
1 minute read
Velvet

velvet
Advertisement
Kain velvet sudah mulai dibuat sejak tahun 1440-1500. Kain ini dari zaman dahulu sudah melambangkan kekayaan dan juga bangsawan bagi siapapun yang memilikinya. Hal itu disebabkan oleh, bahan sutra yang mahal dan juga proses produksi yang tidak mudah. Di masa itu, Kairo merupakan produsen terbesar dari kain Velvet. Sebagian besar dari hasil produksi ini diekspor ke daerah Venesia dan terus menyebar ke berbagai penjuru di Eropa. Saat masa pemerintahan raja di Mali, ia juga mengenakan Velvet sebagai bahan dari pakaiannya.
Kemudian pada masa pemerintahan Mehmed II, seluruh asisten juru masak selalu menggunakan baju berwarna biru , celana, dan juga topi yang terbuat dari Velvet Bursa. Jadi itu adalah sejarah dari kain Velvet yang memang sudah terkesan mewah sejak zaman dahulu.
Kain ini memiliki tekstur berumbai berupa benang yang menjuntai dan terdistribusi secara merata di segala arah. Juntaian dari benang yang merata ini mampu membuat sensasi yang sangat lembut bila disentuh oleh tangan. Berkat kelembutan dari tekstur yang diberikan, kain ini mempunyai nama lain yaitu kain beludru. Kain tenun ini dapat dibuat dari bahan serat alami atau serat sintetis.
Kain velvet memiliki banyak jenis seperti cisele, velvet sifon, dan velvet embossed. Kain velvet yang banyak beredar di Indonesia adalah jenis yang polos. Bahan yang ada juga kebanyakan dibuat dari bahan sintetis alias bukan sutra. Maka dari itu, ada Anda akan sangat mudah menemukan di toko kain atau di toko online yang menjual kain ini dengan harga yang sangat terjangkau untuk setiap meternya.
Karakteristik dari kain Velvet Satin ini adalah memiliki serat yang rapat dan juga tebal. Hal tersebut membuat kain ini menjadi tidak transparan. Kain yang satu ini memiliki warna yang lebih doff daripada kain satin murni. Selain itu, kesan mewah yang ditampilkan juga sama menariknya dengan kain satin. Maka dari itu, kain ini kebanyakan digunakan sebagai bahan dalam segmen garmen.