halaman 20
SELASA Pon, 3 JANUARI 2017
P RO B O L I N G G O
Meliputi Wilayah Kota/Kabupaten Probolinggo. Kabiro: Nur Wahyudi. Wartawan: Richard De Nre, Happy Lailatuansyah, M. Hisbullah Huda, Yusron Fuadi
Diduga Sarat Kepentingan Pilwali 2018
Perpustakaan keliling menjadi bagian dari upaya Pemkab Probolinggo dalam mengisi waktu liburan.
Isu panas ini dilontarkan politisi Gerindra, Hamid Rusdi. Katanya, jabatan pimpinan di dewan berorientasi pada kepentingan politik Pilwali. Gambaran umumnya cukup jelas dibaca pada munculnya figur sebagai representasi partai. Melalui posisi ketua di AKD, partai akan memainkan peran lebih, baik untuk kepentingan internal partai maupun membentuk opini publik. Hamid memperkirakan, akan ada manuver untuk memuluskan keinginan meraih posisi tersebut. “Hitung-hitungannya, partai yang akan menentukan. Fraksi sebatas menjalankan. Kalau kami, Gerindra, tidak terlalu memikirkan itu. Apakah ada ruang di pimpinan AKD atau tidak, sama saja.
Pemkab Sediakan Taman Baca Jalur Pantura
Lele, Komoditas Air Tawar Paling Dominan Probolinggo, Memorandum Kawasan Kabupaten Probolinggo mencakup wilayah perairan laut dan daratan atau air tawar. Hingga saat ini, produksi lele masih menjadi primadona masyarakat. Hal ini sebagai alternatif, lantaran harga ikan laut yang harganya fluktuatif. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Memorandum, hingga November 2016 lalu, komoditi budidaya air tawar yang paling dominan masih ikan lele. Mencapai 615 ton perbulan. Selanjutnya, nila sebanyak 22 ton perbulan, dan gurami sebanyak 3,1 ton perbulan. “Untuk data Desember masih kami lakukan input data,” kata Kabid Budidaya perikanan pada Dinas kelautan dan Perikanan (Diskanla), Hari Pur Sulistyono, kemarin. Dikatakan Hari, ikan lele masih saja menjadi primadona, lantaran pembudidayaannya tergolong mudah. Di halaman rumahpun, lele bisa dibudidayakan. Selain itu, waktu panen yang cukup singkat, hanya 3 bulan saja, membuat ikan air tawar ini banyak diminati masyarakat untuk dibudidayakan. “Faktor penjualannya yang mudah juga cukup untuk mendongkrakproduksimelimpahdarikomoditiini,”ujarnyakemudian. Sementara untuk komoditi ikan air tawar lainnya, Hari menjelaskan masih butuh beberapa tambahan modal, jika dibandingkan dengan lele. Untuk nila, perlu kolam agak luas, dengan maksimal penebaran 10 ekor permeter perseginya. Waktu panen pun, lebih lama satu bulan ketimbang lele, yakni 4 bulan. Penggemar lele pun, sangat banyak di kalangan warga Probolinggo. Ditemui di sekitar warung lalapan lele, Ely Sandi (25), warga Kecamatan Kraksaan mengatakan, lele lebih mudah diolah dari pada jenis ikan yang lain. Selain itu, rasanya yang gurih juga sangat cocok untuk lauk sehari-hari. “Berbeda dengan ikan laut atau ikan lainnya. Lele lebih pas untuk konsumsi sehari-hari, karena tidak cepat bosan,” pungkasnya. (py)
Hamid Rusdi
Yang penting bisa mewarnai, untuk kepentingan rakyat,” kata Hamid. Anggota dewan dua periode ini menegaskan, Gerindra sekarang dalam posisi wait and see. Ia menawarkan partai lain untuk bicara terbuka dan berbagi kekuasaan secara proporsional.
Politisi Gerindra memberikan penilaian kinerja pemkot.
Probolinggo, Memorandum Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo diminta untuk meningkatkan kinerja, dan memaksimalkan program pembangunannya di segala sektor. Sebab, dalam kegiatan program di sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang tercatat hingga akhir tahun 2016 lalu, mengalami penurunan alias tidak pro rakyat. Penurunan kinerja SKPD ini, juga ditandai dengan tidak adanya peningkatan pembangunan di semua bidang. Kondisi itu bisa dirasakan terhadap bidang pendidikan, pemerintahan, hukum, perekonomian dan keuangan. ”Pemkot Probolinggo tidak ada “Good Will” yang baik untuk masyarakat hanya terkesan menggugurkan kewajiban,” ujar Ketua Fraksi Gerindra, DPRD Kota Probolinggo, Hamid Rusdi dalam Refleksi Kinerja Pemkot Probolinggo tahun 2016, Selasa (2/1). Hamid Rusdi mengatakan, persoalan ketakutan yang berlebihan dari pemegang kebijakan sehingga pembangunan menjadi jalan ditempat. Contoh yang paling krusial penarikan parkir dipinggir jalan, masuknya kemana masih belum jelas karena pendapatan parkir tersebut ditarget untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). Tak hanya itu, soal masuknya investasi yang lebih diperparah dengan revisi Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) yang belum kelar sehingga membuat para investor kebingungan untuk
LIRA : Wawasan Kebangsaan Sangat Penting
foto: Memorandum/ MASHUD
Probolinggo, Memorandum Libur pergantian tahun dimanfaatkan dengan baik oleh warga untuk bertamasya. Di jalur pantura Probolinggo, tepatnya di jalan raya Bentar, Desa Curah Sawo, Kecamatan Gending, ada mobil pintar yang menyediakan buku bacaan. Terutama untuk warga yang tengah beristirahat di perjalanan. Tujuannya, untuk memberikan hiburan dan meningkatkan minat baca, terutama pada anak-anak. Di tepi jalan raya Bentar inilah, mobil pintar membuka stan baca. Tak ayal kehadiran mobil perpustakaan keliling ini, mengundang minat warga yang hendak liburan, untuk mampir beristirahat sembari membaca. Anak-anak inipun sangat antusias, membaca buku yang disediakan. Rindangnya pepohonan, memberikan nuansa tersendiri untuk mereka melepas penat. Sehingga, waktu istirahat untuk menuju tempat liburan jadi lebih menyenangkan. Emy (40), warga Kabupaten Lumajang mengatakan, keberadaan taman baca ini sangat membantunya. Sebab, minat baca anaknya dapat tetap terjaga, meski tengah liburan. “Sangat membantu, kebetulan tadi mau beristirahat, sekalian saja sambil membaca disini. Anak-anak juga senang,” katanya. Sementara itu, Novita (10), putri Emy menyebut, dengan adanya taman baca ini, liburan menjadi semakin menyenangkan. Karena masih bias membaca buku anak-anak yang disediakan. Dalam perpustakaan keliling ini, selain menyediakan buku bacaan untuk anak, juga menyediakan display hiburan anak, dan sambungan internet gratis. Keberadaannya memang disediakan untuk memfasilitasi warga yang melintas di jalur pantura selama liburan pergantian tahun. Pengelola sengaja membuka stan ini di jalur pantura Probolinggo – Situbondo, karena jalur ini sangat ramai. Terutama saat liburan tiba seperti saat ini. “Kami hanya memfasilitasi masyarakat untuk bisa tetap mendapatkan pengetahuan. Salah satunya dari membaca, maupun melalui sambungan internet,” kata Andre Kurniawan, petugas perpustakaan keliling. (py)
Fraksi Gerindra Nilai Kinerja Pemkot Tak Prorakyat
“Misalnya, PDIP yang punya suara terbanyak, menginginkan posisi dimana, silahkan dibicarakan. Demikian juga partai lain yang suaranya nomor dua atau tiga dan seterusnya, dirembug. Kalau cara begini tidak bisa, mekanisme voting pasti jadi pilihan terakhir,” terang Hamid. Ketua Fraksi Nasdem Roy Amran, menginginkan adanya rotasi pada posisi AKD. Namun demikian, Roy enggan berkomentar banyak dan menyerahkan sepenuhnya kepada ketua partainya. “Biar ketua partai yang menyampaikan. Ini ranahnya beliau. Tapi kalau merujuk pada kondisi saat ini dan kedepannya, rotasi itu keniscayaan,” katanya, Senin (2/1). Dalam kesempatan terpisah, Ketua Fraksi Golkar, Rano Cahyono mengisyaratkan kocok ulang pimpinan AKD sebagai bagian dari strategi politik 2018. Kata Rano, Golkar akan mengambil peran lebih pada posisi pimpinan AKD tersebut. (yd)
foto: Memorandum/ MASHUD
Probolinggo, Memorandum Kocok ulang alat kelengkapan dewan (AKD) DPRD Kota Probolinggo mulai menggelinding. Meski masih menjadi bisik-bisik di internal dewan, kocok ulang posisi AKD menjadi isu hangat. Muncul penilaian jika jabatan pimpinan di lingkungan dewan berhubungan dengan kepentingan pilwali (pilkada) 2018.
Presiden LIRA, H. Jusuf Rizal memberi keterangan Pers sebelum Refleksi Akhir Tahun 2016 terkait Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara.
Probolinggo, Memorandum Wawasan kebangsaan dan bela negara dipandang sangat penting. Sebab, semua itu memiliki peran penting yang sangat vital untuk mewujudkan keutuhan bangsa yang sudah mulai memudar. Dalam hal ini, meliputi rasa cinta tanah air dan penghargaan terhadap bangsa dan Negara yang kita cintai. Terlebih lagi, dalam kondisi saat ini, dimana banyak masyarakat Indonesia terutama generasi muda yang sudah tidak paham lagi tentang pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, akibatnya timbul berbagai permasalahan kebangsaan di negeri ini. “Wawasan kebangsaan memiliki peran vital untuk mewujudkan keutuhan bangsa yang sudah mulai memudar dalam hal rasa cinta tanah air dan penghargaan terhadap bangsa dan negara. Pudarnya rasa nasionalisme ini diakibatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat kita terhadap wawasan kebangsaan semakin minim,” ujar Presiden Lumbung Informasi
Rakyat (LIRA), HM. Jusuf Rizal, dalam Refleksi Akhir Tahun 2016 di Kota Probolinggo, Sabtu (31/12) lalu. Jusuf Rizal mengatakan, wawasan kebangsaan dan bela negara sebagai modal dasar para generasi muda untuk membantu menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) suatu saat nanti bila Negara membutuhkan. Sebagai landasan hukum yang mengatur tentang Bela Negara yaitu tercantum dalam UUD 1945 Bab X Pasal 27 Ayat (3) yang berbunyi bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Bela Negara,” tandasnya. Semua komponen bangsa harus bertanggungjawab dalam melakukan pemasyarakatan dan wawasan kebangsaan dengan cara tersendiri, yaitu melalui media massa cetak maupun elektronik dan pemberian pendidikan wawasan kebangsaan. “LIRA mengharapkan tidak saja aplikasi yang dialogis saja tetapi harus dapat
dilaksanakan dengan praktek yang sebenarnya sehingga para generasi dapat memahami dan mengerti apa yang harus dilakukan, mana yang benar dan mana yang salah,” ucap Jusuf Rizal. Tak hanya itu, LIRA saat ini sedang menggalang kesepahaman dengan berbagai tokoh, di antaranya seperti Habib Rizieq Shihab (FPI), dalam upaya menangkal lahirnya kembali komunisme di masyarakat. Selain itu, LIRA memberikan penghargan ‘Bela Negara Award’ pada tokoh tokoh bangsa yang memiliki dedikasi terhadap NKRI, seperti Rahmawati Soekarno, Habib Rizieq Shihab, Teungku Zulkarnain, Bachtiar Nasir, Jendral (TNI) Gatot Nurmantyo, Jendral (Pol) Titto Karnavian, Titiek Puspa, Khofifah IP, dan lain-lain. ” Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara LIRA dalam menyambut pergantian Tahun 2016 menuju 2017,” jelasnya. S ekda LIRA Kota Probolinggo, Louis Hariyona mengatakan, dalam perayaan Tahun Baru 2017 ini, LIRA sebagai LSM terbesar di Indonesia dengan piagam rekor MURI akan terus mengawal dan ikut mempertahankan kedaulatan NKRI dari berbagai ancaman, baik dalam dan luar negeri. “Kami terus melakukan berbagai aktivitas kebangsaan, cinta tanah air dan aksi bela negara, salah satunya menyelenggarakan Refleksi Akhir Tahun 2016 dengan tema ‘Mempertegas Komitmen Bela Negara untuk Ketahanan Bangsa, NKRI Harga Mati’, ” paparnya. (mhd)
foto: Memorandum/ happy lailatuansyah
Hiu tutul yang jadi pesona Pantai Bentar.
berbeda dalam libur akhir tahun, sekaligus destinasi wisata langka. Tidak heran jika sejumlah pengunjung rela datang dari luar daerah, hanya untuk melihat langsung hiu tutul dari dekat. “Awalnya penasaran saja, katanya ada hiu tutul di pantai ini. Setelah dating, ternyata memang benar. Ini yang menjadikan berwisata disini berbeda dengan di tempat lain,” kata wisatawan asal Jember, Nur Rohmah, Senin (2/1). Pengelola pantai Bentar mengakui, jika hiu tutul saat ini menjadi destinasi wisataandalan.Halituterbuktidapatmeng-
dongkak volume kunjungan. Dalam sepekan terakhir, jumlah pengunjung rata – rata 800 orang. Padahal, sebelum kemunculan hiu tutul hanya sekitar 400 orang per hari. Saat ini, diperkirakan terdapat 12 ekor hiu tutul yang berkeliaran di pantai wisata bentar. Selain faktor cuaca, satwa yang habitat aslinya berada di perairan Australia itu muncul karena tengah memburu plankton. Dimana keberadaan plankton, sangat banyak ditemukan di musim penghujan seperti saat ini, di sekitar perairan Probolinggo.
“Besar kemungkinan, kawanan hiu tutul ini akan terus bertambah dalam sepekan kedepan. Mereka biasanya bertahan diperairan dangkal selama tiga bulan. Sebelum kembali ke habitat aslinya, di perairan Australia,” kata pengelola Pantai Bentar, Muradi. Tak hanya bisa menyaksikan kawanan hiu tutul, di kawasan wisata pantai bentar anda juga bisa menikmati indahnya pemandangan alam. Berupa aktifitas keramba ikan di tengah laut, deretan pegunungan, ataupun aktifitas nelayan tradisional mencari ikan. (py)
ketakutan-ketakutan yang menyebabkan serapan anggaran APBD 2016 sangat minim. “Sekarang ini, banyak SKPD yang kinerjanya lemah. Tetapi yang terpenting masalah pendidikan harus diprioritaskan. Jangan lagi menempatkan personil kurang memenuhi standar kompetensi,” tegasnya. Masalah urusan bidang Pemerintahan, pihaknya menyoroti masalah mutasi yang diibaratkan seperti permainan “Yoyo” sesudah dilempar ditarik lagi. Terlebih lagi, dengan urusan bidang hukum responnya terhadap kinerja Pemkot Probolinggo terkesan melakukan pembiaran. Banyak korban kebijakan yang terjerat kasus hukum tidak ada penanganan secara baik. “Yang paling parah hasil lelang jabatan tidak konsisten karena belum lama menjabat sudah dimutasi, seperti jabatan Asisten dan Staf Ahli hanya sebagai transit,” tutur Mudjo Wiyono. Terkait urusan bidang Perekonomian dan Keuangan, H. A.A.A. Rudyanto, anggota Komisi B dari Fraksi Gerindra mengatakan, keterlibatan pejabat SKPD dalam menyerap APBD 2016 terlalu hatihati sehingga hanya terserap 40 persen untuk rakyat, dan 60 persen untuk belanja birokrasi. “Penyerapan APBD Ini pun berlangsung lama dari tahun ketahun.Sehingga sangat jomplang tak sesuai dengan harapan untuk APBD yang pro rakyat,” jelasnya. Di sektor PAD, pihaknya juga menilai target PAD masih sangat kecil. Padahal potensi target PAD banyak yang harus digali, seperti obyekobyek wisata dan investasi yang masuk ke wilayah Kota Probolinggo. “ Ya n g j e l a s , A P B D 2016 kurang pro rakyat. Masyarakat ingin pempimpin yang inovator membangun Kota Probolinggo,” papar Rudyanto. (mhd)
Dinas Peternakan Larang Potong Sapi Betina Produktif
Hiu Tutul Pantai Bentar Sedot Pengunjung Probolinggo, Memorandum Kawanan hiu tutul berkeliaran bebas di pantai Wisata Bentar, Kabupaten Probolinggo sejak sepekan terakhir. Tak ayal, kemunculan mamalia laut berukuran antara 4 hingga 6 meter tersebut, menjadi destinasi langka bagi para pengunjung yang ingin menghabiskan libur pergantian tahun. Keramaian pengunjung pantai Wisata Bentar, di Desa Curahsawo, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, melonjak drastis sejak sepekan terakhir. Pemicunya adalah, kemunculan kawanan hiu tutul atau whole sharke di lepas pantai utara Probolinggo ini. Pengelola pantai bentar sendiri memfasilitas para pengunjung yang akan melihat hiu tutul dari dekat. Cukup dengan biaya sewa Rp 10.000 per orang, wisatasan dibawa ke lepas pantai menggunakan perahu motor. Tidak sampai 30 menit perjalanan, wisatawan sudah dapat melihat hiu tutul yang memiliki lebar satu meter dengan panjang hingga delapan meter. Jika beruntung, wisatawan dapat melihat mamalia tersebut berkerumun, atau bermain dengan pemandu wisata. Bagi pengunjung, kemunculan satwa dilindungi itu memberi kesenangan
menanamkan investasinya di wilayah Kota Probolinggo. “Kami menilai Pemkot hanya ingin aman sehingga terkesan sangat takut sehingga tidak ada solusi yang baik untuk memperbaiki kinerja seperti soal tukar guling jalan lingkar utara (JLU) dengan Pemprov Jawa Timur. Diperparah lagi Dinas Perhubungan (Dishub) banyak yang bermain hingga suburnya pungutan liar (Pungli),” tandasnya. Begitu juga, soal pelayanan RSUD Dr. Moh. Saleh seperti prosedur layanan sangat baik tapi kendalnya terletak pada Sumberdaya yang dimiliki. Demikian juga, dengan carut marutnya pelayanan unit layanan pengadaan (ULP), dan penempatan personil dibidang teknis sehingga kekurangan tenaga perencanaan yang ada di setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD). “Kita minta Pemkot Probolinggo berani melakukan pergantian pejabat, sesuai tuntutan kinerja dan bukan kareana asal ibu senang (AIS). Semua ini kita lakukan dalam upaya mengoptimalkan pembangunan kota yang lebi baik,” ucap Hamid Rusdi. Anggota Komisi A, Mudjo Wijono, yang membidangi Pendidikan, Pemerintahan dan Hukum menilai masalah pendidikan di Kota Probolinggo jalan ditempat, diatur tanpa perencanaan yang baik. Apalagi, banyak pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan (Dispendik) terjerat kasus hukum sehingga mempengaruhi kinerja dan munculnya
Probolinggo, Memorandum Populasi ternak di Kabupaten Probolinggo berada di lima besar di tingkat Jawa Timur. Hanya saja populasi itu terancam terus berkurang karena gangguan penyakit hewan dan gangguan reproduksi, serta pengeluaran ternak, terutama bibit ke luar daerah yang tidak terkendali. Termasuk pemotongan ternak ruminansia betina produktif. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Probolinggo, Endang Sri Wahyuni mengatakan, ternak ruminansia betina produktif merupakan ruminansia besar. Yakni, sapi dan kerbau yang melahirkan kurang dari lima kali atau berumur di bawah 8 tahun. Di samping rumi-
nansia kecil meliputi kambing dan domba yang melahirkan kurang dari 5 kali atau berumur di bawah 4 tahun 6 bulan. “Untuk meningkatkan populasi ternak dan terwujudnya swasembada daging nasional, mulai sekarang harus stop pemotongan ternak ruminansia betina produktif. Ternak ruminansia betina produktif itu dilarang dipotong. Karena kalau dipotong maka populasinya akan punah,” katanya. Menurut Endang, sesuai Undang-undang (UU) Nomor 41 Tahun 2014, pasal 18 ayat 1, dilarang menyembelih ternak ruminansia kecil betina produktif atau ternak ruminansia besar betina produktif. “Selain sanksi administratif, bagi orang yang menyfoto: Memorandum/ WAHYUDI
foto: Memorandum/ happy lailatuansyah
Kocok Ulang Alat Kepentingan Dewan
embelih ternak ruminansia betina produktif juga akan dikenai sanksi pidana.Selain pidana kurungan juga denda mulai Rp 1 juta hingga Rp 300 juta,” tegasnya. Untuk meningkatkan populasi ternak, jelas Endang, maka pihaknya rutin memberikan sosialisasi tentang pengawasan peredaran produk hewan dan penertiban pemotongan ternak, terutama larangan pemotongan ternak ruminansia betina produktif. “Sosialisasi ini kami berikan kepada jagal, kepala desa dan masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan populasi ternak serta produksi dan kualitas daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH),” pungkasnya. (yd)