maroon think
Permasalahan Pemanfaatan Guna Lahan Pembangunan PLTSa Gedebage by: Natalina Banjarnahor (15407103) & Herry Candi Sianturi (15407043)
K
eberadaan sampah telah menjadi permasalahan yang cukup menarik banyak perhatian masyarakat saat ini. Lalu, apa sebenarnya pengertian dari sampah? Sampah merupakan bahan yang dibuang atau terbuang dari hasil aktivitas masyarakat maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Kebanyakan sampah berasal dari limbah rumah tangga dan pasar, dan seiring dengan pesatnya pertumbuhan manusia menyebabkan peningkatan pula pada jumlah konsumsi akan barang. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan sebagai buangan dari aktivitas manusia. Pengolahan sampah tentunya harus dilakukan secara tepat agar tidak menimbulkan polusi dan penyakit yang merugikan masyarakat dan lingkungan. Lalu, apa solusi dari permasalahan sampah? Permasalahan sampah ini ternyata mampu memberikan jawaban akan kebutuhan manusia yang lain, yaitu kebutuhan akan supply listrik yang terus meningkat. Tingginya biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan listrik menjadi pendorong ditemukannya solusi lain dalam penyediaan tenaga listrik yang ekonomis bagi masyarakat. Kosep PLTSa atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah mulai dilirik sebagai salah satu solusi yang mampu menjawab permasalahan penyediaan supply tenaga listrk sembari mengatasi permasalahan sampah. PLTSa merupakan suatu fasilitas pembangkit listrik yang menggunakan sampah sebagai bahan bakarnya. Direncanakan akan dibangun suatu PLTSa di Bandung Timur yakni PLTSa Gedebage yang pembangunannya bertujuan untuk mengatasi masalah persampahan di Kota Bandung. Dalam pelaksanaannya, rencana PLTSa Gedebage memunculkan berbagai respon negatif dari warga sekitar, khususnya warga Perumahan Griya Cempaka Arum Gedebage yang memang berlokasi tak jauh dari lokasi PLTSa Gedebage. Tidak hanya warga, beberapa ahli lingkungan juga memberikan respon negatif terhadap PLTSaGedebage karena PLTSa ini dianggap tidak bisa menuntaskan masalah persampahan
4
t e p anners Land Use Planning
sehebat-hebatnya hanya mengurangi sebagian besar sampah kota, sisanya mungkin saja menumpuk lagi dan bahkan besar kemungkinan kejadian-kejadian yang lebih buruk bisa terjadi. Teknologi Tepat Guna dan Letak Geografis Bandung Indonesia sangat minim pengalaman mengenai tekhnologi incenerasi (pembakaran), bahkan beberapa bahan berbahaya yang sementara ini harus diincenarasi saja tidak semua dijalani. Perlu pengkajian yang matang dan komprehensif untuk memastikan teknologi PLTSa yang akan diusung adalah teknologi yang ramah lingkungan karena AMDAL dalam hal ini tidak bisa secara optimal memberikan study kelayakan yang obyektif. Semua study bukan khayalan dan harus berdasarkan perhitungan real yang teruji karena penerapan teknologi tidak bisa cobacoba. Terakhir, prasyarat mengenai lokasi PLTSa mutlak harus jauh dari permukiman penduduk untuk menghindari besarnya kemungkinan dampak negative pada masyarakat. Permasalahan yang menjadi pemicu konflik, antara lain ketidaksetujuan masyarakat Griya Cempaka Arum tentang lokasi rencana PLTSa Gedebage yang berada di dekat perumahan mereka.Keduam, sosialisasi yang dilakukan pihak pemerintah dan swasta masih kurang menggambarkan rencana pembangunan. Ketiga, Berkurangnya debit air di kawasan perumahan cempaka Arum karena pengolahan sampah menjadi sumber energy membutuhkan air dalam jumlah yang sangat banyak. Dan yang terakhir, adanya rasa tidak percaya masyarakat terhadap keberjalan program tersebut yang ramah lingkungan. Pada idealnya, pembangunan PLTSa harus diiringi dengan penyediaan