BOM TOTO UNTUK EDI

Page 2

A2

NEWS

JABAR

Atasi Kemiskinan dengan Zakat JUMLAH penduduk miskin di Kota Sukabumi mencapai 68.741 jiwa atau sekitar 23,17% dari total penduduk. Sementara, jumlah pengangguran mencapai 16.820 jiwa. Menurut Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, warga yang miskin dan pengangguran ini harus mendapatkan dorongan agar

kesejahteraannya menjadi meningkat. Untuk mengatasi kemiskinan ini dapat dilakukan dengan optimalisasi zakat, infak, dan sedekah. “Untuk mengatasi kemiskinan itu perlu ditingkatkan keimanan dan ketakwaan agar warga yang mampu mau mengeluarkan zakatnya,’’ ujar Fahmi, Selasa (2/7). (budyanto/den)

Achmad Fahmi

Wakil Wali Kota Sukabumi

RABU 3 JULI 2013 INILAH/BENNY BASTIANDY

LINTAS JABAR CIREBON

Ayam Rp45 Ribu, Warga Urung Membeli INILAH/M SYAHRI ROMDHON

INILAH, Cirebon - Harga ayam potong di Pasar Sumber Kabupaten Cirebon naik hingga Rp45 ribu per kg. Beberapa pembeli ayam potong memilih untuk tidak mengonsumsi daging ayam sebelum harga turun lagi. Menurut Echi Fatonah (45), warga Kecamatan Sumber kabupaten Cirebon, dia sangat kaget melihat harga ayam potong melambung hingga tinggi. Harga berubah drastis dalam jangka waktu dua hari. “Baru dua hari kemarin, saya beli ayam di sini, satu kilo Rp30 ribu. Sekarang hari Selasa (2/7), harga ayam sudah naik hing-

ga Rp45 ribu. Bagaimana tidak kaget mas,” ucap Echi, Selasa (2/7). Kenaikan harga yang sangat tajam itu, membuatnya memutuskan untuk tidak mengonsumsi ayam potong sebelum harga kembali turun dan normal. Apalagi, dia juga mendapatkan titipan dari sejumlah tetangganya untuk membeli daging ayam. Dia memilih untuk tidak membeli dari pada harus tekor. Bahkan, kalau harga tidak turun sama sekali hingga bulan Puasa atau Lebaran nanti, dia memilih untuk tetap tidak membeli. (m syahri r/den)

BOGOR

Dievaluasi, Antrean di Stasiun Berkurang ANTARA/ARIEF FIRMANSYAH

INILAH, Bogor - Wakil Kepala Stasiun Kereta Api (KA) Bogor Darmin menyebutkan, antrean penumpang di loket disebabkan perubahan penjualan tiket dari manual ke elektronik, sehingga pelayanan per penumpang cukup memakan waktu. “Kemarin ada kendala di perubahan sistem penjualan tiket. Alhamdulillah sudah kita atasi dan sekarang sudah tidak ada lagi antrean penumpang,” jelas Darmin, Selasa (2/7). Darmin mengatakan, petugas yang melayani penjualan tiket sedikit kewalahan dengan per-

ubahan sistem ini. Namun, Darmin menjanjikan hal tersebut tidak akan terjadi lagi. “Kita akan terus melakukan evaluasi seputar sistem penjualan tiket ini. Dan hari ini pun sedikit ada kemajuan,” tuturnya. Pantauan di loket, memang tidak terjadi antrean panjang seperti hari pertama. Meskipun ada, hanya terjadi di loket penjualan tiket KA ekonomi. “Lumayan tidak terlalu antre. Beda dengan kemarin sampai banyak penumpang yang membatalkan pemberangkatan,” jelas Dewi Arum, penumpang KA. (dian prima/den)

SUBANG

Puasa, Ganti Rugi Cikapali Rampung INILAH, Subang – Tim Pengadaan Tanah (TPT) megaproyek jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cikapali) menargetkan sebelum Bulan Puasa, lahan yang belum mendapatkan uang ganti rugi di Subang, Majalengka, dan Cirebon akan dituntaskan. “Iya, kita targetkan sepekan sebelum Puasa proses eksekusi itu harus sudah tuntas seluruhnya,” ujar Ketua TPT Jalan Tol Cipali Eten Roseli, Selasa (2/7). Untuk mengejar target tersebut, Eten bersama tim eksekusi yang didukung personel kepolisian, TNI AD/AU, dan Satpol PP tersebut akan bekerja siang malam.

“Untuk wilayah Subang, waktu eksekusi tinggal sehari lagi, besoknya kami pindah ke wilayah Kabupaten Majalengka,” tutur Eten. Dia menilai seluruh proses eksekusi berjalan lancar, meski ada saja riak kecil yang muncul ke permukaan atas ketidakpuasan, terutama soal harga tanah. Dia menyebutkan, yang belum mendapatkan uang ganti rugi terdapat 55 orang dengan jumlah 133 bidang tanah yang terdapat di Kabupaten Subang dan Majalengka. Adapun di Kabupaten Cirebon tersisa 13 rumah milik 13 orang. (zaenal mutaqin/den)

EKSPLOITASI ANAK: Seorang anak di bawah lima tahun dibawa orang dewasa untuk mengemis di Kabupaten Cianjur. Keberadaan anak jalanan juga gelandangan dan pengemis (gepeng) disinyalir

dikendalikan sindikat yang terorganisasi. Aparat Satgpol PP Cianjur pun tengah memburu aktor intelektual di balik peredaran gepeng dan anjal ini.

Sindikat Kendalikan Gepeng dan Anjal Cianjur Ratusan gepeng serta anjal mulai memasuki Cianjur jelang Ramadan. Diduga mereka dikendalikan sindikat.

Satpol PP Kabupaten Cianjur pun mencium gelagat ini, dan mengintensifkan pemburuan terhadap aktor intelektual di balik beredarnya gelandangan dan pengemis (gepeng) serta anak jalanan (anjal) tersebut. “Gepeng yang beredar saat ini diduga merupakan sindikat,

sebab berdasarkan pengakuan yang sudah kami razia, keberadaan mereka ada koordinatornya. Kita masih buru yang disebut-sebut sebagai koordinatornya itu,” kata Kepala Satpol PP Kabupaten Cianjur Tohari Sastra kepada INILAH, di ruang kerjanya Selasa (2/7). Tohari mengaku, bukan perkara mudah melacak keberadaan sindikat gepeng itu karena harus berhati-hati dan membutuhkan ketelitian. Karena itu, harus ada koordinasi lintas sektoral agar nantinya keberadaan sindikat gepeng bisa terungkap. “Kita mulai dari yang dulu, seperti razia gepeng. Nanti kita kumpulkan data, lantas menin-

daklanjutinya agar bisa mengungkap sindikatnya,” tuturnya. Tohari menyebutkan, merazia gepeng ibarat menutup air di pipa bocor. Artinya, ketika gepeng dirazia dan diserahkan kembali ke tempat asalnya, akan muncul lagi gepeng-gepeng baru. “Gepeng yang berhasil kami razia, kebanyakan memang muka-muka baru, termasuk anak jalanan yang suka meminta-minta di angkutan umum,” sebutnya. Jelang Bulan Suci Ramadan, Satpol PP sendiri menggiatkan razia gepeng yang kini sudah membanjiri Cianjur. Beberapa titik yang terindikasi menjadi tempat berkumpulnya gepeng terus disisir. Sejak

Januari-Juni, pihaknya sudah empat kali melakukan razia gepeng dan anjal. “Kurang lebih ada sekitar 20 orang gepeng yang sudah berhasil kami razia,” ucap Tohari. Dia menyebutkan, hampir sebagian besar gepeng dan anjal yang beredar di Cianjur berasal dari luar kota. Karena itu, setelah berhasil dirazia, pihaknya mengembalikan lagi para gepeng itu ke tempatnya masing-masing. “Yang jadi kendala, kita belum memiliki tempat penampungan, sehingga kesulitan dilakukan pembinaan. Makanya kita kembalikan lagi mereka ke tempat asalnya,” ujarnya. Beberapa titik yang kerap

menjadi tempat berkumpulnya gepeng dan anjal di antaranya berada di kawasan Pasar Muka maupun di Terminal Pasir Hayam. “Kalau yang di ruasruas jalan protokol setiap hari juga kita razia, seperti di Jalan Siti Jenab (dekat kantor Bupati Cianjur),” sebut Tohari. Dari hasil penelusurannya, kata Tohari, tempat menginap gepeng di Cianjur biasanya berada di Taman Kota, Joglo. Sedangkan anjal berada di stasiun kereta api. “Tapi, mereka itu nomaden (berpindah-pindah). Pastinya kita akan terus menggencarkan razia agar Cianjur bisa lebih nyaman dan tertib,” pungkasnya. (benny bastiandy/den)

Kejari Purwakarta Tahan 2 Tersangka Korupsi Simpang-Sukamulya INILAH, Purwakarta – Kejaksaan Negeri (Kejari) Purwakarta akhirnya menahan dua dari tiga tersangka kasus korupsi proyek peningkatan Jalan Simpang-Sukamulya tahun anggaran 2009. Adapun kerugian negara dalam kasus ini mencapai Rp580 juta. Kasi Intelijen Kejari Purwakarta Dandeni Herdiana mengatakan, kedua tersangka yang ditahan, yakni DN dan

RK. Keduanya merupakan pihak ketiga dalam proyek tersebut. Sedangkan satu tersangka lainnya, HR mantan pegawai di Bina Marga Purwakarta, belum ditahan karena masih dalam tahap pemberkasan untuk selanjutnya dilimpahkan ke jaksa penuntut. “Berkas perkara para tersangka dan barang buktinya sudah kita serahkan ke Jaksa Penuntut Umum untuk ditin-

daklanjuti,” ujar Dandeni kepada INILAH di kantornya, Selasa (2/7/). Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kejari Purwakarta mengaku pihaknya sudah menyerahkan berkas perkara ketiga tersangka beserta barang buktinya ke pihak penuntut. Dengan kata lain, berkas kasus tersebut tinggal dilimpahkan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipi-

kor) Bandung. “Untuk kedua tersangka, sudah kita titipkan ke Lapas Purwakarta,” katanya. Dia menjelaskan, para tersangka ini dijerat Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 UU No31/1999, sebagaimana perubahan UU No 20/2001, jo 55 ayat 1 ke 1 KUHP dengan ancaman 20 tahun penjara atau denda Rp1 miliar. Terkuaknya kasus berawal dari temuan BPK, bahwa telah terjadi pelaksanaan proyek

yang tidak sesuai dengan RAB. Adapun kerugian negaranya mencapai Rp580 juta. Sekjen Komunitas Peduli Purwakarta Hikmat Ibnu Aril mengapresiasi, tindak lanjut proses hukum kasus korupsi tersebut. “Memang sudah seharusnya Kejari seperti itu, sebagai bentuk penegakan supremasi hukum serta keadilan,” katanya. (asep mulyana/den)

Pemerintah Cuek, SD Mekarmanah Terancam Longsor INILAH/BENNY BASTIANDY

Kegiatan belajar mengajar (KBM) 153 siswa SDN Mekarmanah di Kampung Ciparay Desa Mekarjaya Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, dihantui kecemasan bakal ambruknya tebing setinggi 13 meter yang berada dekat bangunan sekolah. Hingga kini, tebing itu terus mengalami pengikisan sedikit demi sedikit sehingga berpotensi longsor. Kepala SDN Mekarmanah Nunung Maryati mengatakan, tebing setinggi 13 meter itu terus terkikis sehingga longsoran materialnya hampir mendekati bangunan sekolah. Dia khawatir jika tak ada penanganan maka tebing akan ambruk hingga menimpa bangunan sekolah. “Kami cemas jika tidak ada upaya perbaikan dengan cara menahan tebing, maka akan ambruk. Namun karena keterbatasan anggaran, pihak sekolah tidak bisa

WASWAS: Ratusan siswa SDN Mekarmanah di Kampung Ciparay Desa Mekarjaya Kecamatan Campaka Kabupaten

Cianjur, selalu waswas, khawatir kelas tempat mereka belajar tertimbun longsor dari tebing di dekat sekolah.

memperbaikinya,” kata Nunung kepada wartawan, Selasa (2/7). Untuk antisipasi sementara, sekolah hanya menumpuk sejumlah karung berisi tanah. Hal itu dilakukan agar bisa menahan sementara material longsoran tanah.

“Tapi upaya itu tidak cukup berarti karena tumpukan karung juga ikut tertimbun material longsoran tebing,” sebutnya. Membangun dinding beton adalah upaya terbaik menahan longsoran material tanah. Namun dari hasil

penghitungan, pembangunan dinding beton membutuhkan biaya sekitar Rp60 juta. “Karena kami tak mampu menyediakan biaya sebesar itu, maka kami ingin ada renovasi Tapi kalau ruangan direnovasi, kami bingung mau ditampung di mana nanti siswa,” katanya.

Meskipun setiap hari dihantui bakal terjadinya bencana tebing longsor, tapi kegiatan belajar mengajar para siswa di sekolah itu masih terus berjalan. Dia berharap agar Pemkab Cianjur bisa memerhatikan kondisi di sekolahnya karena sewaktuwaktu tebing diprediksi bakal longsor mengingat hujan masih terus terjadi. “Kalau hujan kami khawatir longsor. Kami sangat berharap sekali adanya bantuan betonisasi agar longsoran tebing tak meluas,” sebutnya. Menurut Ketua Forum Lintas Pelaku Independen (Folic) Cianjur Deden Alam Purnama, pemerintah seharusnya lebih peka dan cepat mengambil tindakan. Jangan menunggu longsor dan menelan korban lalu baru dilakukan perbaikan. “Kondisi ini mengancam keselamatan jiwa para siswa, tapi kenapa tidak ada tinjauan ataupun perhatian,” tuturnya. (benny bastiandy/den)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.