Memorandum Edisi 17 Februari 2017

Page 7

halaman 7

jumat pon, 17 FebrUARI 2017

pa s u rua n KEPALA BIRO: Maskur. WARTAWAN: Sudiono, DK. Riyanti. Ach. Farid. HP: 0812-2219-5558

Buron Curanmor Tosari Dibekuk

Seputar Desa

foto : memorandum/sudiono

Pasuruan, Memorandum Setelah sempat buron, Mujiantoro (36) warga asal Dusun Kertoanom, Desa Tosari, Kecamatan Tosari, akhirnya diringkus anggota Reskrim Polsek Tosari. DPO curanmor itu diduga telah melakukan pencurian motor GL Pro New Tech di dalam gudang pabrik Desa Tosari, Kecamatan Tosari. Kasubbag Humas Polres Pasuruan AKP MD Yusuf mengatakan, penangkapan itu setelah pihaknya menerima laporan dari Wahyu (35), warga Dusun Kertoanom, Desa Tosari, Kecamatan Tosari. Awalnya, pelaku

Kades Gading melantik RT/RW di desanya.

Pemilihan RT/RW Desa Gading Demokratis

Mukhtar menunjukkan sajam.

Warga Lebaksari Bawa Sajam Pasuruan, Memorandum Upaya Polres Pasuruan untuk memberantas kejahatan di wilayahnya dilakukan dengan menggelar razia di Jalan Raya Pandaan-Bangil. Hasilnya, polisi mengamankan Mukhtar (38), warga asal Dusun Pagubukan Utara, Desa Lebaksari, Kecamatan Wonorejo, yang kedapatan membawa celurit. Kasat Reskrim AKP M Khoirul Hidayat mengatakan, penangkapan ini dilakukan saat petugas sedang melakukan patroli. Saat itu petugas melihat gelagat yang mencurigakan dari Mukhtar. Karena merasa curiga, akhirnya petugas langsung menghampiri tersangka. Disitu petugas langsung melakukan penggeledahan badan terhadap tersangka, akan tetapi dari hasil penggeledahan tersebut tidak diketemukan apapun. Namun, saat petugas melanjutkan pemeriksaan di jok motornya petugas menemukan sebilah senjata tajam jenis celurit. “Setelah kami menemukan celurit tersebut, kami langsung menggiring pelaku beserta barang bukti ke Mapolres Pasuruan, untuk menjalani menyidikan,” terangnya. Saat dilakukan pemeriksaan, lelaki beristri dua itu mengaku bahwa membawa senjata tajam hanya untuk menjaga diri dalam perjalanan dari Sukorejo menuju Wonorejo atau dari rumah istri pertama ke rumah istri kedua di malam hari. Menurutnya wilayah tersebut termasuk wilayah yang rawan begal (curas). “Tetapi, apa pun itu alasannya, perbuatan tersangka tetaplah salah. Karena, telah membawa sajam tanpa dilengkapi surat yang sah, sehingga saat ini tersangka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya lantaran dianggap melanggar pasal 2 ayat 1 UU Darurat Nomor 12 tahun 1951 tentang kepemilikan sajam dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara,” tandasnya. (ryt)

Saat diperiksa, pelaku mengaku memang benar ia telah melakukan tindakan pencurian dengan pemberatan karena ia ingin menambah penghasilan. Karena sebagai buruh tani, penghasilannya masih kurang untuk menghidupi keluarganya. “Kini pelaku telah ditahan di rumah tahanan Polsek Tosari Polres Pasuruan dan menjalani penyidikan lebih lanjut, serta dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara,” tandasnya. (ryt)

Pasuruan, Memorandum PT Jasindo selaku penanggungjawab Asuransi Nelayan Kota Pasuruan, memberikan jaminan atau santunan kematian kepada ahli waris Anilah (30), istri (alm) M Said (33), nelayan asal Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan yang meninggal saat mencari ikan di laut pada 27 Januari lalu. Asuransi Rp 200 juta itu diberikan karena suaminya mendaftarkan diri menjadi peserta Asuransi Nelayan Kota Pasuruan pada akhir Desember 2016 lalu. Terlihat, santunan tersebut langsung diserahkan secara simbolis oleh Walikota Pasuruan, Setiyono di sela -sela acara Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Perikanan dan Kelautan “Pembinaan pasca panen hasil perikanan” di Gedung Gradika Bhakti Praja Pemkot Pasuruan, Kamis (16/2). Setelah acara selesai, terlihat Anilah tak bisa menyembunyikan rasa sedih yang masih dirasakannya pasca ditinggal suaminya untuk selama-lamanya. Hanya saja, dirinya juga berterima kasih kepada Pemkot Pasuruan dan PT Jasindo yang telah memberikan santunan kematian kepadanya. “Ya sedih ya terima

yakin semua nelayan yang belum terdaftar akan segera bergabung. Untuk nelayan yang meninggal di laut dapat santunan Rp 200 juta, kalau cacat tetap dapat Rp 160 juta, dan biaya pengobatan sebesar Rp 20 juta. Begitu juga dengan nelayan yang meninggal akibat melakukan aktifitas selain melaut, dapat santunan Rp 160 juta, cacat tetap Rp 100 juta dan pengobatan Rp 20 juta,” tegasnya. (ryt/ion)

foto : memorandum/humas

foto : memorandum/humas

Setiyono memberikan klaim asuransi secara simbolis kepada istri salah satu nelayan yang hilang.

“Ini sebagai bukti bahwa tidak ada ruginya menjadi peserta asuransi nelayan. Karena dalam perjalanan kita tidak tahu apakah terjadi sesuatu dengan nelayan, baik itu kecelakaan atau apapun yang berakibat fatal. Hanya seminggu setelah kejadian, langsung bisa diproses dan dirasakan oleh nelayan atau ahli warisnya,” jelasnya. Sugiharto juga menambahkan, bahwa jumlah nelayan di Kota Pasuruan sampai saat ini mencapai 2070 orang, sehingga ada 679 nelayan yang belum menjadi peserta asuransi nelayan Kota Pasuruan. Untuk itu, pihaknya mentargetkan tahun ini, tidak satupun nelayan yang belum menjadi peserta asuransi nelayan. “Dari kejadian ini, saya

Foto bersama pejabat Jasindo dan penerima klaim asuransi.

kasih, karena sekarang saya harus mengurus dua anak saya sendirian tanpa ada suami lagi,” terangnya. Menurutnya, santunan yang diterimanya akan ditabung untuk masa depan kedua buah hatinya, yakni Abdul Majid (12) dan Mauludiyah (2). “Semua uang ini akan saya gunakan untuk keperluan sekolah anak-anak saya. Semoga cita-citanya untuk menjadi pengusaha kapal bisa terwujudkan, itu

mimpi anak pertama saya,” ungkapnya. Di tempat lain, Sugiharto selaku Kepala Dinas Pertanian Kota Pasuruan menjelaskan, M Said adalah satu dari 1391 nelayan di Kota Pasuruan yang sudah terdaftar dan memiliki Kartu Asuransi Nelayan. Seluruh nelayan tersebut untuk tahun ini tidak perlu membayar premi selama setahun dengan biaya sebesar Rp 175 ribu, karena sudah disubsidi oleh pemerintah pusat.

foto: Memorandum/ihumas

PT Jasindo Serahkan Rp 200 Juta untuk Keluarga Nelayan yang Hilang

Mujiantoro di Mapolsek Tosari.

Tujuh Kantor Dinas Resmi Pindah ke Raci Pasuruan, Memorandum Tujuh instansi yaitu Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, serta Dinas Lingkungan Hidup, di Pemerintah Kabupaten Pasuruan, akan resmi berpindah kantor ke Raci, Bangil, Jumat (17/2) ini. Rencana peresmian tujuh kantor baru tersebut akan diisi dengan acara Sholawatan bersama Jamaah Al Fikri Kejayan serta musik gambus. Soeharto, Asisten II Sekda Kabupaten Pasuruan mengatakan, peresmian 7 instansi di komplek perkantoran Pemkab Pasuruan, Raci, Bangil akan dimulai setelah salat Jumat, lantaran banyak tampilan-tampilan musik Islami yang membutuhkan persiapan cukup lama. “Kita juga mendatangkan jamaah Al Fikri, kemudian Padang Howo dan Musik Gambus, sehingga pasti tidak singkat acaranya. Makanya supaya semua acara jadi fokus dan tidak mengganggu persiapan salat Jumat,” kata Soeharto, di sela kesibukannya. Soeharto juga menambahkan, tujuh kantor baru tersebut sudah melakukan

pemindahan seluruh barang inventaris di kantor lama yang ada di Kota Pasuruan. Untuk gedung yang berada di sebelah selatan diisi oleh Dinas Pertanian pada Lantai I, Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan di lantai 2, dan Dinas Perikanan di lantai 3. Sedangkan gedung di sebelah utara diisi oleh Disperindag di lantai I, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro di lantai 2, serta Dinas Lingkungan Hidup di lantai 3. Sedangkan gedung yang berada di tengah-tengah ditempati oleh Dinas Pendidikan. Khusus untuk Dinas Pendidikan yang juga berlantai 3, tak hanya menjadi kantor saja, tapi juga terdapat ruang pertemuan atau ruang seminar. Dr Iswahyudi, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan menjelaskan, ruangan tersebut berkapasitas 1000 orang, sehingga dapat digunakan berbagai kegiatan yang melibatkan staf Dispendik hingga guru dan pelajar. “Alhamdulillah, akhirnya pindah juga. Kemarin kita gelar tasyakuran kecil-kecilan, dengan harapan agar kerja kita lancar dan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Pelayanan sudah 100% pindah di Raci, namun resminya mulai tanggal 17 Pebruari,” tegasnya. (ion)

Kota Pasuruan Marak Balapan Liar (2)

Dulu Polisi Menindak, Sekarang Cuma Patroli

foto : memorandum/riyanti

foto: Memorandum/idok

Pasuruan, Memorandum Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintahan Desa Gading, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, melakukan peremajaan rukun warga (RW) maupun rukun tetangga (RT). Ini diwujudkan dengan melakukan pemilihan secara demokratis, langsung oleh warga sendiri. Pemilihan RT dan RW dilakukan dengan memilih 9 RW dan 25 RT yang terbagi di 4 dusun, yaitu Dusun Kurban, Dusun Balon, Dusun Gading, dan Dusun Wedar yang berada di wilayah Desa Gading. Agus Salim, Kepala Desa Gading mengatakan, selaku Pemerintahan Desa Gading menggelar pemilihan RT dan RW di wilayah dusun masing-masing yang terbagi di 4 dusun secara demokratis yang langsung dipilih oleh warga. Agus juga menambahkan, pemilihan ini dilakukan dengan harapan nantinya bisa bersinergi secara langsung, untuk mewujudkan pelayanan kepada masyarakat bersama pemerintahan desa. “Hari ini (Kamis kemarin, Red) kami melantik 9 RW dan 25 RT di Desa kami, dan alhamdulillah berjalan sukses. Semoga peremajaan RT RW ini bisa mengemban amanah dari warga dan sukses untuk kedepannya,” jelasnya. (ion)

masuk ke dalam gudang dengan cara memotong besi pengait gembok yang sudah dikunci, lalu pelaku masuk gudang untuk mengambil sepeda motor jenis GL Pro New Tech. “Ketika pelaku berhasil

mengambil sepeda motor GL tersebut, tak pikir panjang pelaku langsung membawa keluar sepeda motor tersebut untuk dibawanya ke tempat yang aman,” bebernya. Selanjutnya, petugas langsung melakukan pencarian terhadap DPO tersebut. Mengetahui keberadaan pelaku, petugas melakukan penangkapan di rumah pelaku yang berada di Dusun Kertoanom, Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.

Polisi menindak pelaku balap liar.

ENTAH siapa yang memulai, kumpulan pemuda penyuka balapan liar kembali marak di Kota Pasuruan. Ini terjadi hampir setiap Sabtu malam hingga Minggu dini hari. Meski kadang membantu polisi untuk mengusir balapan tersebut, namun masyarakat yang merasa terganggu sempat berputus asa dan merindukan ketegasan pihak kepolisian untuk memberantas

balapan liar yang seringkali berujung ricuh hingga pembacokan. Kerinduan masyarakat tentang tindakan tegas kepolisian semakin diidam-idamkan pasca kejadian yang menimpa Sigit Mujianto (22) pemuda Krampayangan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan yang tak lain adalah seorang karyawan honorer Satuan Polisi Pamong

Praja (Satpol PP) Kota Pasuruan. Ia dibacok segerombolan pembalap liar, hingga harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD dr Soedarsono Kota Pasuruan. Dulu disaat pucuk pimpinan Polres Pasuruan Kota dijabat AKBP Asep Akbar Hikmana, tepatnya Minggu dini hari pada 8 September 2013 silam, puluhan anggota lintas satuan Polres Pasuruan Kota, berhasil memblokade jalan keluar di Jl Sultan Agung Kota Pasuruan. Waktu itu polisi berhasil mengeluarkan tilang sebanyak 329 kendaraan roda dua dengan menahan 180 kendaraan protolan milik pembalap liar dan penontonnya. Yang mana hasil penangkapan tersebut diklaim menjadi penindakan kendaraan bermotor terbesar dalam sejarah Polres Pasuruan Kota. Selain itu, penindakan seperti itu juga beberapa kali dilakukan oleh Polres Pasuruan Kota untuk memberikan efek jera kepada para pemuda yang suka balapan liar. Namun, semakin bertambah hari, para pemuda yang mayoritas datang dari wilayah Kabupaten Pasuruan tersebut, malah sering berpindah tempat hingga saat ini menjamur di Jalan Panglima Sudirman dan Tamanan Kota Pasuruan. Akan tetapi akhir-akhir ini, tindakan pengepungan seperti dulu jarang dilakukan kembali oleh polisian setempat.

“Sekarang lebih sering kucing-kucingan, kejar-kejaran, pak polisinya hanya berpatroli menggunakan sepeda motor ataupun mobil untuk mengusir mereka (pembalap liar, Red), gak ada pemblokiran seperti dulu, padahal jika sering dilakukan penindakan tegas seperti memblokade jalan keluar, pasti mereka akan mikir-mikir lagi,” papar Korano, warga Purworejo, Kota Pasuruan yang rumahnya berdekatan dengan Jl Panglima Sudirman, Kota Pasuruan. Balapan liar selain mengganggu kelancaran berlalu lintas dan membahayakan pengendara yang lainnya, juga dikeluhkan sebagai penyebab onar hingga berujung tawuran antar golongan karena dipengaruhi oleh minuman beralkohol. “Seakan gak ada takutnya mbak, sempat warga juga ikut mengusir gerombolan balapan liar itu, namun malah warga yang dilempari batu,” paparnya. Entah sampai kapan segerombolan pemuda tersebut akan kapok, jika pihak kepolisian hanya bertindak seperti itu itu saja. “Terus terang kami mensuport dan kasian kepada pihak kepolisian, malam-malam harus mengusir balapan liar, namun mau bagaimana lagi pak, kami warga merasa sangat terganggu dengan mereka (balapan liar, Red) tolong tindak tegas saja mereka, blokade lagi, berikan efek jera, biar mereka kapok dan kami bisa hidup tenang,” tandasnya. (ryt/mas/bersambung)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.