Indonesia Media May Issue 2014

Page 42

41

kesehatan

Early May 2014 | INDONESIA MEDIA

Tidur Ngorok Tingkatkan Risiko Kematian dan Stroke

Sebuah penelitian yang baru saja diterbitkan pada the Journal of Clinical Sleep Medicine edisi April 2014 menunjukkan bahwa mendengkur dengan henti napas yang parah akan tingkatkan risiko kematian, stroke dan kanker. Masyarakat kita mungkin telah terbiasa dengan ngorok. Suara dengkuran yang mengganggu teman tidur sering kali dianggap sebagai sesuatu yang wajar, bahkan dijadikan bahan tertawaan. Tetapi sebenarnya mendengkur menyimpan potensi bahaya yang serius. Henti nafas saat tidur atau sleep apnea merupakan salah satu penyebab hipertensi, berbagai penyakit jantung, diabetes, stroke, bahkan kematian. Mendengkur terjadi karena saluran napas yang menyempit saat tidur. Akibatnya saluran napas bisa tersumbat hingga tak ada udara yang dapat lewat. Perhatikan saja para pendengkur. Di

antara ngorok, terkadang diikuti episode sunyi, namun gerakan napas tampak menghebat. Penderita tampak sesak seolah tercekik dalam tidurnya. Setelah beberapa waktu, seketika ia akan tampak tersedak dan mengambil napas, lalu mendengkur kembali. Tetapi tak semua dengkuran berarti sleep apnea. Pendengkur harus menjalani pemeriksaan tidur di laboratorium tidur terlebih dahulu untuk memastikannya.

Ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Berhenti Merokok

Berhenti merokok memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun dengan mengetahui dampak yang terjadi pada tubuh perokok setelah berhenti merokok mungkin akan membantu menguatkan niat tersebut. Begitu berhenti merokok, tubuh akan segera mendapat perubahan positif. Setelah 20 menit berhenti merokok, denyut jantung akan kembali normal. Setelah dua jam, baik denyut jantung dan tekanan darah akan kembali normal. Ini karena kadar nikotin dalam sistem tubuh perlahan-lahan akan berkurang. Antara dua hingga 12 jam setelah rokok terakhir, umumnya tubuh mulai memasuki

masa-masa terberat karena ada dorongan yang kuat untuk kembali merokok. Keinginan untuk kembali memasukkan nikotin biasanya akan mencapai puncaknya sekitar tiga hari setelah berhenti. Ini artinya, pada periode tersebut kemungkinan seseorang akan mengalami sakit kepala, mual, hingga mudah marah. Namun di saat ini juga, kadar karbonmonoksida di dalam darah akan turun hingga ke kisaran normal.

Nantinya penderita sleep apnea akan dikategorikan menjadi dengkuran tanpa henti nafas, sleep apnea ringan, sedang atau berat berdasarkan jumlah henti nafas perjam yang dialaminya. Penelitian Sebuah tim peneliti di Australia mencatat dan mengikuti 397 orang dewasa selama 20 tahun. Para peserta diperiksakan dengkurnya lalu dikategorikan berdasarkan derajat keparahan sleep apnea. Hasilnya, risiko kematian penderita sleep apnea yang sedang dan berat adalah 4 kali lipat dari pendengkur tanpa sleep apnea. Mereka juga memiliki risiko 4 kali lipat terserang stroke. Sementara kemungkinan menderita kanker adalah 2,5 kali lipat dan kemungkinan meninggal akibat kanker adalah tiga kali lipat. Sejatinya mendengkur dan sleep apnea selalu dikaitkan dengan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Tetapi penelitian pada populasi kota Busselton di Australia ini juga menunjukBersambung ke Tidur hal. 52

Setelah itu, jika perokok berhasil mengalahkan keinginannya untuk kembali merokok, banyak hal positif yang akan terjadi dalam tubuh. Seminggu hingga 9 minggu setelah berhenti, batuk, napas pendek, rasa terbakar di dada setelah beraktivitas fisik mulai berkurang. Dilansir dari www.cancer.org, satu tahun setelah berhenti merokok, risiko penyakit jantung dan berbagai jenis kanker, termasuk kanker paru-paru akan berkurang hingga setengahnya. Dan lima belas tahun setelah berhenti, perokok akan memiliki risiko penyakit jantung sama seperti orang yang tidak pernah merokok. Ini berarti, jika seseorang berhenti merokok sebelum usia 30 tahun, maka risiko kematiannya pun bisa ditekan menyamai orang yang non-perokok. Kecuali, jika mantan merokok kembali merokok dan mengalami kerusakan permanen di paru-paru yang memicu penyakit obstruksi paru-paru kronis. Dokter spesialis paru Agus Dwi Susanto mengatakan, baik perokok ringan maupun Bersambung ke Ini Yang hal. 52

indonesiamedia.com di Alexa Ranking: 260,361. Int’l website Indo yang lain: 490,176. Lebih rendah lebih bagus (Google no.1)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.