1 minute read

Katun Crinkled Crepe

Next Article
Scuba

Scuba

Advertisement

katun crinkled crepe

Katun crinkled crepe bisa dibuat dengan cara ditenun untuk membuat kerutannya atau dibuat dengan menggulung kain katun ke dalam tas yang dijual bersama dengan produk, bersama dengan panduan cara penyimpanan untuk mempertahankan efeknya.

Katun crinkled crepe adalah bahan yang mudah dirawat. Tekanan dari saat duduk dapat mengurangi kerutannya untuk sementara, yang akan muncul kembali saat setelah pakaian dicuci. Air-drying sering direkomendasikan, dan beberapa produsen merekomendasikan untuk memutar (twisting) atau proses 3 tahap yaitu menggulung, memutar, dan mengikat kain sebelum pengeringan untuk mempertahankan tampilan kerutannya.

Katun crinkled crepe adalah gauze (kain yang tipis dengan tenunan yang sangat terbuka). Dan saat menangani kain yang sangat rapuh ini, sangat penting untuk memastikan kain ini berkualitas tinggi. Tersedia fair trade untuk kain katun crinkled crepe untuk orang yang mencari hal tersebut.

Kain ini tersedia dalam berbagai warna, termasuk putih dan warna-warna pastel seperti merah muda, kuning, biru, dan sebagainya. Warna-warna yang lebih gelap serta desain berpola, termasuk pola India dan desain etnik lainnya, juga ada. Katun crinkle berbordir dan berpayet juga tersedia.

Katun crinkled crepe ini memiliki banyak kegunaan; bisa menjadi bahan yang ideal untuk pakaian perjalanan dan juga digunakan untuk capris, pakaian tidur, kemeja, rok dengan gathering, full skirt, dan lain-lain. Bahan ini juga bisa digunakan untuk memberikan efekefek yang menarik untuk kostum-kostum periode di museum-museum atau di teater. Selain itu kain ini juga bisa digunakan untuk bedspreads (seprei).

Meskipun minat terhadap katun crinkled crepe telah bangkit kembali pada dekade pertama di abad kedua puluh satu, ini bukanlah kain baru. Seprei berbahan katun crinkle diiklankan untuk dijual pada akhir 1920-an dan tampaknya ini menjadi penggunaan katun crinkle crepe yang paling awal. Gaun dari kain katun crinkled crepe mulai digunakan pada tahun 1940-an, dan kemudian piyama lalu jubah. Pada tahun 1980 kain ini digunakan untuk celana pendek anak laki-laki dan stadium jackets.

This article is from: