INDOHUN NUMBER 15
NE WS
JA N UA RY 2 0 1 8
Stronger Laboratories FOR A SAFER WORLD A
INDOHUN
— I N DONES IA O NE HEA LTH UNIVERSIT Y NE T W O RK
is a network of Indonesian higher education institutions that aims to promote multi-disciplinary collaboration in human, animal and environmental health sectors in Indonesia. We do it by building institutional and individual capacity, advocating for collaboration-supportive policies, conducting research and community outreach, and creating a platform for academicians, stakeholders, scientist, communities and professionals to work together in addressing regional and global issues concerning One Health.
INDOHUN
INDOHUN adalah jejaring institusi pendidikan tinggi di Indonesia yang bertujuan mendorong kolaborasi lintas disiplin antara sektor kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Kami membangun kapasitas institusi dan individu, mengadvokasikan kebijakan yang mendorong kolaborasi lintas sektor, melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat, serta menyusun suatu wadah bagi akademisi, pemangku kepentingan, ilmuwan, masyarakat, dan tenaga profesional untuk bersama-sama menjawab tantangan regional dan global terkait One Health.
@indohun.id @indohun indohun.id INDOHUN
i www.indohun.org 2 nco@indohun.org Kampus Baru Universitas Indonesia Faculty of Public Health G Building, 3rd Floor, Room G316 Universitas Indonesia Depok, West Jawa, Indonesia +62 2129302084
q q q q q
q q q q q q
q q
q q
qq q q
UNIVERSITAS SYIAH KUALA FACULTY OF VETERINARY MEDICINE l UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FACULTY OF PUBLIC HEALTH l UNIVERSITAS ANDALAS FACULTY OF MEDICINE l UNIVERSITAS SRIWIJAYA FACULTY OF MEDICINE | FACULTY OF PUBLIC HEALTH l UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF MEDICINE | FACULTY OF NURSING | FACULTY OF PUBLIC HEALTH l UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH HAMKA FACULTY OF PUBLIC HEALTH l INSTITUT PERTANIAN BOGOR FACULTY OF VETERINARY MEDICINE l UNIVERSITAS PADJADJARAN FACULTY OF MEDICINE l UNIVERSITAS DIPONEGORO FACULTY OF PUBLIC HEALTH l UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MEDICINE | FACULTY OF VETERINARY MEDICINE l AIRLANGGA UNIVERSITY FACULTY OF MEDICINE | FACULTY OF PUBLIC HEALTH | FACULTY OF VETERINARY MEDICINE l UNIVERSITAS BRAWIJAYA FACULTY OF MEDICINE | FACULTY OF VETERINARY MEDICINE l UNIVERSITAS MULAWARMAN FACULTY OF MEDICINE | FACULTY OF PUBLIC HEALTH l UNIVERSITAS UDAYANA FACULTY OF MEDICINE | FACULTY OF VETERINARY MEDICINE l UNIVERSITAS MATARAM FACULTY OF MEDICINE l UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT FACULTY OF VETERINARY MEDICINE l UNIVERSITAS NUSA CENDANA FACULTY OF MEDICINE | FACULTY OF VETERINARY MEDICINE | FACULTY OF PUBLIC HEALTH l UNIVERSITAS HASANUDDIN FACULTY OF MEDICINE | FACULTY OF VETERINARY MEDICINE | FACULTY OF PUBLIC HEALTH l UNIVERSITAS SAM RATULANGI FACULTY OF MEDICINE | FACULTY OF PUBLIC HEALTH l UNIVERSITAS CENDRAWASIH FACULTY OF PUBLIC HEALTH
2
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
LETTER FROM THE COORDINATOR — SURAT DARI KOORDINATOR Happy New Year 2018, and welcome to the latest edition of the INDOHUN News. As always, this issue and all those that follow, will highlight some great things going on at INDOHUN and its partner organizations. We also share opportunities and information you need to be a better One Health workforce.
The newsletter is formed by new ideas and inspiring articles, telling the stories of INDOHUN programs that involve faculty and students. While we have tried to organize the content according to themes, we also tried not to place restrictions on what people wanted to contribute. With the release of this issue, we are inviting all INDOHUN members to submit your ideas on topics to be covered in the next issue. We are honored to share the work of so many committed and thoughtful people, and we are happy that you enjoy reading this newsletter.
Selamat Tahun Baru 2018, dan selamat datang di edisi terbaru INDOHUN News. Seperti biasa, edisi ini dan edisiedisi berikutnya, akan diisi dengan berbagai hal menarik yang terjadi di INDOHUN dan lembaga mitra. Kami juga membagikan kesempatan dan informasi yang Anda perlukan untuk menjadi tenaga kerja One Health yang lebih baik.
Surat kabar ini diisi dengan ide-ide baru dan artikel inspiratif, membawa cerita dari kegiatan INDOHUN yang melibatkan fakultas dan mahasiswa. Kami berusaha untuk membuat konten yang sesuai dengan tema, tetapi kami juga berusaha untuk terbuka terhadap siapapun yang ingin berkontribusi. Dengan diterbitkannya edisi ini, kami mengundang seluruh anggota INDOHUN untuk mengajukan artikel untuk edisi selanjutnya. Dengan hormat, kami membawakan hasil kerja keras orangorang yang sudah begitu berkomitmen untuk surat kabar ini, dan kami senang karena Anda menikmati surat kabar ini.
Wiku Adisasmito
Prof. drh. Wiku Adisasmito, MSc., Ph.D. INDOHUN Coordinator/Koordinator INDOHUN
3
CONTENTS
NUMBER/NOMOR 15 JANUARY/JANUARI 2018
— DAFTAR ISI
L E TT ER FROM TH E C OOR D INATOR SURAT D AR I K OORD I NA TOR 3 F E A T U R E S/ UTA MA
6
STRONGER LABORATORIES FOR A SAFER WORLD
“With the One Health approach, INDOHUN together with Tufts University developed a network of university laboratories in Indonesia that handle zoonotic agents, called the One Health Laboratory Network (OHLN). The network is supported by the US Embassy Biosecurity Engagement Program, and expected to assist the government at the local and national level through standard setting, trainings, and research collaboration.”
COVER PHOTO/FOTO SAMPUL BY WILLIAM BOUT
EDITOR IN CHIEF PEMIMPIN REDAKSI WIKU ADISASMITO l EDITOR & CREATIVE DIRECTOR PENYUNTING & PENGARAH KREATIF SAMUEL JOSAFAT OLAM l CONTRIBUTING WRITERS KONTRIBUTOR NI MADE HERMIYANTI | LIA FARIDAH | TINA KUSUMANINGRUM l TRANSLATORS PENERJEMAH SAMUEL JOSAFAT OLAM | AMITA PARAMAL DINI l GRAPHIC DESIGNERS DESAINER GRAFIS SAMUEL JOSAFAT OLAM | AMITA PARAMAL DINI
4
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
SP ECI A L FEA T URE S R UBR IK S P E S IAL 20 2017 IN PICTURES 12
ISO STANDARDIZATION “It is
common knowledge, that a limited source of institutional funding is a great challenge that can also be a potential barrier to the improvement of laboratory services and facilities.”
FI GURE TO KOH 16 TINA KUSUMANINGRUM “Saving the Day with Microbiological Research”
BY LIA FARIDAH
A CT I V I T Y UP DA T E S KE G IATAN TE R KINI 53
INDOHUN News is published quarterly by Indonesia One Health University Network (INDOHUN). If you would like to have INDOHUN News delivered to your e-mail quarterly, please visit www.indohun.org to subscribe. You may also read INDOHUN News for free on www.indohun.org/resources/. INDOHUN News diterbitkan setiap tiga bulan sekali oleh Indonesia One Health University Network (INDOHUN). Jika Anda ingin mendapatkan INDOHUN News di e-mail Anda, kunjungi www.indohun.org untuk berlangganan. Anda juga dapat membaca INDOHUN News secara gratis di www.indohun.org/resources/.
This magazine is made possible by the generous support of the American people through the United States Agency for International Development (USAID). The contents are the responsibility of One Health Workforce implementing partners and do not necessarily reflect the views of USAID or the United States Government. Majalah ini dapat terwujud dengan bantuan warga Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi merupakan tanggung jawab mitra pelaksana One Health Workforce dan tidak merefleksikan visi USAID maupun Pemerintah Amerika Serikat. 5
l FEATURES
STRONGER LABORATORIES FOR A SAFER WORLD — MENINGKATKAN MUTU ABORATORIUM UNTUK MENJAMIN
KEAMANAN KESEHATAN GLOBAL
BY NI MADE HERMIYANTI
THE 2017 AVIAN FLU OUTBREAK in the Philippines reminds us of the lurking threat of zoonotic diseases. Despite the decreasing trend of the number of avian flu cases in Indonesia, drh. I Ketut Diarmita M. P., the Director General of Animal Health and Husbandry, Ministry of Agriculture, urged Indonesian citizens to stay alert. From 2003 to 2017, two hundred human cases of avian flu have been confirmed by the Ministry of Health. The outbreak has caused financial loss among poultry farmers at the micro level and damage to export and trading at the macro level, placing a burden to non-health sectors. Charoend Pokphand, for instance, had to to wait for 14 years before starting to export poultry products again since the avian flu outbreak in 2003. WABAH FLU BURUNG yang tengah merebak di Filipina pada Agustus 2017 mengingatkan kita bahwa ancaman penyakit menular dari hewan masih terus mengintai. Meskipun jumlah kasus flu burung di Indonesia terus menurun, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, drh. I Ketut Diarmita M. P. mengajak masyarakat Indonesia untuk terus waspada. Pasalnya, sejak tahun 2003 hingga Oktober 2017, telah ada dua ratus kasus transmisi flu burung ke manusia yang dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan. Kerugian finansial secara mikro bagi peternak unggas dan pada skala makro di sektor ekspor unggas menjadi beban tersendiri di luar sektor kesehatan. Charoend Pokphand, misalnya, sempat berhenti mengekspor produk olahan ayam selama hampir 14 tahun sejak wabah flu burung merebak di tahun 2003.
6
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
p A workshop was held by One Health Laboratory Network to map the capacity of university laboratories and collaboration opportunities with the Government and other stakeholders. Sebuah lokakarya diadakan oleh One Health Laboratory Network untuk memetakan kapasitas laboratorium universitas dan kesempatan kerja sama dengan pemerintah serta pemangku kepentingan lain..
Beside avian flu, the number of anthrax cases has not reached the safe limit until it was first reported in Lampung in 1884. A report of anthrax outbreak often triggers anxiety, especially among cattle farmers, like when three positive cases were found in South Sulawesi last August. Those findings underline the need for Indonesia to put more efforts in zoonosis control and prevention. A number of programs and activities have been carried out by the Government of Indonesia to control zoonotic disease, in line with the international commitments and suggestions, including animal vaccination program, and the improvement of poultry farm hygiene management. At the international level, recent research have gathered more evidence to improve disease management. Universities have been taking the role as a supporting partner to the government, conducting research and developing control strategies, just like what the University of Glasgow and the University of Texas have done for Zika. The global success inspired Indonesian universities with
Selain flu burung, kasus antraks juga tak kunjung mencapai titik aman sejak pertama kali muncul di Lampung pada tahun 1884. Antraks masih saja meresahkan masyarakat, khususnya peternak sapi, di mana kasus terakhir ditemukan pada Agustus lalu di Sulawesi Selatan dan menyebabkan kematian 3 ekor sapi. Temuan kasus-kasus ini semakin menekankan bahwa Indonesia masih harus memperhatikan upayaupaya pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis. Telah banyak program pengendalian zoonosis yang diupayakan Pemerintah Indonesia sesuai arahan dari dunia internasional, seperti vaksinansi hewan dan peningkatan kesehatan kandang unggas. Di tingkat internasional, penelitian-penelitian terkini pun banyak berkontribusi terhadap pengembangan intervensi kasus zoonosis. Universitas juga muncul sebagai mitra aktif untuk pemerintah dengan adanya penelitian dan pengembangan sebagaimana dilakukan oleh Univerity of Glasgow dan University of Texas terhadap kasus Zika. Keberhasilan universitas tingkat dunia niscaya menginspirasi universitas di nusantara dengan semangat berperan
7
a strong enthusiasm in making public contributions and being acknowledged by the government. With the One Health approach, INDOHUN together with Tufts University developed a network of university laboratories in Indonesia that handle zoonotic agents, called the One Health Laboratory Network (OHLN). The network is supported by the US Embassy Biosecurity Engagement Program, and expected to assist the government at the local and national level through standard setting, trainings, and research collaboration. The network started its activities by conducting a desktop assessment of 34 microbiology and parasitology laboratories in 16 universities, from which 12 laboratories were selected to be the members of the network in the first year. Distributed across 7 universities in Java and Sulawesi, those laboratories hold at least Biosafety Level 2 capacity to handle zoonotic agents. The enormous collaboration
8
aktif dan diakui oleh pemerintah negeri sendiri. Dengan pendekatan One Health, INDOHUN bersama Tufts University mengembangkan jejaring laboratorium universitas yang menangani kasus zoonosis bernama One Health Laboratory Network (OHLN). Jejaring yang didukung oleh Biosecurity Engagement Program, Kedutaan Besar Amerika Serikat, tersebut diharapkan dapat mendukung Pemerintah Indonesia baik di tingkat pusat dan daerah lewat penyusunan standar, pelatihan, dan kerja sama penelitian. Berawal dari desktop assessment terhadap 34 laboratorium parasitologi dan mikrobiologi dari 16 universitas, sebanyak 12 laboratorium yang memenuhi kriteria untuk menjadi anggota di tahun pertama ini. Tersebar di 7 universitas di pulau Jawa dan Sulawesi, laboratorium-laboratorium tersebut memiliki kapasitas Biosafety Level 2 yang mumpuni untuk menangani zoonosis. Beragam kerjasama yang dimiliki oleh laboratorium diharapkan
p A good laboratory practice is essential for ensuring biosafety and biosecurity. Praktik laboratorium yang baik penting untuk menjamin biosafety dan biosecurity.
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
potential among the laboratories offers lots of benefits to the members of the network. Regular data collection on laboratory profile and capacity will provide information to continuously monitor their improvement. The assessment will also be applied to future members of the network. Focusing on the improvement of quality management, biosafety and biosecurity of the laboratories, OHLN has developed a quality assurance and biorisk management guidelines as reference standards for the 12 member laboratories. Twenty seven faculties and laboratory workers from those laboratories have been trained on Good Clinical Laboratory Practice as well as Biosafety and Biosecurity to internalize good standards into daily laboratory practice. The expansion of the network will continue to the coming years, reaching more university laboratories as well as making collaborations with state laboratories. A website (www.onehealthlab.net) is currently under construction to facilitate communication among member laboratories and help them publish their activities and works in teaching, research, and public service. INDOHUN will make sure that programs developed under this laboratory network will contribute directly to the capacity and performance of the universities in supporting the government in the detection, prevention, and control of infectious diseases and emerging infectious diseases.{
dapat meningkatkan manfaat jejaring ini untuk anggota laboratorium lainnya. Pengumpulan data kondisi awal laboratorium telah dilakukan untuk dapat memantau perkembangan secara berkala. Penilaian ini pun akan dilakukan kepada semua anggota baru yang akan bergabung di kemudian hari. Berfokus pada peningkatan manajemen kualitas dan aplikasi biosafety dan biosecurity, OHLN telah mengidentifikasi pedoman quality assurance dan manajemen biorisiko bersama 12 laboratorium anggota untuk menjadi acuan bersama. Sebanyak 27 dosen dan laboran laboratorium anggota telah mendapatkan pelatihan tentang Good Clinical Laboratory Practice dan Biosafety and Biosecurity untuk membudayakan best practice di laboratorium. Perluasan keanggotaan jejaring akan terus dilakukan setiap tahunnya menjangkau laboratorium universitas dan menginisiasi kerjasama dengan laboratorium pemerintah. Media komunikasi berupa situs www. onehealthlab.net tengah dikembangkan untuk memfasilitasi laboratorium anggota dalam mempublikasikan kegiatan dan pencapaiannya di sektor pendidikan, penelitian, dan pelayanan. Program yang dikembangkan dalam jejaring ini pun diharapakan dapat berkontribusi secara langsung terhadap kapasitas dan performa universitas untuk menjadi mitra aktif pemerintah dalam upaya deteksi, identifikasi, pencegahan, dan pengendalian penyakit menular dan penyakit menular emerging.{
9
l FACTSHEET
ON E HE A L T H L A B O R AT ORY N ETWO RK ESTABLISHING AND STRENGTHENING OHLN DIAGNOSTIC, LINKING UNIVERSITY AND GOVERNMENT LABORATORIES C HAL L E NG E Laboratory services are essential and fundamental part in both human and animal health systems. Human, animal health, and environmental health laboratories’ services also contribute to health care and public health security, especially at the time of disease outbreaks or other public health events. Recent and on-going infectious disease threats have highlighted a critical need for all health system including laboratory to collaborate and develop centers in targeting specific zoonotic diseases such as anthrax, rabies, brucellosis, avian influenza, and to promote and strengthen the quality laboratory management including biosafety/biosecurity practice. IN ITIA TIV E With the support of Biosecurity Engagement Program (BEP), INDOHUN is working with Tufts University to help establish and strengthening OHLN diagnostic and surveillance capabilities, linking university and government laboratories. It will support Government of Indonesia (GOI) and relevant authorities in the establishment of nationwide surveillance and control strategies, and to shared resources. The network also will upgrade biosafety and institute supplemental training of personnel through workshops, lab meetings, and on-line refresher courses.
EXPEC T ED RESULT S In association with the USAID One Health Workforce project, INDOHUN and Tufts University are working to achieve the OHLN’s following overarching objectives: 1. Introduce/promote and strengthen the practice of bio-risk management in the event of outbreaks; 2. Streamlining and upgrading the ability of laboratories to rapidly identify known zoonotic threats known (or previously not known to occur in this region) or new in that geographic location; 3. Promote the early detection, disruption, mitigation, and investigation of biological terrorism plots and strengthen the response of emergency action on zoonosis and infectious disease by sharing resource, conducting training, and providing timely data and information; 4. Foster quality laboratory management, especially bio-risk practice in partnering with policymakers, Government of Indonesia, and other stakeholders. 5. Promote the adoption of and compliance with comprehensive international frameworks by implementing international laboratory standards.
UNIVERSITY OF INDONESIA FACULTY OF MEDICINE CLINICAL MICROBIOLOGY LABORATORY & PARASITOLOGY LABORATORY l BOGOR AGRICULTURE UNIVERSITY FACULTY OF VETERINARY MEDICINE VETERINARY MICROBIOLOGY LABORATORY l PADJADJARAN UNIVERSITY FACULTY OF MEDICINE MICROBIOLOGY & PARASITOLOGY LABORATORY l GADJAH MADA UNIVERSITY FACULTY OF MEDICINE MICROBIOLOGY LABORATORY & PARASITOLOGY LABORATORY FACULTY OF VETERINARY MEDICINE VETERINARY MICROBIOLOGY LABORATORY & VETERINARY PARASITOLOGY LABORATORY l AIRLANGGA UNIVERSITY AIRLANGGA UNIVERSITY HOSPITAL MICROBIOLOGY LABORATORY FACULTY OF VETERINARY MEDICINE VETERINARY MICROBIOLOGY: VIROLOGY AND IMMUNOLOGY LABORATORY l HASANUDDIN UNIVERSITY FACULTY OF MEDICINE MICROBIOLOGY LABORATORY l SAM RATULANGI UNIVERSITY FACULTY OF MEDICINE PARASITOLOGY LABORATORY
q
q q q q q
q
MEMBANGUN DAN MEMPERKUAT DIAGNOSTIK OHLN, MENGHUBUNGKAN LABORATORIUM UNIVERSITAS DAN PEMERINTAH TAN T AN G AN Layanan laboratorium merupakan hal penting dan mendasar dalam sistem kesehatan manusia dan hewan. Pelayanan laboratorium kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan juga berkontribusi terhadap pelayanan kesehatan dan keamanan kesehatan masyarakat, terutama ketika terjadi wabah penyakit atau kejadian kesehatan lainnya. Ancaman penyakit infeksi telah meningkatkan kebutuhan akan semua sistem kesehatan, termasuk laboratorium untuk bekerja sama dan mengembangkan pusat-pusat yang fokus pada isu penyakit zoonotik, seperti antraks, rabies, brucellosis, dan avian influenza. Selain itu, pusat-pusat diharapkan dapat mempromosikan dan memperkuat kualitas manajemen laboratorium termasuk praktik biosafety dan biosecurity. IN IS IATIF Dengan dukungan Biosecurity Engagement Program (BEP), INDOHUN bekerjasama dengan Tufts University dalam mengembangkan sebuah program untuk meningkatkan kemampuan diagnostik laboratorium di kalangan universitas dan berpotensi bekerjasama dengan laboratorium pemerintah melalui OHLN. Peningkatan kemampuan laboratorium terakreditasi dapat meningkatkan kualitas mutu dan kapasitas sumber daya laboratorium OHLN dalam mendukung upaya pencegahan, pengawasan, pemantauan dan investigasi penyakit zoonotik yang dilakukan pemerintah Indonesia. Jejaring ini juga akan melakukan pelatihan biosafety dan pelatihan pendukung lainnya melalui lokakarya, rapat laboratorium, dan kelas online.
HASIL YANG DIHARAP KAN Berasosiasi dengan proyek USAID One Health Workforce, INDOHUN dan Tufts University bekerja untuk mencapai tujuan OHLN berikut: 1. Memperkenalkan dan memperkuat praktik manajemen biorisiko saat terjadi wabah; 2. Mengefisiensikan dan meningkatkan kemampuan laboratorium untuk cepat mengidentifikasi ancaman zoonosis yang telah diketahui (atau sebelumnya tidak diketahui di daerah tersebut) atau baru di lokasi geografis tersebut; 3. Mendorong deteksi, gangguan, mitigasi, dan investigasi dini untuk rencana terorisme biologis serta memperkuat respon terhadap kejadian gawat darurat penyakit zoonotik dan infeksi dengan cara membagi sumber daya, melaksanakan pelatihan, dan menyediakan data dan informasi yang tepat; 4. Membantu meningkatkan kualitas manajemen laboratorium, khususnya praktik biorisiko dalam kerja sama dengan para penyusun kebijakan, pemerintah Indonesia, dan pemangku kebijakan lainnya; 5. Mendukung adopsi dan kepatuhan terhadap kerangka internasional yang komprehensif dengan cara mengimplementasikan standar laboratorium internasional.
11
l FEATURES
ISO
STANDARDIZATION
LEARNING FROM UNIVERSITAS PADJADJARAN — STANDARDISASI ISO:
PENGALAMAN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
BY DR. LIA FARIDAH, M.SI. THE MICROBIOLOGY AND Parasitology Laboratory (MPL) is a subdivision of the Advanced Biomedical Laboratory of the Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran. It was established in 2010, when the medical school was moved to the Jatinangor Campus. The laboratory is situated on Prof. Eyckman Street No. 38 in Bandung, neighboring Hasan Sadikin Hospital, which is the teaching hospital of Universitas Padjadjaran. The laboratory was built to meet the needs of research students coming from different levels of education and study programs, especially from universities around Bandung. In the first years of its operation, the laboratory was limited in resources and equipment. But given that the facility was expected to facilitate academic research, particularly for graduate and medical specialist students, improving the quality and standards of the laboratory became mandatory. This includes expanding the room area, revitalizing or adding new equipment, implementing a more comprehensive set of standards and instructions, etc. It is common knowledge, that a limited source of institutional funding is a great challenge that can also be a potential barrier to the improvement of laboratory services and facilities. Therefore, utilization of multiple sources of fund, such as from the Ministry of Higher Education and Research, collaboration with international research institutions, research services,
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI dan Parasitologi (LMP) merupakan subdivisi Laboratorium Biologi-Medik-Lanjut, Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Padjadjaran (UNPAD). Sehubungan dengan kepindahan FK UNPAD ke kampus UNPAD di Jatinangor, pada tahun 2010, maka lab ini dibentuk dan mengambil lokasi di jalan Prof. Eyckman no. 38 Bandung, karena lokasi ini berdampingan dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin yang berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan. Lab ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan para peneliti mahasiswa yang berasal dari berbagai jenjang program studi, terutama dari kampus-kampus terkait di wilayah Kota Bandung. Walaupun kondisi sarana dan prasarana lab ini pada awal pembentukannya serba terbatas, namun karena kebutuhan untuk memfasilitasi penelitian mahasiswa, khususnya mahasiswa pascasarjana maupun pendidikan spesialis, maka upaya untuk meningkatkan kondisi lab agar sesuai dengan perkembangan kebutuhan untuk semua pihak merupakan suatu keharusan, misalnya dengan menambah luas ruangan, melengkapi dan memperbarui peralatan, menerapkan aturan penggunaan yang lebih komprehensif, dan lain-lain. Sudah menjadi hal yang umum, bahwa dengan kondisi keuangan institusi yang relatif terbatas, biasanya dapat
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
“Given that the facility was expected to facilitate academic research, particularly for graduate and medical specialist students, improving the quality and standards of the laboratory became mandatory.� etc., can provide a solution to support the gradual improvement of MPL. The existence of teaching and research laboratories in higher education institutions is important for the achievement of the university Tri Dharma missions. Laboratories can be a place for students to exercise and strengthen their basic knowledge. Also, they serve as a place to conduct tests for research purpose. Lastly, laboratories can also provide services for the community according to their needs. For that reason, accreditation is needed to make sure that all processes carried out in the laboratory is appropriate, safe, and able to produce reliable information. The following steps were required to complete the ISO accreditation and certification process in MPL: (1) preparation, which took less than six
menjadi penghambat untuk peningkatan suatu sarana dan fasilitas di lab. Untuk itu maka pemanfaatan dana dari berbagai sumber, misalnya dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, kerjasama riset dengan institusi di luar negeri, jasa pelayanan riset, dan lain-lain, dapat menjadi salah satu solusi untuk membiayai perbaikan dan peningkatan LMP ini secara bertahap. Eksistensi lab di perguruan tinggi dapat menunjang perwujudan Tri Dharma perguruan tinggi. Lab dapat menjadi tempat berlatih bagi para mahasiswa untuk memperdalam ilmu-ilmu dasar. Selain itu, penelitian membutuhkan lab untuk uji. Terakhir, lab dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Akreditasi diperlukan untuk menjamin bahwa proses yang terjadi di lab berjalan dengan benar, aman, data yang dikeluarkan pun dapat dipertanggunjawabkan. Sehingga proses akreditasi lab di perguruan tinggi merupakan suatu kebutuhan. Berikut gambaran proses yang harus dijalani oleh LMP berkaitan dengan sertifikasi ISO: (1) proses persiapan akreditas LMP dilakukan dalam waktu kurang dari enam bulan; (2) berkas pengajuan sertifikasi ISO 17025 masuk ke Komisi Akreditasi Nasional (KAN) pada bulan Desember 2014; (3) proses asesmen lab dilakukan pada bulan Mei 2015; dan (4) sertifikat ISO
13
l FEATURES
months; (2) submission of documents for ISO 17025 certification to the National Accreditation Committee (KAN) in December 2014; (3) laboratory assessment process, conducted in May 2015; and (4) obtainment of ISO 17025 certificate in August 2015. Thus, the total amount of time needed to complete the whole process was one year. The first survey was done in August 2016 and the second one in October 2017. Initially, there were 7 parameters proposed for the accreditation, but due to financial constraint, only 4 parameters were assessed in the end. In the case of MPL, the accredited parameters include: (1) S. pneumonia identification, using the optochin test method for samples of nasopharyngeal swab; (2) C. albicans identification, using the germ tube method for samples of vaginal swab; (3) A. lumbricoides identification, using the wet mount method for fecal samples; and (4) T. trichiura idenfitication, using wet mount method for fecal samples. The laboratory is currently planning of adding several parameters after the second survey. The preparation phase that the MPL went through for the accreditation does not differ greatly from what the other laboratories have been done. Support from the rector and the dean is the most fundamental thing. To achieve the university Tri Dharma missions, accreditation of the entire aspects of the health education system is a
17025 diperoleh pada bulan Agustus 2015. Dengan demikian, total waktu yang dibutuhkan dari persiapan hingga sertifikat diperoleh adalah satu tahun. Adapun surveilans pertama dilakukan pada bulan Agustus 2016 dan surveilans kedua dilakukan pada bulan Oktober 2017. Parameter yang diajukan untuk akreditasi pada awalnya ada 7, namun karena keterbatasan dana pada akhirnya yang diakrediasi hanya ada 4 parameter. Parameter yang telah diakreditasi adalah sebagai berikut: (1) identifikasi S. pneumoniae, dengan metode uji optochin untuk sampel swab nasofaring; (2) identifikasi C. albicans, dengan metode germ tube untuk sampel swab vagina; (3) identifikasi A. lumbricoides, dengan metode wet mount untuk sampel feses, dan (4) identifikasi T. trichiura, dengan metode wet mount untuk sampel feses. Hingga saat ini parameter yang sudah diakreditasi baru empat, setelah surveilans kedua lab berencana untuk menambah parameter. Persiapan yang diperlukan untuk memperoleh akreditasi mungkin sama dengan lab lainya. Hal yang paling mendasar sebenarnya adalah dukungan pimpinan baik rektor maupun dekan. Untuk mewujudkan Tri Dharma perguruan tinggi, sistem yang terkareditasi di segala aspek adalah suatu kebutuhan. Tanpa ada dukungan dari pimpinan, maka semuanya akan sia-sia. Hal lain yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang handal dan memiliki komitmen untuk bekerja
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
“Karena kebutuhan untuk memfasilitasi penelitian mahasiswa, khususnya mahasiswa pascasarjana maupun pendidikan spesialis, maka upaya untuk meningkatkan kondisi laboratorium agar sesuai dengan perkembangan kebutuhan untuk semua pihak merupakan suatu keharusan.�
necessity. Without the support from the leaders, everything will be pointless. Other requirements include skilled human resources and commitment to work according to accreditation standards. Everyone is responsible for doing their job as regulated, and they have to fill in the positions that suit their competencies, from the head of the laboratory, quality manager, operational manager, supervisor to analyst. After that, the laboratory proceeded to technical preparation. The top manager held a meeting with the whole team to agree upon the parameters they wished to be accredited. Equipment and facilities required to pass the accreditation were listed and planned carefully. After that, they scheduled the rest of the accreditation process. For laboratories that have not had any experience in being assessed, having a consultant to assist the process may be helpful, as he could anticipate and mitigate potential problems before they occur. Most challenges during the accreditation process are technical. Physical improvement of the laboratory building has to be meticulously planned and implemented by a trustworthy contractor. Otherwise, the quality of the construction would be poor, and the repair would not last long. To get ISO 17025 certification, the role of partner laboratories is essential. Partner laboratories are responsible for conducting external audit, or parameter comparison test. This is particularly relevant when there is no assessor, either local or international, that can provide a proficiency test for the required parameters. However, the parameter comparison test can only be provided by laboratories previously certified for the same parameters. Looking at the intricate process that has to be completed to get the certificate, laboratory accreditation will definitely benefit clients and patients. It will help create a safe and healthy work environment for the staffs, and ensure the accuracy and reliability of the test results. For academicians in particular, it will guarantee the results they publish from their research, that rely greatly on accredited systems and procedures.{
sesuai tuntukan akreditasi. Semua harus bertanggungjawab untuk melakukan proses dari awal sampai akhir sesuai dengan amanah yang tersirat pada sertifikat. Tempatkan setiap orang sesuai dengan kompetensinya, mulai dari kepala lab, manajer mutu, manajer teknis, pengawas, hingga analis. Apabila kedua hal tersebut sudah diperoleh, maka hal-hal terkait teknis di lab segera dipersiapkan. Manajer dan tim lab berkumpul untuk menyepakati parameter yang akan diakreditasi. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan direncanakan dan disusun secara matang dan detail. Setelah kesepakatan diperoleh, proses dilaksanakan sesuai jadwal. Bagi lab yang belum pernah melakukan persiapan akreditasi, sebaiknya didampingi oleh konsultan. Hal tersebut dianjurkan agar lab dapat lebih cepat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapi. Tantangan yang diperoleh selama akreditasi umumnya terkait masalah teknis. Perbaikan fisik lab harus direncanakan dengan matang dan dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab. Apabila perbaikan dilakukan secara sembarangan maka pada akhirnya lab akan bekerja dua kali, karena hasil perbaikan fisik tidak bertahan lama. Untuk memperoleh sertifikat ISO 17025 peran lab lain sangat dibutuhkan. Lab lain berperan dalam proses audit eksternal, yaitu uji banding parameter. Hal tersebut dilakukan apabila tidak ada pihak penyelenggara baik dalam maupun luar negeri yang menyediakan uji kecakapan (proficiency) sesuai dengan parameter yang dibutuhkan. Namun proses uji banding ini hanya bisa dilakukan dengan lab yang sudah memperoleh sertifikat yang sama untuk parameter yang sama. Setelah mencermati proses akreditasi ISO, dapat dipastikan bahwa pengguna lab akan diuntungkan. Para laboran maupun lingkungan sekitar dipastikan nyaman dan aman selama bekerja. Konsumen juga dipastikan merasa yakin dengan hasil yang dikeluarkan oleh lab. Terlebih di lingkungan akademisi, hasil penelitian yang dipublikasikan harus keluar dari proses yang benar, salah satu unsur tersebut adalah lab yang teruji dan diakui melalui proses akreditasi.{
15
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
l FIGURE
TINA KUSUMANINGRUM
Saving the Day with Microbiological Research — PENELITIAN MIKROBIOLOGI UNTUK DUNIA YANG LEBIH BAIK
THAT AFTERNOON, A LITTLE GIRL was playing with her SORE ITU DI TERAS Rumah Sakit Kabupaten Sorong mother on the porch of Sorong District Hospital, West Papua. Papua Barat, seorang anak kecil bermain bersama ibunya. Her name is Cecilia, three year-old, and she came to see her Namanya Cecilia, berusia tiga tahun, datang ke rumah sakit doctor because she started having cough again. Actually, karena penyakit batuknya kambuh kembali. Sebenarnya kurang less than six months earlier, the doctor had given her the dari enam bulan sebelumnya, dokter telah memberinya Obat Red Medicine—local name for Rifampicin, one of the firstMerah—sebutan umum untuk Rifampicin, salah satu antibiotik line antibiotics that belong to the tuberculosis (TB) regimen. utama untuk penyakit tuberkulosis (TB). Kini dokter khawatir Now the doctor is worried that Cecilia might be having an bahwa Cecilia menderita TB MDR. MDR-TB. Penderita TB harus mengkonsumsi obat selama enam TB patients have to take the medicines everyday for six bulan setiap hari untuk bisa sembuh. Apabila pengobatan tidak months to get fully cured. Failure to complete the course or tuntas atau pasien meminum obat secara tidak teratur maka interruptions during the treatment may lead dikhawatirkan muncul penyakit TB yang kebal to the occurrence of drug-resistant bacteria, terhadap obat atau disebut dengan Multi“Young generations Drug Resistant Tuberculosis (TB MDR). Saat ini often referred to as the Multi-Drug Resistant of researchers, Tuberculosis (MDR-TB). Today, MDR-TB is one penyakit TB MDR merupakan ancaman bagi of the major global concern in TB eradication, dunia, alasannya pasien harus mengonsumsi especially those because patients need to undergo a treatment obat setiap hari selama 1-2 tahun untuk who are working for 1-2 years to be cured from the disease. bisa sembuh dari penyakit ini. Selain itu, in laboratories, Not only that, the drug adverse effects are efek samping dari obat TB MDR juga lebih potentially severe and harmful. For that reason, should continuously berbahaya. Pasien harus meminum obat di MDR-TB patients have to take the medications rumah sakit untuk memastikan efek samping broaden their under the supervision of health professionals, yang mungkin terjadi setelah meminum obat perspectives and so that adverse effects can be managed quickly TB MDR dapat segera ditangani. Tingkat at health facilities. The fatality rate of MDR-TB kematian penyakit ini juga lebih tinggi apabila networking with is also greater than that of the common one. their international dibandingkan dengan penyakit TB biasa. Resistance can also emerge in different Resistensi juga dapat terjadi pada berbagai colleagues. ” other types of infectious diseases. Solutions jenis penyakit menular lainnya. Salah satu to control infectious diseases and prevent kunci pemberantasan penyakit menular dan the emergence of resistant strains of bacteria include early pencegahan munculnya resistensi adalah terkait dengan detection of diseases and accurate diagnosis. Laboratories, penemuan kasus dan diagnosis yang tepat. Yang memiliki of course, have a great deal of contribution in this matter. peran besar dalam hal ini adalah laboratorium. Sampel dari Samples from suspected patients are always examined for a pasien yang merupakan “tersangka” penderita suatu penyakit certain infectious disease in laboratories to see whether they didiagnosis di laboratorium untuk menentukan apakah pasien really suffer from the disease, by finding the agents or traces tersebut benar-benar menderita penyakit atau tidak, dengan of their existence in the samples. mencari keberadaan agen penyebab penyakit pada sampel Indonesia is an archipelago country with tropical climate tersebut. and high incidence of communicable diseases. The warm Indonesia merupakan negara kepulauan di wilayah environment and high population density make it easier for tropis dengan jumlah kasus penyakit menular yang tinggi. the disease agents to survive and infect more people. It is not Iklim yang hangat serta padatnya penduduk menyebabkan
17
l FIGURE
“Generasi muda, terutama para peneliti yang bekerja di laboratorium sudah sepatutnya memperluas wawasan dan jejaring dengan peneliti internasional, sehingga diharapkan banyak ilmu baru yang didapatkan.�
surprising that, for instance, Indonesia belongs to the list of countries with the highest tuberculosis incidence, as confirmed by WHO data. Additionally, cases like avian flu, Ebola and MERSCoV can easily spread in such climate, hence threaten the country of 250 million human populations. Capacity to detect such disease early and conduct research to understand the nature of the disease is very important for its prevention, management, and control. With an educational background in microbiology, and a specific expertise in health, I decided to pursue a career in infectious disease research. My first experience working in a laboratory was when I did my final assignment in a project named IMPACT (Integrated Management of HIV Prevention, Control, and Treatment) under the Health Research Unit of the Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran, Bandung. One of the research was on developing diagnostic methods to detect mutant bacteria that cause drugresistant tuberculosis. I learned a lot from that experience, because I worked not only with Indonesian researchers, but also with my mentor, who came from abroad. Working in laboratories has its own challenges. Researchers are expected to do their works according to the existing safety regulations. All biological specimens that are examined in the laboratory must be
penyakit-penyakit tersebut mudah untuk berkembang dan menyebar. Sebagai contoh, berdasarkan data dari WHO, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia. Selain itu, kasus-kasus seperti flu burung, Ebola, serta MERSCoV yang terjadi di beberapa negara dunia beberapa tahun terakhir juga menjadi tantangan bagi negara dengan 250 juta penduduk ini. Kemampuan untuk dapat mendeteksi secara dini serta melakukan penelitian merupakan hal yang sangat penting bagi proses pencegahan, pengobatan, dan pengendalian penyakit-penyakit tersebut. Dengan latar belakang pendidikan di jurusan mikrobiologi, terutama dengan peminatan mikrobiologi kesehatan, saya memutuskan untuk berkarier sebagai peneliti. Pengalaman pertama saya menjalani kegiatan sebagai peneliti di laboratorium adalah ketika saya melaksanakan tugas akhir di sebuah proyek bernama IMPACT (Integrated Management of HIV Prevention, Control, and Treatment), di bawah Unit Penelitian Kesehatan, FK UNPAD, Bandung. Salah satu penelitiannya adalah mengenai pengembangan metode diagnosis untuk mendeteksi bakteri tuberkulosis yang bermutasi sehingga menimbulkan penyakit yang kebal terhadap obat. Dari sana saya mendapatkan banyak pelajaran, karena selain bekerja dengan peneliti Indonesia, saya juga berkesempatan untuk mendapatkan
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
considered hazardous, because there is always a possibility that those specimens contain a deadly pathogenic agent. For information, potential occupational hazards in laboratories are many, and once an accident happens, it can ruin the researcher’s future as well as the facility reputation. Another challenge of working as a researcher in Indonesia is the limited source of research fund. As we often heard, laboratory research activities require a great amount of funding, and researchers need to actively find a way to financially sustain their work. Along the process, it is common that local researchers meet international partners, and that can open up opportunities for collaboration. Young generations of researchers, especially those who are working in laboratories, should continuously broaden their perspectives and networking with their international colleagues. That way, information can be exchanged and novel ideas will emerge, as once said by Louis Pasteur, “Science knows no country, because knowledge belongs to humanity, and is the torch which illuminates the world.” Creativity and great enthusiasm in discovering new things even with limited resources are the things one need to possess to be a successful researcher.{
bimbingan dari peneliti asing. Bekerja di laboratorium memiliki tantangannya tersendiri. Peneliti diharapkan untuk dapat melakukan pekerjaan dengan berbagai aturan keselamatan kerja yang benar. Semua spesimen biologi yang diperiksa di laboratorium harus dianggap sebagai bahan biologi berbahaya, karena selalu ada kemungkinan bahwa spesimen-spesimen tersebut mengandung agen penyebab penyakit yang berbahaya. Sebagai informasi, kecelakaan kerja di laboratorium sangat mungkin terjadi. Hal tersebut, selain dapat membahayakan peneliti, juga dapat menurunkan reputasi dari laboratorium atau tempat penelitian tersebut. Hal lain yang menjadi tantangan dalam bekerja sebagai peneliti di Indonesia adalah ketersediaan dana penelitian. Seperti yang sudah diketahui, pada umumnya kegiatan di laboratorium memerlukan pendanaan yang besar. Oleh karena itu, para peneliti diharapkan dapat secara aktif mencari sumber pendanaan. Dalam prosesnya, tidak jarang terjadi pertemuan antar-peneliti, baik di dalam maupun luar negeri, dan hal tersebut membuka peluang untuk melakukan kolaborasi penelitian. Generasi muda, terutama para peneliti yang bekerja di laboratorium sudah sepatutnya memperluas wawasan dan jejaring dengan peneliti internasional, sehingga diharapkan banyak ilmu baru yang didapatkan, seperti yang diungkapkan oleh Louis Pasteur, “Science knows no country, because knowledge belongs to humanity, and is the torch which illuminates the world.” Kreativitas, semangat menemukan hal baru, dan dapat memanfaatkan segala keterbatasan merupakan hal yang perlu dimiliki untuk menjadi seorang peneliti di laboratorium.{
19
20
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
2017 l SPECIAL FEATURES
IN PICTURES — KALEIDOSKOP 2017
21
26 January ONE HEALTH LABORATORY NETWORK The first workshop of One Health Laboratory Network gathered Indonesia’s prominent laboratory experts to set up working groups, management plan, and formal organizational structure. Lokakarya pertama One Health Laboratory Network mengumpulkan para ahli laboratorium di Indonesia untuk membentuk kelompok kerja, rencana manajemen, dan struktur organisasi. Jakarta, Indonesia
16 February ONE HEALTH PUBLIC LECTURE Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK.(K) delivered her public lecture on ‘Infectious and Zoonotic Disease, Environmental Change, and Policy’ in Universitas Sumatera Utara. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK.(K) memberikan kuliah umum ‘Penyakit Menular dan Zoonosis Serta Perubahan Lingkungan dan Kebijakannya’ di Universitas Sumatera Utara. Medan, Indonesia
22
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
23 February ONE HEALTH COLLABORATING CENTER IN UNIVERSITAS AIRLANGGA Initial meeting with Universitas Airlangga to discuss the plan of establishing a One Health Collaborating Center in the university. Pertemuan dengan Universitas Airlangga untuk membahas rencana pendirian One Health Collaborating Center. Surabaya, Indonesia
23
21-23 March ONE HEALTH TEACHING, RESEARCH, AND COMMUNITY OUTREACH (OH-TRAC) The Director of Research and Rehabilitation Fund, Indonesia Endowment Fund for Education, M. Sofwan Effendi, shared some tips with faculties and students from INDOHUN university members for applying research grants. Direktur Dana Riset dan Rehabilitasi Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan, M. Sofwan Effendi, berbagi beberapa tips mencari dana penelitian kepada para dosen dan mahasiswa dari universitas anggota INDOHUN. Surabaya, Indonesia
24
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
25
26
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
21-23 March ONE HEALTH TEACHING, RESEARCH, AND COMMUNITY OUTREACH (OH-TRAC) An OH-TRAC mentor, Dr. dra. Rita Damayanti, MSPH answered the participants’ questions during the group discussion session. Each participant of the workshop was required to develop a proposal of their own ideas and share their progress with their fellow participants. Seorang pelatih OH-TRAC, Dr. dra. Rita Damayanti, MSPH, menjawab pertanyaan peserta dalam sesi diskusi kelompok. Setiap peserta diminta membuat proposal dari ide mereka masing-masing dan saling belajar dari sesama peserta. Surabaya, Indonesia
27
28
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
30 March ONE HEALTH PUBLIC LECTURE Zisis Klozakidis, MBA, Ph.D. gave a guest lecture on antimicrobial resistance to the students of Universitas Indonesia. Zisis Klozakidis, MBA, Ph.D. memberikan kuliah tamu di Universitas Indonesia mengenai resistensi antimikroba. Depok, Indonesia
29
3 April ONE HEALTH SYSTEM ANALYSIS WORKSHOP FOR PENCERAH NUSANTARA INDOHUN conducted a training on ‘One Health System Analysis’ for the participants of Pencerah Nusantara program. The participants actively participated in the communication simulation session and system mapping session using the OH-SMART toolkit. INDOHUN memberikan pelatihan ‘One Health System Analysis’ untuk para Pencerah Nusantara. Para peserta program Pencerah Nusantara berpartisipasi aktif dalam sesi simulasi komunikasi dan pemetaan sistem menggunakan instrumen OH-SMART. Jakarta, Indonesia
30
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
31
15-19 May GLOBAL HEALTH TRUE LEADERS: ONE HEALTH IN ACTION The participants of GHTL OHIA started their day with some physical exercises, before attending the class. GHTL OHIA is a leadership training for One Health workforce with a fresh concept, combining indoor and outdoor activities to equip the participants with applied technical skills and soft skills. Peserta GHTL OHIA memulai hari dengan olahraga bersama, sebelum mengikuti kegiatan di kelas. GHTL OHIA merupakan latihan kepemimpinan di sektor kesehatan dengan konsep yang baru, ditujukan bagi para tenaga profesional dan menggabungkan berbagai aktivitas dalam dan luar ruang untuk menanamkan keterampilan teknis maupun soft skill yang aplikatif dalam pekerjaan sehari-hari.
Medan, Indonesia
32
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
33
EMERGING l ISSUE 01 JANUARY 2018
21-22 May INDOHUN EXECUTIVE BOARD MEETING The deans that belong to INDOHUN Executive Board, together the National Coordinating Office and Liaison Officers, held a meeting to discuss current achievements and future directions of the organization. Para dekan yang tergabung dalam Dewan Eksekutif INDOHUN, bersama dengan perwakilan National Coordinating Office dan Liaison Officer INDOHUN, mengadakan pertemuan untuk membahas pencapaian dan arah INDOHUN ke depan. Jakarta, Indonesia
36
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
37
29-30 May UNIVERSITY OF MINNESOTA VISIT TO OHCC UDAYANA Some faculties from the University of Minnesota paid a visit to Udayana One Health Collaborating Center to identify some collaboration opportunities with local government and INDOHUN university members. Beberapa dekan dan pengajar dari University of Minnesota mengunjungi One Health Collaborating Center Udayana untuk mengidentifikasi potensi kerja sama dengan pemerintah daerah dan universitas anggota INDOHUN di masa mendatang. Bali, Indonesia
38
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
18 June GLOBAL HEALTH TRUE LEADERS CHARITY ACTIVITY The alumni of Global Health True Leaders training visited the Elderly Home of Budi Mulia in Ciracas to celebrate the coming of Eid al-Fitr. Alumni Global Health True Leaders mengunjungi Panti Wredha Budi Mulia Ciracas untuk menyambut Idul Fitri. Jakarta, Indonesia
39
40
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
17 July ESTABLISHEMENT OF ONE HEALTH COLLABORATING CENTER IN UNIVERSITAS AIRLANGGA The agreement for One Health Collaborating Center establishment in Universitas Airlangga was signed by INDOHUN Coordinator and the university authorities. The event was followed by a One Health System Analysis workshop that involved local government from different sectors in East Java. Penandatanganan kerja sama pembentukan One Health Collaborating Center di Universitas Airlangga dilakukan antara Koordinator INDOHUN dan pimpinan Universitas Airlangga, disaksikan oleh pimpinan One Health Collaborating Center yang baru dibentuk. Acara kemudian dilanjutkan dengan lokakarya ‘One Health System Analysis’ yang melibatkan pemerintah daerah dari berbagai dinas di Provinsi Jawa Timur. Surabaya, Indonesia
41
42
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
24-30 July GLOBAL HEALTH TRUE LEADERS 2.0 As the new generation of students emerges, with greater access to information and technology, Global Health True Leaders training offers a new learning approach. More group work, discussion, simulation, and field experience makes the less experienced young people capable of transforming theories into actions. Dengan lahirnya generasi baru mahasiswa dengan akses yang lebih terbuka terhadap informasi dan teknologi, pelatihan Global Health True Leaders hadir dengan pendekatan baru. Porsi yang lebih besar bagi kegiatan kelompok, diskusi, simulasi, dan kerja lapangan memastikan bahwa peserta muda yang belum berpengalaman dapat mentransformasi teori menjadi aksi. Surakarta, Indonesia
43
44
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
45
25-30 August GLOBAL HEALTH DIPLOMACY To nurture One Health champions capable for advocating and negotiating good policies in international and national forums, INDOHUN conducted the first Global Health Diplomacy training. Untuk mencetak penggerak One Health yang mampu memperjuangkan kebijakan kesehatan dalam forum diplomasi nasional maupun internasional, INDOHUN menyelenggarakan pelatihan Global Health Diplomacy yang pertama. Jakarta, Indonesia
48
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
49
11-15 September ZOONOTIC DISEASE MANAGEMENT TRAINING An officer showed the place where the locals buried the dog that died a day after he bit a person. The dog was suspected for rabies and used as a simulation case for the case investigation session in INDOHUN Zoonotic Disease Management Training. Seorang petugas menunjukkan makam seekor anjing yang meninggal sehari setelah menggigit warga desa. Dugaan kasus rabies tersebut pun kemudian digunakan untuk simulasi investigasi kasus oleh peserta Pelatihan Manajemen Penyakit Zoonotik Melalui Pendekatan One Health. Semarang, Indonesia
50
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
51
14 Desember OHLN WORKSHOP: STRENGTHENING THE ROLES OF UNIVERSITY LABORATORIES One Health Laboratory Network conducted a workshop to identify the roles of university laboratories within the disease detection system, that involves public and private laboratories as well. One Health Laboratory Network mengadakan lokakarya untuk mengidentifikasi peran laboratorium universitas di dalam sistem deteksi penyakit menular, yang melibatkan pula laboratorium pemerintah dan swasta. Jakarta, Indonesia
52
INDOHUN NEWS l NUMBER 15 JANUARY 2018
l ACTIVITY UPDATES p Simulation of blood spill handling during OHLN training in Yogyakarta. Simulasi penanganan tumpahan darah saat pelatihan OHLN di Yogyakarta.
B ALI , 4 O C T O B ER 201 7
UDAYANA OHCC COORDINATION MEETING WITH LOCAL GOVERNMENT { Udayana One Health Collaborating Center (OHCC) attended a meeting with Bali Animal Husbandry and Health Office, Denpasar Veterinary Center, and Denpasar Agricultural Quarantine Center in Denpasar. Udayana OHCC assisted the government in exploring potential collaborative actions to solve some strategic issues. The issues include risk awareness on the recent situation the active volcano (Mount Agung), human evacuation plan and recovery after the eruption, and livestock and pet evacuation plan, especially dogs, that considers the risk of rabies during mobilization. The meeting also discussed some follow up actions regarding dog meat trade issue, in collaboration with Animals International.
PERTEMUAN OHCC UDAYANA DENGAN PEMERINTAH DAERAH { One Health Collaborating Center (OHCC) Udayana menghadiri pertemuan dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Bali, Balai Veteriner Denpasar, dan Balai Karantina Pertanian Denpasar. OHCC Udayana membantu pemerintah dalam mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk beberapa isu strategis. Isu-isu tersebut di antaranya adalah perlunya kesadaran masyarakat mengenai risiko gunung api yang aktif (Gn. Agung), rencana evakuasi manusia dan pemulihan setelah erupsi, dan rencana evakuasi ternak dan hewan yang aman, dengan mempertimbangkan risiko rabies selama mobilisasi. Pertemuan juga membahas renancana tindak lanjut dari isu perdagangan daging anjing, bekerja sama dengan Animal International.
YOGYA KA R TA , 8- 11 N OV E MB E R 2017
OHLN TRAINING: ‘GOOD CLINICAL LABORATORY PRACTICES AND BIORISK MANAGEMENT’
{ One Health Laboratory Network (OHLN), in collaboration with the Center for Tropical Medicine, Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada, conducted a certified training on ‘Good Clinical Laboratory Practices and Biorisk Management’. Topics on good clinical laboratory practices
include: 1) organization and personnel management; 2) laboratory facility, equipment, reagents and material; 3) sample management; 4) standard operational and procedures; 5) documentation and reporting; 6) quality assurance and quality control; and 7) method validation. As for biosafety and biosecurity, the following topics were discussed: 1) biosafety aspect, including practice on risk assessment and handling infectious blood spill in laboratory; 2) biosecurity fundamental aspect; 3) dual use research of concern (DURC); 4) developing information and communication security system in laboratory.
PELATIHAN OHLN: ‘PRAKTIK LABORATORIUM KLINIS YANG BAIK DAN MANAJEMEN BIORISIKO’ { One Health Laboratory Network (OHLN) bersama Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada mengadakan pelatihan bersertifikat mengenai ‘Praktik Laboratorium Klinis yang Baik dan Manajemen Biorisiko’. Topik praktik laboratorium klinis yang baik meliputi: 1) manajemen organisasi dan sumber daya manusia; 2) fasilitas, alat dan perlengkapan laboratorium; 3) manajemen sampel; 4) standar prosedur dan operasional; 5) dokumentasi dan pelaporan; 6) kendali mutu dan jaminan mutu; dan 7) validasi metode. Untuk biosafety dan biosecurity, topiknya antara lain: 1) aspek biosafety termasuk penilaian risiko dan cara merespons tumpahan sampel darah infeksius di laboratorium; 2) aspek biosecurity; 3) dual use research of concern (DURC); dan 4) membangun sistem informasi dan komunikasi yang aman.
53
l ACTIVITY { ACTIVITY UPDATES UPDATES DEP O K, 27 NO VEMB ER 201 7
CIN A G A R A , 19- 21 D E CE MB E R 2017
{ The meeting was held in the Faculty of Public Health, Universitas Indonesia and attended by representatives from Ciloto Health Training Center, Cinagara Animal Health Training Center, Government Training Center and Human Development, and the Faculty of Public Health, Universitas Indonesia. The meeting discussed collaboration opportunities between INDOHUN and the training centers in enhancing health workforce capacity. It is expected that in the years to come the involved parties will support each other in capacity building programs. Infectious Disease Management Training is one of the programs that will be jointly organized and developed by INDOHUN and the training centers. The programs will also be a platform to expand INDOHUN networks and support the sustainability. INDOHUN will contribute in developing One Health training organized by Ciloto Health Training Center.
{ INDOHUN together with Cinagara Animal Health Training Center conducted a training on zoonosis control using of the One Health approach for Ministry of Agriculture officials. The training aims to improve the capacity of government officials in zoonotic disease management and control by working together across sectors and disciplines using the One Health approach, and also to provide an example of One Health training that can be further implemented in government institutions. Cinagara Animal Health Training Center would further develop a One Health team and adopt the One Health approach into government training programs.
PARTNERSHIP FOR COLLABORATIVE AND JOINT TRAININGS
KEMITRAAN UNTUK PELATIHAN BERSAMA { Pertemuan ini diadakan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan dihadiri oleh perwakilan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara, Pusat Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
TRAINING ON ZOONOSIS CONTROL USING THE ONE HEALTH APPROACH
dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Pertemuan membahas kesempatan kolaborasi antara INDOHUN dan mitra-mitra yang hadir untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia One Health. Diharapkan selanjutnya dapat terbentuk kerja sama di antara mitra untuk mengadakan program pengembangan kapasitas. Salah satunya adalah kegiatan Pelatihan Manajemen Penyakit Menular yang akan berjalan dari kerjasama pusat-pusat pelatihan dengan INDOHUN. Program tersebut juga akan menjadi wadah INDOHUN mengembangkan jejaring dan menjamin keberlangsungan organisasi. INDOHUN akan mengembangkan materi pelatihan, sedangkan kegiatan akan dijalankan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto.
PELATIHAN MANAJEMEN PENYAKIT MENULAR ZOONOTIK MELALUI PENDEKATAN ONE HEALTH { INDOHUN bersama Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara melaksanakan Pelatihan Manajemen Penyakit Menular Zoonotik melalui Pendekatan One Health. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi widyaiswara dalam manajemen penyakit zoonotik secara kolaboratif lintas sektor dan disiplin ilmu menggunakan pendekatan One Health. Pelatihan ini juga diharapkan dapat mendukung widyaiswara dalam membangun pola pelatihan yang bersifat kolaboratif lintas sektor. Melalui pelatihan ini, BBPKH Cinagara akan membentuk tim One Health yang akan mengadaptasi konsep One Health dalam pelatihan untuk tenaga kesehatan hewan dalam program kerja mereka.
t One Health system analysis exercise during the Training on Zoonoosis Control held by INDOHUN and Cinagara Animal Health Training Center. Latihan analisis sistem One Health pada Pelatihan Pengendalian Zoonosis yang diadakan INDOHUN dan BBPKH Cinagara.
54
DO YOU HAVE A GREAT IDEA? LET THE WORLD SEE IT! We welcome your writings, photos, and illustrations of emerging global health issues. With our worldwide network, your ideas can travel far and make a positive impact. So, what are you waiting for? ARTICLE
ARTIKEL
{ Submissions for FEATURES can be an essay, research communication, or opinion on emerging global health issues, written in less than 2,500 words.
{ Artikel untuk rubrik UTAMA dapat berupa esai, hasil penelitian, atau opini terkait isu kesehatan global terkini, yang ditulis tidak lebih dari 2.500 kata.
{ Submissions for FIGURE must tell a story of a young leadership figure in less than 1,500 words.
{ Artikel untuk rubrik TOKOH menceritakan kisah tentang sosok pemimpin muda sepanjang paling banyak 1.500 kata.
{ Submissions for ACTIVITY UPDATES contain a summary of an activity related to global health, written in less than 100 words.
{ Artikel untuk KABAR TERKINI memuat ringkasan kegiatan terkait kesehatan global, tidak lebih dari 100 kata.
{ All written submissions must be in Bahasa (for Bahasa speaking contributors) or English (for non-Bahasa speaking contributors).
{ Semua artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia (untuk kontributor berbahasa Indonesia) atau Bahasa Inggris (untuk kontributor berbahasa asing).
PHOTO { Photo submissions must be related with emerging global health issues, and tell a story of an activity or a phenomenon in the community.
FOTO
{ For photos that show human faces, consent to publish the photo must be obtained from the subject.
{ Untuk foto yang menampilkan wajah manusia, izin untuk menyebarluaskan foto harus didapatkan dari subjek yang bersangkutan.
{ The minimum size for the short side of the photo is 1920 pixels.
{ Ukuran minimum untuk sisi pendek foto adalah 1920 piksel.
All accepted submissions will be featured in INDOHUN News (released quarterly), both printed and electronic versions. The submissions may also be featured in INDOHUN website and social media, such as Instagram, Facebook, and YouTube.
Semua artikel dan foto yang diterima akan dimuat di INDOHUN News (terbit setiap 3 bulan sekali), baik bentuk cetak maupun elektronik. Karya juga dapat dimuat di situs INDOHUN serta sosial media seperti Instagram, Facebook, dan YouTube.
For inquiries and submission, please contact INDOHUN at nco@indohun.org.
Untuk pertanyaan dan pengiriman karya, silakan hubungi INDOHUN di nco@indohun.org
{ Foto harus berkaitan dengan isu kesehatan global terkini, dan menampilkan kisah kegiatan atau fenomena yang ada di masyarakat.
INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK wishes you and your family
HAPPY NEW YEAR
2018
#LessMeMoreWe
56