wansus
identitas
NO. 853 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR FEBRUARI 2016
Kepuasannya Berbeda Dibanding Plagiat
Apa yang membuat seseorang mau melakukan plagiat ? Mengenai plagiarisme, mungkin ada aturan yang membuat kita rentan sekali, salah satunya skripsi. Sebenarnya skripsi kita itu terlalu tebal. Akhirnya karena ketebalan dan kemudian karena dipaksa dengan struktur yang konvensional se perti sekarang, mahasiswa tidak punya pilihan selain copy paste. Apalagi copy paste sekarang makin mudah. Ironisnya dosen tidak punya waktu untuk mengecek. Di luar indonesia, skripsi itu malah jauh menjadi semakin ringkas, yang orang pentingkan adalah origina lity dan karena makin ringkas makin gampang dikontrol, bagaimana dia mengkombinasikan pikiran dia dengan pikiran orang. Dari pengalaman studi Anda di luar negeri, bagaimana sistem aka demiknya disana untuk mencegah terjadinya plagiarisme ? Pertama rasio dosen dan mahasiswa disana tidak sebanyak di Indonesia, satu kelas maksimal 15 orang. Jadi do sen punya banyak waktu menerima dan memeriksa tugas mahasiswa. Selain itu jika diberikan tugas buat esai dibatasi masimal hanya 5000 kata. Jadi untuk memperhatikan secara detail
Di Unhas sendiri, bagaimana sis tem akademiknya, khususnya me ngenai tugas akhir ? Salah satu masalahnya kita yaitu de ngan format skripsi sekarang yang sulit. Mahasiswa dibiasakan untuk membuat skripsi yang tebal. Seandainya kita membuat format tugas akhir yang tidak harus skripsi. Kalaupun skripsi seharusnya tipis saja dan formatnya menjadi lebih ringkas. Selain itu perlu ada pengaturan yang lebih baik untuk satu dosen, yaitu satu dosen sebaiknya tidak membimbing terlalu banyak mahasiswa, agar bisa memiliki waktu yang banyak untuk memeriksa skripsi mahasiswa. Tips-tips yang bisa dilakukan se dari awal agar dapat menghindari plagiarisme karena kadang penulis tidak mengetahui dirinya plagiat? Di era internet kita selalu tergoda copy paste, jadi sebaiknya membiasakan dirilah untuk tidak melakukan copy paste. Ketika ingin mengambil tulisan di internet sebaiknya jangan langsung copas tapi bacalah terlebih dahulu kemudian tulis sendiri hasil bacaan tersebut, belajarlah untuk memparafrase atau mengungkapkan kembali. Biasanya kita melakukan pengawasan sendiri pada diri sendiri karena ada kesadaran bahwa menyebarkan tulisan adalah tidak baik. Dan mengambil karya orang lain akan mempermalukan diri.
Wajah Baru LMS, Pemanfaatan Masih Minim LEARNING Management System (LMS) atau pembelajaran jarak jauh yang hadir sejak 2005 kini telah diperbaharui dari versi delapan ke versi sepuluh sejak januari 2016 lalu. Pembaharuan ini memisahkan fitur perkuliahan online dan fitur demo pelatihan. Sebelumnya pada versi 8 terjadi penggabungan antara kedua fitur, akibatnya sulit diketahui dosen yang benar-benar aktif kuliah di LMS. LMS berfungsi untuk pembelajaran jarak jauh, namun ironisnya dari data yang dipaparkan, hingga saat ini dosen yang aktif menggunakan LMS berjumlah 31 dari 1695 Dosen Unhas. Sebagai contoh dosen yang menggunakan LMS yakni Andi Subhan Amir MSi dosen Ilmu Komunikasi. Semester genap ini Subhan menggunakan LMS pada enam mata kuliah, di antaranya mata kuliah Promosi dan Periklanan. Selain itu dengan fitur statistics, Subhan juga mengaku lebih dipermudah untuk memantau aktifitas diskusi mahasiswa yang dilakukan lewat LMS. “Secara pribadi, saya menggunakan LMS agar dapat memonitor aktivitas mahasiswa secara real time,” jelas Subhan via surat elektronik, Jumat (12/2). Berbeda dengan Dosen Sastra Daerah, M Dalian Rahir yang sulit menggunakan LMS dalam proses perkuliahan. Dosen Sintaksis Bahasa Bugis ini terkendala koneksi jaringan internet, sehingga untuk mengakses LMS sulit dilakukan. “Kadang-kadang bagus, tetapi biasa juga lambat atau sama sekali tidak ada koneksi. Daripada menunggu lama, tentu dosen memilih cara pembelajaran yang sesuai keadaan saja,” jelasnya saat ditemui di ruangannya, Kamis (18/2). Padahal pemanfaatan LMS ini mampu mempertahankan predikat Unhas sebagai sepuluh besar LMS terbaik di Indonesia. Dosen yang menggunakan Elektronik Learning ini menyumbangkan 15 persen untuk meningkatkan pe ringkat di Webometric “Kita harus meningkatkan diri supaya kita tidak ketinggalan sepuluh besar terbaik LMS di Indonesia,” tegas Ketua LMS Unhas, Yusring Sanusi B saat ditemui di rumahnya, Jumat (5/2). n
nia akademik dalam menulis guna mencegah pemuatan yang mengand ung plagiat ? Kalau jurnal akademik berwibawa dan profesional, mulai dari aspek bahasa sampai isi sangat diperhatikan dan proses reviewnya sangat ketat, jadi peluang plagiarisme sangat kecil. Ada alatnya dan yang bekerja disitu adalah orang-orang profesional, telah se ring melakukan publikasi dan tulisannya sudah sering dikutip dalam jurnal orang lain. Tapi kalau media-media yang belum atau tidak dikelola secara profesio nal, juga masih banyak media lokal yang tidak profesional disitulah sering terjadi, karena biasanya bukan karena maksud jahat tapi karena tidak ada sistem yang mengeceknya dan yang be kerja disitu belumlah ahli di bidang itu. Apa yang harus dilakukan univer sitas khususnya Unhas, untuk meng hindari terjadinya plagiarisme ? Dengan konsep sekarang skripsi yang terlalu panjang dan dosen yang terlalu banyak membimbing mahasiswa maka se pertinya jika itu tidak diubah plagiarisme akan susah diberantas. Mahasiswa sangat ingin menyelesaikan skrip si sec a r a cepat namun dipaksa untuk membuat yang tebal sedang kan dosen tidak punya banyak waktu untuk mem e r i k s a skripsi yang dibuat mahasiswa. n
Saran kepada mahsiswa untuk menghindari plagiat ? Buat skripsi itu sebagai latihan, bukan sekedar memenuhi kewajiban admi nistrasi untuk lulus. Karena itu proses terakhir yang mahasiswa kerjakan, ke puasannya tentu berbeda jika di kerjakan sendiri dibanding plagiat. Bagaimana peran media pembelaja ran seperti jurnal yang kini menjadi rujukan utama du
Data Diri Biodata Sudirman Nasir Dosen FKM Unhas Anggota Komite Studi SAINS45 Akademi Indonesia (AIPI) Peneliti di ReachOut Consortium, Eijkman Institute, Pendidikan : S1 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin S2 dan S3, Melbourne School of the University of Melbourne, Australia.
Ilmu
Pengetahuan
Population
Health,
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Apa sajakah jenis plagiarisme itu? Jenisnya ada dua, yaitu memplagiat karya orang lain dan memplagiat diri sendiri yang biasa disebut autoplagiarisme. Auto plagiarisme ini biasanya terjadi di media massa, misalnya ada seseorang yang mengirim tulisan yang sama ke dua atau lebih media yang berbeda. Terkadang kan ada penulis yang ketka tulisan yang dikirim tidak dimuat-muat, ia kirim lagi ke media lain. Ada juga memang koran yang tidak profesional tidak memeberitahukan kepada penulis apakah tulisannya akan dimuat atau tidak. Antara keduanya tentunya pencurian terhadap karya orang lain lebih berat.
tugas-tugas tersebut lebih mudah, bahkan untuk mendeteksi plagiat yang dilakukan meskipun perkalimat.
kronik
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Plagiarisme adalah istilah yang sudah tak asing lagi. Salah satu yang paling rentan melakukan plagiat adalah mahasiswa. Tugas akhir berupa skripsi yang dituntut untuk panjang, namun dipaksa untuk membuat skripsi yang tebal sedangkan dosen tidak punya banyak waktu untuk memeriksa skripsi yang dibuat mahasiswanya. Hal inilah yang kadang membuat mahasiswa mengambil jalan pintas dengan melakukan plagiat. Berikut petikan wawancara reporter identitas Khusnul Fadilah bersama Sudirman HN, anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) yang juga dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas usai acara Bincang-Bincang Plagiarisme dan Pencuri Bahasa yang dilaksanakan Komunitas Literasi Makassar bersama identitas di Lantai Dasar Gedung Ipteks Unhas, Kamis (16/02).
5
Kampanye: Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam Himpunan Mahasiswa Islam (LKMI HMI) cabang Makassar Timur kampanyekan pencegahan terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD) di depan pintu satu Unhas, Minggu (14/2).
Bagi Pembaca identitas yang ingin memasukkan opini, cerpen puisi dan tulisan perjalanan, bisa dikirim melalui e-mail resmi identitas, bukuidentitas@gmail.com atau diantar langsung ke Sekretariat PK identitas LT 1 Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin