dan ikatan alumni ini dirasakan mendesak mengingat daya tampung mushalla yang mulai tidak memadai dan arah kiblat yang kurang sesuai. Akhirnya, pada Agustus 2008, Mesjid Al-Mizan selesai dikerjakan dan mulai berfungsi. Mesjid indah yang dikelola dengan baik oleh dosen, staf dan mahasiswa Fekon ini dilengkapi pula dengan penyejuk udara (AC) dan pustaka islami. Dalam dua tahun terakhir, Mesjid Al-Mizan tengah direnovasi besar. Bekas mushalla lama direhab dengan struktur dua lantai dan akan dedesain sama seperti masjid Al Mizan di depannya, sehingga akan menjadi lebih luas. [ ]

mudah dan cepat,” tambahnya. Pak Zul (panggilan Dr. Zulkifli Husin) sangat concern dalam meningkatkan kualitas akademik, terutama dalam meningkatkan komposisi tenaga pasca sarjana. Targetnya 5 tahun ke depan, jumlah dosen berpendidikan S2 mencapai 50 persen dari 40,25 persen yang ada saat ini.

Cita-cita ini beralasan mengingat saat itu ada 25 orang staf pengajar muda sedang mengikuti intensif Bahasa Inggris di Lembaga Bahasa Unsyiah sebagai persiapan melanjutkan studi di dalam dan luar negeri. Juga, rekruitmen staf junior yang berpotensi terus ditingkatkan melalui program tunjangan ikatan dinas (TID).

Pada masa itu, mahasiswa Fekon Unsyiah telah berjumlah 4.100 orang. 1.760 diantaranya

Program Studi Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (S2)

Program pasca sarjana Unsyiah didirikan atas hasil keputusan para rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-wilayah Barat dalam suatu rapat kerja (Raker) di Jambi, tahun 1987. Keputusan ini dikuatkan kembali oleh masing-masing Dekan Fakultas Ekonomi seSumatera dan Kalimantan Barat yang menggelar Raker pertamanya di Banda Aceh, setahun kemudian. Raker yang dimaksudkan sebagai ajang konsultasi dan konsolidasi pengembangan bersama Fakultas Ekonomi di Sumatera dan Kalimantan Barat ini juga mengamanatkan pembentukan Jurnal Ekonomi untuk Wilayah Barat.

Untuk melaksanakan amanah ini, Fekon Unsyiah tidak bisa sendiri. Diperlukan dukungan universitas lain yang sudah lebih maju. Maka, pada September 1998, Dekan Fekon Unsyiah, Dr. Zulkifli Husin MSc, terbang ke Yogyakarta menjumpai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (FE UGM), Dr. Dibyo Probowo, M.Sc. Kunjungan ini tidak sia-sia. Kerja sama dalam mempersiapkan pembentukan program S2 bidang ilmu ekonomi pun disepakati.

Pada bulan Januari 1989, dikirimlah dua orang tenaga ahli dari Universitas Gajah Mada yaitu DR. Nopirin, MA dan DR. Suparmoko, MA untuk mengevaluasi persiapan program S2 di Universitas Syiah Kuala serta menyiapkan proposal (bersama dengan team dari Unsyiah) untuk diajukan ke Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Sebelum proposal akhir diajukan pada tanggal 11 Maret 1989, pembicaraan lebih lanjut dilakukan antara Rektor Unsyiah, Prof. DR. Abdullah Ali, M.Sc dan Dr. Zulkifli Husin, M.Sc dengan Rektor Universitas Gajah Mada, Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, SH dan Prof. DR. Ir. Moch Adnan (Pembantu Rektor I dan Dekan Pasca Sarjana UGM) di Yogyakarta.

Setelah persetujuan kerja sama pada tingkat Universitas disepakati oleh kedua Rektor maka secara resmi proposal untuk persiapan program S2 bidang ekonomi Universitas Syiah Kuala diajukan ke Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) di Jakarta melalui Direktur Pembinaan Sarana Akademis (PSA), Prof. DR. Bambang Suhendro pada 28 Maret 1989. Dirjen Dikti berdasarkan pertimbangan dari Konsorsium Ilmu Ekonomi terhadap proposal yang diajukan oleh Unsyiah dan sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 668, pada tanggal 23-6-1992 dengan surat Keputusan Dirjen Dikti nomor 317/DIKTI/KEP/1992, telah membentuk program Studi S-2 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di Fakultas Ekonomi Unsyiah. Pada tanggal 8 September 1992 program studi S-2 ini dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Syiah Kuala, DR. M. Ali Basyah Amin, MA. Berbagai usaha dan persiapan untuk mendukung program Pasca ini terus dilakukan termasuk mengusahakan dukungan Pemerintah Daerah Istimewa Aceh dengan menyediakan dana untuk pelaksanaan program Pasca Sarjana. Dengan dibukanya program magister di bidang ekonomi, maka dimulailah era baru pendidikan pasca (Graduate Studies) di Universitas Syiah Kuala. Untuk pertama kali, struktur pengelola Program Studi Magister IESP, berdasarkan SK Rektor Unsyiah No.240 Tahun 1992 dipimpin oleh Ketua Program DR. R. Masbar, M.Sc dengan dibantu oleh Rustam Effendi, SE, Aliasuddin, SE dan Sartiyah, SE . Selanjutnya, Dr. Raja Masbar masih dipercaya untuk periode 1994-1996, berdasarkan SK Rektor Unsyiah No.038 Tahun 1994. Jabatan sekretaris kemudian dipercayakan pada Drs. T. Iskandar Ben Hasan, MS. Rustam Effendi dan Aliasuddin masih tetap bekerja untuk bagian Akademik dan bagian Adm. Umum. Sedangkan Halimatussakdiah, yang lulusan PDPK dipercaya sebagai staf sekretariat.

Sekembalinya Dr. Nazamuddin dari Amerika Serikat, pada tahun 1997 terjadi perubahan struktur pengelola Program Magister IESP. Dr. Raja Masbar masih tetap sebagai ketua, dan Dr. Nazamuddin, MA diangkat sebagai wakilnya. Sedangkan jabatan sekretaris dipegang Aliasuddin yang baru saja menyelesaikan S2. [ ]

Gedung Pasca Sarjana

mahasiswa S1 dan 2.340 orang mahasiswa S0. Jumlah tenaga akademik tercatat sebanyak 104 orang dan tenaga administrasi 54 orang.

Mengikuti sejarah sebelumnya, Pak Zul terpilih untuk kedua kalinya sebagai pimpinan fakultas masa bakti 1991-1994. Komposisi kedekanan pun diubah. Dr. Chairul Ichsan, M.Sc. dipercayakan sebagai PD I menggantikan Drs. M. Hasbuh Aziz, MS. Posisi PD II diisi oleh Drs. T. Razali Rasyid, menggantikan Drs. Agus Salim. Sementara itu, PD III tetap dipegang oleh Drs. M. Yacob Abdi.

Masa kepimpinan Pak Zul merupakan masa kegemilangan Fekon Unsyiah dalam bidang akademik. Ketegasan Pak Zul tentang pentingnya melanjutkan studi bagi para dosen sangat tinggi. Salah satunya dirasakan oleh Drs. Said Muhammad, SE, MBA, MA (alm) tentang sikap Pak Zul terhadap staf pengajar junior waktu itu.

“You tidak boleh mengajar sebelum ikut intensif Bahasa Inggris. Kembali lagi ke saya kalau sudah dapat TOEFL 500”, ungkap Pak Zul berapi-api.

Berkat ketegasan ini, tidak kurang 15 orang staf muda berhasil melanjutkan studinya di luar negeri dalam waktu yang hampir bersamaan. Sebut saja misalnya, Drs. Tasmin A. Rahim, MBA (Texas, USA); Islahuddin, MEc (Macquarie, Australia); Dr. Nazamuddin, MA (Colorado, USA); Drs. Musfiari Haridi, MBA (Cleveland State, USA); Hasan Basri, MCom. (Wollongong, Australia); Weri, SE, MA (Virginia State, USA); Drs. Said Muhammad, MBA (Alm) (Jacson State, USA); Muslim A. Jalil, SE.Ak, MBA (California State, USA); Hafasnuddin, SE, MBA (Illinois-Chicago, USA); Muhammad Adam, SE, MBA (Central Florida, USA); Fachrizal, SE.Ak, MBA (Ashland, USA); M. Rizal Yahya, SE, MEc (Macquarie, Australia), dll.

Dalam pembinaan kemahasiswaan, periode ini dapat dikatakan sangat menonjol. Hal ini tidak

Usai serah terima jabatan dekan dari Tabrani Ibrahim ke Zulkifli Husin

terlepas dari tangan dingin Pak Yacob (Drs. M. Jacob Abdi, MM). Pada masa ini, terbentuk Persatuan Orang Tua Wali Mahasiswa (Petualima). Organisasi yang awal berdirinya ditentang sebagian aktivis mahasiswa ini dipimpin oleh Letnan Jenderal (Purn) H.T. Johan.

Sejak berdirinya Petualima, kegiatan akademik dan non akademik mahasiswa semakin bertambah lancar saja. Sebab, setiap kegiatan yang masuk dalam program kerja Senat Mahasiswa akan mendapat bantuan yang besarnya disesuaikan dengan kegiatan. Tercatat beberapa agenda penting mahasiwa yang dilakukan saat itu seperti Seminar Nasional Lingkungan Hidup, Kongres Badan Pekerja Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (BP ISMEI), Ekspedisi 7 Puncak se-Sumatera

Prof. Dr. Zulkifli Husin, M.Sc Mantan Dekan Fekon Unsyiah dan Rektor Universitas Bengkulu

Masih seperti dulu, Doktor Ekonomi jebolan Michigan State University ini tetap bersemangat dan enerjik seperti waktu menjabat Dekan Fekon lebih dua puluh lima tahun silam. Ketika ditanya tentang posisi Fekon dalam konteks persaingan dunia pendidikan dewasa ini, ia mengatakan bahwa kita masih punya peluang. “Dari dulu hingga sekarang Fekon Unsyiah masih berjaya di luar Pulau Jawa. Hanya saja sekarang bagaimana kita mempertahankan kondisi ini,” ujarnya. “Yang kita butuhkan hanya upaya untuk menjaganya. Kalau dulu bisa ada kerja sama dengan USU, UI, UKM dan USM dari Malaysia dan bahkan dari Erasmus University Belanda, kenapa hal ini tidak bisa dilanjutkan. Bangun kompetensi. Hal ini bisa dilakukan melalui kerjasama itu. Bagaimana seharusnya mata kuliah-mata kuliah tertentu dapat diambil di UKM, misalnya. Atau sebaliknya, kuliah di Erasmus tetapi dapat mengambil beberapa course-nya di Fekon Unsyiah dan itu diakui kevalidannya. Sepanjang upaya-upaya internasionalisasi akademik yang sudah kita rintis dulu bisa kita pertahankan dan tingkatkan, maka bukan mustahil kita dapat menjadi yang terbaik di Asia Tenggara,” paparnya bersemangat. “Kalianlah yang muda-muda, terus sekolah, bukan begitu Man (sambil melirik Prof. Dr. Jasman J. Ma’ruf - kini Rektor Universitas Teuku Umar, Meulaboh)”.

Tokoh yang terkenal berhasil menggaet proyek-proyek strategis dari Bappenas Jakarta ini – salah satunya adalah Program TMPP yang sudah memasuki angkatan ke 33 dan telah berganti nama menjadi JFPP dan JFPPM saat ini – merupakan mantan Ketua Forum Rektor Se-Indonesia. Melalui organisasi ini, Zulkifli berharap dapat memberikan peran yang lebih besar lagi dalam pembangunan pendidikan tinggi di Indonesia.

Untuk Fekon Unsyiah, Pak Zul, demikian ia biasa disapa, berharap banyak agar pembangunan lebih dititikberatkan pada core competencenya. “Hal ini dapat dilakukan bila staf pengajarnya memiliki core competensi-nya masing-masing. Contoh, untuk mata kuliah ekonomi ya ambilnya di ekonomi Jurusan Studi Pembangunan. Jadi kalau anak pertanian jurusan ilmu sosial ekonomi pertanian, mengambil mata kuliah ekonominya ya harus ke fakultas ekonomi, apalagi kalau ia memang mahasiswa ekonomi baik dari jurusan akuntansi maupun manajemen. Begitu seterusnya,” jelas Direktur Program Pasca Ekonomi Lingkungan Universitas Trisakti, Jakarta ini mantap. Ayah 4 orang putri yang kesemuanya sudah berumah tangga dan menyelesaikan sarjananya ini berharap agar Fekon Unsyiah dapat lebih berjaya di masa-masa depan. “Di tangan anda yang muda-muda inilah masa depan Fekon Unsyiah. You sudah S2?” tanyanya kepada penulis. [ ]

oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (Metalik), penerbitan majalah mahasiswa Perspektif, Festival Musik Kampus Live on Stage se-Sumatera-Jawa, pentas seni oleh UKM Bengkel Seni dan Teater (Bestek), Pencak Silat Tapak Suci, Tae Kwon Do, Economic Otomotive Club (EOC), serta pengurus Mushalla Al Mizan juga sangat aktif ketika itu.

Pada periode Pak Zul pulalah dibentuk Program Pendampingan Mata Kuliah Agama untuk mahasiswa Fekon Unsyiah bekerjasama dengan pengurus Mushalla Al Mizan.

Dekan memberikan plakat kepada Menteri Emil Salim pada Seminar ISMEI

Dekan Fekon peusijuk Menpangan dan Istri Dr. Chairul Ichsan

“Program ini dibuat karena banyak mahasiswa yang tidak bisa membaca Al-Qur’an. Dari 160 mahasiswa baru per kelas waktu itu, hanya 31% mahasiswa yang bisa membaca Al-Qur’an,” ujar Nazarullah, Ketua Mushalla Al Mizan pertama yang menjadi Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Banda Aceh beberapa tahun silam.

Seiring dengan berakhirnya masa tugas Pak Zul, Dr. Chairul Ichsan, MSc. (terakhir menjabat Ketua Bappeda Prov. NAD tahun 2002-2005) terpilih sebagai Dekan periode 1995-1999. Pak Ucok, demikian panggilan akrabnya, waktu itu baru saja dipromosi sebagai Guru Besar Fekon Unsyiah. Ia didampingi oleh Dr. Mas’ud D. Hiliry MA, Drs. Mansyahruddin Is, dan Drs. Mohd. Isa KB masingmasing sebagai PD I, II, dan III. Sementara itu, Pak Zul dipercaya sebagai Rektor Universitas Bengkulu. Setelah mengabdi selama dua periode di Bengkulu, Pak Zul hijrah ke Jakarta sebagai Ketua Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Lingkungan di Universitas Trisakti.

Periode kedekanan Pak Ucok tidak begitu banyak berbeda dengan periode sebelumnya. Penekanan tetap difokuskan pada peningkatan mutu akademik. Maklum, ia dulunya duduk sebagai PD I di kabinet Pak Zul. Sehingga, kebijakan-kebijakan yang diambil pada masa ini tidak jauh berbeda dari masa-masa sebelumnya. Salah satu peristiwa penting yang dicatat dalam periode ini adalah pembukaan program S1 Ekstensi. Program ini dirancang untuk para profesional yang ingin meningkatkan kariernya. Sekaligus, untuk menekan praktek jual-beli ijazah yang mulai marak di Aceh.

Periode ini juga mencatat momen bersejarah dengan mendirikan Program Studi Pasca Sarjana

Program Magister Manajemen

Sekembalinya Dr. A. Rahman Lubis, MSc dari Malaysia, gagasan mendirikan program pasca sarjana bidang ilmu manajemen terus mengemuka. Fekon Unsyiah yang telah berhasil menjalankan program pasca sarjana bidang ilmu ekonomi dirasa belum lengkap. Dengan dukungan berbagai pihak, terutama kerja keras panitia yang dikomandoi Pak Rahman (panggilan Prof. Dr. A. Rahman Lubis, MSc) akhirnya membuahkan hasil. Agustus 1995, Program Studi Magister Manajemen (MM) resmi berdiri sesuai Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen P & K Republik Indonesia Nomor : 360/Dikti/Kep/1995 tanggal 18 Agustus 1995. Kegiatan akademiknya dimulai pada semester ganjil 1995/1996. Setelah resmi berdiri, Pak Rahman langsung ditunjuk sebagai Ketua Program. Sementara Jasman J. Ma’ruf, MBA dan Muslim A. Djalil yang turut membidani lahirnya program ini dipercayakan sebagai wakil ketua dan sekretaris.

Struktur ini bertahan sampai tahun 2000. Kemudian, seiring dengan berangkatnya Jasman J. Ma’ruf melanjutkan studi ke University Sains Malaysia (USM), posisinya diisi oleh Miftahuddin, yang juga memberi andil dalam kelahiran program ini.

Tahun 2004, Pak Jasman (panggilan Prof. Dr. Jasman J. Ma’ruf, MBA) menyelesaikan studi Doktornya. Pada tahun itu juga ia dipercaya mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan di MM hingga saat ini. Struktur keorganisasian selengkapnya sejak awal lahirnya MM sbb:

Periode

1995 – 1998 1998 – 2001 2001 – 2004 2004 – 2007 2008 - 2011 2012 - 2015 2016 - sekarang

Ketua Program

Dr. A. Rahman Lubis, M.Sc Dr. A. Rahman Lubis, M.Sc. Dr. A. Rahman Lubis, M.Sc. Dr. Jasman J. Ma’ruf, MBA Prof. Dr. Nasir Azis, MBA. Dr. Mukhlis Yunus, MSi Dr, Said Musnadi

Wakil Ketua

Drs. Jasman J. Ma’ruf, MBA Drs. Jasman J. Ma’ruf, MBA Drs. Miftahuddin, MM Drs. Miftahuddin, MM -

Sekretaris

Muslim A. Jalil, SE, MBA Muslim A. Jalil, SE, MBA Sofyan Idris, SE, MBA Sofyan Idris, SE, MBA Muhammad Adam, SE, MBA Dr. Amri, MSi -

Program Magister Manajemen (PPS MM) Unsyiah, tepatnya tanggal 18 Agustus 1995. Pendirian ini dimotori oleh Dr. Abdul Rahman Lubis, M.Sc. (Prof. Dr. M.Sc, Ketua Bappeda NAD 2006-2009), yang kemudian didaulat sebagai Ketua Program. Sementara Wakil Ketua dan Sekretaris dipercayakan kepada Drs. Jasman J. Ma’ruf, MBA dan Muslim A. Djalil, SE.Ak, MBA.

Pada pemilihan dekan tahun 1997 yang demokratis, Dr. Teuku Iskandar Daoed, SE (Alm.) yang baru pulang menyelesaikan studi Doktornya di UGM, Jogya berhasil mendapatkan kepercayaan dari sebagian besar dosen. Kemudian, Dr. Said Muhammad, MA yang juga baru pulang dari Amerika dipercaya sebagai PD I. Posisi PD II

Prof. Dr. A. Rahman Lubis, MSc (kiri depan) bersama dosen-dosen FEB

tetap dipercayakan kepada Drs. Mansyahruddin Is. Jabatan PD III diisi oleh Drs. Azhar Puteh, MSi. Kedekanan kali ini disesuaikan dengan kebijakan Dikti yang baru tentang struktur jabatan kedekanan, yakni menambah satu posisi PD IV bidang kerjasama. Posisi ini dipercayakan kepada Drs. Syakhiruddin, MSi.

Meskipun periode kedekanan Pak Is berlangsung dalam keadaan yang kurang kondusif seiring memuncaknya eskalasi Gerakan Aceh Merdeka (GAM), namun periode ini mampu mencatatkan sejarah, membuka program Doktoral Ilmu Ekonomi. Tidak hanya itu,

Prof. Dr. T. Iskandar Daoed periode ini juga melahirkan dua jurusan baru pada program studi

D III, yakni Jurusan Fiskal (Perpajakan) dan Perbankan. Dengan demikian, Fekon Unsyiah telah memiliki program yang lengkap dari berbagai strata, yaitu S0, S1, S2, dan S3. Sehingga wajar bila Fekon Unsyiah diharapkan mampu menjadi Fakultas Ekonomi terbaik di Wilayah Sumatera dan Kalimantan Barat. [ ]

Program Doktor Ilmu Ekonomi (S3)

Pada tanggal 30 Juli 1998, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 250/DIKTI/Kep/1998, Fakultas Ekonomi Unsyiah telah dapat membuka program baru, yaitu Program Doktor Ilmu Ekonomi yang merupakan program pendidikan jenjang pendidikan S3 yang pertama di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dengan struktur pimpinan programnya digabungkan dengan Program Studi Magister IESP dalam rangka efisiensi. Adapun struktur kepengurusan PPS IESP sejak awal berdirinya adalah sebagai berikut:

Periode

1992 - 1994

1994 – 1996 1997 – 1999 1999 – 2002 2002 – 2005 2006 – 2009 2009 - 2012 2013 - 2017 2018 - sekarang

Ketua Program

Dr. Raja Masbar, M.Sc

Dr. Raja Masbar, M.Sc Dr. Raja Masbar, M.Sc Dr. Nazamuddin, MA Dr. Nazamuddin, MA Prof. Dr. Jakfar Ahmad, MA Prof. Dr. Abubakar Hamzah, MS Prof. Dr. Raja Masbar, MSc Prof. Dr. Raja Masbar, MSc

Wakil Ketua

Drs. T. Iskandar Ben Hasan, MS Dr. Nazamuddin, MA -

Sekretaris

Rustam Effendi, SE, Aliasuddin, SE, Sartiyah, SE Rustam Effendi, SE, Aliasuddin, SE Aliasuddin, SE, MSi Weri Binahar, SE, MA.Econ Weri Binahar, SE, MA.Econ Weri Binahar, SE, MA.Econ Dr. Sofyan Syahnur, MSi Dr. Muhammad Nasir, MSi, MA -

This article is from: